Pages

17 November 2014

“Pertama-tama Kepada Orang Yahudi” : Perjanjian Baru & Antisemitisme



Oleh: Prof. Daniel B. Wallace

“Pertama-tama Kepada Orang Yahudi” : Perjanjian Baru & Antisemitisme


Dalam Roma 1:16, Paulus mengatakan kepada orang-orang Kristen di Roma bahwa dia ‘tidak malu akan injil, karena injil adalah kekuatan Allah bagi keselamatan setiap orang, pertama-tama kepada orang Yahudi dan juga Yunani”(NET). Ketika filem Mel Gibson  “The Passion of Christ” muncul pada 25 Februari 2004 (Rabu Abu), isu yang menyertai filem tersebut adalah : apakah terdapat antisemitisme dalam Perjanjian Baru.


Membuatnya menjadi lebih gamblang dan tajam : “apakah Perjanjian Baru Antisemitik?


Berapa Teks Yang Dipertanyakan
Diantara teks-teks paling penting yang mengulas isu ini sebagai  berikut:

  • Matius 27:25 Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!"
  • Kisah Para Rasul 2:36  Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."


  • I Tesalonika 2:14-15  Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi,


Teks-teks ini kelihatannya seperti ayat-ayat yang anti semitik. Pada bagian lain, ada beberapa nas yang pada umumnya diabaikan dalam debat ini. Diantaranya adalah :

  • Yohanes 4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
  • Roma 3:1-2 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
  • Roma 9:1-5 (1) Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus,(2) bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati.(3) Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.(4) Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji.(5) Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin! (baca keseluruhan Roma bab 9-11)
  • 1Korintrus 9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.


  • 1 Korintus 10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.


Teks-Teks  yang Kelihatanya Mengafirmasi Antisemitisme
Matius 27:25, Kisah Para  Rasul 2:36 dan 1 Tesalonika 2:14-15 dimana pada setiap teks kelompok-kelompok Yahudi tertentu dipersalahkan atas kematian Yesus. Dalam Matius 27:25 merupakan  sekelompok Yahudi tertentu yang pada dasarnya  berkata kepada Pilatus bahwa mereka akan mengambil tanggung jawab atas kematian Yesus dalam pengertian bahwa mereka telah menganggap dia menjadi bersalah. Tetapi dalam Kisah Para Rasul 2:36, Petrus  berkata kepada  orang-orang Yahudi yang merupakan tamu-tamu Yerusalem pada hari Pentakosta—kebanyakan mereka berangkali tidak berada di Yerusalem bahkan di Israel pada hari penyaliban Kristus. Namun Petrus berkata bahwa mereka telah menyalibkan Yesus. Petrus dalam hal ini menimpakan kesalahan atas kematian Yesus pada lebih banyak lagi orang Yahudi daripada seharusnya mereka yang bertanggungjawab. Dalam 1 Tesalonika 2:14-15, Paulus melakukan sesuatu yang serupa, tetapi pembatasannya di sini pada mereka yaitu orang-orang Yahudi tertentu yang harus disalahkan karena kematian Yesus. Tuhan kita juga berkata mengenai bangsa  ini bahwa mereka “membunuh nabi-nabi dan melempari mereka yang diutus kepada mereka dengan batu!”  (Matius 23:37). Kita akan lihat teks itu sesaat lagi.

Problem dengan teks-teks ini adalah, sekalipun semua teks tersebut memang telak menimpakan kesalahan atas kematian Yesus pada orang-orang Yahudi, ini  belum semua yang Perjanjian Baru katakan terkait  persoalan ini. Sebuah perlakuan yang tepat pada isu ini menuntut agar kita melihat bagian-bagian lainnya dari Perjanjian Baru.


Teks-Teks  yang  Terlihat Mengatakan Sesuatu Yang Berbeda
  • Yohanes 4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
  • Roma 3:1-2 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
  • Roma 9-11: terlalu panjang untuk dikutip, tetapi  perlu dicatat bahwa ini adalah  3 bab yang mengulas masa depan orang-orang Yahudi dan kerinduan Paulus untuk melihat rekan sebangsanya diselamatkan.
  • Roma 9:1-5 (1) Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus,(2) bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati.(3) Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.(4) ebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji.(5) Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
  • 1Korintus 9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. 
  • 1Korintus 10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.

Dalam respon Yesus terhadap perempuan Samaria, Yesus  secara gamblang berkata bahwa “keselamatan datang dari orang Yahudi (Yohanes 4:22). Paulus akan mengelaborasi pada tema ini dalam Roma 3:1-2 dan 9:1-5. Dalam nas berikutnya, Paulus melangkah lebih jauh lagi dengan berkata jika mungkin dia mau atau bersedia ke neraka jika hal itu dapat membawa siapapun rekan sebangsanya kepada Kristus! Ini adalah sebuah teriakan yang jauh dari antisemitisme! Memang benar, ini adalah kasih terbesar yang dapat diperlihatkan seseorang kepada  orang lain. Dalam 1 Korintus, Paulus sedang mengindikasikan sikap  tepat yang mana setiap dari kita harus miliki terhadap orang-orang Yahudi dan juga terhadap  orang-orang bukan Yahudi : kita tidak boleh bersikap membenci terhadap mereka, tetapi harus mengasihi mereka dan berupaya memenangkan mereka bagi Kristus.

Dalam Roma 9-11, Paulus memberikan sebuah jawaban yang bersifat teologis terhadap masalah penolakan Yahudi terhadap Mesias mereka. Pada satu sisi, dia meratapi apa yang telah dilakukan oleh saudara-saudara sebangsanya (Roma 9:1-5). Pada sisi lain, dia memperlihatkan bahwa  hal ini berada di dalam kehendak berdaulat Allah, bahwa penolakan orang Yahudi atas Kristus telah membuka jalan bagi keselamatan orang-orang non Yahudi (Roma 11:11-15). Tetapi di seluruh bagian ini, Paulus memberikan petunjuk bahwa Tuhan belum selesai dengan orang-orang Yahudi. Dalam Roma 11:25-32 dia berkata bahwa “semua Israel akan diselamatkan” (Roma 11:26) dan  dengan  konsekuensi logis bahwa semua orang-Yahudi dan juga non Yahudi—bertanggungjawab atas kematian Kristus (ayat 32).


 Intisari:
  • Walaupun bangsa Yahudi layak dipersalahkan  atas kematian Yesus Kristus, itu lebih dikarenakan Yesus adalah raja orang Yahudi. Dia memiliki sebuah hubungan yang istimewa dengan mereka.
  • Tetapi para penulis Perjanjian Baru secara bulat tidak menyerah pada bangsa Yahudi. Ada harapan bagi  keselamatan mereka, dan tentu nubuatan yang bertautan dengan harapan tersebut. Adalah tepat, karena sikap  yang dimiliki para rasul dan Tuhan kita terhadap bangsa Yahudi,  bahwa kita sebagai orang-orang Kristen tidak memiliki sikap yang berbeda. Paulus telah memiliki keinginan untuk ke neraka  andaikan saja hal itu dapat membawa keselamatan kepada setiap rekan sebangsanya. Dan  Tuhan kita telah berkata walaupun bangsa ini telah membunuh nabi-nabinya sendiri, Yesus masih mencintai mereka:”O Yerusalam, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari batu kepada mereka yang diutus kepadamu! Betapa sering Aku  rindu  untuk mengumpulkan anak-anakmu seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya dibawah kedua sayapnya, tetapi engkau tidak mau!”(Matius 23:37). Dengan kata lain, sikap kita terhadap orang-orang Yahudi harus menjadi sebuah  hasrat untuk melihat mereka datang untuk mengenal sang Juru selamat. Dan ini bermakna bahwa kita harus mengasihi mereka. Ini  sikap yang konsisten dengan para penulis Perjanjian Baru.
  • Tak hanya ini, namun Perjanjian Baru menempatkan sebuah penekanan khusus pada orang Yahudi dalam kondisi-kondisi prioritas penginjilan. “Kepada orang Yahudi pertama-tama, dan juga kepada orang Yunani,” sebagaimana Paulus katakan dalam Roma 1:16. Antisemitisme membawa kebencian, Perjanjian Baru menawarkan pengharapan.

  • Apakah orang-orang Yahudi satu-satunya yang bertanggungjawab atas kematian Yesus?Sukar sekali untuk mengatakan ya. Dari perspektif ilahi, kita dapat mengatakan bahwa Tuhan yang bertanggungjawab-setidaknya dalam sejumlah hal. Yesaya 53:10 menulis:”Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah...Mengapa? Karena hanya dalam cara ini dosa-dosa kita dapat dibayarkan. Sebagaimana Paulus telah mendeklarasikan dalam Roma 3:23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.“ SEMUA di sini mencakup orang-orang Yahudi dan orang-orang NON Yahudi. Paulus melanjutkan dengan mengatakan “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus(24).“ Bagaimana bisa ini mungkin? Bagaimana ini telah dituntaskan? “Allah secara publik/terbuka telah memampangkan atau mempertontonkan Yesus pada saat kematiannya sebagai  takhta  belas kasih yang dapat diakses melalui iman. “Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya”(ayat 25). Dengan kata lain, itu adalah dosa-dosa kita yang telah menempatkan Yesus pada salib. Jadi, jikalau Perjanjian Baru adalah antisemitik, maka lebih jauh lagi,  juga anti kemanusiaan –karena mengecam  kita semua sebagai  orang-orang berdosa. Tetapi mengecam dosa-dosa seseorang tidak sama dengan membenci individunya. Mengapa? Karena Perjanjian Baru menawarkan anugerah hidup kekal kepada semua yang mau menerima Yesus Kristus sebagai Juru selamat mereka—tidak ada pembedaan.
  • Salah satu problem yang kita hadapi dalam budaya sedang mengalami pergeseran nilai-nilai. Saat ini di Amerika, rasisme dalam ragam bentuk dianggap sebagai dosa yang paling jahat. Berpasangan dengan ini adalah sikap positif terkait sebuah  jenis toleransi yang tak lazim : kita harus menoleransi apapun dan setiap sudut pandang seluas-luasnya hingga kita tidak dapat mengkritisinya lagi. Namun, 50 tahun lampai, nilai-nilai budaya telah diputuskan secara berbeda. Pada saat itu, komunisme telah dinilai sebagai  sebisa mungkin yang paling jahat. Sebagai orang-orang Kristen, kita harus memegang kokoh kebenaran Firman Tuhan dan tidak mengikuti budaya masa kini kita untuk mendikte apa yang benar dan salah. Ya, rasisme adalah salah; itu jahat. Tetapi bagi penulis Perjanjian Baru untuk mengecam bangsa Yahudi bukanlah rasisme karena (a)para penulis Perjanjian Baru adalah orang-orang Yahudi itu sendiri,(b)semua umat manusia sama-sama dikecam, dan (c)para penulis juga menawarkan pengharapan dan kasih kepada semua orang-orang berdosa. Singkatnya, secara absolut tidak ada ruang bagi orang-orang Kristen untuk  secara jitu membenci siapapun juga karena Kristus telah mati bagi semua.

"To the Jew First": The New Testament and Anti-Semitism, Prof. Daniel B. Wallace |Diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment