Pages

05 January 2015

“Tak Terkatakan”



Oleh: Martin Simamora

“Tak Terkatakan”


Tahukah anda, sangatlah sukar bagi manusia untuk pada akhirnya mengatakan “Tak terkatakan!” Terhadap kasih karunia. Ini adalah sebuah ekspresi yang hendak menunjukan sesuatu yang begitu agung atau terlampau megah sehingga sangat dikuatirkan kekayaan bahasa manusia gagal untuk sanggup memotret  kemegahan kasih karunia yang bekerja total dalam diri manusia milik Kristus. Maka memang ketika berjumpa dengan hal yang tak terselami oleh pikiran dan tak dapat diraba keluasannya dan kemegahannya maka ekspresi tak terkatakan  memiliki sebuah bobot jiwa bahasa yang seharusnya membuat  para pembaca untuk berhenti dan mengamati keindahan atau kemegahan apakah yang sedang diekspersikannya:

2Korintus 9:15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!
Alkitab Batak: 2Korint  9:15 Alai mauliate ma tu Debata  ala ni silehonlehonma, na so tarhatahon i!

NIV: Thanks be to God for his indescribable gift! 
 
Jika saja anda mau membaca lebih utuh  ayat-ayat sebelumnya maka dapat dipastikan bahwa ini adalah ungkapan yang sedang memuji-mujikan, sedang memulia-muliakan Tuhan dalam sebuah cara  terpuncak kemampuan manusia untuk menyatakan kemegahan yang terlampau agung: “tak terkatakan.” Sebab memang hanya bisa dinikmati, dialami dan dihidupi sehingga melahirkan sebuah pengalaman atau kesaksian yang tak kuasa untuk berlebar panjang diutarakan selain sebuah kagum, tertegun, terpana dan semua kata-kata termegah dan terpuitis pun kadang sudah tak kuasa untuk menguap dihadapan  tindakan Tuhan yang tak terkatakan itu. Tetapi saya kuatir bagi sebagian orang Kristen ini seperti omong kosong sebab kini  cukup banyak  orang Kristen melihat dirinya sebagai sumber  pemenuhan diri dalam segenap aspeknya dan bukan Tuhan. Bahkan manusia menjadi tuhan bagi dirinya sendiri sehingga tak lagi keluar pujian bagi kasih karunia Tuhan yang  menjangkau realita sorga.

  
Allah Sanggup Melimpahkan Segala Kasih Karunia Kepada Kamu
Mengapa kasih karunia menjadi hal teramat penting dan krusial, sampai-sampai kosa kata ini dapat dijumpai dalam peristiwa-peristiwa yang berdimensi luas dan kompleks pada aspek-aspek yang paling menjadi kepedulian hidup manusia. Ini semua bermula sebab kasih karunia itu datang dari sorga dan bukan merupakan perbendaharaan di dunia ini. Mari perhatikan 1-3 ayat untuk membantu memahaminya:


(1) Dalam peristiwa yang menentukan mati atau hidup
Yeremia 31:2-3 Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya! Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. 


(2)Dalam peristiwa penderitaan  apapun juga
2 Korintus 12:8-9 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.


(3)Kasih Karunia Pertolongan di dalam Kasih Karunia Keselamatan
Ibrani 4:16  Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.


Apakah dengan demikian manusia menjadi tidak berdaya atau tak sanggup menolong dirinya sendiri? Apakah manusia dalam hal ini menjadi begitu naif dan dungunya untuk dapat bertanggungjawab atas eksistensi, keselamatan diri bahkan kelanggengan rasnya sendiri? Apakah isu ini yang muncul dengan demikian, kala kita bicara kasih karunia yang total?


Tetapi, jika kita merasa  memang ras yang cerdas dan tidak selemah itu maka dari ayat-ayat yang ada dan pasti ditemukan  pada sekujur Alkitab, maka kita tahu bahwa kasih karunia tidak sama sekali berurusan dengan apa  kehebatan manusia itu. Tidak sama sekali, tetapi ini soal apa yang  tidak bisa dilakukan oleh manusia sebab hanya Allah saja yang sanggup melakukannya. 


Apa yang tidak sanggup dilakukan manusia? Jawab: Mengasihi  sebagaimana Allah mengasihi manusia (Yohanes 3:16). Mengasihi yang memberikan hidup dan terang (Yohanes 1:4-5). Mengasihi manusia yang berdosa atau memberontak kepada Tuhan ( 1Sam 15:22-23, Maz 66:7) dan sama sekali tidak memiliki kesetiaan yang dapat dihargai tinggi oleh Tuhan (Roma 3:9-20). Cepat berkata ya dan cepat juga menghianati katanya sendiri sehingga tidak pernah 100 persen.


Tahukah anda bahwa kasih karunia bukan  belaka gagasan  teologis atau bahkan sebuah impian intelektualitas terkait ketenangan berpikir  untuk menghasilkan jiwa yang tenang, damai sehingga dapat mengasihi Tuhan atau mengenal Tuhan. Kasih karunia adalah terminologi yang sama sekali asing bagi manusia yang berkehendak dan berkreasi, bahkan kadang dianggap sebuah kehinaan  yang membodohi bila manusia semata berjangkar pada kasih karunia. Saya ingin katakan bahwa kasih karunia sangat jauh dari gagasan pembodohan manusia yang berkehendak dan manusia yang bertanggungjawab.


Sekalipun saya adalah manusia yang berkehendak dan bertanggungjawab, adalah mustahil bagi saya untuk melahirkan kasih karunia sebagai kepemilikan yang diperoleh sebagai buah kerja keras saya.


Jika kasih karunia adalah Yesus Kristus maka sangat menggelikan dan sangat membodohi untuk mengatakan bahwa anda dapat memiliki kasih karunia sebagai hasil sebuah pembaharuan karakter dan pikiran, sebagai hasil membangun karkater yang mulia pada dirimu dan  oleh dirimu.



Kasih karunia pasti tak lepas dari Yesus, dan bukan sama sekali  buah karya tanganmu:

Kasih karunia itu dinatalkan oleh Tuhan dan bukan buah karya tanganmu
Yohanes 1:14,16-17 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.... (16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; (17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus

Tak lepas dari Yesus sebab dia sendiri adalah kasih karunia yang mendatangi manusia maka manusia hanya dapat memilikinya karena diberi untuk menerimanya bukan dengan mengusahakan seolah-oleh kasih karunia adalah produk joint venture atau patungan antara Allah dan manusia. Bahkan kasih karunia adalah pilar kehidupan yang tak pernah surut dalam peran dan dalam kuasaNya  di dalam perjalanan hidup manusia sebagai orang percaya.


Paulus memberikan gambaran yang  megah terkait hal ini:

Kisah Para Rasul 20:32
Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.


Dimanakah Paulus di sana di dalam jemaat?  Mengapa dia bahkan tak sedikit pun menunjukan dirinya memiliki posisi vital dalam  membangun jemaat  agar dapat mencapai apa yang  Tuhan kehendaki. Bandingkan dengan adanya pendeta-pendeta yang  begitu angkuhnya memandang dirinya sebagai berkuasa membangun jemaat untuk dapat selaras dengan Yesus dengan sebuah perjuangan mati-matian pada dirinya sendiri dan secara bersamaan melepaskan dirinya dari kasih karunia dalam membangun diri menuju  sosok yang dikehendaki Bapa.


Dan hal ini dibahasakan Paulus dalam sebuah kemegahan bahasa yang memulia-muliakan Tuhan:
1Korintus 3:5-7 Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.


Sehingga apabila ada pendeta atau guru bergelar  doktor atau profesor sekalipun yang membual bahwa  pengajaran oleh dirinya dan kepresesiannya mengajar dan kebenaran mulutnya dan bukan kebenaran menurut Yesus yang memberikan pertumbuhan, maka pendeta  atau penginjil atau pengkhotbah semacam ini adalah  pelayan “Tuhan” yang menggenaskan sebab: bahkan Paulus sendiri mengatakan Allah yang memberikan pertumbuhan dan yang penting Allah yang memberi pertumbuhan.


Paulus bukan orang yang berpangku tangan dan bukan orang yang tak berjerih payah apalagi menghadang bahaya dan maut. Saya tak  yakin ada pendeta di kota yang menghadang maut seperti Paulus menghadang maut sekalipun Paulus melayani di kota-kota yang menjadi pusat bisnis dan pusat pemerintahan dan pusat keagamaan Yahudi.


Takkah mengherankan jika Paulus berkata bahwa Allah yang memberi pertumbuhan dan yang penting Allah yang memberi pertumbuhan. Paulus  tak kuasa untuk menyandingkan dirinya dengan Kristus sebab sumber segala apa yang dikerjakannya adalah datang dari Kristus dan maka demikian juga pada para pendengar pemberitaan dan pengajaran injil menjadi percaya dan bertumbuh tak lepas dari kasih karunia Tuhan. Perhatikan bagaimana Injil Yohanes mengatakan hal yang sama seperti Paulus katakan:

Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;


Bahkan sejatinya dalam perenungan yang sungguh-sungguh pada firman, tak ada satu penginjil atau pendeta dapat berkata, akulah  yang menjadikan seorang Kristen  oleh karena aku memiliki kuasa untuk mempertobatkannya. Jika ada yang berkata demikian maka itu adalah omong kosong yang mengerikan.


Tak terkatakan, ini merujuk betapa hebat dan dahsyatnya kasih karunia itu bekerja di dalam dunia yang  gelap ini dimana manusia-manusia dunia ini adalah manusia-manusia yang memang sangat menggenaskan keadaannya, sangat tragis sebab menikmati dan berpesta dalam baju-baju tragedi yang mereka lesakan ke dalam kerongkongan mereka bak makanan yang gurih. Injil Yohanes berkata begini:

Yohanes 3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.


Inilah natur manusia itu, itulah sebabnya Paulus dalam pelayanannya selalu melambungkan Yesus bukan karena sedang membual atau sedang membesar-besarkan Yesus dan mengecilkan manusia atau meninggi-ninggikan kasih karunia dan merendahkan bagian manusia. Praktis bagian manusia menjadi omong kosong kala Yesus berkata manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang. Tidakkah ini tragedi yang memilukan?


Namun karena itu menjadi rasional bagi Injil Yohanes untuk berkata:

Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;


Kalau anda mengabaikan natur manusia sebagaimana Injil Yohanes katakan dalam  bab 3 ayat 19 maka memang bab 1:12 menjadi hal yang berangkali tidak aneh juga,tetapi mungkin pikirmu atau sangkamu bersifat opsional atau tentatif atau salah satu mekanisme  orang menjadi percaya  kepada Yesus. Namun opsi-opsi semacam ini telah dibungkam oleh Yohanes 3:19: manusia lebih suka kegelapan. Bisakah anda membayangkan kuasa kegelapan ini mematikan rasio, membutakan mata, menulikan telinga dan melumpuhkan nurani untuk dapat melepaskan diri dari kegelapan ini?


Natalnya Yesus di dunia ini bukan sekedar kasih karunia yang datang sehingga anda bisa memilih oleh kemandirian persepsi nalarmu. Bukan! Sebab Injil Yohanes tanpa kecuali mengatakan bahwa manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang. Ini mengerikan dan saya tak dapat membayangkan jika ada orang yang sanggup berkata bahwa kita tidak memerlukan kasih karunia atau kita hanya memerlukan kasih karunia pada permulaan saja setelahnya maka diri kita yang menentukan kelanjutannya. Jika kasih karunia tidak bekerja total sebagaimana Paulus gambarkan dan Injil Yohanes katakan dalam 1:12, maka tak ada manusia yang dapat satu hari saja hidup dalam iman kepada Kristus oleh kekuatan atau jiwanya sendiri sebab natur alami manusia  yang jatuh ke dalam dosa dan dunia yang jatuh ke dalam dosa adalah “lebih menyukai kegelapan daripada terang.”  Ini adalah kelemahan manusia yang harus ditanggulangi sejak permulaan hingga kegenapannya. Tak ada jedah bagi kuasa keselamatan Tuhan untuk digantikan oleh kuasa pemeliharaan manusia. Manusia sendiri butuh pertolongan sebab iblis bukanlah tandingan manusia dalam derajat manapun. Tak ada kuasa mengalahkan Iblis dalam pengaruh di benak dan di hatimu tanpa anda memiliki kuasa  Firman Tuhan:

Efesus 6:10-18
(10)Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. (11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;(12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.(13) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.(14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,(15) kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;(16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,(17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,(18) dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,


Melawan iblis yang merangsek di dalam pikiran dan hatimu tak bisa dengan mengandalkan dirimu. Siapakah dirimu sehingga demikian  hebatnya? Anda secara total harus di dalam Tuhan di dalam kekuatan kuasanNya untuk dapat BERTAHAN melawan tipu muslihat. Apa yang hendak dikatakan? Bahwa anda dapat bertahan di dalam iman di dalam dunia ini semata kasih karunia sebab itu hanya terjadi sebab kasih karunia membuat anda  berada di dalam kekuatan kuasaNya. Itulah kasih karunia dalam segala aspek manusia.


Apakah anda terlihat menjadi bodoh dan tak bertanggungjawab dalam kehidupan berimanmu? Justru di sini anda adalah orang-orang beriman yang bertanggungjawab dengan mengandalkan Tuhan. Itulah tanggungjawab sejati anak-anak Tuhan, menjalani kehidupan dengan senantiasa melangkah dan bergerak di dalam kuasa Tuhan. Dalam apapun juga. Anda harus belajar dan merenungkan Firman Tuhan sehingga anda dapat menjadi anak-anak Tuhan yang tangguh dalam realita dunia yang tak senantiasa hijau dan mulus, sebab disitulah sumber kekuatanmu, Tuhan!


Tak terkatakan, begitulah dahsyatnya kasih karunia. Oleh sebab natur kasih karunia itu sendiri dan natur manusia itu sendiri. Kasih karunia menjadi terlihat begitu kemilau sebab manusia memang terlampau tak berdaya!

Saya sekarang menutup  renungan singkat ini dengan menuliskan ayat-ayat sebelum 2 Korintus 9:15


2 Korintus 9:8-11
(8) Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. (9) Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." (10) Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; (11) kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.


Maka tindakan Allah memberikan kuasa kepada orang untuk menjadi percaya memang luar biasa. Satu permulaan kasih karunia meneruskan buah-buah kasih karunia itu untuk bertumbuh di dalam diri manusia yang lebih menyukai kegelapan daripada terang. Kuasa untuk percaya menaklukan kuasa lebih mengasihi kegelapan yang membuat manusia buta dan tuli terhadap kebenaran yang datang dari Tuhan, dan buahnya terus bertambah. Dan itu karena Tuhan yang menumbuhkan kebenaran di dalam diri kita.

Amin

No comments:

Post a Comment