Pages

01 December 2014

Galatia 3:15-29, Sebuah Dialog Tradisi, Taurat Vs Anugerah



Oleh: Dr. John Frame

Galatia 3:15-29, Sebuah Dialog Tradisi, Taurat Vs Anugerah


Galatia 3:15-17 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun. Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.

Ada banyak pengajaran baik dalam teks ini, tetapi memang sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Sebagaimana dilakukan para teolog, kami secara luar biasa tergoda untuk masuk ke dalam banyak bahasa teknis. Tetapi  biarkan saya  untuk  sedikit menjauh dari hal semacam itu  dengan menggunakan sarana sebuah  konstruksi imajinatif, jika anda bersedia untuk mengikuti saya.

Katakanlah bahwa anda seorang Yunani yang hidup di abad pertama (saya akan memanggilmu Jason), dan anda  mendengar seorang pengkhotbah bernama Paulus sedang membicarakan seorang lain bernama Yesus. Yesus ini, ujarnya, telah melakukan  mujizat-mujizat, telah mati sebagai seorang korban penebus dosa, dan telah bangkit kembali. Dan Paulus berkata bahwa jika kamu percaya pada Yesus, Tuhan akan mengampuni seluruh dosa-dosamu, setiap dari mereka. Sesuatu mencengkram  hatimu, dan anda berlari kepada Paulus:


“Ya, saya adalah seorang pendosa. Saya kerap  melawan Tuhan. Saya benar-benar membutuhkan pengampunan. Saya membutuhkan Yesus.”


Paulus menginstruksikanmu lebih lanjut, kemudian mengantarkanmu ke sejumlah orang lainnya yang memberikanmu baptisan. Sekarang apa? Paulus berkata, “Datanglah ke pertemuan ibadah kami pada hari pertama dalam sebuah minggu.”


Maka kamu pergi. Paulus tidak ada di sana, tetapi kamu melihat sejumlah orang dengan kostum atau pakaian orang Timur  yang janggal bagimu. Seseorang memberitahumu bahwa mereka adalah orang-orang Yahudi—orang-orang sebangsa dengan Paulus. Mereka terlihat jauh lebih mengetahui daripadamu mengenai kitab-kitab suci. Satu orang menarikmu ke pinggir, ”Kamu  orang Yunani, benar?”

“Ya.”


“Selamat datang. Saya Judah Ben Mosheh. Kami sangat berbahagia bahwa Tuhan telah membawa orang-orang Yunani  untuk menyembah Yesus bersama dengan kami.”


“Oh, ya,” jawabmu. “Tuhan sungguh baik! Dia telah membawamu keluar dari belenggu berhala-berhala. Sekarang saya  mengenal Tuhan yang benar, dan Anak-Nya Yesus Kristus.”


“Tentu saja kamu telah lepas dari belenggu itu. Sudahkah kamu disunat?”


“oh,  hm..., apa hubungannya itu dengan  semuanya?”


“Tidakkah kamu tahu apa itu sunat?”


“Memang, saya tahu itu...tetapi apa keharusanya dengan  beriman pada Yesus?”


“Jika kamu  percaya pada Yesus, kamu harus melaksanakan hukum Tuhan. Tuhan telah memerintahkan kita untuk disunat.”


“Dan jika saya tidak disunat, lalu apa?”


“Murka Allah akan menimpamu. Berkatnya hanya bagi mereka yang mematuhi Hukum.”


“Tetapi saya pikir Tuhan telah mengampuni dosa-dosaku ketika saya telah percaya kepada Yesus.”


“Ya, memang begitu; Tuhan mengampuni si petobat. Tetapi setelah bertobat kita harus mematuhi Hukum.”


“Saya harus, selanjutnya, disunat.”


“Ya, tentu harus.”

“Yang lainnya lagi?”


“Oh, ya; anda harus mengubah  apa yang boleh dan tidak boleh dimakan, menggunakan pakaian khusus, menghadiri 3 hari raya setiap tahun, menjalankan ritual  pentahiran dari kecemaran, menjalankan semua tradisi para pemimpin...”


“Anda maksud bahwa saya harus menjadi seorang Yahudi.”

“Anda harus mematuhi Hukum Taurat yang telah diberikan kepada kita oleh Musa.”

Saya sudah mengompres percakapan tersebut. Anda dan Ben Mosheh membicarakan banyak hal, yang bersumber dari Abraham, bersumber dari Musa, bersumber dari Hukum dan kovenan-kovenan. Itu semua sangat memesona. Tetapi anda  meninggalkan ibadah tersebut, agak digusarkan. Anda telah berharap akan mendapatkan persekutuan orang percaya lainnya yang membahagiakan. Anda sebelumnya berpikir bahwa sebelumnya adalah cukup mempercayai Kristus. Tetapi pak Ben Mosheh telah meletakan sejumlah beban padamu. Anda hampir merasa seolah Tuhan tidak mengampuni dosa-dosamu sama sekali. Dengan semua yang sekarang harus dilakukan, anda bertanya jika Tuhan akan pernah benar-benar mengasihimu.


Galatia 3: 18 - 20  Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham. Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara. Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu.


Kemudian kamu bertemu Paulus kembali, sedang berjalan di sebuah jalan, dan kamu mengejar dan menjumpainya. “Paulus, Paulus!” Dia menyambutmu dengan hangat sekali.



“Jason! Sudahkan kamu menikmati ibadahnya? Saya harus beribadah di  bagian lain  kota ini.”


“Oh ya,” jawabmu.” Sungguh luar biasa beribadah pada Yesus. Tetapi saya tidak memahami sahabat-sahabat Yahudimu. Mereka bilang pada saya bahwa saya harus disunat.”


“Oh ya,” ujar Paulus.”Ben Mosheh dan sahabat-sahabatnya telah  berbicara padamu. Saya sangat marah dengan cara mereka  yang menyesatkan orang-orang percaya kami yang bukan Yahudi. Saya nanti harus berbicara dengan mereka secara  tegas.”


“Tapi, Paulus: bukankah Tuhan memerintahkan umatnya untuk disunat?”


“Dia telah memerintahkan orang-orang Yahudi untuk disunat; tidak setiap orang.”


“Saya tidak paham, Paulus.”


“Jika kamu baca  bab 1 Kejadian satu, sobatku, kamu melihat bahwa Tuhan  peduli dengan seluruh dunia. Dia telah menciptakan seluruh dunia. Ketika manusia berdosa, Dia mengutuk seluruh dunia. Selanjutnya dia telah menghancurkan seluruh dunia dengan sebuah banjir besar, kecuali Nuh dan keluarganya. Kemudian dia telah memanggil sebuah keluarga, keluarga Abraham, memisahkan mereka dari semua keluarga-keluarga lainnya di dunia ini. Tetapi bahkan kemudian, Dia peduli dengan seluruh dunia. Janji Tuhan bagi Abraham adalah bahwa “semua orang di bumi akan diberkati melalui kamu.” Tidakah itu luar biasa? Dari semula, Tuhan telah bermaksud untuk menyelamatkan tidak hanya orang-orang Yahudi, tetapi juga orang-orang Yunani.”


“Tetapi pak Ben Mosheh telah berkata padaku bahwa Tuhan telah memerintahkan bahkan Abraham telah diperintahkan untuk disunat.” “Tuhan telah memerintahkan setelah Abraham percaya pada janji Tuhan. Dia telah percaya, dan Tuhan melihat dia sebagai benar. Kemudian Tuhan telah  memberikan dia tanda penyunatan. Sehingga Tuhan telah menyelamatkan Abraham ketika dia telah disunat, ketika dia seperti seorang Yunani, ketika dia seperti dirimu.”


“Tetapi Abraham harus disunat. Kok..kita  orang Yunani, tidak?”


“Karena Tuhan telah menjanjikan keselamatan pada Abraham sebelum dia telah diperintahkan penyunatan. Apakah kamu pikir Tuhan menarik kembali janji-janjinya?’


“Pasti tidak.”


“Dan selanjutnya Hukum Musa telah datang 430 tahun kemudian. Apakah kamu berpikir hukum membatalkan atau menyingkirkan janji itu?”


“Pastinya tidak dapat.”


“Kemudian kamu sekarang ini diselamatkan tepat sebagaimana Abraham sebelumnya, oleh percaya akan janji Tuhan.”


“Tetapi pak Ben Mosheh telah mengatakan padaku bagaimana Hukum dahulu telah diberikan oleh malaikat-malaikat, melalui Musa sang mediator. Betapa itu tak main-main dan menakjubkan! Betapa itu sebuah hari yang sungguh luar biasa, ketika Israel melihat malaikat-malaikat dan telah  mengikat janji dengan Musa bahwa mereka akan melaksanakan Hukum itu.”


“Tapi Jason, pikirkan sekarang: Janji Tuhan pada Abraham telah datang, bukan dengan malaikat-malaikat, bukan dengan seorang  pengantara, Tuhan sendiri, dalam sebuah kesederhanaan yang mencengangkan. Tuhan tidak meminta Abraham untuk menjanjikan apapun. Jason, bayangkan Tuhan sendiri mendatangimu sendirian saja, benar-benar dia sendiri dan membuat janji bagimu, hanya dia dan kamu. Dia tidak meminta apapun darimu, hanya memberimu sesuatu yang sungguh amat luar biasa, melampaui apapun yang dapat kamu bayangkan. Adakah itu sedikit saja kalah mulia dibandingkan dengan memberikan Hukum?”


“Ya, betapa itu sungguh menakjubkan! Hanya Tuhan yang hidup, membuat sebuah janji bagi saya!”


“Jadi sekarang kamu tahu bahwa kamu  kepunyaan dia. Kamu adalah miliknya, dan dia adalah milikmu.”


“Oh...betapa melegakannya! Itu yang telah saya pikirkan pertama kali, ketika saya pertama kali mendengarkanmu mengkhotbahkan Yesus. Tetapi saya telah kuatir bahwa saya harus mematuhi semua Hukum Musa dihadapan Tuhan  sehingga akan menerima saya.”


“Tidak sama sekali. Bersama Tuhan sebuah janji adalah sebuah janji.”


Galatia 3: 21- 24 Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat. Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.


“Tetapi bagaimana bisa Tuhan mengampuni saya, begitu saja?”


“Kamu telah percaya pada Yesus,  iya kan?”


“Ya.”

“Kamu  percaya bahwa dia telah mati bagi dosa-dosamu, benar?”


“Benar.”


“Baiklah,  untuk  sejumlah alasan tertentu, Tuhan telah memutuskan untuk tidak mengirim Yesus sesegera mungkin. Ada sebuah periode panjang persiapan antara waktu Abraham dan  waktu Yesus. Israel telah menjadi bangsa yang darinya Yesus telah lahir. Israel harus menjadi sebuah bangsa yang spesial, telah diberikan banyak hukum-hukum spesial, telah didisiplinkan secara keras karena dosa-dosa bangsa tersebut. Hukum itu seperti sebuah pengarah  budak, untuk menjaga bangsa itu dalam jalurnya sampai Yesus dapat datang untuk membebaskan mereka.”



“Kelihatanya pak Bens Mosheh masih dibawah belenggu. Dia tidak mengetahui bahwa masa Hukum sudah selesai.” “Saya nanti harus memberitahukannya. Berangkali dia akan mendengarkanku dan bersukacita. Atau berangkali dia akan menjadi terlampau angkuh. Adalah sukar bagi orang seperti dia. Dia besar, telah mendengarkan dari semua sisi, “jalankan Hukum, jalankan Hukum; lakukan ini, lakukan itu.” Dia percaya pada Yesus, tetapi tidak mengerti kemerdekaan menakjubkan yang dibawa Kristus bagi kita. Kabar baik memanggilnya kepada sebuah  jalan hidup yang berbeda secara menyeluruh. Tetapi dia adalah sebuah ciptaan kebiasaan, dan seorang ciptaan tradisi. Dia juga begitu banyak dalam ikatan  pada jalan hidupnya sehingga kadang dia tidak sungguh-sungguh mendengar Firman Tuhan.”


“Tidakah dia harus menjadi seorang Yunani?”


“Tidak, tidak lebih daripadamu, tidak perlu  untuk menjadi seorang Yahudi, atau seorang merdeka  harus menjadi seorang budak, atau seorang perempuan harus menjadi seorang pria. Kita semua adalah satu didalam Kristus. Dalam baptisan, kita semua diletakan pada Kristus, seperti seseorang mengenakan sebuah jubah. Seperti itulah seharusnya di dalam gereja bahwa kita tidak mengenakan judaisme kita atau keyunanian kita pada bagian luar kita, tetapi kita mengenakan Kristus diatas keyahudian dan keyunanian, sehingga orang hanya dapat melihat Yesus. Ben Mosheh sedang mengenakan  jubah-jubah keyahudiannya  menutupi Yesus, bukan sebaliknya.


“Dan dia harus membuka hatinya, “lanjut Paulus.” Dia ingin memaksakan tradisi-tradisinya padamu, atau kalau tidak kamu diusir dari kerajaan Tuhan. Tetapi Yesus menginginkan kita untuk menyambut orang-orang Yunani, untuk menyambut orang dari setiap ras dan budaya.”


“Sungguh terima kasih banyak,Paulus. Sekarang saya merasa disambut kembali! Tuhan telah memilihku untuk menjadi milik Yesus—aku, seorang Yunani! Kita dapat memiliki gereja-gereja Yunani sekarang, dengan liturgi Yunani, dan kebiasaan Yunani. Dan jika orang-orang Yahudi datang beribadah ke kami, mereka harus menjadi seperti kami! Mereka nanti harus melakukan segala sesuatu seperti yang kami lakukan.”



“Tidak, tidak,” ujar Paulus. “Serahkan pembalasan pada Tuhan.”


“Oke. Tetapi jika ada orang Roma atau Spanyol datang ke gerejaku, mereka harus belajar tradisi-tradisi Yunani.” Ayolah Jason, sobatku. Yang benar sajalah. Kita semua beribadah bersama-sama, sebagai anggota satu sama lain. Keselamatan kita datang melalui  janji Abraham, dalam Kristus. Tak seorangpun memaksakan tradisinya pada siapapun juga. Janji Tuhan yang berharga.


Galatia 3:25-29  Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.


Dan jika kita mengasihi dia, kita akan mengasihi dan menyambut setiap orang   yang baginya Yesus telah mati untuk menyelamatkan, karena kita semua adalah satu di dalam dia. Kita tidak akan berupaya menarik  setiap orang untuk melakukan hal-hal dalam cara-cara kita, atau meletakan beban-beban berat pada pundak-pundak orang lain. Betapa menakjubkan adanya menjadi diselamatkan oleh janji Allah dalam Kristus. Itulah yang mengubah segala sesuatunya, bukankah seperti itu?”



“Ya; itu mengubah segala sesuatu.”

AMIN


Galatians 3:15-29 a Dialogue By Dr. John M. Frame |diterjemahkan dan diedit oleh: Martin Simamora


Kredit Foto :

A circumcision ceremony in Israel attended by the former Sephardi Chief Rabbi Mordechai Eliyahu (right). In the UK, some non-religious Jewish parents are dispensing with the services of a mohel and opting to have their sons circumcised by a medical professional - thejc.com

No comments:

Post a Comment