Pages

27 November 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-1)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3P-1 

Pada epistel-epistel para rasul pun demikian, tak pernah terjadi diajarkan perbuatan baik atau perjuangan-perjuangan memperkenankan diri sebagai sebuah jalan keselamatan, tak pernah dan apalagi  sebuah jalan keselamatan yang lain, tanpa Sang Kristus. Cukup sang  diri ini yang berupaya.

Namun demikian, pendeta Dr. Erastus Sabdono telah menghadirkan rasul Paulus sebagai rasul yang mengajarkan bahwa jalan keselamatan itu adalah perbuatan baik atau mengupayakan diri sendiri layak dihadapan Allah, dan bahkan tanpa Sang Kristus. Nampak pada paragraf  22 “Keselamatan Di Luar Kristen-03”:

Dalam hal ini kita bisa mengerti mengapa Paulus mengatakan bahwa Ia berusaha untuk berkenan kepada Allah (2Kor 5:9-10; 1Kor 9:27). Berusaha berkenan kepada Bapa sama dengan berusaha sempurna seperti Bapa. Inilah orang-orang yang menghargai perkataan Tuhan Yesus. Inilah orang-orang yang melakukan perintah Tuhan Yesus (Yoh 14:15, 21, 23, 24 dan lain-lain). Perintah Tuhan bukan hanya melakukan hukum-hukum tetapi yang bersedia menghargai perkataan Tuhan Yesus dengan melakukan kehendak Bapa atau berusaha berkenan kepada-Nya (Mat 7:24-29). Orang-orang yang berusaha berkenan kepada Bapa inilah orang yang mengasihi Dia. Mereka akan digarap oleh Allah untuk menjadi sempurna seperti Yesus. Orang-orang ini terbilang sebagai menerima Tuhan Yesus.

Saya akan memulai dengan 1 Korintus 9:27:
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Apakah 1 Korintus 9:27 sedang mengajarkan supaya manusia Kristen berusaha berkenan kepada Allah, berusaha sempurna seperti Bapa? Sebagai dasar keselamatan?


Maka satu pertanyaan penting harus dimunculkan. Apakah jantung iman epistel ini? Perhatikan deklarasi Paulus berikut ini:

1Korintus 1:17-18 (17) Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. (18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

Sementara saya dan anda sedang membaca sebuah surat, surat seorang rasul Kristus, sangat penting untuk memahami  maksud tertinggi yang sedang ingin disampaikannya di dalam setiap goresan suratnya tersebut.


Jika cermat, maka rasul Paulus baru saja menyampaikan sebuah proklamasi salib. Bahkan Paulus memperkenalkan dirinya sebagai utusan Kristus untuk memberitakan  berita Injil bagi semua manusia. Bagi sebagian pendengarnya,  berita Injil yang adalah pemberitaan tentang Salib merupakan kebodohan. Paulus menyatakan, mereka yang menganggap  pemberitaan tentang salib sebagai kebodohan adalah mereka yang akan binasa. Sementara untuk mereka yang menganggap pemberitaan  Injil yang adalah pemberitaan salib  merupakan  kekuatan Allah, adalah mereka yang diselamatkan!


Apakah dasar bagi Paulus untuk mengatakan bahwa satu pihak manusia akan binasa dan satu pihak manusia lainnya diselamatkan? Hanya satu: penerimaan proklamasi salib! Apa yang harus dicamkan, rasul Paulus memang memaksudkannya demikian, tanpa sebuah penjelasan-penjelasan bersayap, seolah apa yang dinyatakan tadi semata jargon.


Rasul Paulus sangat memahami, bahwa  pengutusan dirinya oleh Kristus adalah sebuah pengutusan yang membawa pikiran dan maksud Allah, sementara ia sendiri dapat memahami bahwa proklamasi salib yang semacam ini dapat dinilai sebagai sebuah kebodohan. 


Saat ia berkata:
“untuk memberitakan Injil, dan itupun bukan dengan hikmat perkataan manusia supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia”


Dapatkah anda memahami hikmat manusia dapat menyia-nyiakan salib Kristus? Seperti Kristus menyatakan Bapa menyembunyikan pengenalan siapakah Ia sesungguhnya, dari kebijaksanaan dan kepandaian manusia!


Ketika hikmat manusia digunakan untuk memahami proklamasi salib, maka inilah yang terjadi:
1 Korintus 1:19  Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." [bandingkan dengan Yesaya 29:14]


1Korintus 1:20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?


Allah telah mendeklarasikan  bahwa karya salib Kristus tak terjamahkan oleh hikmat dunia ini. Pemikiran-pemikiran manusia akan senantiasa gagal untuk memahami: bagaimana bisa, apakah seseorang itu akan binasa atau diselamatkan berdasarkan penerimaan berita salib? 


Bagaimana bisa karya salib Kristus saja sudah menyelamatkan?


Konflik akan sangat tajam bagi manusia untuk memahami  proklamasi Injil:

1Korintus 1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.


Mempercayakan  keselamatan diri kepada seseorang yang telah mati di salib pada jarak yang begitu jauh kebelakang? Memberitakan keselamatan bagi saya berdasarkan tindakan seseorang menyerahkan dirinya untuk mati  pada salib dalam cara yang menggenaskan [bacalah artikel ini, untuk memahami mengapa menggenaskan],dan menjadi dasar keselamatan bagi saya kalau menerima dan dasar kebinasaan bagi orang yang menolaknya? Hanya berdasarkan itu saja kebinasaan dan keselamatan itu? Itulah “kebodohan pemberitaan Injil.”


Peristiwa masa lampau  dan oleh seorang manusia, pada kematiannya pada salib, menjadi jantung proklamasi  Injil? Semacam ini :
Galatia 1:3-4 kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.



Peristiwa masa lampau menentukan aku, keselamatanku atau kebinasaanku saat ini?


Tetapi memang proklamasi pemberitaan salib adalah jantung epistel Korintus secara keseluruhan:

1Korintus 1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan               

Bukan memberitakan  apapun juga terkait keselamatan; bukan memberitakan apa yang harus dilakukan agar selamat, atau sebuah panduan pada sejumlah jalan keselamatan lainnya, diluar satu-satunya jalan keselamatan: Kristus yang disalibkan!

Bagi masyarakat yang jauh lebih maju ketimbang era Kristus, maka pemberitaan semacam ini memang menggelikan, bahkan sungguh tolol untuk mempercayainya begitu saja:
“untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan” – 1 Kor 1:23


Bagaimana bisa keselamatan datang dari cara yang begitu hina pada seseorang, lalu menjadi dasar  keselamatan yang pasti bagi yang menerima dan menjadi dasar kebinasaan bagi yang menolaknya?


Hikmat manusia tak akan dapat menerima hikmat Allah, dan tak ada ruang pertemuan bagi keduanya, selain  hikmat manusia harus dalam kerelaan masuk ke dalam kebodohan cara keselamatan yang datang dari Allah:

1Korintus 2:16 Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?"


Itu adalah keputusan  Allah dalam pikiran dan kehendaknya, sebelum dunia ini dijadikan:
1Kor 2:7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.         


Apakah yang tersembunyi dan rahasia adalah hikmat Allah. Tetapi apakah maksudnya dengan “hikmat Allah” :
1Kor 2:8 Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.


Tepat seperti yang diucapkan oleh Yesus sendiri:
Matius 11:25  Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

Matius 11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.

Matius 11:27  Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.


Rasul Paulus  menegaskan kebenaran yang pada mulanya telah disampaikan oleh Kristus bahwa dirinya adalah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yaitu bahwa Kristus adalah keselamatan yang dirancangkan Allah, ditetapkan Allah dan dikehendaki Allah, tetap berlaku hingga era yang jauh lebih maju dan melewati era pelayanan Kristus di muka bumi di dalam  sejarah.

Hikmat  manusia tak akan dapat memahami hikmat Allah semacam ini:
1Korintus 1:30 Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.

Oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus.” Oleh Bapa  kamu berada di dalam Kristus Yesus. Bukankah ini kesaksian Yesus sendiri:

Yohanes 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.


Yohanes 6:38-39  Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.



Epistel Korintus pada hakikatnya adalah surat yang berisikan keselamatan hanya di dalam Kristus oleh kasih karunia yang datang dari Bapa! Kita berjumpa dengan Injil di dalam epistel ini, sehingga tak mengherankan Paulus berkata: “Ia diutus oleh Kristus untuk memberitakan pemberitaan Salib yang melahirkan keselamatan bagi yang menerimanya.”


Rasul Paulus diutus oleh Kristus, maka mulutnya hanya boleh menyaksikan apa yang dikehendaki Kristus baginya untuk disampaikan. Sebuah keselarasan sempurna pada karya Roh Kudus dalam pelayanan para rasul itu sendiri:

Yohanes 16:13-14 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.


Sebagai rasul Kristus, Paulus tidak akan memberitakan selain dari apa yang telah diajarkan oleh Kristus. Dan Roh Kudus memastikan Paulus untuk tidak memberitakan Injil yang lain selain daripada apa yang telah disampaikan Kristus sebagai sebuah kehendak Bapa. Roh Kudus sendiri hanya akan memimpin setiap orang percaya kedalam seluruh kebenaran yang bersumber dari dan bersentral pada Yesus Kristus, sebab Yesus telah berkata bahwa Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.


Mengapa Paulus berkata “bukan dengan hikmat perkataan?” Karena Roh Kudus yang memimpin pelayanan pemberitaan Injil para rasul itu sendiri, hanya memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.

Ini adalah sebuah kebenaran prinsipil yang tak dapat digoncangkan oleh dunia, bahkan di dalam apa yang dikenal sebagai amanat agung, prinsip ini dilecutkan sebagai sebuah hal yang harus dilaksanakan:
Matius 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."


Tak ada ruang bagi himat manusia untuk mengatasi problem-problem teks atau toleransi pada ajaran-ajaran Yesus semacam ini:
Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.


Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku, harus dimaknai sebagaimana Yesus memaknainya:
Yohanes 8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang."

Yohanes 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."


Yesus tak memberikan sebuah ruang pertemuan bagi hikmat manusia dengan hikmat Allah yang hadir dan beroperasi di dalam dirinya sendiri. Dan hal-hal inilah yang menjadi jantung pemberitaan Paulus.



Sekarang apakah rasul Paulus, kemudian, pada 1Korintus 9:27 sedang mengajarkan sesuatu yang berbeda daripada apa yang telah diajarkan Kristus? Harus dicamkan pandangan Paulus sendiri mengenai Injil yang tak bersumber dari Yesus Kristus:
Galatia 1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.

Galatia 1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.


Jika Kristus telah menyatakan bahwa Roh Kudus tidak akan mengatakan apapun dari dirinya sendiri, tetapi apa yang telah disampaikan Kristus kepada-Nya, maka memang seorang malaikat dari sorga sudah begitu pantas untuk menjadi terkutuk! Sebab tak ada seorang malaikat pun pernah sekejap saja lebih tinggi daripada Roh Kudus, sehingga dapat memberitakan injil yang bertentangan dengan pemberitaan oleh Roh Kudus itu sendiri!


Pertama-tama harus dipahami, bahwa sekalipun Paulus tidak melontarkan pengutukan ini, maka orang-orang semacam ini telah  begitu terkutuknya oleh sabda Yesus sendiri:
Yohanes 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."


Sedikit saja pemberitaan Injil itu tak selaras dengan proklamasi  pemberitaan salib-sebuah wujud peraguan atas perkataan Yesus, maka “kamu akan mati dalam dosamu” sudah merupakan kutuk yang memiliki otoritas jauh lebih hebat daripada Paulus sendiri.


Sehingga harus dicamkan 1 Korintus 9:27 tidak dapat sama sekali  menjadi dasar untuk mengajarkan adanya keselamatan lain bagi orang-orang  yang tak menerima atau tak beriman kepada Kristus, sebagaimana dikumandangkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono.
                                      
                        
Lalu apakah maksud 1 Korintus 9:27?
Teks firman ini berbunyi:
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.


Ini adalah bagian akhir dari sebuah bagian yang jauh lebih panjang lagi, dari apa yang terlihat. Untuk menjawab apakah yang dimaksud a.dengan melatih dan menguasai tubuh seluruhnya dan b. jangan aku sendiri ditolak, harus melihat penjelasan Paulus  pada ayat-ayat sebelumnya.


Namun, saya hendak memberitahukan kepada para pembaca budiman, teks ini pada seluruh maksudnya bukan dalam relasi diri Paulus dengan Allah, namun relasi Paulus dengan khalayak umum yang menjadi target pemberitaan Injilnya yang begitu masif atau ekstensif, dan intensif. Sehingga jangan aku sendiri ditolak, terletak pada relasi dirinya dengan para pendengar injilnya. Ada satu hal yang mencuat dalam  pemberitaan injil yang dilakukan oleh Paulus: integeritas dirinya. Ia tak menginginkan injil yang diberitakannya diterima, namun ia sendiri tidak diterima oleh para pendengar injil.



Pembelaan Rasul Paulus Terhadap Para Pengeritiknya


Apa  yang dikutip oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, tak lain tak bukan  penggalan akhir dari pembelaan rasul Paulus terhadap pengeritiknya. Ini bukan kritik yang seadanya, sebab Paulus harus membuka pembelaannya dengan siapakah dirinya!




Perhatikan hal berikut ini:
1Korintus 9:1-2 Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan? Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.


Ada yang menolak diri rasul Paulus! Siapakah? Tuhan? Bukan!




Paulus mengajukan sebuah dasar yang bersifat ilahi yang meneguhkan kerasulannya: Aku telah melihat Yesus [1Kisah Para Rasul 9:3-5]! Sebuah peristiwa yang melibatkan saksi-saksi, termasuk bagaimana Yesus sendiri mengutusnya untuk  memberitakan Injil, sebagaimana dengan para rasul yang sejak mula adalah murid-murid Kristus [ayat 7-18].


Paulus juga menunjukan bahwa sebagai rasul yang diutus oleh Kristus, ia adalah rasul yang memiliki buah-buah kerasulannya, yaitu orang-orang percaya oleh pemberitaan injil olehnya. Bahkan, Paulus mengatakan “hidupmu di dalam Tuhan” adalah meterai kerasulanku!


Disamping ada  jemaat yang menerima dan mengakui kerasulannya, ada  juga orang-orang yang menyatakan secara terbuka dan terang-terangan, Ia bukan rasul! Mereka menganggap rendah kerasulan Paulus, sehingga  demikian juga pada otoritasnya!


Dan atas situasi yang harus diatasi olehnya ini, maka rasul Paulus memberikan pembelaan yang berisikan pemaparan pelaksanaan pelayanan dan kehidupan pelayanan yang diselenggarakannya sebagai seorang rasul:

Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku.- 1 Korintus 9:3      



Para  pengeritik ini adalah mereka yang menolak Paulus, menolak kerasulan dirinya, sementara Kristus adalah pelantik dan penyelenggara kerasulan Paulus. Sehingga  pada semua isi pembelaan Paulus berikutnya, sama sekali relasi dirinya dengan  manusia, bukan dengan Allah! Pembelaan Paulus adalah penjelasan bagaimana Ia sendiri berupaya semaksimal mungkin didalam pemberitaan Injil itu agar dirinya sendiri diterima oleh para pendengarnya. Mereka yang menolak Paulus,  menolak kerasulannya dan menolak untuk mengakui dirinya sebagai rasul. Ini sebuah problem yang serius bagi seorang pemberita injil sekalipun  pemberitaannya diterima.

Namun apakah penolakan kerasulan  Paulus dikarenakan hal-hal yang memalukan padanya? Paulus menyingkapkannya di dalam suratnya ini:


1Korintus 9:4-27 (4) Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum? (5) Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?(6) Atau hanya aku dan Barnabas sajakah yang tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan?(7) Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu?(8) Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata-kata demikian?(9) Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?(10) Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.(11) Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu?(12) Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.(13) Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu?(14) Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.(15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satupun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya akupun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapapun juga!(16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.(17) Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.(18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.



(19)Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. (20) Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.(21) Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.(22) Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.(23) Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. (24) Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!(25) Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.(26) Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.(27) Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.


Inilah pembelaan Paulus itu terhadap para pengeritiknya  yaitu yang MENOLAK DIRINYA DAN KERASULANNYA.


Pembelaannya pada dasarnya memiliki 2 pilar:
■Mengenai penghidupan seorang pemberita Injil
■Pemberitaan Injil yang dilakukannya adalah bagaikan orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan dalam gelanggang olah raga  untuk memperoleh mahkota abadi.


Secara sangat ringkas, dapat ditegaskan bahwa aku melatih tubuhkan dan menguasainya seluruhnya, erat sekali dengan bagaimana menjadi pemenang dalam gelanggang pertandingan sehingga memperoleh hadiah: mahkota abadi. Jadi tidak terkait dengan bagaimana harus berusaha berkenan kepada Allah.


Apa yang ditekankan oleh Paulus bagaimana ia sebagai manusia berupaya keras atau melatih dirinya untuk menjadi hamba bagi semua orang, sekalipun ia adalah orang merdeka! Bagi Paulus, pemberitaan Injil adalah sebuah  pertandingan yang digelar Allah secara resmi dengan hadiah-hadiah, namun juga Paulus mengatakan bahwa pemberitaan Injil adalah jiwa yang Allah letakan didalam dirinya sebagai orang yang telah diutus Kristus dan melihat Yesus, sehingga Ia berkata: “Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”


Pertandingan yang dilakukan Paulus memang memerlukan penguasaan diri sebaik-baiknya. Tapi harus dicamkan, ini bukan penguasaan diri dalam makna kekuatan manusia untuk menghasilkan orang-orang percaya, namun  terkait erat dengan bagaimana Paulus memiliki strategi-strategi dalam memberitakan Injil. Itu sebabnya Ia meminjam olahraga tinju untuk menyampaikan maksudnya: “aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.”


Apakah aplikasi darimelatih tubuh dan menguasasi sepenuhnya” dan  “supaya sesudah memberitkan injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak?


Perhatikan 2 poin berikut ini untuk membantu memahaminya:

■Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat

■Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus

Apa tujuannya? Supaya ia dapat memberitakan Injil ke semua kalangan manusia: apakah orang-orang Yahudi atau bukan  orang-orang Yahudi.


Apakah yang menjadi target dari strategi semacam ini? Agar Ia, Paulus dapat diterima tanpa perlu mencemarkan kebenaran sejati dalam proklamasi  salib. Dalam hal ini, Paulus berkata:” supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.”


Bagaimana dapat memberitakan Injil tanpa ditolak adalah dasar bagi Paulus untuk melakukan strategi-strategi bagaikan seorang pelari dan seorang  petinju. Sebagaimana olah ragawan melatih dirinya, maka Paulus melatih dirinya agar sebagai penginjil, Ia dapat masuk ke dalam berbagai macam gelanggang pertandingan: apakah gelanggang yang dipenuhi dengan kebenaran-kebenaran hukum Taurat, ataukah gelanggang yang dipenuhi dengan  hidup tanpa pengenalan hukum-hukum Tuhan?  Pada 2 gelanggang pekabaran injil ini, Paulus memiliki pengharapan besar agar dapat memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Paulus tahu sekali bahwa Ia bukan penentu berapa orang yang dapat dimenangkan sehingga meninggalkan gelanggang-gelanggang dunia itu dan masuk kedalam keselamatan hanya oleh Kristus Yesus saja.


Jadi sungguh fatal bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk menggunakan bagian akhir pembelaan Paulus terhadap orang-orang yang menolak kerasulannya, sebagai dasar untuk mengajarkan bahwa orang harus berjuang untuk berkenan kepada Bapa berdasarkan usahanya sendiri. Pengajaran yang berdasarkan hikmat  manusia semacam ini, telah menyia-nyiakan pemberitaan salib.



Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3Q-2):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”

AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross

[oleh seorang teolog yang saya lupa namanya]






No comments:

Post a Comment