Pages

20 October 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3i)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3H

Yesus Kristus pada mulanya adalah Allah Sang Firman yang bersama-sama dengan Allah. Sang Firman itu telah menjadi Anak. Tak hanya Ia adalah Anak Manusia, sebagaimana Yesus sendiri menyebut dirinya demikian untuk menunjukan kesejatian kemanusiaannya [Lukas 19:9-10], namun juga, Ia adalah Anak Allah, sebagaimana Yesus sendiri menyebut dirinya demikian [Yohanes 5:18-20] untuk menunjukan kesejatian ke-Tuhan-an pada dirinya sendiri, dan itu dikemukakannya secara  gamblang: “masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?”[ Yohanes 10:36]. Apa yang menarik dalam Ia menyatakan siapakah dirinya dalam sebuah keistimewaan, baik Anak Manusia dan Anak Allah, pada  saat Ia menyatakan dirinya Anak Manusia tak sama sekali menyusutkan kuasa-Nya untuk menyelamatkan: “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Oleh Yesus sendiri, Sang Firman yang telah menjadi manusia itu didalam kemanusiaannya adalah Ia yang berkuasa untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang [ baca juga Lukas 15:1-7; Lukas 15:8-10; Lukas 15:11-32 yang menunjukan bahwa Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang]. Mengapa hal ini penting untuk dinyatakan?

Saat siapapun mengajar atau berteologia dalam sebuah cara mengabaikan atau tidak memperhitungkan siapakah Yesus, apakah sabda-sabdanya, apakah karya-karya keselamatannya, atas kehendak siapakah Yesus telah datang dan apakah yang dikehendaki Bapa didalam Ia melakukan karya keselamatannya, berdasarkan apapun dan bagaimanapun, maka memang pengajaran dan teologia yang dihasilkannya dapat berlawanan dengan apapun yang disaksikan oleh  kitab suci tersebut. Termasuk, bagaimana pendeta Dr. Erastus Sabdono melakukannya melalui pernyataannya berikut ini:
Berkenaan dengan hal diatas, perlu diingatkan bahwa Tuhan tidak memandang muka (1 Pet 1:17). Siapapun mereka yang berbuat jahat akan ditolak dari kerajaan Allah. Hal ini ditegaskan dalam Wahyu 21:8 menyatakan bahwa mereka yang adalah orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua. Hendaknya kita tidak berpikir bahwa orang yang mengaku telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat otomatis masuk Kerajaan Sorga. Harus tetap diingat bahwa orang yang masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa (Mat 7:21-23).

Setiap orang yang melakukan kehendak Bapa, itu, haruslah seorang yang menerima Yesus Kristus. Tak ada siapapun yang sanggup melakukan kehendak Bapa tanpa Kristus! Tak ada keselamatan berdasarkan perbuatan baik dapat terjadi pada manusia. Itu sebabnya, Yesus sebagai Anak Manusia berkata: datang untuk mencari dan menyelamatkan. Itu hal yang absolut, sebagaimana Yesus menyatakan. Tuhan memang tidak memandang muka sehingga semua yang berbuat jahat  memang akan ditolak  masuk ke dalam  Kerajaan Allah. Tetapi 1 Petrus 1:17 itu sendiri sama sekali tidak menunjukan sebuah kebenaran masuk ke dalam kerajaan Allah berdasarkan perbuatan yang sekehendak dengan Bapa pada siapapun manusia, apalagi sampai terlepas dari Yesus Kristus



Pada  2 bagian sebelumnya [“tinjauan bagian3F” dan “tinjauan bagian3G”], telah saya tunjukan bahwa keberimanan kepada Yesus Kristus adalah sebuah kasih karunia Allah dan sebuah kehidupan kekal yaitu Yesus Kristus berdiam di dalam orang tersebut untuk melahirkan sebuah kehidupan ciptaan baru di dalam Kristus, yang terus-menerus mengalami pembaharuan.


Tuhan Memang Tidak Memandang Muka, Itu Sebabnya Kasih Karunia Yang Dianugerahkan Bagimu adalah Dasar Keselamatan Kokoh Dari Bapa

Jika anda mengabaikan kebenaran akan siapakah Yesus Kristus dan karya keselamatannya, sementara epistel yang dikutip oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono begitu menekankan ketak berdayaan manusia untuk pada dirinya sendiri membangun kebenaran berdasarkan perbuatan sehingga menjangkarkannya pada Kristus, maka, apakah yang dapat diharapkan dari pengajaran yang membengkokan isi sebuah surat. Sebuah surat dibaca atau dibacakan untuk mengetahui apakah kebenaran isi surat itu, bukan memanipulasinya sehingga menipu banyak orang.

Mari kita membaca  bagian dari 1 Petrus 1: 17 dalam sebuah “badan” yang lebih utuh:
1Pertrus 1:1-23 (1) Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia,(2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.(3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,(4) untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. (5) Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.(6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,(9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.(10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.(11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.(12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.(13) Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.(14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,(15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,(16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.(17) Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.(18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,(19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.(20) Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.(21) Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.(22) Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.(23) Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.


Camkan! Alkitab, sebagaimana telah saya nyatakan, menyaksikan kepada para pembacanya pada realita orang-orang Kristen sejati[ akibat tindakan Allah menyerahkannya kepada Yesus Kristus] dan orang-orang Kristen yang beriman berdasarkan pada pengharapan keselamatan dan kemenangan-kemenangan iman dan lahiriah duniawi, bukan pada apa yang hendak Yesus berikan, tetapi apa yang mereka harapkan agar Yesus berikan sesuai dengan pengharapan  mereka[ bandingkan kembali dengan Yohanes 6:14-15 dan Yohanes 6:24-26]. Jadi memang  benar, ada orang-orang  yang sepenuh hati dan sepenuh waktu mencari Yesus,  namun bukan keberimanan semacam ini yang dikehendaki oleh Yesus, dan pada faktanya, orang-orang semacam ini telah divonis oleh Yesus segera sebagai:


-Tak percaya kepadanya, sekalipun percaya [Yohanes 6:36]
Mereka  adalah orang-orang  yang percaya bahwa Yesus dapat menjadi pemecah berbagai masalah kehidupan mereka di dunia ini, dan mereka telah meletakan Yesus sebagai sumber jawaban bagi masalah mereka. Sejauh apakah  iman mereka kepada Yesus? Sejauh Yesus dapat menjawab  atau menyelesaikan masalah-masalah bagi mereka. Kala Yesus menyatakan dirinya tak seperti pengharapan mereka, maka orang-orang beriman jenis ini akan pergi meninggalkan Yesus dan tidak lagi mengikut-Nya [ Yohanes 6:60,66]


-Mereka  bukan orang-orang percaya hasil kasih karunia Allah [Yohanes 6:39-40]
Jika anda atau saya atau siapapun bukanlah orang-orang Kristen  yang dihasilkan oleh tindakan Allah memberikanmu kepada Yesus, maka anda dan saya tak akan dapat “melihat” apa yang sedang Yesus kehendaki. “Melihat namun tak percaya[Yohanes 6:36]” adalah sebuah kondisi yang sangat sukar untuk dimengerti sementara kenyataannya ada banyak orang  yang mengikut Yesus itu sebagai akibat melihat mujiat hebat [Yohanes 6:5-7], dan Yesus sendiri mengakui bahwa mereka adalah orang-orang percaya sebagai akibat melihat dirinya telah melakukan mujizat dan telah dikenyangkan atau dipuaskan akibat mujizatnya [Yohanes 6:26].

Ada banyak terlihat orang-orang Kristen semacam ini, saya bisa mengatakan, inilah orang-orang beriman yang dihasilkan bukan oleh hasil pemilihan atau kasih karunia Allah. Namun, tegas dalam hal  ini, Yesus tak membuka ruang yang bagaimanapun kepada kelompok ini sebagai memiliki peluang keselamatan, sebab Yesus berkata:
Yohanes 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.

Perhatikan ini:
Yohanes 6:60, 66 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Apakah Yesus mencari dan menyelamatkan mereka? Tidak!

Sangat berbeda dengan murid-murid yang dipilihnya sendiri [Yohanes 6:70], yang tetap diselimuti ketakpercayaan kepada Yesus, pada apakah yang dilakukanya dan maksdunya, Yesus mencari dan menyelamatkan mereka sehingga beriman:
Lukas 24:44-45 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

Bagi Yesus, beriman kepadanya berpangkal dari kasih karunia Bapa didalam kekekalan-Nya. Itulah dasar baginya untuk membukakan pengertian sehingga mengerti dan percaya ataukah tidak melakukannya. Bagi Yesus, apapun yang dilakukannya termasuk yang dikatakannya bersumber dari Bapa-Nya sendiri [Yohanes 5:19-20].


Hal yang sama juga menjadi fondasi pengajaran dan kebenaran pada bagian yang dikutip  oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, namun dengan mengabaikannya.


Petrus Sedang Menekankan Kebenaran Satu-Satunya Pada Kasih Karunia
Siapakah orang-orang Kristen  atau orang-orang beriman itu sesungguhnya?

a.orang-orang yang dipilih Bapa
Rasul Petrus menuliskan siapakah mereka, begini: orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita. Orang-orang Kristen adalah mereka yang dipilih. Siapakah pemilih itu? Bapa! Berdasarkan apakah pemilihan itu? Berdasarkan kebaikan orang itu atau kepantasannya  atau bahwa ia adalah orang yang akan menerima Yesus? Tidak! Dasar pemilihan Allah untuk memilih seseorang adalah rencana Allah itu sendiri!
Ini senilai dengan pernyataan Yesus sendiri:
Yohanes 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.

dan Yesus datang ke dunia ini, agar apa yang menjadi rencana Bapa : keselamatan berdasarkan pemilihan-Nya dan penyerahan kepada Yesus,  tergenapi:
Yohanes 6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku

Apa itu kehendak Bapa agar dilakukan atau digenapi oleh Yesus:
Yohanes 6:39 Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Inilah kekristenan sejati menurut Bapa yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus dan diajarkan oleh Yesus Kristus.

Menariknya  pengajaran semacam ini, telah dinyatakan sebagai sebuah penyesatan atau setidak-tidaknya dinyatakan sebagai tak pernah diajarkan oleh Alkitab. Tidak tahu siapa yang telah tertipu sebenarnya dan siapakah yang telah menipu dengan demikian.


b.orang-orang yang telah dilahirkan kembali oleh karya Allah di dalam Yesus Kristus
Rasul Petrus, mengenai orang-orang Kristen, menyatakannya begini: “karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.”
Ini menunjukan bahwa kekristenan sejati atau keberimanan sejati, pasti sebuah tindakan oleh Allah sebab keberimanan kepada Kristus adalah sebuah peristiwa dahsyat, jauh dari sebuah hal-hal yang dinilai sebagai “hal yang dirasakan,” sebaliknya sebuah realita kekekalan pada saat ini juga: dilahirkan kembali kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.

Ini senilai dengan Yesus sendiri:
Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Keberimanan kepada dirinya, oleh Yesus sendiri disingkapkan sebagai sebuah kebangkitan dari kematian. Ini juga menunjukan bahwa semua orang tanpa Yesus pada dasarnya mati. Yesus  menunjukan pertama-tama bahwa ketakberdayaanmanusia untuk memiliki kebenaran pada dirinya sendiri di hadapan Allah, bukan soal manusia itu seperti keadaan “kurang gigih” atau “kurang berjuang” atau “tidak serius” atau “tidak sungguh-sungguh melakukan kehendak Allah” namun pada dasarnya mati. Kematian rohani atau ketakberdayaan rohani yang absolut  inilah yang membuat siapapun manusia sangat dan mutlak membutuhkan pertolongan dari Allah.


c.orang-orang beriman adalah orang-orang yang menerima pemeliharaan Allah
Sementara keberimanan itu adalah kasih karunia Allah atau sebuah pemberian berdasarkan rencana Allah, sehingga  harus dikatakan bahwa didalam seseorang itu telah dijadikan Allah untuk beriman maka ada sebuah rencana Allah yang telah  dipersiapkan oleh bagi orang tersebut. Sehingga harus dikatakan, dengan demikian, kala seseorang  beriman kepada Yesus maka kehidupannya bukan lagi miliknya sendiri. Kepemilikan di sini, bukanlah sebuah kepemilikan yang harus diperebutkan oleh Allah atas diri manusia yang diselematkan itu, karena pada dasarnya Allah membangkitkannya dari kematian [Kita harus menyadari bahwa saat Yesus membangkitkan seseorang dari kuasa maut atau kematian, tak pernah terjadi sebuah perseteruan dengan si Iblis, sebab si Iblis telah dibinasakan kuasanya di dalam kematian Yesus itu sendiri- Ibrani 2:14], maka pembangkitan orang tersebut, bukan  belaka agar memiliki kehidupan kekal untuk sebuah kehidupan masa mendatang, namun juga sebuah kehidupan  baru yang begitu kaya sebab diperkaya oleh rencana Allah. Inilah dasar mengapa orang-orang beriman itu dipelihara oleh Allah dan itulah dasar bagi Kristus untuk tinggal atau berdiam atau bersatu dengan setiap orang percaya [Yohanes 6:56] melalui kematian dan penumpahan darahnya [Yohanes 6:37-58; Yohanes 6:64, 70-71], sebab hanya Yesus yang dapat mengenapi kehendak Allah itu [Yohanes 6:38-40]. Yesus yang memiliki otoritas dan kapasitas untuk mengenapi maksud atau  rencana Allah, termasuk rencana Allah  pada setiap orang percaya.



d.Orang-orang beriman adalah  mereka yang telah mencapai tujuan iman mereka, yaitu keselamatan jiwa.
Rasul Petrus menyatakan bahwa orang-orang yang telah dipilih oleh Allah berdasarkan rencana-Nya dan yang mengalami pemeliharan Allah, adalah orang-orang yang telah mencapai tujuan imannya, yaitu keselamatan jiwa. Sehingga orang-orang beriman berdasarkan kasih karunia Allah atau tindakan Allah menyelamatkan berdasarkan rencana-Nya adalah yang telah atau selesai di dalam mencapai tujuan iman, yaitu keselamatan jiwa.

Orang-orang beriman, tidak lagi mencemaskan keselamatan jiwanya, sebagai sesuatu yang perlu dipertahankan atau diamankan atau diperjuangkan atau sesuatu yang belum pasti selama masih hidup.

Orang-orang beriman, sudah memiliki keselamatan jiwa, sebab tujuan imannya telah selesai.

Mengapa telah selesai?Sebab, tujuan iman ini berdasarkan karya Kristus yang telah diselesaikannya secara sempurna.


e.Orang-orang beriman memiliki keselamatan Yang telah direncanakan oleh Allah dan telah diberitakan dan dinantikan oleh para nabi Allah:
Rasul Petrus menyatakan, mengapa keselamatan jiwa orang Kristen itu telah selesai atau telah dimiliki? Dasar kebenaran ini adalah pada siapa yang melakukannya dan berdasarkan rancangan atau rencana siapa.

1Petrus 1:9-11 menunjukan secara  tegas bahwa keselamatan orang-orang Kristen itu, bersumber dari rencana Allah dan karya Allah di dalam  Yesus Kristus. Keselamatan jiwa orang Kristen bukan bersumber dari dalam diri manusia itu. Dibutuhkan Allah yang berencana dan bertindak agar membicarakan keselamatan manusia adalah sebuah hal yang rasional dan berdasar untuk dibicarakan, jika Yesus telah mengatakan bahwa semua manusia tanpa dirinya adalah mati! Malaikat-malaikatpun menantikannya dengan penuh penantian, bilamanakah hal itu digenapi: yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat. Roh Kristus bahkan telah menyatakan  rencana  keselamatan itu melalui para nabi Allah [ maksudnya nabi-nabi di dalam Perjanjian Lama]:
(10)Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.(11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

Keselamatan orang Kristen itu adalah keselamatan yang telah dipersiapkan di rencanakan oleh Allah sendiri secara sempurna dan penuh kepastian. Rasul Petrus bahkan secara kokoh menyatakan bahwa Roh Kristus yang ada di dalam mereka, ini adalah sebuah Yohanes 1:1 didalam epistel Petrus, bahwa  pra eksistensi  Anak Manusia telah ada dan turut berkarya dalam  menyatakan rencana keselamatan manusia oleh Bapa. Roh Kristus itu sendiri memberikan kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.


Ini senilai dengan perkataan Yesus sendiri:
Lukas 24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.



f.Keselamatan orang-orang beriman itu diselenggarakan oleh Yesus yang telah dipilih sebelum dunia dijadikan
Sejauh apakah orang Kristen itu adalah orang yang telah dipilih Allah berdasarkan rencana Allah. Apakah rencana  keselamatan Allah merupakan   “rencana B?” Bahwa Yesus hadir di dalam rencana keselamatan Bapa itu, baru melintas setelah manusia gagal di taman Eden? Demikiankah? Rasul Petrus menyatakan bahwa Yesus telah ditentukan sebelum dunia dijadikan [bacalah artikelini]. Ditentukan dalam hal apa? Dalam hal penderitaannya:


1Petrus 1:20 Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan
NIV He was chosen before the creation of the world
KJV Who verily was foreordained before the foundation of the world
Aramaic Bible in Plain English He was appointed beforehand to this before the foundation of the world
Yesus dan segenap karya keselamatannya merupakan rencana Allah yang terjadi sebelum dunia atau alam semesta itu ada atau eksis, sebelum manusia diciptakan dan sebelum dosa itu sendiri terjadi!


Kesempurnaan penyelamatan Allah bukan saja pada betapa sempurna-Nya Yesus, tetapi betapa sempurna-Nya Allah dalam merencanakan sejak dunia ini belum diciptakan melalui Yesus Kristus ;dalam Ia menunjukan betapa besar  kasih Allah itu, bahwa Ia telah menetapkan Kritus sebelum dunia ini diadakannya, sehingga dasar Allah menyerahkan orang-orang tertentu ke dalam tangan Yesus untuk diselamatkan  memang sama sekali bukan pada kelayakan manusia itu. Bagaimana bisa berdasarkan perbuatan manusia, sementara Kristus sendiri telah ditentukan untuk menjadi penyelamat pada saat manusia belum diciptakan?!


g.Keselamatan orang-orang beriman berdasarkan  darah Yesus Kristus yang telah ditumpahkan atau berdasarkan kematiannya
Rasul Petrus mengatakan bahwa keselematan orang-orang beriman itu berdasarkan penebusan yang dilakukan oleh Kristus: dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Keselamatan oleh kematian Kristus bagi yang percaya.
Ini senilai dengan pengajaran Kristus sendiri:

Yohanes 6:53-55 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Markus 8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.

Matius 16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.


Markus 9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."


Dan ini adalah sebuah rencana yang telah dipersiapkan oleh Bapa sejak kekekalan [ sebelum dunia di jadikan], dan Yesus memang menyatakan bahwa Ia datang dari sorga memang untuk memberikan kehidupan melalui kematiannya: Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati- Yohanes 11:25. Mengapa Yesus berkata:” Akulah kebangkitan?’ Sebab Ia setelah kematiannya mengalami kebangkitan dari kematian pada hari ketiga.

Sehingga, berdasarkan penjelasan Petrus, kita mengetahui bahwa orang-orang Kristen memiliki dasar kebenaran bukan berdasarkan pada apakah mereka berbuat baik atau memenuhi apa yang dikehendaki Bapa, terkait perbuatan-perbuatan baik sehubungan dengan hari penghakiman kelak, dimana setiap orang termasuk orang Kristen harus menggantungkan keselamatannya pada perbuatannya juga, tak mungkin sepenuhnya anugerah oleh Allah. Seutuhnya berdasarkan pada rencana Allah di dalam  Yesus Kristus sejak dunia belum diciptakan.

Lalu, jika demikian, apakah maksud Petrus menuliskan:
Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia iniayat 17

Sekalipun Petrus menyatakan bahwa Bapa adalah Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, tetapi Petrus:
tidak memerintahkan orang-orang Kristen itu agar berjuang mempertahankan keselamatannya melalui perbuatan baik, sebaliknya memerintahkan agar hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.

Namun Petrus memberikan sebuah perintah hidup baru berdasarkan penebusan Kristus:
- Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu
- hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus

Apakah dasar pengudusan kita? Apakah  hidup yang tidak menuruti hawa nafsu mendatangkan pengudusan tanpa Kristus? Petrus menyatakan bahwa didalam kita hidup tidak menuruti hawa nafsu, bukan dalam tujuan untuk memiliki kekudusan  yang harus diperoleh sendirian tanpa Kristus, sebab sedari awal, Petrus menyatakan: hiduplah sebagai anak-anak yang taat. Sekarang, pada saat saya dan anda membaca 1 Petrus 1:17, sebuah relasi khusus sudah terbangun: dan jika kamu menyebutnya Bapa. Orang-orang Kristen dalam surat Petrus ini sudah memiliki relasi dengan Allah sebagai Bapa, sehingga mereka adalah anak-anak-Nya, tak ada perintah hidup baru berdasarkan penebusan Kristus ini sebagai upaya untuk pantas menjadi anak-anak Allah. Kehidupan anak-anak Allah adalah kehidupan yang mendengarkan firman atau kebenaran Allah.


Perintah hendaklah kamu kudus sebagaimana Dia yang kudus, pun diperintahkan dalam sebuah hubungan yang sangat kokoh: Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu. Bahwa perintah ini datang dalam sebuah relasi Bapa dengan anak-anak-Nya, yang telah diselamatkan bukan berdasarkan perbuatan atau kelayakan untuk diselamatkan, namun, berdasarkan rencana Allah melalui Yesus Kristus yang telah ditetapkan sebelum dunia dijadikan.

Perintah ini tidak boleh dipandang sebagai negatif  terhadap keselamatan berdasarkan kasih karunia. Ada setidaknya  3 hal mendasar, mengapa tidak boleh dipandang sebagai negatif:
Pertama: Petrus menyatakan bahwa  keberimanan  dan keselamatan orang Kristen berdasarkan rencana Allah dan di dalam pemeliharaan Allah didalam iman.


Kedua: Penebusan oleh Kristus adalah dasar untuk dapat melakukan segala perintah-perintah tersebut, atau  dengan kata lain, penebusan seorang Kristen oleh Kristus adalah sumber kekuatan baginya untuk dapat hidup sebagai anak-anak yang taat. Perhatikan ini: kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas- ayat 16.


Yesus Kristus telah menebus saya dan anda dan setiap orang Kristen sejati dari cara hidup yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu, sehingga saat perintah-perintah  bagaimana kehidupan baru itu harus berlangsung, tidak sama sekali terlepas dari  keselamatan yang telah dianugerahkan sehingga dinilai sebagai upaya untuk menjadikan diri ini layak sebagai anak-anak Allah dan mempertahankannya. Tidak demikian, sebab dasar perintah-perintah untuk hidup kudus berdasarkan kuasa untuk hidup bekenan yang dianugerahkan bagimu dan saya didalam penebusan oleh Yesus Kristus. Begitulah  keselamatanmu dipelihara-Nya.


Ketiga:  Dasar untuk memahami 1 Petrus 1:17 [ baca jugatinjauan bagian1Q”], bukan sama sekali sebuah perintah bagi kita untuk mempertahankan keselamatan dengan upaya sendiri, dengan cara berjuang didalam perbuatan-perbuatan baik, dapat ditemukan dalam pendahulu bagi ayat 17itu  sendiri:

Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus- ayat 13

Pada apakah  saya meletakan pengaharapanmu dan saya? Apakah Pada perbuatan baik saya dan perjuangan diri terlepas dari Kristus, untuk dapat sekehendak di dalam Bapa? Petrus menyatakan dan memerintahkan: letakanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu waktu penyataan Yesus Kristus.

Pengharapan orang-orang Kristen itu, sepenuhnya pada kasih karunia yang dianugerahkan padanya, bahkan, itu saja, tak ada bagian saya dan anda di dalam mempertahankan atau melayakan diri dihadapan Allah sebagai terlepas dari Kristus dan karyanya. Seluruh keselamatan  orang Kristen terletak pada kasih karunia yang dianugerahkan. Kasih karunia yang dianugerahkan, bukan kasih karunia yang diperjuangkan untuk didapatkan dan diperjuangkan untuk dipertahankan sehingga menjadi pasti di dalam keselamatan.



Bahwa Ia adalah Bapa yang menghakimi setiap orang tanpa memandang muka, telah menjadi dasar bagi setiap orang Kristen sejati untuk memiliki dasar kokoh meletakan pengharapan  keselamatan saya dan anda dan setiap Kristen sejati pada kasih karunia. Sebab, tanpa kasih karunia, dan berdasarkan pada penghakiman Bapa saja, maka tak akan ada yang dapat diselamatkan, sebagaimana Bapa telah menetapkan Yesus sebagai satu-satunya keselamatan bagi dunia ini [ Yohanes 3:16,18].

Bersambung ke “TinjauanPengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3J):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”

AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross






No comments:

Post a Comment