Pages

16 January 2014

Apa Yang Dikehendaki-Nya Adalah Mengikut (Pribadi) Yesus, Bukan Jejaknya!

Oleh : Martin Simamora


Apa Yang  Dikehendakinya Adalah Mengikut  (Pribadi) Yesus, Bukan Jejaknya!


Credit : Cameron Davidson,  Foto Udara  Wall Street- theguardian.com

Kalau anda mengikuti Jejak,  itu seperti anda sedang mengarahkan  mata  anda  secara tajam pada “jejak” (teladan yang mulia) bukan pada  subyek yang menjadi sumber dari apa yang dikatakan sebagai “jejak”.  Bila fokus anda ada pada mengikut Jejak maka PASTI anda  hanya dapat  melihat apa yang sanggup dilihat oleh mata dan dipahami oleh pikiran anda dan sangat pasti gagal menangkap esensi yang paling tinggi. Secara ringkas jika yang dimaksud dengan aktivitas rasional semacam ini  berhubungan dengan seseorang/ tokoh besar, maka hal ini dapat dipahami sebagai sebuah mengikuti teladan, subyek yang dimaksud sebagai sumber inpirasi, atau sebagai panutan. Jika ini diterapkan pada Yesus,maka dia hanya menjadi teladan, inspirator, atau panutan dan tidak mungkin menjadi  Pemilik, apalagi Tuhan bagi si pengagum atau pelacak jejak.



Tetapi apakah Yesus memang HANYA menginginkan  keberadaan para pengagum, para penyanjung, para pelacak jejak,tanpa  TERIKAT dengan seluruh keberadaan diri-Nya, atau lebih tepatnya apakah memang terkait  MENGIKUT Yesus, memang bermula dari pihak manusia atau JUSTRU Sebaliknya dari pihak TUHAN, untuk manusia dapat mengenalnya? Sehingga tidak hanya memberi dampak tetapi mengakibatkan hal yang tidak dapat dibandingkan sejengkalpun dengan dampak yang dialami pada mereka yang HANYA para pengikut jejak,peneladan  dan pengagum Yesus.


Yesus memang dapat dijadikan teladan oleh siapa saja, tanpa perlu orang tersebut MENGHAMBAKAN dirinya kepada Yesus. Ya, dengan kata lain, Yesus  TIDAK  HARUS MENJADI Tuhanmu, cukuplah SEKEDAR meneladani  dia! Tetapi benarkah  hal ini adalah apa yang dikehendaki Yesus? Mari kita dengarkan apa kata atau ketetapan  Yesus perihal dirinya:



  • Matius 4:19-22 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun  segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil  mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.



  • Matius 7:21-23Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.



  • Matius 16:15-16 “Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!



  • Matius 16:24 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” ( Ketetapan Yesus ini juga dicatat dalam Injl-Injil lainnya ;Lukas 9:23, Markus 8:34)

 

Apa yang dapat kita tangkap dari perkataan-perkataan Yesus Kristus yang dicatat didalam Injil-Injil, sebagaimana yang saya sajikan diatas?  Pertama-tama dan terutama, perihal MENGIKUT YESUS bukan MENGIKUT JEJAK. Mengikut Yesus juga bukan sekedar ikut  berjalan bersama dengan Yesus, apalagi hanya  mengikuti jejak-Nya. Faktanya, sebagaimana  yang telah diperlihatkan oleh perkataan Yesus dan  dampak yang diakibatkan perkataan-Nya sungguh luar biasa bagi mereka yang mengikut Yesus.



Mari kita cermati TINDAKAN  YESUS  terkait  MENGIKUT DIRINYA dan APA YANG TERJADI TERHADAP MEREKA :

1.Yesus MEMANGGIL :

Ini adalah fakta luar biasa, MURID-MURID  YESUS adalah mereka yang dipanggil atau dipilih.  Fakta bahwa Yesus MEMANGGIL mereka yang dia inginkan menjadi murid-muridnya adalah hal terpenting yang perlu saya tegaskan, sebab dari poin ini, kita akan melihat bahwa Yesus sejak semula dan senantiasa menghendaki pengikutan dirinya adalah sebuah peristiwa personal yang SELALU BERMULA DARI PIHAKNYA, tidak pernah dari pihak manusia ( untuk memahami hal ini secara lebih memadai bacalah artikel sebelumnya “AksiSepihak Allah  Terhadap Manusia-ManusiaMati).

Dan Yesus memang benar-benar melakukannya! Mari kita pehatikan sebuah ayat yang mendahului Matius 4:19-22. Pada ayat 18, Injil Matius mengisahkan:

Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.


Yesus sedang berjalan,  kala itu menyusur danau Galilea, dan Ia mengarahkan pandangan matanya pada Simon dan Andreas. YESUS YANG MELIHAT MEREKA, bukan  SIMON dan ANDREAS YANG MELIHAT  YESUS DARI KEJAUHAN. Saat YESUS MELIHAT KEDUANYA, SIMON dan ANDREAS  DARI KEJAUHAN,sedang SIBUK BEKERJA. Dengan kata lain keduanya tidak menyadari apa yang AKAN TERJADI. Mereka tidak tahu akan kedatangan Yesus, tidak tahu bahwa Yesus  kala mereka sedang sibuk bekerja, mengarahkan matanya kepada mereka, mendatangi mereka dan mereka tidak tahu bahwa kedatangan Yesus YANG TIDAK MEREKA KENAL SAMA SEKALI sanggup  MENJUNGKIRBALIKAN kehidupan sosial mereka, tanpa sempat mereka mempertimbangkannya!:


Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia  (ayat 19).


Tak terpikirkan bagi saya, YESUS, bagi kita manusia, nampaknya tidak melakukan pertimbangan, apalagi observasi sebelum menawarkan ajakan semacam ini. IKUTLAH AKU. Tak hanya itu, YESUS tidak sekedar MEMANDANG, MEMILIH UNTUK MENGAJAK MEREKA, tetapi Yesus juga MEMBUAT HIDUP MEREKA BERUBAH TOTAL TIDAK LAGI SAMA.

Kalau  kita bertanya: mengapa Yesus tidak melakukan pertimbangan apalagi observasi dalam memilih ORANG-ORANG ASING YANG  BARU DIJUMPAI PADA DETIK ITU? Maka jawaban yang  TIDAK MUNGKIN SALAH adalah : “YESUS SEOLAH TIDAK PEDULI SIAPAKAH MEREKA SAAT ITU, APA PEKERJAAN MEREKA SAAT ITU, SEBAB YESUS AKAN MENGUBAH MEREKA, HIDUP MEREKA BERUBAH SETURUT APA YANG DIMAUI YESUS!”

Bagaimana dengan  SIMON DAN ANDREAS yang sedang sibuk bekerja dan sekonyong-konyong mengalami kunjungan khusus atau  misterius ini? Menerima atau menolak Yesus dan undangannya? Jikapun menerima, apakah penerimaan Simon dan Petrus adalah sebuah proses yang berlama-lama? Mari kita lihat respon  Simon dan Petrus terhadap ajakan ORANG ASING yang SAMA SEKALI TAK MEREKA KENAL :

Injil Matius, masih pada bab yang sama ini pada ayat yang sama mengisahkannya demikian :


Lalu merekapun  segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia (ayat 19).




Gilakah SIMON dan ANDREAS? Sebab mereka bukan hanya tidak mengenal siapakah orang  tersebut-bagaimana  reputasinya, dapatkah dipercaya atau bahkan diandalkan? Bukan hanya itu, baik Simon dan Andreas juga melakukan tindakan yang bukan hanya tidak rasional tetapi dapat dikatakan gila, yaitu mereka SEGERA meninggalkan JALANYA! Hei….dimanakah  akal sehat mereka, dimanakah kewarasan mereka dalam  memutuskan dan  bertindak SEGERA. Bahkan di dunia ini, kalaupun saya atau anda berhadapan dengan seseorang yang sangat anda kenal dan terpercaya, pun anda tidak akan membuat  keputusan  teramat dramatis yang dieksekusi SEGERA!

Apalagi yang mereka lakukan itu berdampak langsung  terhadap perekonomian mereka. Simon dan Petrus bukan hanya  SEGERA meninggalkan JALANNYA, yaitu sumber nafkah atau ekonomi mereka, tetapi benar-benar sudah tidak berakal bukan? Tidakkah memang benar demikian dalam kacamata kita? Jujur saja, sebagai  penonton saya akan sangat mencemaskan keputusan Simon dan Petrus tersebut.


Kalau, anda meninggalkan sebuah pekerjaan demi pekerjaan yang lebih baik, lebih menjanjikan dalam karir dan jumlah rupiah atau dolar yang  fantastis, maka itu tidak masalah, itu boleh disebut  keberuntungan. Kalau anda meninggalkan pekerjaan anda sebagai nelayan untuk sebuah pekerjaan yang mendatangkan penghasilan yang jauh lebih besar dan lebih menjamin masa depan, itu baru rasional dan  luar biasa. Namun, bukan itu yang dialami oleh SIMON dan ANDREAS,  Yesus bukan menawarkan sebuah  pekerjaan bergaji besar,  istimewa, apalagi istimewa , sampai-sampai membuat Simon dan Petrus merespon dalam kecepatan SEGERA!


Kemudian, Simon dan Andreas mengikut Dia, dan semenjak mereka MENINGGALKAN JALANYA, maka Simon dan Petrus mengalami  Perubahan hidup yang tidak didambakan siapapun juga manusia pada umumnya, sebab kini mereka menjadi PENJALA MANUSIA, ya.. Yesus  MENJADIKAN MEREKA PENJALA MANUSIA. Sebuah pekerjaan yang sama sekali tidak ada uangnya! Hei…tunggu dulu, lagian jenis  pekerjaan apakah itu? Bodoh dan naïf sekali Simon dan Petrus mau meninggalkan kemapanan hidup demi seseorang dan ajakan seseorang yang baru dijumpai dan juga tidak dikenal mereka, demikianlah berangkali diri kita kebanyakan  dalam menyaksikan kejadian tersebut secara langsung.


Yesus MELAKUKAN TINDAKAN SEPIHAK, memilih  Simon dan Andreas, dimulai dari MEMANDANG MEREKA DARI KEJAUHAN,  YESUS MENGARAHKAN MATA KEPADA MEREKA.  Sejak dari KEJAUHAN, YESUS sudah memutuskan untuk  mengarahkan matanya kepada mereka, mendatangi mereka, mengajak/mengundang/memanggil  mereka untuk mengikut dia, Yesus MENGUBAH mereka menjadi PENJALA MANUSIA.


Respon SIMON dan ANDREAS  adalah SEGERA MENINGGALKAN JALA MEREKA DAN MENGIKUT DIA.


Ini adalah luar biasa,  tidak masuk akal, tetapi terjadi. Kita melihat Simon dan Petrus SEGERA menerimanya, termasuk menerima untuk DIUBAH OLEH YESUS menjadi apapun yang YESUS MAUI. Ingat, Yesus tidak bertanya apa yang kamu sukai untuk dikerjakan, sebelum mengubah mereka menjadi pekerja  untuk pekerjaan tertentu. Hal ini datang dan ditetapkan oleh Yesus, dan disambut dalam sebuah respon yang pasti dan segera.

Peristiwa yang sama dan respon mencengangkan  juga kembali terjadi pada diri Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya yang  juga sedang  sibuk bekerja ( Matius 4:21)



2. Melakukan Kehendak Bapa
Bagi Yesus, ketika dia memanggil murid-muridnya, bukan sekedar mengikuti jejak (baca: teladan-teladan bernilai tinggi dan mulia) tetapi juga  melakukan KEHENDAK BAPA. Ini adalah hal yang mustahil pada faktanya, sebab BAPA tidak dapat dilihat dan tidak ada yang pernah dapat melihat BAPA selain  YESUS ( Yohanes 1:18, Yohanes 6:46). Kalau demikian, mustahil perihal  Kekristenan itu, sebatas MENGIKUT JEJAK. Ini pasti lebih dari sekedar meneladani, ini  pasti perihal yang tidak bisa tidak harus berhubungan dengan  memiliki sebuah relasi yang bernilai ilahi, melampaui hubungan manusiawi apalagi sekedar emosional dan rasional.

Matius 7:21-23 “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Apakah Yesus sedang meracau, MENUNTUT  orang-orang yang mengaku mengenal diri-Nya HARUS MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU! Yesus bilang bahwa  saya dan anda HARUS MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-NYA. Bagaimana mungkin, Bapa tidak bisa dilihat, bagaimana menjumpainya apalagi melakukan kehendak  Bapa?

Bagi Yesus hal ini mungkin sebab Dia sendiri berkata :

Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."- Yohanes 14:6-7


Injil Yohanes mencatat bahwa Yesus menyatakan  bahwa DIA adalah JALAN dan KEBENARAN dan HIDUP.  Terkait BAPA, Yesus berkata bahwa TIDAK ADA SEORANGPUN YANG DATANG KEPADA BAPA, kalau TIDAK MELAUI DIRINYA SENDIRI.


Yesus bahkan secara luar biasa berani  berkata “Kalau kamu mengenal Aku, PASTI kamu juga mengenal Bapa.” Tahukah anda bahwa disini Yesus bukan saja mengguncangkan pemahaman orang kebanyakan tetang Tuhan, Dia sedang  berkata AKULAH DIA! Kalau kamu MENGENAL  SAYA (YESUS), PASTI KAMU JUGA MENGENAL BAPA!



Kita melihat bahwa  untuk dapat melakukan kehendak  Bapa, maka siapapun juga dia harus MENGENAL YESUS. Tanpa mengenal Yesus tidak ada satupun pekerjaan sekalipun berkualitas mulia dapat dikatakan sebagai MELAKUKAN KEHENDAK BAPA, sebab Yesus MENENTUKAN bahwa  saya, anda dan siapapun dia  HARUS mengenal Yesus. Ketika anda mengenal Yesus maka anda mengenal Bapa. Ketika anda mengenal Bapa maka anda MENGENAL BAPA yang tak terlihat, kudus, agung, mulia dan  maha sempurna itu! Kata kuncinya : MENGENAL YESUS  BERARTI ANDA MENGENAL BAPA. Dengan mengenal Bapa maka anda tahu apa yang Bapa maui untuk anda kerjakan.



Hal ini nampak jelas ketika Yesus dengan nada menegur berkata kepada Filipus :
Yohanes 14:8-9
Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.


Demikian  tegas dan gamblang Yesus berkata bahwa melihat Yesus adalah melihat  Bapa! Filipus memang bingung, berangkali dia mengira Yesus sedang   menyampaikan perumpamaan, tetapi dapat dipastikan betapa tercengangnya  Filipus mendapatkan  jawaban Yesus yang sedemikian literalnya, sampai-sampai dia  secara  gamblang menggunakan kata MELIHAT untuk menunjukan betapa OTENTIKNYA YESUS adalah Tuhan!

Hal ini dapat dipastikan dengan perkataan Yesus sendiri :

Yohanes 14:10-11
Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.


Yesus mengungkapkannya dengan bahasa yang sangat kuat dalam susunan kata yang membuat siapapun pendengarnya tidak dapat menganggapnya sebagai sebuah pernyataan ringan, dan Yesus memastikan bahwa para murid dan pendengarnya tidak akan menilai Yesus sedang berkata dalam sebuah perumpamaan (Yesus memang kadang-kadang menggunakan perumpamaan dihadapan orang ramai, namun kala dia hendak memberikan artinya, Yesus menarik para murid menjauh agar hanya murid yang paham-Matius 13:10-17). Sehingga perlu baginya untuk berkata seperti ini “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya

Ini adalah   perkataan yang tidak memungkinkan adanya pengertian selain apa yang dikatakan, tidak memungkinkan adanya reinterpretasi bagaimanapun juga yang akan mereduksi sedikitpun selain apa yang hendak dimaksudkan oleh Yesus. Ketika Yesus berkata pada bagian “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku,Yesus sendang memastikan bahwa  ketika dia berkata “ AKU DI DALAM BAPA dan BAPA DIDALAM AKU,” maka memang demikian faktanya yang dibuktikan dengan “APA YANG AKU KATAKAN”  tidak aku katakan  dari diri-Ku,  tetapi  Bapa, yang diam di dalam Aku.


Dengan kata lain Yesus  hendak mengatakan bahwa kesaksian perihal ini pun adalah kesaksian yang diucapkan oleh diri Yesus dan Bapa yang diam dalam diri Yesus. Anak menyaksikan siapakah dirinya, dan Bapa menyampaikan kesaksian yang sama mengenai siapakah Anak, melalui diri Yesus!


SUKAR?
Jelas, dan YESUS sendiri memahaminya, sehingga kepada murid-Nya, Filipus, yang masih belum mengerti, Yesus menegaskan “setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”

Sehingga dapat kita pahami, bagi Yesus, perihal  mengikut, PASTI terkait dengan dirinya sebagai PIHAK UTAMA yang berinisiatif. Mengikut Dia bukan mengikut Jejak, tetapi diri Yesus sendiri, sebab jika anda tidak mengikut Yesus maka mustahil bagi siapapun melakukan kehendak BAPA. Sebab Bapa sendiri ada didalam Yesus dan Yesus ada didalam Bapa.


Bagaimana bisa melakukan kehendak Bapa tanpa mengenal Bapa? Bagaimana mungkin mengenal Bapa tanpa mengenal Yesus? Bagaimana mungkin mengenal Yesus kalau tidak Yesus memanggil anda. Maukah anda meresponi panggilan Yesus ketika anda membaca artikel ini?




3. “Siapakah Aku ini?”

Mengikut Yesus, bukan bermakna mengikut Jejak (teladan mulia), mengikut Yesus selain orang tersebut diubahkan oleh Yesus, dan dapat mengenal Bapa dan  melakukan kehendak Bapa, orang tersebut HARUS dan PASTI mengenal Yesus secara pribadi. Kita sebelumnya sudah melihat sebuah elemen vital dalam mengikut Yesus  yaitu mengenal  Yesus untuk dapat mengenal Bapa. Dikatakan vital sebab  seorang murid hanya dapat melakukan kehendak Bapa kalau dia mengenal Bapa, dan tentulah Bapa mengenal murid Yesus tersebut! Dan ini tepat seperti Yesus sendiri terhadap Bapa.



Pada bagian ini kita akan melihat betapa mengikut Yesus bukan sekedar mengikut jejak atau meneladani hal-hal mulia pada Yesus tanpa sebuah relasi yang amat intim, teramat lekat dalam pertautan jiwa.

Inilah sebuah momen yang teramat agung antara Yesus dan muridnya sendiri, Yesus mengajukan sebuah pertanyaan yang mengindikasikan kedalaman pengenalan muridnya selama  si murid mengikut dia. Mari kita  perhatikan :

Matius 16:15-16 “Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!


Siapakah Aku ini? Apakah pentingnya bagi Yesus, bagaimana dirinya dikenal oleh muridnya? Jawaban Petrus kepada  Yesus adalah jawaban yang  sukar dipahami, bahkan dapat dikatakan sama sukarnya kala Yesus berkata kepada  Filipus : “Aku didalam Bapa” dan “Bapa di dalam Aku,” sebagaimana secara ringkas telah kita pelajari pada bagian atas tersebut.

Petrus menjawab “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!  Kita tahu bahwa ketika Petrus mengatakan Yesus adalah Anak Allah yang hidup, itu adalah sebuah pernyataan yang mustahil datang dari akal budi Petrus sendiri. "Yesus adalah Anak Allah," adalah pernyataan yang dapat dipahami  sebagai penyamaan diri dengan Allah, sebuah penghujatan, dalam Yohanes 10:30-33, 36  klaim  Anak Allah  menimbulkan kemarahan para pemimpin Yahudi:



Aku dan Bapa adalah satu." Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?

Ketika Yesus bertanya kepada Simon Petrus, “SIAPAKAH AKU INI.” Maka Petrus tidak hanya menjawab Yesus adalah Mesias atau Kristus atau Dia yang Diurapi, tetapi Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah!

Lantas apa tanggapan Yesus terhadap pernyataan muridnya ini? Beginilah Yesus merespon jawaban Petrus :

Matius 16:17
Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.


Yesus menyatakan bahwa  ketika Petrus menyatakan  ITU  “Mesias dan Anak Allah,” maka itu bukan dari manusia Petrus, tetapi dari Bapa sendiri.   Dalam hal ini, Bapa mengungkapkan siapakah Yesus melalui seorang murid Yesus, Bapa menyaksikan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Sebuah pernyataan yang dapat mendatangkan amuk masa, setidak-tidaknya dilempari batu sebagaimana yang dialami oleh Yesus sendiri.

Dalam hal ini, kita jelas melihat bahwa hal  yang paling membahagiakan dan paling mahal atau mustahil untuk dialami oleh manusia secara mandiri, adalah mengenal siapa Yesus, mengenal siapa Bapa. Ternyata  hanya Bapa yang dapat  membuat murid Yesus dapat mengenal siapakah Yesus! Bayangkanlah betapa mustahilnya seseorang yang BUKAN murid Yesus untuk mengenal Yesus lebih dari sekedar tokoh besar, lebih dari sekedar Guru, lebih dari sekedar teladan hebat.


Dan tahukah anda, Yesus menghendaki seorang murid MENGENAL YESUS SEBAGAIMANA BAPA MENGENAL YESUS! Pada kasus Petrus,  oleh Bapa, dia sanggup MENGENALI YESUS SEBAGAI MESIAS DAN ANAK ALLAH! Bagaimana dengan anda, apakah anda mendambakan untuk mengenal Yesus sebagaimana Bapa mengenal Yesus?


Yesus menghendaki murid-muridnya MENGENAL DIA DALAM DERAJAT SEBAGAIMANA BAPA MENGENAL ANAK! Sehingga mengikut Yesus bukan sekedar meneladani, tetapi mengenal Yesus dalam sebuah cara yang ilahi, sebuah hal yang mustahil bagi manusia di luar/ tidak percaya atau mengenal Yesus!


Yesus Sudah Tidak Ada, Saya  Mustahil Melihat Dia, Apalagi Melihat Bapa 

Kita sudah melihat bahwa di era Yesus, para murid dapat melihat   Dia sehingga dapat melihat Bapa. Kini Yesus tidak ada, bagaimana saya dapat mengikut dia, melihat dia sehingga dapat melihat Bapa Bukankah mengikut  Jejak adalah lebih rasional dan aktual?


Mari kita perhatikan  apa yang dikatakan oleh Yesus sendiri :

Yohanes  8:12
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."


Dari perkataan Yesus ini
, kita kembali dapat menegaskan bahwa untuk mengartikan bahwa mengikuti Jejak (teladan) Yesus adalah hal yang rasional, sehingga dalam hal ini berpikiran “barangsiapa   yang meneladani atau mengikuti jejak Yesus sama dengan melakukan kehendak Bapa, sekalipun tidak mengenal Yesus, tidak mengenal Bapa,”adalah sebuah penyesatan kebenaran yang   luar biasa gelap.

Bagi Yesus mengikut dia akan MENGAKIBATKAN perubahan : “ tidak akan berjalan dalam kegelapan, namun MEMPUNYAI terang hidup. Siapakah terang  yang dipunyai orang yang mengikut Yesus? Jelas Yesus sang Terang Dunia. Yesus sendiri adalah terang hidup itu, yang mengusir kegelapan dunia. 

Tetapi untuk mengalami fakta ini, anda harus MEMILIKI/MEMPUNYAI YESUS. Kembali disini anda harus MENGENAL YESUS untuk dapat MEMPUNYAI, sebab untuk mempunyai terang jenis ini tidak mungkin oleh upaya anda tetapi hanya oleh YESUS, dengan mengikut  Yesus!


Pada Yohanes 8, kita kembali menemukan hal teramat vital  dalam perihal mengikut Yesus, yaitu MENGENAL YESUS!

Tidak mengenal  Yesus dapat mengakibat masalah besar dan sangat berbahaya bagi jiwa setiaporang yang tidak mengenal Yesus. Mari kita simak perihal ini melalui dialog antara Yesus dan orang-orang Farisi :


Yohanes 8:13 -14,18
Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar." Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi…. (18) Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku." Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku."  


Tidakkah anda akan diingatkan akan seorang bernama Filipus, ketika orang Farisi itu bertanya kepada Yesus “ DIMANAKAH BAPAMU? Filipus kala itu juga meminta atau menanyakan hal  yang mirip “tunjukkanlah Bapa itu kepada kami” (Yohanes 14:8-9).
Jelas dan tak terbantahkan bahwa  MENGENAL  YESUS BUKAN SOAL GAMPANGAN, ANDA BUTUH ANUGERAH SEPERTI PETRUS MEMBUTUHKANNYA! Baik  para murid dan orang-orang Farisi adalah mereka yang hidup sezaman,  seperiode. Bahkan mereka semua  menyaksikan perkataan dan pekerjaan-pekerjaan Yesus yang ajaib, tetapi selama mereka ada di tempat yang sama dan menyaksikan bersama-sama tidak menghasilkan PENGENALAN YANG SAMA.



Padahal, mengenal Yesus adalah jantung untuk MENGENAL BAPA. Mengenal Bapa adalah jantung untuk melakukan kehendak Bapa. Dan kekrusialan ini  ada dan nyata terlihat dari pertanyaan senada yang dilontarkan baik oleh murid Yesus dan orang-orang Farisi yaitu : Tunjukanlah Bapa itu kepada Kami atau Dimanakah Bapa Mu?


Namun demikian, bagaimana saya atau anda dapat mengikut dan mengenal Yesus dalam sebuah derajat pengenalan yang teramat ilahi ini?

Kembali, kita akan memperhatikan perkataan Yesus sendiri :

Yohanes 8:31-32
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."



Kita memang ,kini,  tidak dapat lagi bertemu Yesus muka dengan muka seperti halnya para murid, seperti orang-rang  Farisi, seperti masyarakat Palestina pada umumnya, seperti para prajurit yang menangkap Yesus di  taman Getsemani, seperti para tentara Romawi yang menyiksa Yesus dengan siksaan yang teramat kejam dan mematikan, seperti mereka yang memalukan paku-paku pada tangan dan kaki Yesus pada salib, seperti mereka yang telah mengoleskan anggur asam pada bibirnya, seperti seorang prajurit yang menusukan tombak ke lambungnya untuk memastikan kematiannya, seperti mereka para  murid yang turut mempersiapkan dan menguburkan Yesus. Seperti para tentara  Roma yang  ketakutan luar biasa ketika Yesus bangkit dan keluar dari kubur, seperti para murid berjumpa dengan Yesus setelah bangkit, bercakap-cakap bahkan  makan-makanan yang disajikan Yesus untuk mereka! 



KITA TIDAK mengalami semua itu, tetapi Yesus  juga berkata bahwa kehadiran atau ketidakhadiran-Nya secara jasmaniah  tidaklah sebuah  faktor yang membatasi generasi-generasi mendatang setelahnya, untuk generasi-generasi mendatang, murid Yesus generasi-generasi moderen tetap dapat mengalami sebuah  kondisi menjadi murid Yesus dalam derajat yang ilahi, sama  ilahinya dengan  saat Yesus ada dimuka bumi. Dengan kata lain kita dapat menjadi murid Yesus dalam kualitas setara sebagaimana Yesus tuntut, sehingga tidak perlu berpikir sedemikian rendahnya mereduksi apa yang Yesus tuntut terkait MENGIKUT DIRINYA, sehingga HANYA menjadi mengikut  jejak atau meneladani hal-hal mulia saja pada dirinya.



Yesus berkata : Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."


Perkataan Yesus ini, mengingatkan saya dengan perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6

“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”

Kita kini, di era modern, dapat mengetahui firmannya, perkataannya, keinginannya melalui Alkitab -(tentu yang Yesus maksud dengan "firmanku" adalah perkataannya, dan kala itu tentu belum ada Alkitab seperti saat ini, dahulu “alkitab” era Yesus hanyalah mencakup  apa yang kita  kenal sebagai Perjanjian Lama – terkait hal ini untuk sebuah  kajian yang lebih serius dapat membaca  Jewish Scripture and The Literacyof Jesus”) -- yang anda miliki atau dapat anda miliki jika anda mau.



Hal terpenting, bukan sekedar memiliki Alkitab, tetapi TETAP DALAM FIRMAN itu artinya hidup sesuai dengan maksud firman itu dan dengan demikian saya dan anda akan BENAR-BENAR ADALAH MURID Yesus! Jika anda tinggal dalam Firman maka anda akan mengetahui kebenaran yang sanggup memerdekakan anda, ya siapa lagi kalau bukan Yesus sang Kebenaran itu!


TINGGAL DALAM FIRMAN membuat anda mengenal KEBENARAN, dan Kebenaran itu memerdekakan anda dan saya, demikian kata Yesus. Dalam  hal ini, di zaman moderen ini, kita bahkan dapat menjadi murid seperti yang Yesus mau, dan KETETAPAN YESUS ini bersifat MUTLAK, melalui membaca Alkitab kita dapat  berjumpa dengan Yesus. Sehingga penting bagi kita untuk secara serius dan sepenuh hati  membaca, mempelajari dan berdoa kepada Tuhan agar Dia membukakan pengertian ilahi sehingga sama seperti Petrus, kita benar-benar dapat berkata bahwa  Yesus adalah Mesias dan Anak Allah! Dan jangan kuatir sebab  Roh Kudus akan menolong dan menerangi pembacaan Alkitab agar kita dapat memahami kebenaran yang dimaksud sesuai apa yang  Bapa maui (bandingkan hal ini dengan ; Yohanes 14:15-17, Yohanes 14:26, Yohanes 16:7-15, Roma 8:9).

KAMU AKAN MENGETAHUI KEBENARAN DAN KEBENARAN ITU AKAN MEMERDEKAKAN KAMU. Bagaimana ini dapat terjadi, dan mengapa bisa  kebenaran memerdekakan saya dan anda, Sebab kebenaran itu adalah Yesus sendiri!

Yohanes 8:34-36
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."


Tetap  tinggal dalam  firman-Ku ( perkataan Yesus) maka menjadi  benar-benar murid Yesus, murid Tuhan! Dan  menurut Yesus, menjadi murid Yesus  tidak lagi menjadi HAMBA dosa. Mengapa bisa tidak lagi menjadi HAMBA dosa? Sebab apa yang telah dilakukan Anak!


Yesus berkata “apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.Merdeka dari APA? Jelas, dari PERHAMBAAN dosa, oleh Anak, anda tidak lagi bertuankan pada DOSA, tidak lagi menjadi BUDAK dosa! Anda oleh ANAK, kini dilepaskan dari PERHAMBAAN atau dibebaskan dari keadaan  sebagai seorang BUDAK dosa. Sehingga anda dapat melawan keinginan berbuat dosa/ melakukan kebaikan/ menghasilkan sebuah pekerjaan-pekerjaan baik sebagai orang-orang merdeka, bukan sebagai budak. HANYA  yang DIMERDEKAKAN ANAK SAJA YANG DAPAT MENGALAMI INI. Demikianlah Yesus menegaskan!


TUJUAN final  mengikut Yesus, BUKAN  pada SUKSES meneladani  atau mengikuti Jejak Yesus sehingga perilaku anda akhirnya MIRIP ATAU SERUPA Yesus dalam hal PERBUATAN BAIK. Jika ini tujuan anda, SEKEDAR membuat anda menjadi manusia-manusia berbudi luhur berdasarkan pencapaian anda membangun karakter baik, maka prosentasenya teramat minimal untuk  dapat dibanggakan atau sebuah imitasi duniawi yang fana dan tanpa nilai, sebab SEMUA PERBUATAN BAIK YESUS ADALAH PERBUATAN BAIK YANG DIHASILKANNYA SEBAGAI  MANUSIA TANPA DAN TIDAK DAPAT BERDOSA!


Adakah manusia BERDOSA DAN JELAS TIDAK SUCI yang sanggup mengimitasi nilai ilahi dalam perbuatan atau teladan baik Yesus? Mustahil!  Dan yang perlu dicamkan dengan tidak main-main, Yesus menghendaki anda mengenal Dia sebagaimana Bapa mengenal Dia, Yesus menghendaki sebuah pengenalan yang intimasi dalam kualitas ilahi, bukan manusiawi! 

Ya, setidak-tidaknya,seperti Petrus mengenal SIAPA YESUS SEBENARNYA! Sesuatu yang hanya mungkin jika anda memang memiliki hubungan dengan Yesus dan mempunyai sang Terang dunia.



Mengenal Yesus berarti juga tinggal didalam firman-Nya, dan telah dimerdekakan dari PERBUDAKAN DOSA, anda tidak lagi melayani keinginan-keinginan dosa, anda kini melayani keinginan-keinginan atau kehendak-kehendak Bapa, anda memiliki kemampuan untuk menguasai diri anda dan BERJUANG menaklukan segala bentuk keinginan daging! Itulah kualitas ilahi pada murid-murid Yesus, tidak dimiliki oleh orang-orang baik yang tidak menjadi murid Yesus.



Murid Yesus mengenal Yesus dan mengenal Bapa dan melakukan kehendak Bapa dalam sebuah kualitas ilahi yang dituntut Yesus sendiri!  Itu sebabnya sebagai orang-orang merdeka kita sanggup melawan keinginan-keinginan dosa (bandingkanlah dengan Galatia 5:13-14, Galatia 5:1, Kisah Para Rasul 13:38-39, Roma 6:22, 1 Petrus 2:16; Kolose 1:21-23, Roma 8:1-4).


Maukah anda mengalami kemerdekaan dari perbudakan dosa sehingga anda menjadi milik Kristus, hamba Kebenaran dalam pengenalan  pada Yesus dan Bapa?


***





No comments:

Post a Comment