Pages

08 October 2014

Ketika TUHAN Membawamu Ke Dunia Baru Yang Asing



Oleh: Martin Simamora

Ketika TUHAN Membawamu Ke Dunia Baru  Yang Asing

Kalau anda berpikir bahwa anda, ketika, membaca Alkitabmu maka akan memapankan eksistensimu sebagaimana maumu, maka jelas-jelas  anda keliru. Ketika anda membaca Alkitab maka anda akan berjumpa dengan Bapa yang memiliki kepentingan dan  rencana atas dirimu dan kala Bapa mengeksekusinya maka itu akan menarik dirimu keluar dari duniamu yang sangat kamu kenali atau dambakan/impikan ke dunia yang akan Bapa tunjukan kepadamu, yang baru lagi asing. Kali ini kita akan melihat, beberapa tindakan Bapa  kala mengeksekusi rencananya sehingga berakibat sebuah perjalanan panjang  yang kerap membuat bimbang setiap orang yang dipanggil keluar oleh Bapa. Satu sisi orang yang dipanggil itu  terkadang dapat menjadi diragukan karena panggilan itu atau perjalanan panggilan itu, sementara Bapa senantiasa penuh percaya diri atas apa yang sedang dilakukan-Nya. Harapan saya, semoga kita menjadi lebih mengenal Bapa yang memilih kita dalam Yesus Kristus.


Ketika Bapa Membukakan Pintu Dan Memerintahkanmu: Pergilah... !


Abram Di Haran
Sekarang kita bersama-sama dengan Abram di Haran :

Kejadian 12:1-4 “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;(2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.(3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."(4) Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.


Dibalik janji-janji Bapa yang besar (ayat 3), Abram HARUS pergi meninggalkan segala bentuk kemapanan dalam hidupnya, BAHKAN  harus pergi meninggalkan perikatan kekerabatannya. Tak hanya pergi meninggalkan negerinya  tetapi  juga pergi meninggalkan sanak saudaranya. Bapa hanya memilih dan memanggil Abram keluar.


Pergi kemana? Ke negeri yang akan kutunjukan kepadamu. Siapa yang mau meninggalkan kemapanan dan perikatan kekerabatan untuk pergi ke tempat yang belum jelas atau tidak definitif? Saya yakin, tidak ada yang mau bahkan sekalipun TUHAN yang memerintahkannya.


Tetapi bagi Abram, mendengarkan perintah itu berarti dia harus pergi  meninggalkan kampung halamannya/tanah airnya/negeri tercintanya, dia pergi meninggalkan perikatan kekerabatannya menuju sebuah tanah atau negeria YANG AKAN AKU TUNJUKAN KEPADAMU. Ya..nama tujuan atau destinasinya adalah YANG AKAN AKU TUNJUKAN KEPADAMU.


Abraham mendengarkan JANJI: Aku akan membuatmu sebuah bangsa yang besar. Dan Abraham telah percaya kepada TUHAN dan Bapa telah memperhitungkan kepercayaannya itu sebagai kebenaran.  Kini hidupnya benar-benar berubah dan dialami dalam sebuah perjalanan panjang ke tempat yang akan ditunjukan-Nya.



Musa Sedang Menggembalakan Ternak Di Padang Gurun
Musa tengah melakukan rutinitasnya, yaitu menggembalakan  kambing domba milik mertuanya, Yitro. Namun hari itu adalah istimewa baginya, sebab pada hari itu TUHAN memanggilnya untuk pergi meninggalkan seluruh rutinitasnya ke tempat yang dikehendaki TUHAN. Mari kita lihat:


Keluaran 3:1-2  “(1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.(2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.  


Apa yang dimaui TUHAN?

Keluaran 3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."


TUHAN menentukan bahwa sekarang ini juga untuk pergi. Pergi meninggalkan semua rutinitas kehidupan dan meninggalkan tempat dimana selama ini engkau telah menjalani kehidupanmu.


Pergi untuk  tujuan atau kepentingan apa? TUHAN berkata kepada Musa: “Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir. “


Bapa memiliki kepentingan  atau rencana besar atas Israel dan Bapa telah menjelaskannya kepada Musa, mengapa Dia memerintahkan dan mengutus Musa untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir (Keluaran 3:7-9).


Tahukah anda bahwa saat itu, Musa telah hidup dalam sebuah kemapanan hidup yang tak main-main, 40 tahun dia telah menetap di Midian!

Kisah Para Rasul 7:29-30 Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki. Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.


Hidup  dalam sebuah kehidupan yang sangat biasa-biasa, bahkan terlampau biasa, pun bagi pandangan kita kala mendengar Musa adalah seorang penggembala ternak, dan Tuhan kini memerintahkannya pergi! Tinggalkan kehidupan 40 tahunnya itu demi melakukan kehendak atau kemauan-Nya.


Apakah jaminan dari TUHAN bagi Musa? Beginilah jaminan-Nya untuk sebuah panggilan yang merombak total kehidupan Musa:

Keluaran 3:12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau?


Panggilan dan Perintah TUHAN ini jelas meragukan dan membimbangkan dirinya, sekalipun TUHAN telah secara intim menyatakan dirinya kepada Musa. Sebuah keintiman yang diekspresikan oleh Alkitab dalam sebuah cara yang  pasti akan diinginkan oleh setiap orang percaya:

Keluaran 3:4,6 “(4)... berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."... (6) Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub."

Bapa sungguh amat  mengenal siapakah Musa itu sesungguhnya. Dan Bapa hanya memberikan sebuah garansi yang begitu saja atau sedemikian sederhananya, sebuah  garansi yang berupa Janji yang belum dilihat dan belum dialami atau bahkan pernah untuk dialami : Aku akan menyertai engkau



Gideon Yang Sedang Sangat Sinis Terhadap TUHAN
Siapa yang dapat  masih mempercayai TUHAN kala dirinya memandang ke sekelilingnya yang berkata kepadanya dimanakah TUHAN??? Dan dalam situasi yang demikianlah TUHAN memanggil Gideon, bahwa dirinya sudah hidup dalam sebuah kemapanan dimana adalah lazim baginya melihat fakta yang membuatnya sukar untuk berkata : YA...AMIN TUHAN MENYERTAI SAYA. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari saja, dia harus beraktifitas secara sangat berhati-hati agar selamat!


Mari kita melihatnya sejenak:

Hakim-Hakim 6:11- “(11) Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian.(12) Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani."(13) Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian."


Apakah anda saat ini begitu sinisnya terhadap Tuhan? Seperti Gideon yang mengungkapkan sinisme dalam nada protes yang blak-blakan, menyemprot Malaikat TUHAN yang menyapanya TUHAN menyertai engkau! Padahal faktanya sama sekali jauh dari kenyataan TUHAN menyertainya.


Namun, begitulah adanya bahwa TUHAN mengunjungi Gideon kala dia sedang berada didalam sebuah sinisme yang menyakitkan hatinya melihat realita hidup yang sukar untuk dipahami apalagi untuk diselaraskan dengan  perbuatan-perbuatan ajaib TUHAN di masa lalu yang dikisahkan oleh nenek moyangnya.
Namun TUHAN tak mengurungkan niatnya:

Hakim Hakim 6:14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!"


Panggilan dan pengutusan tetap berlangsung dan diberikan begitu saja tanpa meninjau kelayakan yang melekat pada diri  Gideon;  tak peduli bagaimana sinisnya Gideon terhadap sang Pengutus, Bapa. Gideon kembali mengungkapkan kesinisannya :

Hakim Hakim 6:15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku."



Panggilan dan pengutusan atas Gideon bukan hanya terlampau hebat tapi terlampau mustahil bagi Gideon. Dan TUHAN untuk meyakinkan Gideon, sama seperti  kepada Abraham dan Musa, agar mau PERGI meninggalkan kemapanan hidupnya, hanya memberikan janji :

Hakim Hakim 6:16  Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis."


Janji yang besar, panggilan yang besar dari TUHAN kepada orang-orang yang dipilihnya kadang menimbulkan kebimbangan yang tak main-main. Sebuah kebimbangan yang hanya TUHAN dapat menghapus dari diri orang yang telah dipilihnya sendiri (Hakim-Hakim 6:17-23).


TUHAN tahu sekali bagaimana melenyapkan kebimbangan hebat pada orang-orang yang dia panggil untuk pergi melakukan kehendaknya. TUHAN tidak memedulikan segala kelemahan hingga betapa sinisnya diri orang itu. Oleh sebuah sebab  tunggal “Aku menyertaimu.”



Perhatikan! Baik Abraham, Musa dan Gideon bukanlah seorang nabi, seorang pahlawan, bukan seorang pemikir. TUHAN  mengunjungi orang-orang yang terlampau sederhana dan orang-orang yang bahkan anda tak akan sudi bergaul dengannya sebab badannya pasti bau hewan , seperti halnya Musa. Anda juga sukar untuk mempercayai Gideon yang sinis dan masih muda  telah dipilih TUHAN untuk melakukan rencana-Nya. Ini adalah orang-orang yang  berjumpa dengan TUHAN dan mengalami perubahan hidup  total. BAHKAN mereka mau meninggalkan semua kemapanan yang bagaimanapun dalam kehidupannya untuk pergi ke tempat  dan melakukan yang TUHAN kehendaki.



TUHAN berkata kepada mereka dan setiap orang-orang yang dipilihnya dengan  kata-kata yang membangkitkan kesadaran dan kata-kata yang penuh kuasa. Kata-kata-Nya adalah perkataan yang mencelikan mata yang melihat namun buta; kata-katanya adalah kata-kata yang membangkitkan kehidupan yang telah lama mati! Ya ...seperti Gideon dan pasti seperti setiap dari diri kita yang telah dipilih-Nya dalam Yesus Kristus. Kita telah melihat ini pada Petrus dan pada semua murid-murid Yesus; kita juga telah melihat hal semacam ini pada diri “seorangpembantai bernama Saulus yang dipilih dan diutus untuk pergi.”


Bacalah dan renungkanlah sehingga kita dapat memahami bahwa setiap dari kita, orang-orang percaya, telah dipanggil dan dipilih untuk melayani kepentingan Bapa, bukan diri sendiri.


Yohanes 15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap


Amin



Rujukan:

The Strange New World Withinthe Bible [1916], in A Map of Twentieth-century Theology: Readings from Karl Barth to Radical Pluralism. R. Jenson and C.E. Braaten, eds. Fortress Press, 1995 (see also excerpt).
  

No comments:

Post a Comment