Pages

16 August 2014

Pertanyaan Kesebelas : Kuiz lnjil Lukas Berhadiah 1 (satu) mobil sedan BMW (2)




Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div

Pertanyaan Kesebelas :   Kuiz lnjil Lukas
Berhadiah 1 (satu) mobil sedan BMW (2)
 


Bacalah lebih dulu bagian 11.1


William Hendriksen: “It has been well said that the person who was crucified ‘died a thousand deaths.’ Large nails were driven through hands and feet (20:25; cf. Luke 24:40). Among the horrors which one suffered while thus suspended (with the feet resting upon a little tablets, not very far away from the ground) were the following: severe inflammation, the swelling of the wounds in the region of the nails, unbearable pain from torn tendons, fearful discomfort from the strained position of the body, throbbing headache, and burning thirst (19:28)” [= Dikatakan dengan benar bahwa orang yang disalib ‘mati 1000 kali’. Paku-paku besar dipakukan menembus tangan dan kaki (20:25; bdk. Luk 24:40). Di antara hal-hal yang mengerikan yang diderita seseorang pada saat tergantung seperti itu (dengan kaki berpijak pada potongan kayu kecil, tidak terlalu jauh dari tanah) adalah hal-hal berikut ini: peradangan yang sangat hebat, pembengkakan dari luka-luka di daerah sekitar paku-paku itu, rasa sakit yang tidak tertahankan dari tendon-tendon yang sobek, rasa tidak enak yang sangat hebat karena posisi tubuh yang terentang, sakit kepala yang berdenyut-denyut, dan rasa haus yang membakar (19:28)] - hal 427.

 

Barnes’ Notes: “The manner of the crucifixion was as follows: - After the criminal had carried the cross, attended with every possible jibe and insult, to the place of execution, a hole was dug in the earth to receive the foot of it. The cross was laid on the ground; the persons condemned to suffer was stripped, and was extended on it, and the soldiers fastened the hands and feet either by nails or thongs. After they had fixed the nails deeply in the wood, they elevated the cross with the agonizing sufferer on it; and, in order to fix it more firmly in the earth, they let it fall violently into the hole which they had dug to receive it. This sudden fall must have given to the person that was nailed to it a most violent and convulsive shock, and greatly increased his sufferings. The crucified person was then suffered to hang, commonly, till pain, exhaustion, thirst, and hunger ended his life” (= Cara penyaliban adalah sebagai berikut: - Setelah kriminil itu membawa salib, disertai dengan setiap ejekan dan hinaan yang dimungkinkan, ke tempat penyaliban, sebuah lubang digali di tanah untuk menerima kaki salib itu. Salib diletakkan di tanah; orang yang diputuskan untuk menderita itu dilepasi pakaiannya, dan direntangkan pada salib itu, dan tentara-tentara melekatkan tangan dan kaki dengan paku atau dengan tali. Setelah mereka memakukan paku-paku itu dalam-dalam ke dalam kayu, mereka menaikkan / menegakkan salib itu dengan penderita yang sangat menderita padanya; dan, untuk menancapkannya dengan lebih teguh di dalam tanah, mereka menjatuhkan salib itu dengan keras ke dalam lubang yang telah digali untuk menerima salib itu. Jatuhnya salib dengan mendadak itu pasti memberikan kepada orang yang disalib suatu kejutan yang keras, dan meningkatkan penderitaannya dengan hebat. Orang yang disalib itu lalu menderita tergantung, biasanya, sampai rasa sakit, kehabisan tenaga, kehausan, dan kelaparan mengakhiri hidupnya).


Barnes’ Notes: “As it was the most ignominious punishment known, so it was the most painful. The following circumstances make it a death of peculiar pain: (1.) The position of the arms and the body was unnatural, the arms being extended back and almost immovable. The least motion gave violent pain in the hands and feet, and in the back, which was lacerated with stripes. (2.) The nails, being driven through the parts of the hands and feet which abound with nerves and tendons, created the most exquisite anguish. (3.) The exposure of so many wounds to the air brought on a violent inflammation, which greatly increased the poignancy of the suffering. (4.) The free circulation of the blood was prevented. More blood was carried out in the arteries than could be returned by the veins. The consequence was, that there was a great increase in the veins of the head, producing an intense pressure and violent pain. The same was true of other parts of the body. This intense pressure in the blood vessels was the source of inexpressible misery. (5.) The pain gradually increased. There was no relaxation, and no rest.” [= Itu adalah hukuman yang paling hina / memalukan yang dikenal manusia, dan itu juga adalah hukuman yang paling menyakitkan. Hal-hal berikut ini menyebabkan penyaliban suatu kematian dengan rasa sakit yang khusus: (1.) Posisi lengan dan tubuh tidak alamiah, lengan direntangkan ke belakang dan hampir tidak bisa bergerak. Gerakan yang paling kecil memberikan rasa sakit yang hebat pada tangan dan kaki, dan pada punggung, yang sudah dicabik-cabik dengan cambuk. (2.) Paku-paku, yang dimasukkan melalui bagian-bagian tangan dan kaki yang penuh dengan syaraf dan otot, memberikan penderitaan yang sangat hebat. (3.) Terbukanya begitu banyak luka terhadap udara menyebabkan peradangan yang hebat, yang sangat meningkatkan kepedihan / ketajaman penderitaan. (4.) Peredaran bebas dari darah dihalangi. Lebih banyak darah dibawa keluar oleh arteri-arteri dari pada yang bisa dikembalikan oleh pembuluh-pembuluh darah balik. Akibatnya ialah, terjadi peningkatan yang besar dalam pembuluh darah balik di kepala, yang menghasilkan tekanan dan rasa sakit yang hebat. Hal yang sama terjadi dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Tekanan yang hebat dalam pembuluh darah adalah sumber penderitaan yang tidak terlukiskan. (5.) Rasa sakit itu naik secara bertahap. Tidak ada pengendoran, dan tidak ada istirahat].

Saudara adalah orang berdosa, dan sebetulnya saudaralah yang mengalami penyaliban yang mengerikan ini. Tetapi Kristus sudah mengalami penyaliban ini supaya saudara bebas dari hukuman Allah, asal saudara mau percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara. Sudahkah saudara percaya dan menerimaNya?

Maz 22 ditulis oleh Daud sekitar 1000 tahun sebelum Kristus. Dari mana ia bisa tahu penderitaan yang akan menimpa Kristus dengan begitu detail / terperinci? Lagi-lagi saya tekankan: adanya nubuat-nubuat seperti ini membuktikan bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan! Kitab Suci agama lain mana yang mempunyai nubuat-nubuat seperti itu?


II) Tentang kematian Yesus.

Ayat-ayat Perjanjian Lama yang menunjukkan kematian Yesus:
 
Yoh 19:38-42
Yes 53:8-9a - “(8) Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umatKu ia kena tulah. (9a) Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, ....


1)  Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil (Yes 53:8a).

Kata ‘terambil’ maksudnya ‘ia terambil oleh kematian’.
Harus diartikan seperti ini sehingga sesuai dengan kata-kata selanjutnya dalam Yes 53:8c: ‘Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup.

Juga kalau kita membandingkan dengan Kis 8:33 yang mengutip Yes 53:8 ini, maka jelas bahwa pandangan ini memang benar.
Kis 8:33 - “Dalam kehinaanNya berlangsunglah hukumanNya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usulNya? Sebab nyawaNya diambil dari bumi.


Catatan: Albert Barnes (hal 272) mengatakan bahwa Kis 8:33 mengambil dari Yes 53:8 versi LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa Yunani), yang sekalipun tidak menterjemahkannya secara hurufiah, tetapi cukup tepat dalam memberikan arti umum dari bagian tersebut.


2)  Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup (Yes 53:8b).
Ini jelas menunjuk pada kematian Kristus.


3)  kuburnya ... dalam matinya (Yes 53:9a).
Ini sudah pasti menunjuk pada kematian dan penguburan Yesus.

Calvin mengatakan bahwa bagian ini menunjukkan bahwa kematian Kristus menjadi sumber dari kehidupan kita. Memang, karena upah dosa adalah maut (Ro 6:23), maka kalau Yesus mau menebus dosa kita, Ia harus menggantikan kita untuk mengalami kematian / maut tersebut. Tetapi, kalau Ia memang sudah mengalami maut / kematian itu untuk kita, mengapa kita (orang Kristen) tetap harus mati? Karena kalau kita tidak mati, kita tidak bisa masuk ke surga.

1Kor 15:50 - “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa”.
Kita memang tetap harus mati, tetapi kematian itu bukan lagi merupakan hukuman, tetapi jalan masuk ke surga.


Catatan: kalau mau ditambahkan nubuat dalam Perjanjian Lama yang menunjuk pada kematian Yesus, maka kita bisa juga menggunakan domba korban dosa ataupun domba Paskah (yang keduanya disembelih dan mencurahkan darah sampai mati). Ini merupakan nubuat-nubuat dalam bentuk TYPE, dan Yesus adalah anti-typenya / penggenapannya.



III) Tentang kebangkitan Yesus.

Ayat-ayat Perjanjian Lama yang menunjukkan kebangkitan Yesus:



1)  Yes 53:10.
Kita sudah melihat bahwa kematian Yesus dinubuatkan dalam Yes 53:8-9. Dan kebangkitanNya dinubuatkan dalam Yes 53:10b (jadi, Yes 53 memang berbicara baik tentang penderitaan, kematian, maupun kebangkitan Yesus).


Yes 53:10 - “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya”.

Yes 53:8-9 sudah bicara tentang kematianNya, tetapi Yes 53:10b mengatakan ‘ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut’. Ini tidak mungkin terjadi kecuali Ia bangkit dari antara orang mati.


a)   melihat keturunannya.

1.  ‘keturunannya’.
KJV: his seed’ (= benihnya / keturunannya).
RSV/NIV/NASB: his offspring’ (= keturunannya).
Yang dimaksud dengan ‘keturunan Kristus’ di sini adalah ‘orang kristen’.

Pulpit Commentary: “The ‘seed’ of a teacher of religion are his disciples” (= ‘Benih’ / ‘keturunan’ dari seorang guru agama adalah murid-muridnya) - hal 297.

Bandingkan dengan Filemon 10  Gal 4:19  1Yoh 2:1,18,28  3:7,18  4:4  5:21 dimana  kata ‘anak’ digunakan dalam arti ‘murid’ dan dengan 1Kor 4:15 dimana kata ‘bapa’ digunakan dalam arti ‘guru’ / ‘pengajar’. Juga dengan Mark 10:24  Yoh 21:4 dimana Yesus memanggil murid-muridNya dengan sebutan ‘children’ / ‘anak-anak’.


Pulpit Commentary (hal 297) membandingkan juga dengan Maz 22:31 - “Anak-anak cucu akan beribadah kepadaNya”.

2.   melihat keturunannya’.
Ini menunjukkan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati, karena kalau tidak, ia tidak mungkin bisa melihat ‘keturunan’Nya.


b)  umurnya akan lanjut.
Calvin: “Christ shall not be hindered by his death from prolonging his days, that is, from living eternally (= Kristus tidak akan dihalangi oleh kematianNya untuk memperpanjang hari-hariNya / usiaNya, yaitu, untuk hidup secara kekal) - hal 125.

Jadi, lagi-lagi anak kalimat ini menunjuk pada kebangkitan Yesus dari antara orang mati.


2)  Maz 16:10.
Maz 16:10 - “sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan.
Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.

NIV: because you will not abandon me to the grave, nor will you let your Holy One see decay (= karena Engkau tidak akan meninggalkan aku di kubur, ataupun akan membiarkan orang KudusMu mengalami pembusukan).


Bdk. Kis 2:24-32 - “(24) Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. (25) Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (26) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, (27) sebab Engkau tidak menyerahkan (meninggalkan) aku kepada dunia orang mati (= kubur), dan tidak membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan (mengalami pembusukan). (28) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapanMu. (29) Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. (30) Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. (31) Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa dagingNya tidak mengalami kebinasaan (pembusukan). (32) Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi”.

Catatan: kata-kata yang saya coret itu salah terjemahan, dan saya berikan terjemahan yang benar dalam kurung.


Tujuan teks ini adalah untuk membuktikan bahwa Maz 16:10 tidak tergenapi dalam diri Daud (karena fakta menunjukkan bahwa Daud mati dan tetap ada dalam kuburan), tetapi tergenapi dalam diri Kristus, dan ini membuktikan bahwa nubuat dalam Maz 16:10 memang menubuatkan kebangkitan Kristus. Hal yang sama terjadi lagi dalam Kis 13:30-37 di bawah ini.


Bdk. Kis 13:30-37 - “(30) Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. (31) Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksiNya bagi umat ini. (32) Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, (33) telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: AnakKu Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. (34) Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. (35) Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan (mengalami pembusukan). (36) Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan (pembusukan). (37) Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian.


Kebangkitan Yesus ini mutlak penting, karena itu menunjukkan bahwa maut / upah dosa sudah Ia bereskan. Kalau ada satu dosa saja dari orang-orang percaya yang belum beres, Yesus tidak mungkin bisa bangkit! Fakta bahwa Yesus bangkit menunjukkan bahwa semua dosa sudah dibereskan, dan karena itu, siapapun yang mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pasti akan masuk surga!


3) Kalau masih mau ditambahkan lagi ayat Perjanjian Lama yang menubuatkan kematian dan sekaligus kebangkitan Yesus, maka kita bisa melihat pada Kej 3:15.

Kej 3:15 - “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.’”.


Setan meremukkan tumit Yesus pada saat Yesus mati di kayu salib, dan Yesus meremukkan kepala setan pada saat Ia bangkit dari antara orang mati.
Kalau ada A berkelahi dengan B, dan A meremukkan tumit B, sedangkan B meremukkan kepala A, maka yang menang adalah B. Jadi, Kej 3:15 sekaligus menubuatkan kemenangan Yesus atas setan! Dan ini terjadi melalui kematian dan kebangkitanNya!


IV) Tentang ‘3 hari / hari yang ke 3’.

Mana ayat Perjanjian Lama yang menubuatkan bahwa Yesus akan bangkit pada hari ke 3? Ini ayatnya!



1)  Hos 6:2 - “Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapanNya”.

Matthew Henry: “They promise themselves that their deliverance out of their troubles should be to them as life from the dead (v. 2): ‘After two days he will revive us (that is, in a short time, in a day or two), and the third day, when it is expected that the dead body should putrefy and corrupt, and be buried out of our sight, then will he raise us up, and we shall live in his sight, we shall see his face with comfort and it shall be reviving to us. Though he forsake for a small moment, he will gather with everlasting kindness.’ Note, The people of God may not only be torn and smitten, but left for dead, and may lie so a great while; but they shall not always lie so, nor shall they long lie so; God will in a little time revive them; and the assurance given them of this should engage them to return and adhere to him. But this seems to have a further reference to the resurrection of Jesus Christ; and the time limited is expressed by two days and the third day, that it may be a type and figure of Christ’s rising the third day, which he is said to do according to the scriptures, according to this scripture; for all the prophets testified of the sufferings of Christ and the glory that should follow. Let us see and admire the wisdom and goodness of God, in ordering the prophet’s words so that when he foretold the deliverance of the church out of her troubles he should at the same time point out our salvation by Christ, which other salvations were both figures and fruits of; and, though they might not be aware of this mystery in the words, yet now that they are fulfilled in the letter of them in the resurrection of Christ it is a confirmation to our faith that this is he that should come, and we are to look for no other. And it is every way suitable that a prophecy of Christ’s rising should be thus expressed, ‘He will raise us up, and we shall live,’ for Christ rose as the first-fruits, and we revive with him, we live through him; he rose for our justification, and all believers are said to be risen with Christ” (= Umat Allah bukan hanya bisa dicabik-cabik dan dipukul / dihantam, tetapi ditinggalkan untuk mati, dan bisa terbaring demikian untuk sementara waktu; tetapi mereka tidak akan selalu demikian, juga mereka tidak akan terbaring demikian untuk waktu yang lama; dalam waktu yang singkat Allah akan menghidupkan mereka; dan keyakinan yang diberikan kepada mereka tentang hal ini seharusnya menarik mereka untuk kembali dan setia kepadaNya / mengikuti Dia. Tetapi ini kelihatannya mempunyai referensi yang lebih jauh pada kebangkitan dari Yesus Kristus; dan waktu yang dibatasi dinyatakan oleh ‘dua hari’ dan ‘hari ketiga’, supaya itu bisa menjadi TYPE dan gambar dari kebangkitan Kristus pada hari ketiga).

Catatan: saya hanya menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi.



Adam Clarke: “‘After two days will he revive.’ Such is his power that in two or three days he can restore us. He can realize all our hopes, and give us the strongest token for good. ‘In the third day he will raise us up.’ In so short a time can he give us complete deliverance. These words are supposed to refer to the death and resurrection of our Lord; and it is thought that the apostle refers to them, 1 Cor 15:4: ‘Christ rose again the third day, according to the Scriptures;’ and this is the only place in the Scriptures, i.e., of the Old Testament, where his resurrection on the third day seems to be hinted at. The original, ‎y­qimeenuw, has been translated, he will raise him up. Then they who trusted in him could believe that they should be quickened together with him. ‘And we shall live in his sight.’ His resurrection being a proof of theirs” (= ‘Setelah dua hari Ia akan menghidupkan’. Demikianlah kuasaNya sehingga dalam dua atau tiga hari Ia bisa memulihkan kita. Ia bisa merealisasikan seluruh pengharapan kita, dan memberikan kita tanda yang terkuat untuk selama-lamanya. ‘Pada hari ketiga Ia akan membangkitkan kita’. Dalam waktu yang begitu singkat Ia bisa memberikan kepada kita pembebasan yang sempurna. Kata-kata ini dianggap menunjuk pada kematian dan kebangkitan dari Tuhan kita; dan dianggap bahwa sang rasul menunjuk kepadanya, 1Kor 15:4: ‘Kristus bangkit kembali pada hari ketiga, sesuai dengan Kitab Suci’; dan ini adalah satu-satunya tempat dalam Kitab Suci, yaitu dalam Perjanjian Lama, dimana kebangkitanNya pada hari ketiga kelihatannya diisyaratkan / digambarkan. Kata bahasa asli, ‎y­qimeenuw, telah diterjemahkan, ‘Ia akan membangkitkanNya’. Maka mereka yang percaya kepadaNya bisa percaya bahwa mereka akan dihidupkan kembali bersama dengan Dia. ‘Dan kita akan hidup di hadapanNya’. KebangkitanNya merupakan suatu bukti dari kebangkitan mereka).


1Kor 15:4 - “bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.

Catatan: saya tak setuju dengan kata-kata yang saya garis-bawahi, karena ayat tentang Yunus yang akan saya jelaskan di bawah jelas juga menunjuk kepada kebangkitan Kristus pada hari ke 3. Bahkan saya berpendapat bahwa ayat tentang Yunus itu menunjuk pada kebangkitan pada hari ke 3 secara lebih jelas lagi.


Jamieson, Fausset& Brown: “After two days will he revive us: in the third day he will raise us up, and we shall live in his sight. Primarily, in type, Israel’s national revival, in a short period (‘two or three’ being used to denote a few days, Isa 17:6; Luke 13:32-33, ‘I do cures today and tomorrow, and the third day I shall be perfected. Nevertheless I must walk today, and tomorrow, and the day following’); antitypically the language is so framed as to refer in its full accuracy only to Messiah, the ideal Israel (Isa 49:3; the ‘Son called out of Egypt,’ as ‘Israel’ was: cf. Matt 2:15, with Hos 11:1), raised on the third day (John 2:19, ‘Destroy this temple, and in three days I will raise it up;’ 1 Cor 15:4, ‘He rose again the third day, according to the Scriptures;’ cf. Isa 53:10). Compare the similar use of Israel’s political resurrection as the type of the general resurrection, of which ‘Christ’s resurrection is the first-fruits’ (Isa 26:19; Ezek 37:1-14; 1 Cor 15:22-23; Dan 12:2)” [= Setelah dua hari Ia akan menghidupkan kita: pada hari ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapanNya. Terutama, dalam TYPE, kebangkitan nasional dari Israel, dalam waktu yang singkat (kata-kata ‘dua atau tiga’ digunakan untuk menunjuk pada beberapa hari, Yes 17:6; Luk 13:32-33, ‘Aku menyembuhkan hari ini dan besok, dan hari ketiga Aku akan disempurnakan. Tetapi Aku harus berjalan hari ini, dan besok, dan hari berikutnya’); secara ANTI-TYPE kata-katanya disusun sedemikian rupa sehingga menunjuk dengan ketepatan yang penuh hanya kepada Mesias, Israel yang ideal (Yes 49:3; ‘Anak yang dipanggil dari Mesir’, seperti ‘Israel’: bdk. Mat 2:15, dengan Hos 11:1), dibangkitkan pada hari ketiga (Yoh 2:19, ‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali’; 1Kor 15:4, ‘Ia bangkit kembali pada hari ketiga, sesuai dengan Kitab Suci’; bdk. Yes 53:10). Bandingkan penggunaan yang serupa tentang kebangkitan politik Israel sebagai TYPE dari kebangkitan umum, tentang mana ‘kebangkitan Kristus adalah buah sulung’ (Yes 26:19; Yeh 37:1-14; 1Kor 15:22-23; Dan 12:2)].


Yes 17:6 - “Dari padanya akan tertinggal sisa untuk pemetikan susulan seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, tertinggal satu dua (KJV/RSV/NIV/NASB: ‘two or three’) di sebelah pucuknya dan beberapa di dahan-dahannya, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel”.


Luk 13:32-33 - “(32) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. (33) Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalananKu, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem”.


Yes 49:3 - “Ia berfirman kepadaku: ‘Engkau adalah hambaKu, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagunganKu.’”.
Mat 2:15 - “dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: ‘Dari Mesir Kupanggil AnakKu.’”.


Hos 11:1 - “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anakKu itu”.


Yoh 2:19 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’”.


1Kor 15:4 - “bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.


Yes 53:10 - “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya”


Yes 26:19 - “Ya, TUHAN, orang-orangMu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali”.


Yeh 37:1-14 - “(1) Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan RohNya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang. (2) Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering. (3) Lalu Ia berfirman kepadaku: ‘Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?’ Aku menjawab: ‘Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!’ (4) Lalu firmanNya kepadaku: ‘Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! (5) Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. (6) Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.’ (7) Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain. (8) Sedang aku mengamat-amatinya, lihat, urat-urat ada dan daging tumbuh padanya, kemudian kulit menutupinya, tetapi mereka belum bernafas. (9) Maka firmanNya kepadaku: ‘Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali.’ (10) Lalu aku bernubuat seperti diperintahkanNya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar. (11) FirmanNya kepadaku: ‘Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang. (12) Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umatKu, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. (13) Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umatKu, dari dalamnya. (14) Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN.’”.


1Kor 15:22-23 - “(22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya”.
Dan 12:2 - “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal”.


Wycliffe Bible Commentary: The fact that ‘after two days’ and ‘the third day’ serve as an idiom for a short period of time may be demonstrated by Jesus’ use of the idiom in Lk 13:32-33. The words should not be applied to the Resurrection in a primary sense, although they may be regarded as typical (cf. Hos 11:1). As God brought his son Israel from the Exile ‘after three days’ (i. e., a brief period of time), so he raised his Son Jesus from the tomb outside the walls of Jerusalem on the third day (literally) [= Fakta bahwa ‘setelah dua hari’ dan ‘hari ketiga’ digunakan sebagai suatu ungkapan untuk menunjuk pada suatu jangka waktu yang pendek bisa ditunjukkan oleh penggunaan ungkapan ini oleh Yesus dalam Luk 13:32-33. Kata-kata itu tidak boleh diterapkan pada kebangkitan dalam arti utama, sekalipun kata-kata itu bisa dianggap sebagai bersifat TYPE (bdk. Hos 11:1). Seperti Allah membawa anakNya Israel dari pembuangan ‘setelah tiga hari’ (artinya, suatu jangka waktu yang pendek), demikian juga Ia membangkitkan AnakNya Yesus dari kubur di luar tembok-tembok Yerusalem pada hari ketiga (secara hurufiah)].


Luk 13:32-33 - “(32) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. (33) Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalananKu, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem”.
KJV: ‘to day and to morrow, and the third day ... to day, and to morrow, and the day following’ (= hari ini dan besok, dan hari yang ketiga ... hari ini, dan besok, dan hari berikutnya).

Hos 11:1 - “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anakKu itu”.



Pulpit Commentary: “Theodoret and most of the Fathers understood this verse to refer to the resurrection of Christ on the third day after three days’ rest in the grave. ... The political resurrection of Israel may dimly shadow forth, by way of type, the resurrection of Messiah and the general resurrection of which he is the Firstfruits” (= Theodoret dan kebanyakan bapa-bapa gereja menganggap ayat ini menunjuk pada kebangkitan dari Kristus pada hari ketiga setelah istirahat 3 hari dalam kubur. ... Kebangkitan secara politik dari Israel bisa secara kabur membayangkan, sebagai suatu TYPE, kebangkitan dari Mesias dan kebangkitan umum tentang mana Ia adalah buah sulung).


Calvin: this place is usually referred to Christ, as declaring, that God would, after two days, and on the third, raise up his Church; for Christ, we know, did not rise privately for himself, but for his members, inasmuch as he is the firstfruits of them who shall rise. This sense does not seem then unsuitable, that is, that the Prophet here encourages the faithful to entertain hope of salvation, because God would raise up his only-begotten Son, whose resurrection would be the common life of the whole Church. ... Let us now see what the Prophet meant. He here adds, I doubt not, a second source of consolation, that is, that if God should not immediately revive his people, there would be no reason for delay to cause weariness, as it is wont to do; for we see that when God suffers us to languish long, our spirits fail; and those who at first seem cheerful and courageous enough, in process of time become faint. ... But at the same time I do not deny but that God has exhibited a remarkable and a memorable instance of what is here said in his only-begotten Son. ... the Father did not restore life to Christ as soon as he was taken down from the cross; he was deposited in the sepulchre, and he lay there to the third day. When God then intends that we should languish for a time, let us know that we are thus represented in Christ our head, and hence let us gather materials of confidence. We have then in Christ an illustrious proof of this prophecy (= tempat ini biasanya dihubungkan dengan Kristus, sebagai menyatakan, bahwa Allah akan, setelah dua hari, dan pada hari ketiga, membangkitkan GerejaNya; karena Kristus, kita tahu, tidak bangkit secara pribadi untuk diriNya sendiri, tetapi untuk anggota-anggotaNya, karena Ia adalah buah sulung dari mereka yang akan bangkit. Arti ini bukannya tidak cocok pada saat itu, yaitu bahwa di sini sang Nabi mendorong orang-orang yang setia / percaya untuk mempunyai pengharapan tentang keselamatan, karena Allah akan membangkitkan Anak tunggalNya, yang kebangkitanNya akan menjadi kehidupan umum dari seluruh Gereja. ... Hendaklah kita sekarang melihat apa yang sang Nabi maksudkan. Saya tidak meragukan bahwa di sini ia menambahkan suatu sumber penghiburan yang kedua, yaitu, bahwa jika Allah tidak segera menghidupkan umatNya, maka tidak ada alasan sehingga penundaan itu menyebabkan kebosanan / kelesuan, seperti yang biasanya terjadi; karena kita melihat bahwa pada waktu Allah membiarkan kita merana untuk waktu yang lama, maka semangat kita menjadi lemah; dan mereka yang mula-mula kelihatannya cukup bersukacita dan berani, dalam proses waktu menjadi lemah. ... Tetapi pada saat yang sama saya tidak menyangkal bahwa Allah telah menunjukkan suatu contoh yang sangat hebat dan mengesankan tentang apa yang dikatakan di sini dalam diri AnakNya yang tunggal. ... Bapa tidak mengembalikan kehidupan kepada Kristus begitu Ia diturunkan dari salib; Ia ditaruh / ditempatkan dalam kuburan, dan Ia berbaring di sana sampai hari ketiga. Pada waktu Allah pada saat itu merencanakan / menentukan bahwa kita harus merana untuk sementara waktu, hendaklah kita mengetahui bahwa demikianlah kita digambarkan dalam Kristus yang adalah kepala kita, dan karena itu hendaklah kita tetap mempunyai keyakinan. Jadi, dalam Kristus kita mempunyai bukti yang jelas tentang nubuat ini).



Barnes’ Notes: “‘After two days will He revive us (or quicken us, give us life,) in the third day He will raise us up.’ The Resurrection of Christ, and our resurrection in Him and in His Resurrection, could not be more plainly foretold. The prophet expressly mentions ‘two days,’ after which life should be given, and a ‘third day, on’ which the resurrection should take place. What else can this be than the two days in which the Body of Christ lay in the tomb, and the third day, on which He rose again, as ‘the Resurrection and the life’ (John 11:25), ‘the first fruits of them that slept’ (1 Cor 15:20), the source and earnest and pledge of our resurrection and of life eternal? The Apostle, in speaking of our resurrection in Christ, uses these self-same words of the prophet; ‘God, who is rich in mercy, for His great love wherewith He loved us - hath quickened us together with Christ, and hath raised us up and made us to sit together in heavenly places in Christ Jesus’ (Eph 2:4-6). ... In shadow, the prophecy was never fulfilled to Israel at all. The ten tribes were never restored; they never, as a whole, received any favor from God, after He gave them up to captivity. And unto the two tribes, (of whom, apart from the ten, no mention is made here) what a mere shadow was the restoration from Babylon, that it should be spoken of as the gift of life or of resurrection, whereby we should live before Him! The strictest explanation is the truest. The ‘two days’ and ‘the third day’ have nothing in history to correspond with them, except that in which they were fulfilled, when Christ, ‘rising on the third day from the grave, raised with Him the whole human race’ [= ‘Setelah dua hari Ia akan menghidupkan kita lagi (atau membangkitkan kita, memberi kita kehidupan), pada hari ketiga Ia akan membangkitkan kita’. Kebangkitan Kristus, dan kebangkitan kita dalam Dia dan dalam kebangkitanNya, tidak bisa diramalkan dengan lebih jelas lagi. Sang nabi dengan jelas menyebutkan ‘dua hari’ setelah mana kehidupan akan diberikan, dan suatu ‘hari ketiga, pada’ mana kebangkitan itu akan terjadi. Apa arti lain dari hal ini selain dari pada dua hari dalam mana Tubuh Kristus terletak dalam kubur, dan hari ketiga, pada mana Ia bangkit kembali, sebagai ‘Kebangkitan dan hidup’ (Yoh 11:25), ‘buah sulung dari mereka yang tertidur’ (1Kor 15:20), sumber dan jaminan dan janji dari kebangkitan kita dan dari hidup yang kekal? Sang Rasul, pada waktu berbicara tentang kebangkitan kita dalam Kristus, menggunakan kata-kata yang sama dari sang nabi; ‘Allah, yang kaya dengan belas kasihan, karena kasihNya yang besar dengan mana Ia mengasihi kita - telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, dan telah membangkitkan kita dan membuat kita duduk bersama-sama di tempat-tempat surgawi dalam Kristus Yesus’ (Ef 2:4-6). ... Dalam bayangan, nubuat ini tidak pernah digenapi bagi Israel sama sekali. 10 suku tak pernah dipulihkan; mereka tidak pernah, secara keseluruhan, menerima kebaikan apapun dari Allah, setelah Ia menyerahkan mereka pada pembuangan. Dan kepada 2 suku (tentang siapa, terpisah dari yang 10, tak ada penyebutan yang dibuat di sini) bayangan apakah pemulihan dari Babilonia itu sehingga itu disebutkan sebagai suatu karunia kehidupan atau kebangkitan, dengan mana kita harus hidup di hadapanNya! Penjelasan yang paling ketat adalah yang paling benar. ‘Dua hari’ dan ‘hari ketiga’ tidak mempunyai apapun dalam sejarah yang sesuai dengannya, kecuali dimana kata-kata itu digenapi, pada waktu Kristus, ‘bangkit pada hari ketiga dari kubur, membangkitkan dengan Dia seluruh umat manusia’].


Yoh 11:25 - “Jawab Yesus: ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”.


1Kor 15:20 - “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung (KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the firstfruits’) dari orang-orang yang telah meninggal”.


Ef 2:4-6 - “(4) Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasihNya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, (5) telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan - (6) dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga”.

Catatan: kelihatannya Albert Barnes mempunyai pandangan yang agak berbeda dibandingkan dengan para penafsir lain. Ia tidak menganggap kata-kata itu digenapi dalam diri bangsa Israel, tetapi digenapi hanya dalam diri Kristus.


2)Yunus 1:15,17 - “(15) Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk. ... (17) Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.



Ini merupakan nubuat dalam bentuk TYPE! Yunus merupakan TYPE dari Kristus, dan keberadaan Yunus dalam perut ikan selama 3 hari merupakan TYPE dari keberadaan Yesus dalam kematian / kubur selama 3 hari. Kebenaran dari hal ini dibuktikan secara mutlak oleh teks di bawah ini yang merupakan kata-kata Yesus sendiri.


Mat 12:40 - “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam”.

Jadi, matinya Yesus selama 3 hari, atau bangkitnya Yesus pada hari ke 3, sesuai dengan nubuat dalam bentuk type, yang terjadi dalam diri Yunus, pada waktu ia ditelan ikan dan berada dalam perut ikan selama 3 hari.

Luk 11:29,30,32 - “(29) Ketika orang banyak mengerumuniNya, berkatalah Yesus: ‘Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (30) Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. ... (32) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!’”.



Bahwa Yunus merupakan type dari Yesus merupakan sesuatu yang sudah diajarkan oleh kekristenan, jauh sebelum Mokoginta menulis bukunya. Jadi, ini bukan penafsiran yang saya buat-buat sekedar untuk menjawab pertanyaan Mokoginta! Bahwa ini memang merupakan penafsiran umum dari para penafsir, saya tunjukkan dari kutipan-kutipan di bawah ini.

Catatan: dalam kutipan-kutipan di bawah ini, saya hanya menerjemahkan bagian yang saya garis-bawahi.


Matthew Henry (tentang Yun 1:15): Jonah is herein a type of Christ, that he gives his life a ransom for many; but with this material difference, that the storm Jonah gave himself up to still was of his own raising, but that storm which Christ gave himself up to still was of our raising. Yet, as Jonah delivered himself up to be cast into a raging sea that it might be calm, so did our Lord Jesus, when he died that we might live” (= Dalam hal ini Yunus adalah suatu type dari Kristus, ...).


Matthew Henry (tentang Yun 1:17): “The fish swallowed up Jonah, not to devour him, but to protect him. ... Jonah by this miraculous preservation was designed to be made, ... An illustrious type of Christ, who was buried and rose again according to the scriptures (1 Cor 15:4), according to this scripture, for, as Jonah was three days and three nights in the whale’s belly, so was the Son of man three days and three nights in the heart of the earth, Matt 12:40. Jonah’s burial was a figure of Christ’s (= ... Suatu type yang jelas / terkenal tentang Kristus, ... ‘Penguburan’ Yunus adalah suatu gambaran dari penguburan Kristus).



Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yun 1:17): But then God ‘prepared’ a great fish to be his living grave, in order to prefigure the three days’ burial and resurrection of the Saviour. ... Jonah’s condition under punishment, shut out from the outer world, was rendered ... as also a future type of Jesus’ literal death for sin, and resurrection by the Spirit of God. Three days and three nights. Probably, like the antitype Christ, Jonah was cast forth on the land on the third day (Matt 12:40); the Hebrew counting the first and third parts of days as whole 24 hour days [= Tetapi Allah lalu ‘mempersiapkan’ seekor ikan besar untuk menjadi kuburannya yang hidup, supaya bisa menjadi gambaran lebih dulu dari penguburan 3 hari dan kebangkitan dari sang Juruselamat. ... juga merupakan suatu type yang akan datang dari kematian hurufiah dari Yesus untuk dosa, dan kebangkitan oleh Roh Allah. ‘Tiga hari dan tiga malam’. Mungkin, seperti Kristus sang anti type, Yunus dimuntahkan ke darat pada hari ketiga (Mat 12:40); orang-orang Ibrani menghitung bagian pertama dan ketiga dari hari-hari itu sebagai hari-hari dari 24 jam penuh].


Jamieson, Fausset & Brown: The correspondence between Jonah the type and Christ the antitype is most minute. Man was ready to be swallowed by the waves of hell, stirred up by the tempest of God’s wrath against sin, when Christ, as one of us, volunteered to give up His life to save our lives; just as the mariners were about to perish in the waves, until Jonah gave himself up as the victim to appease God’s righteous anger. But the sin in Jonah’s case was inherent: in Christ’s, not inherent, but voluntarily imputed. As the Gentile mariners prayed that innocent blood should not be laid upon them, so the Gentile Pontius Pilate washed his hands of the death of Christ, saying, ‘I am clean from the blood of this man.’ The conversion of the Gentiles flowed from the death of Jesus, as the conversion of the mariners, and subsequently of the Ninevites ensued upon the casting of Jonah into the sea. From Christ’s vicarious sacrifice there results to believers the settled calm of heartfelt peace. As Jonah, after a three days’ entombment, through his return to the land of the living, became a prophet to the Gentiles, whom he was the instrument of converting, whereas he had failed to convert Israel: so Christ, through His resurrection out of death, became the power of God to the salvation of the Gentiles, after the Jews had rejected Him. The life of Jonah illustrates how wonderfully God can overrule history to be covert prophecy. Thus the infidel is rebuked, who would make nature the master instead of the servant of the God both of nature and of grace: and who ‘would extinguish for themselves the Light of the world, in order that it may not eclipse the rushlight of their own theory’ (Pusey)” (= Persesuaian antara Yunus, typenya, dan Kristus, anti-typenya, adalah sangat seksama. ... Kehidupan Yunus menunjukkan betapa secara luar biasa Allah bisa mengatur sejarah sehingga menjadi nubuat yang tersembunyi / samar).


Barnes’ Notes (tentang Yun 1:17): God could as easily have kept Jonah alive in the sea as in the fish’s belly, but, in order to prefigure the burial of the Lord, He willed him to be within the fish whose belly was as a grave (= Allah bisa dengan sama mudahnya mejaga Yunus tetap hidup dalam laut seperti dalam perut ikan, tetapi untuk menggambarkan lebih dulu penguburan Tuhan, Ia menghendakinya untuk berada dalam ikan, yang perutnya adalah seperti suatu kuburan).


Pulpit Commentary: Jonah was a type of Christ in his resurrection. (a) As to the fact. (b) As to the time (vide Exposition; see also Hos 6:2)” [= Yunus adalah suatu type dari Kristus dalam kebangkitanNya] - hal 531.


TheBible Exposition Commentary: Old Testament (tentang Yunus 2:10): “The miracle. Few miracles in Scripture have been attacked as much as this one, and Christian scholars have gathered various kinds of evidence to prove that it could happen. Since the Bible doesn’t tell us what kind of fish swallowed Jonah, we don’t have to measure sharks and whales or comb history for similar incidents. It was a ‘prepared’ fish (1:17), designed by God for the occasion, and therefore it was adequate for the task. Jesus didn’t question the historicity of the miracle, so why should we? The sign (Matt 12:39; 16:4; Luke 11:29). The ‘sign of Jonah’ is seen in his experience of ‘death,’ burial, and resurrection on the third day, and it was the only sign Jesus gave to the nation of Israel. At Pentecost. Peter preached the Resurrection (Acts 2:22-26) and so did Paul when he preached to the Jews in other nations (13:26-37). In fact, the emphasis in the Book of Acts is on the resurrection of Jesus Christ: for the apostles were ‘witnesses of the Resurrection’ (2:32; 3:15; 5:32; 10:39). Some students are troubled by the phrase ‘three days and three nights,’ especially since both Scripture and tradition indicate that Jesus was crucified on Friday. In order to protect the integrity of the Scripture, some have suggested that the Crucifixion be moved back to Thursday or even Wednesday. But to the Jews, a part of a day was treated as a whole day, and we need not interpret ‘three days and three nights’ to mean seventy-two hours to the very second. For that matter, we can’t prove that Jonah was in the fish exactly seventy-two hours. The important thing is that centuries after the event, Jonah became a ‘sign’ to the Jewish people and pointed them to Jesus Christ (= ‘Tanda Yunus’ terlihat dari pengalaman kematian, penguburan, dan kebangkitannya pada hari ketiga, dan hanya itu tanda yang Yesus berikan kepada bangsa Israel. ... Hal yang penting adalah bahwa berabad-abad setelah peristiwa itu, Yunus menjadi ‘tanda’ bagi orang-orang Yahudi dan mengarahkan mereka kepada Yesus Kristus).


Spurgeon: The great sign of our Lord’s mission is his resurrection, and his preparing gospel of salvation for the heathen. His life-story is well symbolized by that of Jonah. They cast our Lord overboard, even as the sailors did the man of God. The sacrifice of Jonah calmed the sea for the mariners; our Lord’s death made peace for us. Our Lord was a while in the heart of the earth as Jonah in the depth of the sea; but he rose again, and his ministry was full of the power of his resurrection. As Jonah’s ministry was certified by his restoration from the sea, so is our Lord’s ministry attested by his rising from the dead. The man who had come back from death and burial in the sea commanded the attention of all Nineveh, and so does the risen Savior demand and deserve the obedient faith of all to whom his message comes (= Cerita kehidupanNya disimbolkan dengan baik oleh cerita kehidupan Yunus. ... Korban Yunus menenangkan laut bagi para pelaut; kematian Tuhan kita membuat damai bagi kita. ... Orang yang telah kembali dari kematian dan penguburan dalam laut memerintahkan perhatian dari seluruh Niniwe, dan demikian juga sang Juruselamat yang bangkit menuntut dan layak mendapat iman yang taat dari semua orang kepada siapa beritaNya datang) - Commentary on Matthew’ (AGES).


John Wesley: The sign of Jonah - Who was herein a type of Christ (= Tanda Yunus - Yang dalam hal ini adalah type dari Kristus).


Matthew Henry (tentang Mat 12:40): “Now this sign of the prophet Jonas he further explains here; (v. 40) As Jonas was three days and three nights in the whale’s belly, and then came out again safe and well, thus Christ shall be so long in the grave, and then shall rise again. [1.] The grave was to Christ as the belly of the fish was to Jonah; thither he was thrown, as a Ransom for lives ready to be lost in a storm; there he lay, as in the belly of hell (Jonah 2:2), and seemed to be cast out of God’s sight. [2.] He continued in the grave just as long as Jonah continued in the fish’s belly, three days and three nights; not three whole days and nights: it is probable, Jonah did not lie so long in the whale’s belly, but part of three natural days (‎nychthemerai‎, the Greeks called them); he was buried in the afternoon of the sixth day of the week, and rose again in the morning of the first day; it is a manner of speech very usual; see 1 Kings 20:29; Est 4:16; 5:1; Luke 2:21. So long Jonah was a prisoner for his own sins, so long Christ was a Prisoner for ours. [3.] As Jonah in the whale’s belly comforted himself with an assurance that yet he should look again toward God’s holy temple (Jonah 2:4), so Christ when he lay in the grave, is expressly said to rest in hope, as one assured he should not see corruption, Acts 2:26,27. [4.] As Jonah on the third day was discharged from his prison, and came to the land of the living again, from the congregation of the dead (for dead things are said to be formed from under the waters, Job 26:5), so Christ on the third day should return to life, and rise out of his grave to send abroad the gospel to the Gentiles” (= Sebagaimana Yunus pada hari ketiga dibebaskan dari penjaranya, dan datang di negeri orang-orang hidup lagi dari jemaat orang mati ... demikian juga Kristus pada hari ketiga harus hidup kembali, dan keluar dari kuburNya ...).


William Hendriksen (tentang Mat 12:40): as Jonah was swallowed up by the sea-monster, so he, Jesus, will be swallowed up by the earth; and as Jonah was delivered from his imprisonment, so also Jonah’s great Antitype would arise from the grave (= sebagaimana Yunus ditelan oleh monster laut, demikian juga Ia, Yesus, akan ditelan oleh bumi; dan sebagaimana Yunus dibebaskan dari pemenjaraannya, demikian juga anti type yang agung dari Yunus akan keluar / bangkit dari kuburan) - hal 533,534.


Lenski (tentang Mat 12:40): “‘The sign of Jonah’ means that what happened to Jonah pictures and typifies what the same divine power will do with Jesus ... Nor does Jesus regard it as a side issue but as a type of the very climax of his own work, his death and his resurrection ... The manner of numbering nights with the days is an idiomatic Jewish usage. As Jonah escaped on the third day, so Jesus arose on the third day. ... The fish had swallowed Jonah bodily, and his bodily stay in the fish typifies the stay of Jesus’ body in the tomb (= Sebagaimana Yunus lolos pada hari ketiga, demikian juga Yesus bangkit pada hari ketiga. ... Ikan telah menelan Yunus secara jasmani, dan keberadaannya secara jasmani di dalam ikan menjadi type dari keberadaan tubuh / mayat Yesus dalam kuburan) - hal 492,493,494.


Lenski (tentang Mat 12:40): “The typical feature is simply this: when Jonah disappeared in the maw of the monster, his career seemed to have been ended - it was not; he returned alive and preached with wonderful success in Niniveh. So when the Jews saw Christ laid in the tomb, they thought that his career was ended - it, too, was not; he returned alive, and his mighty work went on according to the divine will. The parellel is emphasized and placed beyond question by the three days. The antitype thus fits the type exactly according to the divine design which arranged both (= Dengan demikian anti typenya cocok secara persis dengan typenya menurut rancangan ilahi yang mengatur keduanya) - hal 494.

Catatan:

a) Orang-orang Niniwe bertobat karena pemberitaan Firman Tuhan oleh Yunus. Dan Yesus jauh lebih besar dari Yunus (Mat 12:41). Karena itu, orang-orang jaman sekarang yang tidak bertobat setelah mendengar tentang Yesus, lebih brengsek dari orang-orang Niniwe!
Bdk. Mat 12:41 - “Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”.


b)  Mat 12:40 - ‘3 hari 3 malam’.
Ini menyebabkan ada orang yang beranggapan bahwa Yesus mati pada hari Kamis, dan bahkan Rabu (karena Ia bangkit pada hari Minggu). Tetapi Mark 15:42 jelas menunjukkan bahwa Yesus mati pada hari Jum’at (Sabat = Sabtu; jadi ‘hari menjelang Sabat’ = Jum’at).
Mark 15:42 - “Sementara itu hari mulai malam, dan hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat.

Tetapi kalau Yesus mati pada hari Jum’at pk 3 siang (Luk 23:44) dan bangkit pada hari Minggu dini hari, maka itu berarti bahwa Ia mati / ada dalam kubur hanya sekitar 38 jam. Lalu bagaimana menafsirkan Mat 12:40 yang berkata ‘3 hari 3 malam’? Jawab: ingat bahwa dalam menghitung hari, orang Yahudi menganggap ‘sebagian hari’ sebagai satu hari penuh!

Contoh:

1.      Ester 4:16-5:1 - “(4:16) ‘Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.’ (4:17) Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya. (5:1) Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu”.

Perhatikan bahwa Ester 4:16 mengatakan bahwa orang-orang Yahudi itu diminta untuk berpuasa 3 hari penuh (‘baik waktu malam, baik waktu siang’), kemudian Ester akan menghadap raja. Tetapi Ester 5:1 mengatakan ‘pada hari yang ketiga’ (bukan setelah hari ketiga’), Ester sudah menghadap raja. Ini menunjukkan bahwa pada hari ke 3 mereka hanya berpuasa dalam sebagian dari hari itu, tetapi toh dianggap sebagai satu hari penuh.


2.  Kej 42:17-18 - “(17) Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan tiga hari lamanya. (18) Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka: ‘Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah”.
Penjelasannya sama dengan tentang Ester di atas.


3.  Mat 27:63-64 - “(63) dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. (64) Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-muridNya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.’”.
Penjelasannya sama dengan yang di atas.



4. 2Taw 10:5,12 - “(5) Tetapi ia menjawab mereka: ‘Datanglah kembali kepadaku lusa.’ Lalu pergilah rakyat itu. ... (12) Lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: ‘Kembalilah kepadaku lusa.’”.

KJV: ‘after three days ... on the third day ... on the third day’ (= setelah 3 hari ... pada hari yang ke 3 ... pada hari yang ke 3).
RSV: ‘in three days ... the third day ... the third day’ (= dalam 3 hari ... hari yang ke 3 ... hari yang ke 3).
NIV: ‘in three days ... three days later ... in three days’ (= dalam 3 hari ... 3 hari lagi ... dalam 3 hari).
NASB: ‘in three days ... on the third day ... on the third day’ (= dalam 3 hari ... pada hari ke 3 ... pada hari ke 3).


Yesus mati hari Jum’at. Biarpun Ia mati hari Jum’at pada 15.00, tetapi Jum’at pk 15.00-18.00 (hanya 3 jam) dianggap / dihitung sebagai satu hari. Seluruh hari Sabtu Ia ada dalam kubur, dan itu dianggap / dihitung sebagai hari kedua. Lalu sebagian dari hari Minggu (pk 18.00 - pk 4 atau 5 pagi, ini hanya kira-kira 10 atau 11 jam) Ia masih ada dalam kubur dan itu dianggap sebagai hari ketiga. Jadi, kata-kata Yesus dalam Mat 12:40 cocok dengan apa yang Ia alami.

Satu hal yang harus diperhatikan adalah: orang-orang Yahudi tidak menganggap bahwa kata-kata Yesus dalam ay 40 ini tidak cocok dengan fakta bahwa Yesus mati / ada dalam kubur hanya sekitar 38 jam. Kalau mereka menganggap tidak cocok, pasti mereka akan menuduh Yesus sebagai pendusta / nabi palsu karena nubuat / kata-kataNya salah. Tetapi dalam kenyataannya, tidak pernah ada tuduhan seperti itu!


Barnes’ Notes (tentang Mat 12:40): “‘Three days and three nights.’ It will be seen in the account of the resurrection of Christ that he was in the grave but two nights and a part of three days. ... This computation is, however, strictly in accordance with the Jewish mode of reckoning. If it had ‘not’ been, the Jews would have understood it, and would have charged our Saviour as being a false prophet, for it was well known to them that he had spoken this prophecy, Matt 27:63. Such a charge, however, was never made (= ‘Tiga hari dan tiga malam’. Akan terlihat dalam cerita tentang kebangkitan Kristus bahwa Ia ada dalam kubur hanya dua malam dan sebagian dari 3 hari. ... Tetapi perhitungan ini secara ketat sesuai dengan cara perhitungan Yahudi. Seandainya tidak demikian, orang-orang Yahudi akan sudah mengertinya, dan akan sudah menuduh Juruselamat kita sebagai seorang nabi palsu, karena mereka tahu bahwa Ia telah mengucapkan nubuat ini, Mat 27:63. Tetapi tuduhan seperti itu tidak pernah dibuat; dan karena itu adalah jelas bahwa apa yang dimaksud oleh ramalan ini tercapai / digenapi).


Mat 27:62-63 - “(62) Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, (63) dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit”.

Kalau ada orang yang tetap mau menyamakan cara orang Yahudi menggunakan istilah dengan cara kita, itu ‘karepe dewe’! Dan kalau dilakukan seperti itu, pasti akan terjadi kekacauan dalam banyak bagian Alkitab.

Kita harus mengartikan suatu istilah dalam Alkitab sesuai dengan pengertian orang-orang di sana pada jaman itu!

Misalnya:

a.   Istilah ‘Anak Allah’ harus diartikan ‘Allah sendiri’ atau ‘setara dengan Allah’.
Yoh 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan (menyetarakan) diriNya dengan Allah”.
Mat 14:33 - “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’”.


b.   Istilah engkau telah mengatakannya harus diartikan ‘ya’.
Mat 26:63-66 - “(63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’ (65) Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. (66) Bagaimana pendapat kamu?’ Mereka menjawab dan berkata: ‘Ia harus dihukum mati!’”.
Kalau diartikan ‘bukan aku, tetapi engkau yang mengatakannya’ maka akan terjadi kekacauan, karena kalau memang artinya seperti itu, lalu mengapa Yesus dijatuhi hukuman mati?


c.  Yos 7:19 - “(19) Berkatalah Yosua kepada Akhan: ‘Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah di hadapanNya; katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan kepadaku.’”.
NIV: ‘give glory to the LORD, the God of Israel, and give him the praise’ (= berilah kemuliaan kepada TUHAN, Allah Israel, dan berilah pujian kepadaNya).
Kata-kata ini juga tak bisa diartikan secara hurufiah / kata per kata. Artinya adalah suatu desakan untuk bersumpah.


d.   Kata ‘anak’ bisa diartikan ‘anak menantu’, ‘cucu’ / ‘keturunan’, ‘ciptaan’, dan kata ‘memperanakkan’ bisa diartikan ‘menurunkan’. Sebaliknya, kata ‘bapa’ bisa diartikan ‘pencipta’.

Menafsirkan kata ‘anak’ sebagai ‘menantu’ bukanlah merupakan sesuatu yang aneh, karena dalam Rut 1:11-13, Naomi juga menyebut kedua menantunya dengan sebutan ‘anak-anakku’.

Rut 1:11-13 - “(11) Tetapi Naomi berkata: ‘Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? (12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, (13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?’”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘my daughters’ (= anak-anak perempuanku).


Menafsirkan kata ‘anak’ sebagai ‘cucu’ juga bukan merupakan hal yang aneh, karena dalam Alkitab, istilah ‘anak’ sering menunjuk kepada ‘keturunan’, dan istilah ‘bapa / ibu’ sering menunjuk kepada ‘nenek moyang’. Bahwa hal seperti ini sering terjadi terlihat dari:

  • Kej 46:16-18 dimana ada 3 generasi yang dalam Kitab Suci Indonesia disebut sebagai ‘keturunan Zilpa’. Tetapi terjemahan yang hurufiahnya seharusnya adalah ‘sons of Zilpa’ (= anak-anak Zilpa).

Kej 46:16-18 - “(16) Anak-anak Gad ialah Zifyon, Hagi, Syuni, Ezbon, Eri, Arodi dan Areli. (17) Anak-anak Asyer ialah Yimna, Yiswa, Yiswi dan Beria; Serah ialah saudara perempuan mereka; dan anak-anak Beria ialah Heber dan Malkiel. (18) Itulah keturunan Zilpa, yakni hamba perempuan yang telah diberikan Laban kepada Lea, anaknya perempuan, dan yang melahirkan anak-anak bagi Yakub; seluruhnya enam belas jiwa”.
KJV/RSV/NASB: ‘the sons of Zilpah’ (= anak-anak dari Zilpa).
NIV: ‘the children born to Jacob by Zilpah’ (= anak-anak yang dilahirkan bagi Yakub oleh Zilpa).
  •   2Taw 28:1 dimana Daud disebut sebagai ‘bapa leluhur’ Ahas.
2Taw 28:1 - “Ahas berumur dua puluh tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia tidak melakukan apa yang benar di mata TUHAN seperti Daud, bapa leluhurnya.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘his father’ (= bapanya).



Kata bapa bisa diartikan ‘pencipta’ seperti dalam kasus:
  •  Adam / malaikat disebut anak Allah.
Luk 3:38 - “anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.
Ayub 1:6 - “Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis”.
  • Allah disebut ‘Bapa segala roh’.
Ibr 12:9 - “Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?”.
  • Yesus disebut ‘Bapa yang kekal’, atau lebih tepat ‘Bapa dari kekekalan’.
Yes 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”.

e.   Kata benci bisa diartikan ‘kurang mengasihi’.
Luk 14:26 - “‘Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”.

Mat 10:37- “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu”.

Kej 29:31 - “Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibukaNyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul”.
KJV: ‘Leah was hated’ (= Lea dibenci).

Ul 21:15 - “‘Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya, baik isteri yang dicintai maupun isteri yang tidak dicintai, dan anak sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai.
KJV: ‘... another hated... the hated... was hated’ (= ... yang lain dibenci ... yang dibenci ... dibenci).

Dalam bahasa apapun selalu ada ungkapan yang menggunakan kata-kata yang bagi orang luar rasanya aneh, tetapi orang luar TIDAK BERHAK menyalahkan!

Misalnya:

1. Dalam bahasa Inggris.
  • Kata-kata ‘let us hit the road’ (= mari kita berangkat) atau ‘let us hit the shower’ (= mari kita mandi). Padahal arti kata-kata itu secara hurufiah adalah ‘mari kita memukul jalanan’ dan ‘mari kita memukul pancuran’!
  • She is a ‘knock out’ (= ia sangat cantik). Apa hubungan ‘cantik’ dengan KO?
  • What the hell are you talking about? (= Apa gerangan yang kamu katakan?). Untuk apa ada kata ‘hell’ (= neraka) di sini?
  • Why on earth is she doing that? (= Mengapa gerangan ia melakukan hal itu?). Untuk apa ada kata ‘on earth’ (= di bumi) di sini?      
  • Hell-driver (= Pengemudi yang ngebut / ugal-ugalan). Mengapa digunakan kata ‘hell’ (= neraka) di sini?

2.   Dalam bahasa Indonesia.
a.  Menggunakan kata ‘kami’ pada waktu bicara di depan umum, padahal yang dimaksudkan adalah ‘saya’.
b.   Menggunakan kata ‘gombal’ dalam arti ‘omong kosong’.
c.    Orang kuat disebut ‘ndak punya udel’.
e.   Orang yang suka membaca / belajar disebut ‘kutu buku’.
f.    Pencuri di atas truk di jalanan  disebut ‘bajing loncat’.
g.   Orang bodoh dikatakan ‘otaknya ditaruh di dengkul’.
h.   Orang pandai disebut ‘otaknya encer’.
i.    Rumah tangga yang kacau dikatakan ‘seperti neraka’.
j.    Melihat uang ‘matanya hijau’.
k.   Sebut seadanya keluarga sebagai ‘saudara’.
l.    Mengatakan ‘kurang tahu’ padahal yang dimaksudkan adalah ‘tidak tahu’.




Catatan: untuk pertanyaan ke 11 ini, saya dan Ev. Esra telah melakukan debat terbuka melawan Mokoginta dan Mashud, di Sidoarjo. Tetapi pada saat itu kami diberi waktu yang tidak memadai, sehingga tak bisa menjelaskan seluruh argumentasi saya ini. Sekalipun demikian, saya yakin bahwa sebetulnya kami memenangkan debat tersebut, dan bisa menjawab pertanyaan ini. Tetapi baik Mokoginta maupun Mashud menolak jawaban saya, tanpa alasan yang jelas. Saya maklum akan hal ini, karena kalau mereka betul-betul fair / adil, itu berarti harus kehilangan mobil BMW. Kalau Mokoginta, atau siapapun juga, tak setuju dengan kata-kata ini, silahkan memberikan tanggapan kepada saya.


 S E L E S A I

-o0o-

No comments:

Post a Comment