Pages

20 April 2015

Apakah Kuasa Kebangkitan Yesus Juga terletak Pada "Kelulusan" & "Kesalehan" Dalam Memenuhi Segenap Kehendak Bapa? (3)



Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu Bagian 2

Kalau Tuhan Yesus tidak taat, Dia takkan dibangkitkan, demikian pula kita.Konklusi atau penyimpulan semacam ini dengan demikian sangat bengkok untuk dikatakan sebagai berdasarkan firman Tuhan. Pertama, kita telah melihat bahwa kebangkitan Yesus bukan berdasarkan pada sukses atau  tidaknya ia dalam ketaatannya  kepada Bapa, selama  di muka bumi, sebagai sebuah hal yang harus diraih untuk memiliki kualifikasi yang harus dicapai di dunia ini! Sehingga, mendasarkan hal tersebut untuk diberlakukan pada orang percaya sungguh fatal, seolah tak ada keterkaitan antara karya Yesus Kristus terhadap orang percaya, khususnya terkait kebangkitan (kehidupan kekal bersama Bapa) orang percaya. Kembali, sekali lagi, saya mengajak anda untuk memahami kelayakan Yesus untuk menebus dan dibangkitkan  tidak sama sekali ditentukan pada upaya dirinya menjadi dipantaskan seolah sebelumnya tak memiliki kepantasan pada dirinya sendiri:
Ibrani7:26-27 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.


Bagaimana Penulis Ibrani menggambarkan kebangkitan Kristus?
Ibrani 1:3-4 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Bandingkan dengan Ibrani 10: 12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, 

Markus 14:62 Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
Cara penulis Ibrani menggambarkan kebangkitan Kristus sama sekali tak mempertanyakan kesalehan Kristus atau meragukannya sebagai sosok yang akan bisa saja berpeluang gagal memahami, tunduk  terhadap atau memenuhi kehendak Bapa. 



Penulis Ibrani menggambarkan kebangkitan Yesus sebagai tak terpisahkan dengan karya PENYUCIAN DOSA dan  KENAIKAN-NYA: “Duduk Di Sebelah Kanan Yang Mahabesar.” Perhatikan juga, Penulis Ibrani menyatakan bahwa Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah, kedua hal ini telah saya  jelaskan pada bagian pertama dari serial ini. Sekarang, bagaimana dengan kebangkitan orang percaya?




Kebangkitan/Kehidupan Kekal Orang Percaya Di Dalam Gengaman Karya Penyucian Dosa Oleh & Kebangkitan  Yesus Kristus


Karena kebangkitan Yesus bukan ditentukan oleh apakah dia berhasil mencapai kualifikasi-kualifikasi kepantasan seperti “lulus” dan “saleh,” maka harus dikatakan bahwa sebetulnya kematiannya tidak dapat diperlakukan sebagai sebuah status “yang tak diketahui apakah Ia lulus atau tidak sampai dia bangkit,” baru kemudian setelah bangkit maka menjadi penuh dengan kepastian; seolah dia sendiri perlu sekali untuk membuktikan bahwa dirinya memang saleh-kudus dan lulus.


Pandangan yang demikian ini, adalah sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan apa yang dimaksud dengan Ibrani 5:7-8, tak dapat sama sekali dimaknai Yesus belum mencapai kesalehan sehingga perlu mengejar keselahannya. Jelas  penulis Ibrani  ketika menuliskan “karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan” sangat terkait dengan SIAPAKAH DIA sekalipun dalam rupa manusia: “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah,” begitulah adanya kesalehan yang dimiliki oleh Yesus, sehingga  dia sekalipun manusia seperti kita, namun tidak berdosa :
Ibrani 4:15 ) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.


Ketakberdosaannya ini menggambarkan sebuah kesucian yang mahamulia, sehingga Ia bahkan digambarkan sebagai Yang tak memerlukan pengudusan bagi dirinya sendiri, selayaknya para imam-imam besar lainnya! Sebuah ketakberdosaan yang bukan sekedar tanpa dosa namun oleh karena ketakberdosaannya  mulia maka Ia pantas di hadapan Bapa.

Ibrani 7:26-27 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya.

Perhatikan bahwa Ia dalam kemanusiaannya dapat MERASAKAN KELEMAHAN-KELEMAHAN KITA, Ia tidak digambarkan sebagai  yang tak dapat merasakannya, kemanusiaannya tak imun terhadap kelemahan kemanusiaan sejatinya. Namun sekalipun demikian, Ia tidak berbuat dosa. 


Inilah yang membuat dia menjadi terpisahkan dari manusia-manusia lainnya, sekalipun dia memang manusia sejati:
Ibrani 10: 5  Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.

Dalam hal ini, Yesus dihadirkan di dunia ini untuk menggenapkan tuntutan Hukum Taurat terkait  hewan-hewan korban/kurban penghapus dosa, namun dalam sebuah kualifikasi sempurna/ saleh/kudus, mulia dan kekal. Sehingga kita dapat memahami apakah maksud Yesus ketika berkata:
Matius 5:17-18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.


Yesus sempurna dan kudus, sehingga ketika dia berkata: datang untuk menggenapi maka itu merupakan sebuah kesempurnaan atau kesalehan yang tak ada tandingannya.  Dia bahkan berkata SELAMA  BELUM LENYAP LANGIT DAN BUMI INI. Siapakah dia yang dapat berkata bahwa dia datang untuk menggenapi apa yang tak boleh lenyap, sebelum langit  dan bumi ini lenyap, seperti hendak menegaskan bahwa  hukum Taurat adalah monumen  hukum ilahi yang ditegakan Allah di bumi ini untuk hanya dapat digenapi oleh Dia yang datang dari Allah itu sendiri. Dia melampaui Musa atau lebih unggul daripada Musa bukan karena semata dia menjadi penggenap namun penggenapannya itu harus menjadi sebuah demonstrasi yang berlangsung hingga  kesudahan segala sesuatu, sehingga memang dapat dipahami bahwa hukum Taurat tidak boleh satu iota atau satu titikpun ditiadakan, sebab dalam hal sedemikianlah menjadi nyata kesempurnaan Kristus dinyatakan. Setiap hal yang gagal dipenuhi manusia, maka setiap hal itu yang telah dipenuhi Kristus. Setiap hal yang gagal dipenuhi Musa, setiap hal itu juga dapat secara sempurna dipenuhi oleh Kristus:

Ibrani 3:3 Ibrani 3:3 Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.


Dan itu  termasuk pada apa yang selama ini dikejar oleh manusia, yaitu: untuk mendapatkan hidup kekal dengan memenuhi tuntutan hukum Taurat, pun hanya Yesus  yang dapat menggenapinya. Sebagaimana dinyatakan oleh Yesus dalam percakapannya dengan seorang yang  menakar dirinya telah secara sempurna memenuhinya. Anda dapat membaca perihal  ini dalam Kemerdekaan  Orang Kristen Di Dalam Kristus(4).


Yesus bahkan dalam percakapan dengan orang yang sukses memenuhi tuntutan  perintah-perintah Allah dalam hukum Taurat tersebut, membangun atau menyingkapkan kondisi definitif kemustahilan manusia untuk  pada dirinya sendiri dapat berjuang untuk memenuhi dan sekaligus dapat menggapai kehidupan kekal. Begini Yesus berkata:
Lukas 18 25 Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."


Jika semustahil itu, bagaimana mungkin ada  manusia yang dapat masuk, bahkan setelah berjuang semaksimal dan sesempurnanya- Lukas 18:21 (perhatikan orang tersebut sempurna, namun tetap cacat di mata Yesus: Lukas 18:22).

Ketika Yesus menjawab pada Lukas 18:25, maka itu jelas bukan masalah (gagal memenuhi tuntutan Hukum Taurat) spesifik  sebatas hanya pada orang kaya saja, walau pada kasus itu memang Yesus menunjukan sebab spesifik mengapa orang kaya tersebut gagal memenuhi tuntutan Yesus. Setiap orang memiliki kelemahan-kelemahannya  tersendiri, dan kelemahan-kelemahan semacam itu tak boleh ada sama sekali mendikte kemanusiaan manusia sehingga dapat sempurna memenuhi tuntutan hukum Taurat. Inilah problem manusia jika dia pada dirinya sendiri mengupayakan keselamatan atau kehidupan kekal itu. Yesus menyatakan sebuah kemustahilan, dan itu membuat kepanikan dan keputusasaan menerkam para murid:
Lukas 18:26 Dan mereka yang mendengar itu berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Sebagai pembanding:
NIV Those who heard this asked, "Who then can be saved?"
KJ And they that heard it said, Who then can be saved?
Aramaic Bible in Plain English Those who heard were saying to him, “And who can have life?”


Yesus memberikan sebuah jawaban yang menjelaskan mengapa dia mengklaim dirinya sebagai SANG PENGGENAP HUKUM TAURAT:
Lukas 18:27  Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."

Apa yang tak mungkin dilakukan oleh manusia? Seberapa tragisnyakah keadaan manusia itu sehingga dikatakan tak mungkin bagi manusia? Apakah Yesus sedang menggambarkan bahwa manusia sama sekali tak berjuang untuk itu? Tidak, Yesus mengakui bahwa manusia dapat berjuang bahkan penuh dedikasi, seperti kepatuhan legalistik ini:
Lukas 18:21 Kata orang itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."

Bandingkan dengan:
Lukas 18:11-12 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

NAMUN, jika anda berpikir bahwa dengan membangun karakter baik, membangun moralitas baik dan pada diri sendiri adalah membangun kekudusan dirimu pada dirimu sendiri, maka itu tidak memberi nilai pembenaran bagimu, tepat seperti dikatakan oleh Yesus sendiri:

Lukas 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Orang kaya memiliki masalah  pada belenggu kekayaannya dan orang baik dan benar pada dirinya sendiri memiliki masalah keangkuhan pada dirinya. HAL YANG DILIHAT TUHAN namun tidak dilihat oleh manusia. SETIAP MANUSIA MEMILIKI KELEMAHAN-KELEMAHANNYA TERSENDIRI YANG MEMATIKAN untuk pada dirinya sendiri mengupayakan kepemilikan kehidupan kekal.


Inilah sebabnya MUSTAHIL Bagi manusia!  Dalam hal ini, Yesus tidak sama sekali sedang berbicara bahwa dengan demikian  manusia tidak perlu untuk berbuat baik, sebab sebaliknya itulah kehendaknya - dia sangat peduli  apakah anda banyak berbuat baik atau tidak, NAMUN SEBAGAI anak-anak-Nya, BUKAN SEBAGAI seorang yang sedang mengejar diri untuk  memiliki kehidupan kekal atau memiliki dan mempertahankan keselamatan atau untuk dapat masuk ke sorga.


Manusia MUSTAHIL untuk memenuhi setiap iota tuntutan pada hukum Taurat. Yesus dapat! Mengapa Yesus mengatakan bahwa dia datang untuk menggenapi dan bukan untuk melenyapkan saja apa yang tak dapat dipenuhi oleh manusia? Sebab setiap iota hukum Taurat yang kudus itulah yang menjadi dasar kudus bagi Yesus untuk melakukan hal yang mustahil untuk dilakukan  oleh manusia. Setiap ioata hukum Taurat akan menjadi dasar kokoh untuk menunjukan ketakberdayaan manusia.


Setiap kali manusia memandang setiap iota hukum taurat maka manusia diperhadapkan pada ketakberdayaannya untuk memenuhi tuntutan Taurat, untuk dapat memiliki kehidupan kekal atau bangkit dari kematian, untuk hidup didalam kekekalan bersama Bapa di dalam kerajaan Anak-Nya.


Setiap kali manusia memandang pada  perintah-perintah larangan Tuhan atau apa yang dikehendaki Tuhan untuk dilakukan, maka manusia sadar bahwa sekalipun mereka bisa sesempurna setidak-tidaknya seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, tetap merupakan manusia-manusia gagal, oleh sebab:

(1)Pada larangan: Jangan Membunuh, tuntutan Bapa jauh melampaui apa yang dapat dibaca mata manusia:
Matius 5:21-22 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.


(2) Kesempurnaan Beribadah atau memberikan persembahan kepada Tuhan:
Matius 5:23-24 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.



(3)Bedamai dengan musuhmu:
Matius 5:25-26 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.


(4)Pada larangan: Jangan Berzinah:
Matius 5:27-30 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.  Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.


(5)Tentang Perceraian:
Matius 5:31-32 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.


(6)Tentang bersumpah (yang juga dimanipulasi untuk menopengi dusta-dustanya):
Matius 5:33-37 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; ) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.


(7)Tentang Mata Ganti Mata dan Gigi Ganti Gigi:
Matius 5:38-39 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.


(8)Tentang kejahatan Dicanangkan Terhadapmu:
Matius 5:40-42 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
[Ini tak terpisahkan dengan poin 7, dipisahkan untuk menunjukan kedalaman dan kemuliaan tuntutan  hukum Taurat itu terhadap manusia]


(9)Tentang Mengasihi Sesama dan Membenci Musuh:
Matius 5:43-47 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
Para ahli Taurat dan orang Farisi dapat memenuhinya pada apa yang dapat dibaca oleh mata pada huruf-huruf Taurat, namun tidak pernah mampu memenuhi kesempurnaan  tuntutannya yang mahamulia dan mahasuci. Orang yang sukses melakukan tuntutan  10 perintah Allah –hukum Taurat, yang  sekalipun ia telah dipuji Yesus, namun ada satu kekurangannya yang mustahil untuk dipenuhinya. Manusia tak pernah dapat menggenapinya!


Yesus menuntut setiap orang yang menjadi umatnya  agar sempurna. Bagaimana supaya sempurna? Anda harus memenuhi tuntutan-tuntutan  mulai dari poin 1-9 secara sempurna, bahkan sebetulnya satu sama lain memiliki keterkaitan pada waktu anda berupaya melakukannya, sehingga salah satu gagal maka gagalah secara keseluruhannya!


Ketika Yesus dikatakan atau mengatakan dirinya sebagai Dia yang datang untuk menggenapi setiap iota dari hukum Taurat, maka HANYA DIA MANUSIA YANG DAPAT MELAKUKANNYA SEBAB DIA MEMANG MEMILIKI KAPASITAS ATAU KUASA UNTUK MELAKUKANNYA, sementara manusia-manusia lain adalah mustahil!


Berangkali ada yang bertanya mengapa Yesus  begitu saja memvonis bahwa terkait memperoleh hidup kekal dengan memenuhi tuntutan hukum Taurat adalah mustahil, sehingga hanya Allah saja yang dapat melakukannya. Apakah Yesus sungguh-sungguh tahu bahwa manusia-manusia itu memang penuh dengan kelemahan-kelemahan daging yang tak kuasa baginya untuk dapat ditaklukannya sendiri? Benarkah Yesus dapat mengetahui kemanusiaan para manusia yang berdosa itu? Dalam hal ini  Epistel Ibrani memberikan sebuah penjelasan yang lugas namun luar biasa:

Ibrani 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Ibrani 2:17-18 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan [omoiōthēnai : dibuat serupa atau diserupakan] dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.  Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

Kemanusiaan Yesus tak ada bedanya dengan kemanusiaan saya dan anda, sebagaimana kelemahan-kelemahanmu bekerja di dalam dirimu, demikian  juga pada Yesus, namun kelemahan-kelemahan yang melekat pada diri Yesus tidak menghasilkan dosa atau kelemahan-kelemahan itu tidak menaklukan kemanusiaan Yesus sekalipun memang tubuh itu lemah; sekalipun Yesus harus mengalami penderitaan dalam pergumulannya sebagai manusia namun dia tak takluk. Bandingkan dengan:

Matius 26:40-45 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.


Yesus  tahu sekali apa itu kelemahan daging saya dan anda , sehingga dia dapat berkata : “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.”


Perhatikan! Bahkan Yesus pun turut merasakan kelemahan yang menggelayutinya sebagai Anak Manusia (Yohanes 1:14, Matius 9:6, Markus 8:31, Lukas 9:22, Markus 14:62)sekalipun dia adalah Anak Allah (Matius 16:16, Matius 26:63-64, Yohanes 11:27.) Yesus bahkan memang sungguh-sungguh  dapat turut merasakan kedukaan yang mendalam:
Yohanes 11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata...


Seperti halnya juga dapat merasakan  apa yang disebut “sangat takut dan gentar”, “hati yang sangat sedih” dan “mau mati rasanya” :

Markus 14:32-36 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

Tetapi tak ada keputusasaan apalagi kebimbangan atau meragukan maksud Allah atas dirinya, sebab sekalipun demikian bahwa kelemahan-kelemahan manusia membelitinya pun tak berkuasa mendikte kemanusiaannya sehingga memberontak terhadap kehendak Allah, sebab Ia masih berkata:
(1)Berjaga-jagalah kepada para muridnya- maksudnya berdoa
(2)Merebahkan diri dan berdoa
(3)Meminta kehendak Bapa yang jadi bukan  kehendaknya, sekalipun dia tahu tak ada yang mustahil bagi Bapa!


Ini adalah doa dan sikap hatinya dalam keadaannya yang sangat terpuruk di dalam kemanusiaanya, sebab saat itu Ia sangat takut dan gentar, sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Dia tidak menjadi mati dan takluk kepada semua hal itu! Apakah anda sanggup berdoa agar apa yang tak menyenangkan bagimu boleh tetap berlangsung demikian, jika itu adalah apa yang dikehendaki Bapa?? – TEPAT PADA POSISI YESUS YANG DEMIKIAN? Seolah Ia dapat tergantikan? Tidak ada manusia yang dapat! Yesus dapat melakukannya secara sempurna didalam kesegenapan dirinya “tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki." Tanpa sebuah konflik atau persengketaan antara dirinya dengan Bapa!


Demikian jugalah, Yesus sangat mengetahui apa-apa saja yang menjadi kelemahan-kelemahan manusia untuk memenuhi tuntutan hukum Taurat. Ketika dia menyatakan hal yang saya sebut sebagai 9 poin, itu menunjukan bahwa dia memahami sejauh apa kemampuan manusia untuk melakukannya, dan dia tahu tak ada manusia yang sanggup. Jika ada satu saja yang sanggup, maka mustahil Yesus pada sebuah kesempatan berkata “Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum”, sebuah jawaban Yesus yang menimbulkan pertanyaan tanda kemencekaman jiwa “"Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?- Markus 10:26." Sebuah situasi yang menurut Yesus hanya dapat diatasi oleh Allah “"Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah- Markus 10:27."


Ketika Yesus menutup Matius 5 dengan “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna – Matius 5:48," maka Yesus sedang menuntut pelaksanaan hukum Taurat secara sempurna, MINIMAL pada 9 poin ( dipoinkan oleh penulis untuk kemudahan) yang dikemukakannya sendiri.


Perhatikan, ketika Yesus menyingkapkan kegagalan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat dalam memenuhi tuntutan Taurat yang sempurna, Yesus pada saat  yang sama menegaskan bahwa siapapun harus melakukan hal itu secara sempurna seperti Bapa yang sempurna adanya. Dalam hal inilah ibadah orang-orang Yahudi akan lebih baik daripada para orang Farisi dan ahli Taurat yang secara legalistik memang sempurna dalam memenuhinya. Jika Yesus berkata kepada para muridnya bahwa MUSTAHIL ada orang yang dapat masuk ke dalam kerajaan sorga atau memiliki kehidupan kekal atau bangkit dari kematian untuk hidup bersama-sama dengan Bapa melalui pemenuhan tuntutan hukum, maka tidak boleh diartikan maka setiap  orang percaya dengan demikian harus memandang hukum Taurat seperti perihal larangan berzinah, larangan membunuh, harus mengampuni dosa orang, dan harus melakukan perintah-perintah Yesus merupakan hal-hal yang dinilai di luar anugerah atau seperti mengupayakan keselamatan seolah keselamatan dapat diupayakan untuk dimiliki dan dipertahankan dengan kuat kuasa  kemanusiaanmu!



Anda harus dapat membedakan tuntutan Yesus kepada mereka yang telah menjadi anak-anak Allah,memiliki kehidupan kekal, dengan mereka yang mengejar  penggenapan hukum agar memiliki hidup kekal dan berpikir dengan demikian menjadi dipantaskan atau “layak bersertifikat” anak-anak Tuhan! Kebenaran-kebenaran moral dalam hukum Taurat tak lenyap bahkan bagi orang yang telah ditebusnya dari belenggu hukum Taurat, namun semua digenapi di dalam Kristus yang hidup bagimu. Saya tak akan membahas  perihal ini pada saat ini, namun saya berketetapan hati akan membahas ini pada lain kesempatan, namun untuk saat ini, agar anda dapat memahaminya, bacalah terlebih dahulu: Yohanes 15:1-17! Renungkanlah.



Jika Mustahil Bagi Manusia Untuk Dapat Memiliki Kehidupan Kekal Oleh Upayanya Sendiri, Lalu Apa?

Yesus telah berkata bahwa MUSTAHIL bagi manusia untuk dapat memiliki kehidupan kekal berdasarkan perjuanganmu untuk memenuhi tuntutan hukum Taurat itu. Yesus tak berhenti pada kemustahilan itu, Ia menyingkapkan bagaimana kemustahilan itu ditanggulangi!

Lukas 18:27 Lukas 18:27  Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."

Bandingkan dengan:
Matius 19:26 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
Bagaimanakah kemustahilan bagi manusia itu teratasi, bahkan yang penuh dedikasi dan memenuhi setiap hal yang diminta Yesus (Lukas 18:20-21) sejak muda (Lukas 18:21) pun gagal (Lukas 18:22)! Dan memang tidak pernah ada manusia yang dapat melakukannya sesempurna tuntutan Yesus yang bagaimanapun. Andaikan saja ada sebuah kemungkinan sekecil apapun pada diri manusia maka, mustahil bagi Yesus untuk berkata “lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum” Lukas 18:25.
                
Dan secara pasti, tak perlu bagi Yesus untuk menyatakan hal yang begitu mencekam bagi manusia “"Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."

Mengusahakan  apa yang mustahil akan berakhir pada kemustahilan. Ini bukan soal manusia tidak berjuang keras, sebab faktanya apa yang kita saksikan adalah Yesus bercakap-cakap dengan seorang yang berjuang keras sejak mudanya!



Apa yang  Allah  lakukan?
Menariknya, untuk menjawab apa  yang harus dilakukan oleh Allah terkait Lukas 18:27, segera dapat ditemukan dalam:

Lukas 18:31-33  Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit." 


Yesus kepada murid-muridnya  yang panik dengan kemustahilan bagi siapapun yang dapat selamat, kembali harus  mendengarkan pernyataan Yesus yang sama sukarnya untuk dipahami, bahkan sama mencekamnya:

Lukas 18:34  Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan.

Kesukaran yang sukar sekali, oleh sebab
(1)Ia HARUS pergi ke Yerusalem untuk mengalami hal-hal petaka
(2)Ia mengaitkan  KEHARUSANNYA pergi  ke Yerusalem dan hal-hal petaka yang akan menimpa dirinya sebagai “segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi.”


Mari bandingkan dengan SALAH SATU NABI:
Yesaya 53:1-12 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.


Dan memang tak mudah untuk memahami penderitaan dan pembunuhan Yesus sebagai hal yang berkaitan dengan Lukas 18:27, bahwa inilah cara Allah mengatasi kemustahilan bagi manusia. Yesaya 52 akan sangat membantu kita untuk memahami bagaimana KEMUSTAHILAN PADA MANUSIA UNTUK DAPAT MEMILIKI KEHIDUPAN KEKAL dapat ditanggulangi oleh Allah, sebagaimana ujar Yesus dan sebagaimana Yesus mengharuskan dirinya untuk menggenapi apa yang telah dituliskan oleh para nabi Perjanjian Lama.  Bahwa Allah BERKENDAK MEREMUKAN DIA.


Saya menghentikan sesaat  pada poin ini, agar anda dapat membaca dan merenungkanya. Sehingga diharapkan   akan memahami hal paling krusial terkait MENGAPA MUSTAHIL dan MENGAPA HARUS ALLAH yang melakukannya bagi manusia?

Sampai berjumpa  pada bagian keempat di dalam kemurahan dan kasih setia Bapa.

Selamat membaca dan merenungkannya.

Bersambung ke Bagian 4

AMIN
Segala Kemuliaan Hanya Bagi TUHAN

No comments:

Post a Comment