Pages

17 October 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3H)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3G

Tanpa memperhatikan dan menetapkan kebenaran akan siapakah orang-orang beriman itu, bahwa mereka adalah orang-orang yang telah diserahkan Bapa kepada-Nya, dan memang pada realitanya, ada yang memang dapat disebut murid-murid Kristus oleh orang-orang dunia atau kita sendiri, namun tidak sama sekali menurut  Yesus [ bacalah  tinjauan bagian 3F dan  tinjauan bagian 3G], sebagaimana telah ditunjukan oleh Yesus sendiri melalui sebuah peristiwa yang begitu vulgar:

Yohanes 6:60-61 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

Yohanes 6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya …

mengapa Ia bisa tahu dari semula? Apakah yang Yesus lihat atau tahu namun tak kita ketahui? Maka  inilah sebuah  hal pasti yang tak dapat kita ketahui: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku- Yoh 6:44” atau “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang- Yoh 6:37” atau “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang-Yoh 6:39” atau “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman- Yoh 6:44.” Yesus mengetahui dari semula, karena tidak semua yang mengikutnya dan menjadi muridnya, datang dan mengikutnya sebagai sebuah kesejatian seorang murid yang dilahirkan oleh Bapa. Ini senilai dengan:

Yohanes 6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang

Bacalah seterusnya hingga  ayat 36, maka kita akan  menemukan bahwa Yesus segera memvonis mereka sebagai para pengikut Yesus yang pada akhirnya akan meninggalkannya:
Yohanes 6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.

Mengapa mereka hanya bisa menjadi murid-murid yang beriman karena makanan yang mengenyangkan secara duniawi dan bukan karena makanan yang mendatangkan hidup kekal atau mempercayai Yesus? 

Maka, inilah jawaban Yesus:

Yohanes 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.


Kehidupan Orang Kristen Sejati -Akibat Tindakan Kasih Karunia Bapa, Adalah Sebuah Kehidupan Yang Melakukan Kehendak Bapa Di Dalam Yesus Kristus

Maka, pendeta Dr. Erastus Sabdono telah terjerembab ke dalam kebingungan yang sangat mematikan dalam memahami realita kehidupan orang-orang Kristen yang duniawi, yang sejak semula tidak ditebus oleh Kristus atau tidak menerima kehidupan Kristus, namun ia terlihat sebagai anggota gereja, seorang yang dikenali Kristen berdasarkan aktifitas Kristen atau berbudaya .


Pada kasus Yesus sendiri, kepada murid-murid-Nya yang bukan berasal dari pemberian Bapa, Ia sama sekali tak berupaya mempertahankan, bandingkan dengan pernyataannya sendiri “yang diberikan Bapa kepadanya tidak akan kubuang.”
Yohanes 6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Itu, Yesus tahu sejak semulanya! [ Yohanes 6:36 dan 64]


Sekarang mari kita melihat, bagaimanakah dengan murid-murid sejati? Adakah? Yesus memperlihatkan perihal ini dengan cara yang  begitu keras dan sukar untuk dipahami. Dalam pengajaran yang dikatakannya sendiri telah menggoncangkan iman semua murid yang bukan datang dari Bapa, Ia berkata begini kepada 12 murid-Nya:

Yohanes 6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"

Jika 12 tersebut bukan datang dari Bapa maka, mereka pasti akan enyah juga dari dirinya!
Yohanes 6:68-69 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Perhatikan, Petrus mewakili para murid lainnya,sanggup percaya dan berkata terhadap siapakah Yesus sesungguhnya, yang mana tak sanggup dipercayai oleh murid-murid atau orang-orang Yahudi  lainnya:
Yohanes 6:41 Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga.

Yohanes 6:42 Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"


Apakah penyebab perbedaan tajam ini? Satu pihak mempercayainya dan satu pihak lainnya dapat mempercayainya? Beginilah Yesus menjelaskannya:


Mengapa 12 murid itu dapat memercayainya:
Yohanes 6:70 Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini?

[Yesus memilih untuk menerima mereka berdasarkan bukan pada mereka  layak untuk dipilih oleh karena karakter atau moralitasnya namun karena di dalam kekekalan Bapa telah menyerahkan siapapun itu yang dimauinya untuk datang kepada Bapa dan pasti diterima Yesus. Mengapa dikatakan di dalam kekekalan? Karena Aktor utama pemilihan atau penyerahnya adalah BAPA yang bertakhta di Sorga- sorga berada di dalam kekekalan!]

Mengapa murid-murid yang lain dan juga orang-orang Yahudi lain tak dapat mempercayainya sebagaimana 12 murid itu:
Yohanes 6:43-44 Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

Mengapa yang satu tak menerima atau bersungut atau membantah kebenaran Yesus, sementara yang satunya lagi sebaliknya? Yesus melulu memberikan penjelasan bagi penyebabnya pada Bapa sebagai sumber mengapa percaya dan mengapa tak dapat mempercayainya.

Inilah yang dimaksud Yesus sebagai kasih karuni atau anugerah  besar itu:
Yohanes 6:65  "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Sehingga jelas, kasih karunia itu telah diindikasikan oleh Yesus sendiri sebagai mengikut Yesus bukan karena mengejar roti yang telah mengenyangkan atau memuaskan hasratmu atau saya. Kasih karunia tidak bersentral pada diri orang-orang yang telah menerima kasih karunia itu sehingga Allah harus memenuhi hasrat atau keinginanmu sekalipun itu bernilai baik, atas nama kasih karunia di dalam nama Yesus. Kasih karunia itu adalah bagaimana anda dan saya memenuhi kehendak Bapa dalam kekuatan atau kasih karunia itu sendiri:
Yohanes 6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."


Kasih Karunia itu adalah bersentralitas pada Anak dan menerima apapun yang diberikan Anak kepadamu, itu termasuk segala apapun yang diajarkan, diperintahkannya dan dikehendakinya. Tak ada  ruang jadilah kehendakku  mengatasi kehendak Anak.  Sehingga kita melihat sebuah makna percaya yang melampaui apa yang selama ini telah diserongkan dari apa yang sudah sejak mula diajarkan oleh Yesus sendiri:
Yohanes 6:28 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
Yohanes 6:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."


Di dalam kasih karunia itu, ada sebuah pilar besar dan satu-satunya yang padanya setiap orang yang telah dipilih oleh Bapa akan diikatkan-Nya yaitu melakukan kehendak Bapa. Orang-orang Yahudi itu  begitu tepat bertanya: apakah yang  harus kami perbuat  supaya kamu mengerjakan kehendak Allah?


Melakukan kehendak Bapa, itu, membutuhkan kasih karunia. Dan itu yang tak mereka miliki. Namun dalam kasih karunia, anda dan saya dimampukan untuk melakukakannya: hendaklah kamu percaya kepada Dia.

Apakah makna percaya kepada dia? Apakah beriman disini adalah sebuah percaya yang bersifat persetujuan intelektual belaka atau berbagai bentuk seiya sekata saja dalam pikiran dan hati dan terlepas dari kehidupanmu dan saya? Tidak. Ini adalah persetujuan penundukan diri pada kehendak Bapa di dalam Yesus Kristus. Bahwa saya dan anda di dalam kasih karunia itu dimampukan percaya kepada Yesus yang mencakup pengajaran atau sabda atau segala perintah-perintahnya.


Kala Ia berkata:
Matius 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Maka, ketika anda melakukan perintah ini, pada dasarnya anda sedang hidup didalam iman kepada Yesus Kristus, yaitu melakukan kehendak Bapa di dalam Kristus. Kristus menyatakan atau menyampaikan apa yang dikehendaki Bapa untukmu dan saya agar dilakukan. Begitulah iman kepada Yesus Kristus, sejatinya melakukan kehendak Bapa yang ada di dalam Kristus, sementara Kristus sendiri berdiam di dalammu [ Yohanes 6:56].


Demikian jugalah berlaku pada  hal-hal berikut ini:
Yohanes 13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."


Jika anda sungguh murid Kristus atau sungguh Kristen sejati, maka, anda tak akan bersungut-sungut pada perintah ini atau malah mencurigainya sebagai taurat baru, sebab, ketika anda beriman kepadanya, maka seperti kata Yesus, anda  bekerja bagi makanan yang mendatangkan kehidupan kekal bagimu, didalam kasih karunia yang telah menyelamatkanmu. Makanan orang-orang yang hidup didalam  kasih karunia bukanlah roti yang mengenyangkan perut, tetapi makan roti yang mengenyangkan jiwa dan memuliakan Bapa.
Yohanes 8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku


Anda tak dapat menolak bagian ini dengan berkata, inikan ditujukan bagi orang-orang Yahudi?! Yesus memang berkata kepada orang-orang Yahudi sebab memang Ia pertama-tama datang kepada bangsa  Yahudi [ bandingkan dengan Kisah Para Rasul 13:46-47, 28:26-28] namun  Yesus sendiri ketika bersabda bukan sebagai seorang Tuhan berkebangsaan Yahudi namun sebagai  yang datang dari Allah atau turun dari sorga [ Yohanes 8:21-23; Yohanes 3:31] untuk menyatakan kasih karunia bukan hanya  bagi orang-orang Yahudi.


Selanjutnya:
Yohanes 15:5-11 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
Apa saja yang kamu kehendaki! Apakah ini berbicara kehendak diri sendiri? Tidak sebab dalam hal ini, kamu berkehendak  sebagai orang yang memiliki  Yesus didalam dirimu. Sehingga dalam hal apa yang saja yang kamu kehendaki, Bapa dipermuliakan. Kehendak dirimu yang berada didalam  kasih karunia telah melayani bagi kemuliaan Bapa. Dirimu bukan lagi bagimu sendiri. Tak ada isu ego sentris di sini. Dalam hal inilah Bapa Dipermuliakan! Meminta apa saja yang kamu kehendaki senantiasa meminta apa yang  Bapa kehendaki: Berbuah banyak.


Dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku, jangan sama sekali, hal ini, dipandang sebagai upaya diri untuk membuktikan bahwa anda adalah murid-Nya. Mengapa? Karena dalam hal ini, Yesus berada didalam dirimu adalah Ia yang berkehendak demikian. Ia telah lebih dulu berdiam di dalammu, dan tujuan perintah ini hanya satu: Bapa dimuliakan melalui dirimu.

Jika anda sungguh murid Yesus, maka jelas anda akan percaya atau beriman kepada Yesus. Itu termasuk mendengarkan perintah-perintah Yesus semcam di atas tersebut. Bapa pun menyatakan: dengarkanlah Dia:
Lukas 9:35 Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia


Beriman kepada Yesus, bukanlah kehidupan yang tanpa kehidupan baru atau lemah atau lembek atau tak berdaya sekalipun anda tak memiliki kekuatan untuk pada dirimu sendiri untuk melawan kedaginganmu. Kasih karunia memberdayakanmu hingga ke tatar yang begitu terhormat untuk dapat melakukakannya: dapat memuliakan Bapa melalui perbuatan-perbuatan kita. Tak semua orang dapat memiuliakan Bapa, tak ada satu perbuatan baik yang dapat memuliakan Bapa, jika tak memiliki Kristus! Letak pemuliaan itu adalah saat engkau berada didalam kasih karunia mewujudkan apa kehendak Bapa  di bumi ini sebagaimana di sorga. Sebagaimana Yesus datang ke dunia ini melakukan kehendak Bapa, yang mana hanya Ia yang dapat melakukan kehendak Bapa secara sempurna dan tak ada yang lain, maka pada diri saya dan anda dalam derajat yang lebih rendah, maka kita di dalam Kristus dapat melakukan kehendak Bapa itu bagi kita. Apakah itu? Mendengarkan  apa yang Yesus perintahkan bagi kita dan di dalam mendengarkan itu kita melakukannya, dan didalam melakukan perintah Yesus itu maka Bapa-Ku dimuliakan, ujar Yesus.


Inilah kehidupan orang beriman itu. Inilah keselamatan hanya karena kasih karunia itu. Beriman yang melahirkan sebuah kehidupan oleh sebab Yesus berada didalam dirimu! Kehidupan yang bagaimanakah di dalam kasih karunia itu? Saya mau sajikan ayat-ayat berikut ini:
Lukas 14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.


Apa yang menjadi dasar bagi seseorang tidak bersungut-sungut terhadap perintah ini? Jelas, jika ia adalah orang yang menerima kasih karunia untuk mendengarkan dan mempercayai Yesus beserta sabda-Nya. Hanya mereka yang memiliki Kristus di dalam dirinya saja, sanggup karena disanggupkan melakukan perintah ini.
Matius 5:20  Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga

Anda butuh Yesus beserta segenap karyanya agar kehidupanmu lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Apakah perintah Yesus kepadamu agar  memiliki hidup kekal? Percaya bahwa Ia adalah Roti yang turun dari sorga untuk memberikan hidup kekal bagi dunia. [bacalah juga  tinjauan Matius 5:20 pada tinjauan bagian 1A]

Penolakan berkesinambungan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono pada hal-hal semacam ini, sebagaimana telah saya perlihatkan pada 2 bagian sebelumnya, pada akhirnya menimbulkan kekacauan pengajaran yang bersumber dari  penolakannya pada apa yang Yesus ajarkan, sebagaimana ditunjukannya di dalam  paragraf-paragraf 12 dan 13:
Bila meneliti kehidupan banyak orang Kristen hari ini, maka dapat disimpulkan bahwa banyak diantara mereka yang menolak untuk menerima Yesus Kristus secara benar. Secara lahiriah kelihatannya mereka tidak menolak tetapi sikap hatinya menunjukkan bahwa mereka menolak Yesus. Hal ini kelihatan dari sikap hidup mereka. Dalam hal ini kita bisa memahami mengapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa barang siapa mau mengikut Dia harus meninggalkan segala sesuatu (Luk 14:33) dan menyalibkan daging dengan segala hawa nafsunya (Gal 5:24-25). Memang kenyataannya kita bukan milik kita sendiri lagi (1 Kor 6:19-20).

Menjadi manusia sesuai dengan rancangan Allah semula berarti menjadi orang-orang yang kelakuannya luar biasa baiknya (Mat 5:20; 48; 2 Kor 3:3). Bagaimana kalau ternyata ada orang-orang Kristen yang kelakuan tidak berbeda bahkan lebih buruk dari orang-orang yang non Kristen yang tidak pergi ke gereja, apakah berarti orang-orang Kristen tersebut sudah pantas disebut sebagai umat pilihan dan pasti diterima di Kerajaan Bapa? Tentu tidak.
[Bacalah "tinjauan bagian 1F"]


Jika saja, pendeta Dr. Erastus Sabdono bersujud kepada Yesus Kristus secara total maka saat ia mengutip 2Korintus 3:3:
Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.


Maka begitu cemerlang dan gemilang bahwa Paulus sedang memuji-mujikan Kristus sedemikian agungnya seagung Allah itu sendiri:
-kamu adalah surat Kristus [Kristuslah yang menuliskan segala sesuatu didalam keberadaan hidupmu]

-ditulis dengan Roh dari Allah [ bagaimana anda dan saya dapat berlaku sehingga dapat dibaca oleh orang banyak, itu oleh Roh Allah yang diam di dalam dirimu. Ialah sumber kekudusanmu dan sumber perbuatan baikmu]

-pada loh-loh daging [ ini luar biasa bahwa Roh berdiam didalam kita yang masih begitu daging. Bagaimana Roh itu bekerja didalammu sehingga anda dan saya dalam cara-Nya dapat menjadi kemuliaan bagi Allah]

Adakah semua ini berbicara pemuliaan diri agar memuliakan Tuhan karena perjuangan keras untuk menjadi anak-anak Alah dan agar anda pantas menjadi anak-anak Allah? Tidak! Faktanya sejak anda masih dengan tubuh daging itu, Roh Allah sudah berdiam didalammu. Tahukah anda makna luar biasa Roh Allah berdiam di dalam dirimu? Sejak kapan Roh Allah mau berdiam di dalam tubuh yang masih daging ini?

Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3i):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”

AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross



No comments:

Post a Comment