Pages

30 September 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3A)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh : Martin Simamora

kredit: labkultur.tv

Bacalah lebih dulu bagian 2R

Pada “Keselamatan Di Luar Kristen - 03,” pendeta Dr.Erastus Sabdono, terlihat mulai menegakkan titik fokus  pengajarannya dengan sebuah kalimat tanya selidik: “apa yang dimaksud dengan menerima Yesus Kristus.” Namun, sebelum  ia menjelaskannya, sudah terlebih dahulu meletakan kerangka berpikir yang akan menjadi pedoman atau panduan dalam  menjawab kalimat tanya selidik tadi :“keselamatan bukan hanya untuk orang Kristen tetapi juga mereka yang bukan Kristen.”

Dalam bab ini kita membahas mengenai apa yang dimaksud dengan menerima Yesus Kristus. Hal ini sangat bertalian dengan keselamatan bukan hanya untuk orang Kristen tetapi juga mereka yang bukan Kristen. Dengan memahami secara benar apa yang dimaksud dengan menerima Yesus maka dapatlah ditemukan ketetapan pengertian mengenai keselamatan orang percaya dan mereka yang bukan Kristen.

Dengan kata lain, sebelum siapapun ingin memahami “apa yang dimaksud dengan menerima Yesus Kristus” maka ia sendiri sudah menegasi atau menyangkali jantung pertanyaannya sendiri, yaitu menerima Yesus Kristus. Ini semacam “sterilisasi” pikiran yang begitu keji dan manipulatif, bermain dengan diksi [pilihan kata] dan  sekaligus melakukan pengaburan makna dan pengelabuan tepat pada makna “menerima Yesus Kristus” sebagaimana kehendak Yesus:

Yohanes 8:24 “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."

Yohanes 16:9 “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku…”

Bagaimana bisa, pendeta Dr.Erastus Sabdono dapat membangun pengajaran yang  membunyikan gagasan: menerima Yesus  adalah praktik atau sikap diri untuk baik  menerimanya, dan juga, menolaknya.  Menerima Yesus, dengan demikian, berarti bukan bermakna ekskusif pada konsekuensinya [selamat], implikasinya: Yesus sendiri telah ditempatkan dan diperlakukan sebagai tiang rambu lalu-lintas belaka di jalan raya, di pinggir jalan, seperti larangan masuk, dimana siapapun bisa menginterpretasi bahwa rambu larangan masuk tidak bermakna ekeklusif pada makna dan konsekuensinya. Ia semata ornamental. Ia bukan “Hukum Mutlak yang Berdaulat dan Memerintah.” Apa yang sentral, dengan demikian, adalah interpretasi sang guru bernama pendeta Dr.Erastus Sabdono.


Jika, siapapun anda memperhatikan Yohanes 8:24 dan Yohanes 16:9, itu bahkan menunjukan juga atau mencakup orang-orang yang menolak Kristus didalam hatinya: “menginsafkan akan dosa” dan tetap: tidak percaya; seperti Yesus berbicara baik-baik kepada orang banyak untuk menginsafkan betapa pentingnya/absolutnya dirinya itu bagi keselamatan manusia, dan perhatikkan ini, mereka yang secara baik-baik meninggalkannya, tanda menolak dirinya dan tidak mengadakan perlawanan yang frontal dan membahayakan, misalkan saja pada peristiwa ini:
Yohanes 6:60,66 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Bagi Yesus, apakah seseorang itu mengundurkan diri dari imannya kepada Yesus secara santun; apakah seseorang itu menolak Yesus secara santun atau dalam pertimbangan penuh dengan akal budinya dan  kemudian tetap menghormatinya dan para pengikutnya, itu sama sekali tak menunjukan setitik saja hal yang baik. Sebaliknya Yesus menunjukan bahwa perkataan yang diucapkannya tidak memberikan hidup, sebab Roh tidak bekerja atas orang tersebut untuk memberikan hidup. Mengapa ada diantara mereka yang tak percaya dalam keimanan sejati-yang mana Yesus telah lebih dahulu mengetahuinya- dalam sebuah pemberitaan Injil Kristus? Yesus menjelaskan hal ini: disebabkan Bapa-Nya sendiri adalah penentu peristiwa keselamatan seorang manusia, keselamatan itu sendiri, perjalanan keselamatan dan kegenapannya. 

Perhatikanlah penjelasan Yesus ini:
Yohanes 6:61-66 "Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia."

Pendeta Dr. Erastus Sabdono, sebagaimana pada bagian-bagian terdahulu, telah membangun pengajaran, bahwa mereka yang menolak Yesus secara baik-baik atau tidak melakukan perlawanan,mereka ini, masih memiliki peluang untuk masuk ke dunia yang akan datang atau dunia yang baru. Tetapi, tidak sama sekali dengan Yesus! Pengajaran Yesus yang seperti apakah yang membuat banyak murid-murid atau pengikut Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia? Mari kita membaca apa yang Yesus ajarkan:

Yohanes 6:48 Akulah roti hidup.
Yohanes 6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.


Yohanes 6:50  Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.


Yohanes 6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."


Yohanes 6:53 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu


Yohanes 6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
Yohanes 6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.


Yohanes 6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Ini adalah sebuah pengajaran yang lahir dari mulut Yesus saat menyabdakan sebuah doktrin bagaimana keselamatan bisa terjadi? Hanya ada  2 pilihan dengan 2 konsekuensi yang begitu tajam:
1. Makan makanan itu  dan Minum minuman itu akan memiliki hidup kekal
2.Tak makan makanan itu dan tak minum minuman itu, tidak memiliki hidup

Menolaknya, adalah sebuah kematian yang pasti! Pasti mati 100 persen. Kalau mereka kemudian memutuskan untuk tidak menerima kebenaran ini, sekalipun itu dilakukan secara sopan dan santun, sama sekali tak termasuk dalam  ukuran-ukuran Yesus. Ukuran-ukuran Yesus, HANYA: makan dan minum, atau tak makan dan minum? Dan terjadilah konsekuensinya: hidup atau mati. Tak ada sedikit saja sebuah peluang lain yang memberikan kesempatan  untuk masuk ke dunia baru, melalui pengadilan akhir kelak. Finalitasnya sudah ditetapkan oleh Yesus lebih dahulu, dan mustahil bagi siapapun manusia untuk membatalkan penetapan sebelumnya yang demikian finalnya oleh Sang Kristus.

Sehingga, sama sekali  tak ada  bedanya dengan kelompok manusia yang menolak secara frontal, misalkan saja, seperti ini :


Yohanes 5:15-18  Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.



Finalitas Tunggal Dan Global Bagi Segenap Manusia Segala Bangsa
Dan, Yesus sendiri, telah meletakan kebenaran semacam ini, yang telah saya sajikan. Bukan hanya Ia berbicara bagi para manusia sezamannya, sebangsanya, yang pernah mendengarkannya secara langsung, namun juga, bagi segenap manusia pada era yang melampaui  era kedatangan Yesus kala itu  atau era setelah Yesus naik ke sorga:

Yohanes 16:8-9 “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku…”


NIV When he comes, he will prove the world to be in the wrong about sin and righteousness and judgment: about sin, because people do not believe in me;


KJV And when he is come, he will reprove the world of sin, and of righteousness, and of judgment: Of sin, because they believe not on me;

Yesus  berkata, siapapun juga yang tak  percaya/tak menerimanya/ menolaknya, sebagaimana yang dikehendakinya akan mendatangkan penghakiman, karena,  tak percaya kepadanya adalah dosa!


Mengenai makan makanan dan minum minuman dirinya tadi, yang mana perihal makan dan minuman adalah benar-benar makanan dan minuman, bagaimana? Apakah berlaku secara global dan melampaui era kehadirannya? Apakah berlaku juga hingga kekinian dalam setiap generasi dan era? 

Mari kita memperhatikan pengajaran Yesus, terkait hal ini:

Lukas 22:17-20 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.  Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.

NIV verse 19 And he took bread, gave thanks and broke it, and gave it to them, saying, "This is my body given for you; do this in remembrance of me."

KJV And he took bread, and gave thanks, and brake it, and gave unto them, saying, This is my body which is given for you: this do in remembrance of me.


Perintah Yesus “perbuatlah ini menjadi peringatan atau pengenangan akan dia [yang disimbolkan dengan  roti yang dimakan dan minuman yang diminum] adalah perintah yang melampaui kekinian kala tersebut. Memiliki keberlakuan pada kekinian-kekinian setiap  generasi di bumi ini. Menunjukan bahwa memang hanya  pada dirinya saja ada kehidupan dan keselamatan; menolaknya adalah: kematian atau tak memiliki hidup, dalam penghakiman dosa akibat tak percaya Kristus. Tak ada cara lain menghapus dosa ini selain kematian kekal, hilangnya kehidupan kekal yang hendak diberikan kepada Yesus melalui penerimaan dan perimanan  terhadap dirinya: Roti Hidup!


Tak ada dasar bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk mengoreksi sabda Sang Kristus, seolah-olah ia adalah Kristus yang mengoreksi Kristus??


Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3B):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”


                                                              
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN

***

The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross

[oleh seorang teolog yang  namanya tidak saya ingat]


Bacalah juga ini:


No comments:

Post a Comment