Pages

25 September 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2R- akhir bagian 2)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh : Martin Simamora

Matahari Terbit di "Busur Mesa"  Taman Nasional Canyonlands - Kredit: National Geographic Traveller
Bacalah lebih dulu bagian 2Q

Paragraf 13, untuk kesekian kali, menunjukan kesetiaan pendeta Dr.Erastus Sabdono pada adanya pola lain keselamatan. Berupaya membangun kebedaan pada: bagaimana keselamatan  berlangsung pada era Perjanjian Lama dengan era Perjanjian Baru
Pendakwaan bagi saudara-saudara (umat Perjanjian Lama) kita akan terhenti ketika ada sosok yang menebus dosa. Sosok yang menumpahkan darah sehingga penghakiman bisa dilakukan dan ada orang yang bisa diselamatkan. Tuhan Yesuslah Anak Domba Allah yang bisa membuka meterai sehingga sejarah dunia bisa diakhiri pada suatu klimaks yaitu penghakiman. Penghakiman bagi mereka yang dihakimi dan kemuliaan bagi anak-anak Allah yang akan dimuliakan bersama dengan Kristus.

Sesuatu yang sama sekali  tidak diajarkan oleh para rasul. Sebagaimana telah saya sajikan sebelumnya, berpendapat, bahwa keselamatan pada Perjanjian Lama dihasilkan oleh penghakiman berdasarkan perbuatan-perbuatan [bagian1D, bagian1F, dan bagian1L] sungguh sangat keliru dan tidak memiliki pijakan apapun juga.

Rasul Petrus bahkan menyatakan bahwa nabi-nabi Perjanjian Lama oleh Roh Kristus  telah menuliskan mengenai Sang Mesias, sebagai Dia yang dinantikan dan diimani sebagai  Juruselamat dan Penebus mereka:
1Petrus 1: 10-11 (10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.(11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. [bacalah  tinjauan bagian 1Q  yang mengulas teks ini]


Ini, sama dengan apa yang dinyatakan oleh penulis Surat Ibrani:
Ibrani 1:1-2 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.

Baik pada era Perjanjian Lama dan era Perjanjian Baru, Allah menyampaikan satu berita keselamatan yang sama:
Ibrani 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Era  Perjanjian Lama, orang-orang Israel diminta untuk beriman kepada kedatangan Yesus untuk menyucikan dosa, sementara itu, Era Perjanjian Baru, orang-orang Israel dan yang berasal dari bangsa-bangsa lain, diminta untuk beriman kepada Yesus yang telah selesai mengadakan penyucian dosa, beriman bahwa sekarang Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat tinggi.

Rasul Petrus, pun memandang, baik didalam perjanjian Lama dan perjanjian Baru, keselamatan hanya datang dari Mesias yang dijanjikan dan yang telah datang, yang telah selesai menyucikan dosa. Daud mengimani bahwa keselamatannya berasal dari Mesias dan karyanya:

Kisah Para Rasul 2:29-31 Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.

apa yang dilihat Daud sebagai “Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati” dan “dagingnya tidak mengalami kebisaan” adalah:
Kisah Para Rasul 2: 32 Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.

Secara lugas, Petrus menyatakan bahwa pengharapan keselamatan yang dijanjikan Allah melalui Daud Sang Bapa Bangsa Israel adalah bagi Israel, bahwa sejak era perjanjian lama mereka telah memiliki keselamatan yang telah dijanjikan kepada mereka sebagai sebuah penantian dalam kepastian; belum terjadi namun kepastian  yang kokoh dan tak bias digagalkan:
 ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias

Sejak era perjanjian lama, Bapa Bangsa Israel sudah melihat dan berbicara tentang keselamatan bagi bangsanya adalah melalui dan oleh  kebangkitan Mesias.


Bagaimana bisa, pendeta Dr.Erastus Sabdono mengajarkan bahwa era Perjanjian Lama, penghakiman menjadi dasar keselamatan, sambil ia menarik garis keberpisahan karya Kristus bagi keselamatan dengan era Perjanjian Lama, sementara Bapa Bangsa Israel adalah penerima janji itu, pertama-tama, bagi dirinya dan bangsanya sendiri yang menantikan penggenapannya. Tak sama sekali, Daud membicarakan adanya penghakiman akan memiliki peran dalam memberikan keselamatan bagi mereka:
Mazmur 32:1-2 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!

Roma 4:6-8  (6) Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:(7) Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;(8)berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."

Berita Injil Mesias yang menebus manusia dari dosa merupakan injil yang pertama-tama diterima bangsa Yahudi, juga dinyatakan oleh rasul Paulus:
Galatia 3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."

NIV Scripture foresaw that God would justify the Gentiles by faith, and announced the gospel in advance to Abraham: "All nations will be blessed through you."

KJ And the scripture, foreseeing that God would justify the heathen through faith, preached before the gospel unto Abraham, saying, In thee shall all nations be blessed.

Perhatikan bagaimana nabi Yesaya menubuatkan  kebenaran melalui iman bukan oleh Taurat bagi Israel:
Roma 9:27-30 Dan Yesaya berseru tentang Israel: "Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera." Dan seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya: "Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, kita sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora." Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman.

Israel memiliki janji ini, kebenaran karena Iman. Bahkan telah mengalami kasih karunia Allah saat sama sekali tak pantas diselamatkan; kasih karunia itu terjadi karena Allah meninggalkan pada Israel KETURUNAN. Tanpa KETURUNAN ini, maka  anak Israel sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora.

Dan, ini sama sekali tidak ada percampuran dengan kebenaran karena melakukan Taurat, sebab semua Israel telah dinilai tak pernah memiliki kebenaran. Mengapa? Apakah karena kurang sempurna? Bukan! Karena mereka melakukan Taurat sebagai kewajiban  yang harus dikejar: Beginilah Epistel Roma menjelaskannya:
Roma 9:31-32 Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan,

Bapa telah menetapkan bahwa tak akan pernah ada keselamatan yang lahir dari perbuatan baik atau melakukan Taurat, pertama-tama, bagi Israel:
Roma 9:33 seperti ada tertulis: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."

Yesaya 28:16 sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!

Hanya orang yang percaya kepada batu penjuru itu saja yang diselamatkan. Sehingga memang semakin jelas bahwa keselamatan Israel bukan dikarenakan ke-Israel-annya, disebut sebagai bangsa pilihan bukan dikarenakan ke-Israel-annya, tetapi, hanya jika percaya kepada Sang Batu Penjuru itu:
Roma 9:6-8 Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.

Apa dan siapa yang menjadi sumber keberhasilan Israel dalam mencapai keselamatan atau kebenarannya? Upaya mereka untuk memenuhi tuntutan Taurat? Tidak! Tetapi FIRMAN ALLAH. Allah menunjukan bahwa ke-Israel-an mereka bukanlah dasar pokok keselamatan mereka, tetapi percaya kepada FIRMAN ALLAH. Apakah isi firman Allah yang dimaksud?

Roma 9:15-16 Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.

Baik umat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru hanya dapat mengalami pembenaran dan keselamatan hanya oleh kasih karunia Allah di dalam Kristus:

Roma 9:22-27 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan-- justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain, seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi Hosea: "Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih." Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: "Kamu ini bukanlah umat-Ku," di sana akan dikatakan kepada mereka: "Anak-anak Allah yang hidup." Dan Yesaya berseru tentang Israel: "Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan.

Dan, perhatikan, sisa dari Israel yang diselamatkan itu, bukan karena mereka itu golongan yang memenuhi tuntutan Taurat. Sebab pada dasarnya umat Israel perjanjian lama yang diselamatkan itu pada dasarnya dipandang sama oleh Allah sama seperti Sodom dan Gomora [ Roma 9:29].

Semuanya, umat Perjanjian Lama dan umat Perjanjian Baru, sebagaimana dikemukakan nabi-nabi perjanjian lama,  hanya akan memiliki keselamatan karena dipanggil oleh Allah untuk dapat beriman kepada Mesias yang akan menderita dan bangkit dan Mesias yang telah naik ke sorga. Tak ada selain itu, sama sekali.  Inilah kebenaran itu, Umat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tak sama sekali mengalami keberpisahan pada keselamatan semata oleh kasih karuni di dalam Kristus dan karya Kristus. Sehingga paragraf terakhir pada tinjauan  pada keselamatan diluar Kristen bagian keduakhususnya bagian: “Oleh sebab itu sekarang kita harus menjadi saksi agar nama Tuhan Yesus dikenal oleh semua orang dan mereka menjadi percaya (Yang Terpilih), tetapi kalau mereka tidak bisa percaya (karena banyak faktor; bukan umat yang terpilih), mereka tidak melawan Injil.” Dimana pada bagian yang  saya beri penekanan menunjukan adanya kesempatan untuk memasuki kehidupan dunia baru, sama sekali tak berdasar dan dongeng belaka! Baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak ada sama sekali menyentuh ini, harus sebuah rekayasa Injil dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang luar biasa berani!

Menutup  tinjauan bagian kedua ini secara keseluruhan, saya mengajak pembaca untuk memperhatikan penjelasan Yesus Kristus sendiri:

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.


Yohanes 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.


Yohanes 5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"


Lukas 24:25-26 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"


Lukas 24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.


Lukas 24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."


Lukas 24:46-47 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Tak ada perbedaan, sebagaimana hendak diajarkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono, bagaimana keselamatan berlangsung di dalam Perjanjian Lama dibandingkan dengan Perjanjian Baru. Bahkan, pada dasarnya merupakan satu kesatuan: bahwa pada perjanjian lama, manusia Israel mendapatkan keselamatan melalui percaya pada janji keselamatan itu; pada perjanjian baru, manusia baik Israel dan non Israel mendapatkan keselamatan melalui percaya pada Yesus Kristus adalah  Dia yang dijanjikan oleh nabi-nabi perjanjian lama itu. Janji itu pasti sehingga berpegang pada janji adalah jaminan kokoh untuk mendapatkan pewujudan atau penyataan keselamatan yang telah dimiliki dalam janji atau FIRMAN ALLAH itu, secara  total.

Tinjauan bagian kedua ini telah usai, dan selanjutnya akan memasuki tinjauankeselamatan di luar agama Kristen- bagian 3.”


Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono“Keselamatan Diluar Kristen” (3A):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”


                                                               
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN

 ***

The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross
[oleh seorang teolog yang  namanya tidak saya ingat]




Bacalah juga “mymorning dew” yang memiliki ulasan terkait dengan apa yang diulas pada bagian ini:

Klik pada bagian tanggal, untuk bisa membacanya
-Yesus Menurut-Nya Sendiri [27]- a

"Yesus Menurut-Nya Sendiri (27)"-a   Yohanes 6:41-43
Posted by Martin Harry Simamora on Monday, September 21, 2015

-Yesus Menurut-Nya Sendiri [27]-b

"Yesus Menurut-Nya Sendiri [27]-b"  Yohanes 6:41-43
Posted by Martin Harry Simamora on Tuesday, September 22, 2015


-Yesus Menurut-Nya Sendiri [27]-c

"Yesus Menurut-Nya Sendiri [27]-b"  Yohanes 6:41-43
Posted by Martin Harry Simamora on Tuesday, September 22, 2015


-Yesus Menurut-Nya Sendiri [27]-d

"Yesus Menurut-Nya Sendiri (27)-d "  Yohanes 6:41-43
Posted by Martin Harry Simamora on Thursday, September 24, 2015


No comments:

Post a Comment