Pages

22 November 2013

Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya -3

Oleh : Prof. John Gruzelier

Catatan Editor: Pada semua aspek, editor  tidak menyetujui Hypnosis. Artikel ini bernilai sebagai referensi akademis dan kritis terhadap bahaya-bahayanya, sehingga selain bernilai informatif diharapkan dapat mengedukasi pembaca.


Ini adalah artikel pertama dari rangkaian utama topik ini yang terdiri 3 artikel yang telah dipilih untuk memberikan wawasan yang memadai. Dua artikel lainnya  yang kelak akan disajikan merupakan penjelasan:
JOHN F. KIHLSTROM Department of Psychology, University of California, Berkeley, dan  Tim Bayne - University of Oxford




Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan  Bukti Dan Implikasi-Implikasinya



"skizoferenia"
Credit: huffingtonpost
Bacalah lebih dulu bagian 2


Induksi-Induksi Kognitif Versus Ideomotor



[Catatan : ideomotor  sederhananya adalah   efek dalam sebuah fenomena psikologi dimana  dalam fenomena ini sebuah subyek membuat gerakan-gerakan yang  dilakukan secara tak disadarinya; sebagai contoh, tubuh memproduksi air mata dalam merespon  pada emosi-emosi yang sangat kuat, tanpa orang tersebut secara sadar memutuskan untuk menangis-editor Anchor]



Sebuah  eksaminasi formal  terhadap pengaruh tipe induksi hipnotik pada natur efek-efek yang tak dikehendaki telah dilakukan oleh Crawford dkk ( 1982), yang  telah membandingkan Harvard Group Scale, dengan  muatan  utamanya  ideomotor, yang telah menjadi Standford Form C, dengan  pembobotan kognitifnya yang kuat, termasuk sebuah  mimpi hipnotik dan regresi usia, seperti yang telah digunakan oleh pionir hipnosis Hilgard - siapakah Hilgard? Baca ini ( 1974).  Efek-efek buruk  telah menjadi  hal yang lebih umum dengan  skala yang lebih berorientasi  Kognitif (29%) dibandingkan dengan skala ideometer (5%). Susceptibility ( kerentanan untuk dengan mudah dipengaruhi oleh sesuatu) baik pada item atau perihal-perihal kognitif dan ideomotor juga telah diasosiasikan dengan  distorsi-distorsi kognitif dan kebingungan-kebingungan dibandingkan dengan efek-efek non kognitif seperti kelelahan hebat yang membuat kantuk/ kengantukan dan sakit kepala/mual.


Hal yang  belakangan tersebut telah diasosiasikan dengan level-level  susceptibility yang lebih rendah.  Akan tetapi,  telah ada  ekspetasi-ekspetasi pada generalisasi-generalisasi ini, sebagaimana telah nyata/ terbukti dari studi-studi kasus Hilgard dkk (1961). Terkait dengan mekanisme, studi-studi telah mengonfirmasikan bahwa efek-efek buruk kognitif dapat dihasilkan dari memori-memori dan penggagasan-penggagasan personal yang telah dipicu oleh sugesti-sugesti spesifik.




Dalam kesimpulan, proporsi-proporsi  pada pengalaman-pengalaman para partisipan atas efek-efek yang tak dikehendaki , memperlihatkan  didominasi ideomotor yang  secara  ketat berulang—7,7% ( Hilgard dkk, 1961) versus 5% ( Helen J Crawford Phd dkk, 1982),  dimana telah terlihat proporsi-proporsi pengalaman adalah item-item atau perihal-perihal yang didominasi Kognitif—31% ( Hilgard,1974) versus 29% ( Crawford dkk, 1982). Susceptibility hipnotik yang tinggi juga telah diasosiasikan dengan mengalami reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki, tetapi pada susceptibility  yang rendah tidak  menghalangi reaksi-reaksi buruk, secara khusus respon-respon  autonomic seperti sakit kepala dan mual.




Hipnosis dibandingkan dengan  aktivitas-aktivitas perguruan tinggi

Faw dkk ( 1968) telah memberikan  mahasiswa-mahasiswa tiga bentuk  hipnosis dalam sesi-sesi terpisah, dengan memasukan  efek-efek ideomotor dan kognitif dan dalam satu sesi sebuah  pendorong cahaya sistem pikiran untuk  meningkatkan hipnosis. Grup eksperimental telah dibandingkan dengan sebuah grup kontrol yang memiliki  3 kuliah  hipnosis dalam sebuah kelas. Para peneliti   telah memasukan sebuah tindak lanjut/follow-up 90 hari dengan pusat konseling  dan klinik kesehatan   perguruan tinggi dan   mereka juga  telah  melakukan penilaian profil-profil MMPI (untuk mendiagnosa sakit jiwa) - Minnesota Multiphasic Personality  Inventory sebelum dan sesudah hipnosis.




Tidak ada peningkatan dalam  menggunakan fasilitas-fasilitas klinik oleh kedua grup, dengan insomnia yang lebih kecil dalam grup hipnosis dan satu rujukan psikiatrik dari  grup eksperimental. Karena alasan-alasan yang tak dapat dijelaskan, ‘sebuah perbaikan dalam neurotik, psikotik dan profil-profil  masalah perilaku’ pada MMPI telah terjadi pada kedua grup. Dengan kata lain, sebagai sebuah hasil hipnosis, atau sekedar menghadiri sebuah kuliah hipnosis, personalitas  telah berubah. Bagaimana  ciri khas personalitas dapat diubah  dengan menghadiri sebuah kuliah adalah  kabur/tidak jelas dan menuntut pertanyaan akan  validitas item-item laporan atas diri mereka oleh mereka sendiri.





Coe dan Ryken (1979) telah menyurvei siswa-siswa perguruan tinggi AS tentang   efek-efek positif dan  negatif  yang mengikuti setelah hipnosis dengan sebuah kuesioner laporan diri sendiri oleh
Department of Health, Education and Walfare, diantaranya “pada prosedur-prosedur berbahaya  yang memiliki kapasitas untuk menciptakan stres  atau bahaya  pada tubuh.’ Hipnosis ( diselenggarakan baik dengan SHSS: A dan SHSS:C) telah dibandingkan dengan   4 situasi lainnya—sebuah  ekperimen belajar verbal, menghadiri sebuah kelas, mengikuti sebuah ujian, kehidupan perguruan tinggi secara umum selama dua hari terakhir.



Hanya dibawah setengah dari subyek-subyek yang telah melaporkan efek-efek negatif  hipnosis ( 34/70) dan pada saat yang bersamaan, hipnosis telah menerima  penilaian yang lebih tinggi pada  kesenangan daripada situasi-situasi lainya. Tidak ada data kuantitatif yang telah disediakan mengenai tiga   macam berbeda efek-efek negatif  dan positif pada subyek grup-grup berbeda. Akan tetapi, berdasarkan konklusi-konklusi mereka pada sebuah kategorisasi umum terkait apakah benar atau tidak  efek-efek lanjutan telah  lebih atau kurang sering atau sama  secara statistik ( dengan hipnosis telah dibandingkan dengan kondisi-kondisi lainnya), mereka telah menyimpulkan bahwa ‘hipnosis bukan lagi hal yang menyebabkan  masalah dibandingkan dengan  aktivitas-aktivitas yang diperbandingkan’ ( 1979;673). Membandingkan dengan kehidupan kampus, menghadiri kelas dan sebuah ujian, hipnosis dan eksperimen belajar verbal  memiliki keserupaan,  cenderung  membuat mahasiswa-mahasiswa cemas, ketakutan, tidak bahagia dan tertekan, dimana hipnosis lebih dari sekedar eksperimen kognitif  yang telah diasiosiasikan dengan kepala pusing, leher yang tegang/sakit, lemas, pusing-pusing, keletihan yang sangat  hingga membuat kantuk dan sebuah hasrat untuk tidur sesaat, walaupun  di hampir semua kasus, tidak ada  yang  melebih hipnotis dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Susceptiblity atau kerentanan pada SHSS:C telah dikatakan  menjadi secara positif berkolerasi dengan kategori kognitif ‘mimpi-mimpi dan pikiran-pikiran  tak lazim,’ dengan dengan efek lanjutan positif.


Disamping    limitasi atau pembatasan  pada natur buram pada  analisa kuantitatif, sayangnya tidak ada upaya  yang dilakukan untuk  mengharmonikan grup-grup pada susceptibility /kerentanan maupun para peneliti itu   telah membuat laporan demografi atau data susceptibility untuk mengindikasikan apakah grup-grup tersebut dapat diperbandingkan dengan cara apapun.  Data terkait level-level susceptibility (kerentanan- dalam hal mudah dipengaruhi sesuatu) yang telah dicapai akan sangat membantu  untuk  validasi yang telah diberikan dimana para partisipan yang telah dihipnotis  oleh 15  mahasiwa psikologi program sarjana   tanpa  memiliki pengalaman sebelumnya menyelenggarakan hipnosis.





Pengamanan-Pengamanan  menangkal efek-efek yang tidak dikehendaki

Ketika skala-skala klasik Stanford dan Havard dikembangkan oleh para peneliti, mereka telah menyadari kemungkinan reaksi-reaksi negatif  pada hypnosis dan telah mengambil langkah-langkah spesifik untuk meminimalisasi reaksi-reaksi negatif   dalam prosedur-prosedur yang telah diadopsi dalam konstruksi skala ( Hilgard, 1965).  Rekaman-tape asli Harvard Group Scale mencakup sebuah  kata pembuka yang panjang lebar yang  bertujuan untuk membuat jelas atau jernih atau melenyapkan hal-hal membingungkan pada hipnosis, melemahkan prasangka-prasangka negatif, melenyapkan  kecemasan-kecemasan dan membangun sebuah  kerja kemitraan yang positif dengan subyek. Semua sugesti  pada skala-skala ini selama hipnosis secara seksama telah disingkirkan sebagai bagian standardisasi prosedur, bahkan jika subyek  terlihat tidak merespon, dan gagal untuk merespon, dilakukan kembali dalam sebuah cara yang positif.


Reaksi-reaksi emosional negatif  terhadap item-item/perihal-perihal seperti mimpi hipnotik dan regresi usia  telah diketahui  dengan baik. Karena alasan ini, item atau perihal regresi usia pada skala Standford telah secara  khusus diperkatakan  untuk membawa partisipan kembali ke  sebuah hari yang  indah, bukan sembarang hari, dan pada sebuah (biasanya) situasi yang menyenangkan  (tidak membahayakan)--  duduk dalam sebuah kelas menulis atau menggambar pada kertas-kertas. Lebih lanjut, baik item-item mimpi dan regresi usia telah dikonstruksikan untuk  memasukan  peluang luas bagi subyek untuk melaporkan natur pengalaman yang sedang berlangsung, meskipun menggunakan  kriteria penilaian perilaku. Para peneliti yang  bertanggungjawab telah menyadari akan harusnya  memonitor subyek-subyek secara seksama terhadap respon-respon yang  tidak baik, dan untuk  melakukan wawancara atau interogasi secara  cermat atas  reaksi-reaksi  secara tepat, juga untuk merancang terapi tindak lanjut jika diperlukan.




Sejumlah studi-studi formal  yang telah dipublikasikan, mengeksaminasi lebih lanjut strategi-strategi yang mana untuk memperkecil efek-efek lanjutan yang negatif.  Hanya dua studi telah  menyampaikan dua perihal ini. Dalam sebuah studi skala kecil Crawford dkk (1982) telah memasukan  sebuah kuliah untuk menjernihkan dan sebuah sesi  tanya dan jawab sebelum induksi hipnosis, dan setelah hypnosis, mereka diperkenalkan dengan sebuah  latihan peregangan  dalam sebuah upaya untuk  mengurangi penurunan  semangat  yang seperti apapun. Sebelum ini, Crawford dkk telah meminta semua subyek untuk mengisi kuesioner-kuesioner dan siapa saja yang  mengakui telah menerima psikoterapi dan konseling telah dikeluarkan  sejak awal. Walaupun tidak ada keunggulan statistik ditemukan, ada sebuah pandangan  bahwa lebih sedikit partisipan  menjalani  intervensi (sebuah upaya intervensi untuk memodifikasi dampak) mengalami keletihan berat yang membuat kantuk dan  membutuhkan tidur sejenak—0/5 berbanding dengan 5/9 pada grup kontrol.


Sebagai sebuah   hal yang dikesampingkan, efek-efek buruk mungkin menjadi  tidak dapat direpresentasikan dalam studi-studi Crawford sehubungan karyanya selalu dikarakteristikan  oleh sebuah   pendekatan menyeluruh secara ekstrim untuk  penaksiran susceptibility ( kerentanan untuk dipengaruhi secara mudah), mulai  dengan sebuah grup penyaringan dengan  menggunakan Skala Harvard dengan sebuah undangan  pada sebuah penyaringan  yang  telah diubah sehingga pas untuk setiap kebutuhan individu pada skala Standford C. Kerap  hal ini  mereduksi jumlah subyek-subyek dan itu tidak  masuk akal untuk mengasumsikan bahwa  satu alasan bahwa subyek tidak  dilanjutkan  ke penyaringan ke-2 mungkin karena  akibat kondisi  lanjutan yang negatif.




Page dan Handley ( 1993) menggambarkan, untuk meminimalisasi reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki  dengan memasukan sebuah kuliah yang menjelaskan atau menjernihkan dari kebingungan dan dengan  mengatakan  grup eksperimental tidak  ada  treatment khusus dilakukan, yang memiliki implikasi bahwa tidak ada efek-efek jangka panjang  yang  telah diharapkan  bakal terjadi. Mereka juga telah menyingkirkan dari  Harvard Goup Scale  referensi apapun pada  efek-efek setelah hipnosis—sebagai contoh, ‘kamu tidak akan mengalami sakit kepala atau efek-efek lainnya.’ Hal penting, mereka telah mengikut sertakan subyek-subyek berusia dewasa, mereka telah menggunakan tugas acak, dan mereka telah mendapatkan sebuah sampel yang besar. Subyek-subyek  dengan  rentang usia antara 17 dan 60 tahun, dengan  rata-rata 22,5 tahun, telah secara acak ditempatkan  pada  2 grup yang telah  diberikan HGSHS:A - Harvard Group Scale of Hypnotic Susceptibility: Form A. Satu grup yang merupakan  sebuah  grup eksperimental yang  memiliki strategi-strategi yang bertujuan untuk menyingkirkan akibat-akibat lanjutan yang buruk ( dimana n sama dengan 340) . Mereka juga telah melaporkan sebuah  kelas grup perbandingan ad hoc’ yang  telah diberikan sebuah filem dan kuliah yang tidak terkait dengan hpnosis ( partisipan atau n sama dengan 59).



Terkait dengan insiden efek-efek, dengan mengabaikan grup mana, 44,1 % telah mengalami sejumlah reaksi-reaksi yang tak dikehendaki selama atau sesudah hipnosis. Dalam  efek-efek setelah hipnosis ,mereka telah membedakan efek-efek  jangka pendek ( yakni, dari 5 menit hingga mencapai satu jam setelah hipnosis) dari  efek-efek jangka panjang ( yakni, dari satu jam hingga mencapai dua  hari kemudian, yang merupakan akhir periode observasi mereka).



Sejumlah 21,4% partisipan telah melaporkan efek-efek jangka pendek dan  lebih lanjut, 16,7% telah melaporkan baik efek-efek jangka pendek dan jangka panjang,  menghasilkan sebuah  total gabungan 38,1%. Natur dari dampak lanjutan mencakup rentang yang telah dilaporkan oleh  orang-orang lain, walaupun para peneliti telah mengabaikan dari  analisa-analisa mereka : kebingungan, keletihan berat yang mendatangkan kantuk, dan  gampang marah dengan dasar bahwa   hal-hal ini non spesifik-tidak khusus. Memperhatikan bahwa  kekhususan adalah sebuah isu sekunder,  adalah patut untuk diperhatikan bahwa kebingungan telah  dinilai sebanyak 35 partisipan dan keletihan berat yang mendatangkan kantuk pada 105 peserta.


Sebagaimana pada riset terdahulu, masalah-masalah psikologis sebelumnya dan sebuah pengalaman tidak menyenangkan dengan anestasi telah diasosiasikan dengan  efek-efek negatif  setelah hipnosis tetapi di sini hal-hal ini tidak disajikan dalam angka-angka yang memadai untuk  menjadi prediktif. Mendukung Coe dan Ryken ( 1979) dan Crawford dkk ( 1982), reaksi-reaksi yang tak dikehendaki telah secara positif diasosiasikan dengan  level-level susceptibility/kerentanan untuk dipengaruhi dengan mudah.



Mengacu pada studi Crawford dkk, studi Page dan Handley telah melaporkan insiden 38,1% partisipan yang telah mengalami efek-efek setelah hipnotis pada grup manapun, telah merupakan hal yang benar-benar patut diperhatikan, menimbang bahwa mereka telah secara dominan menggunakan ideomotor Harvard Group Scale. Ini telah menghasilkan  level yang relatif  rendah : 5% dalam studi Crawford dkk (1982),  dalam kontras terhadap  induksi Stanford yang  digunakan  secara  kognitif yang mana  Crawford dkk telah mendapatkan hasil dalam sebuah peningkatan kira-kira sebesar 6 kali dalam insiden reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki. Insiden yang tinggi pada Page dan Handley bernilai  karena  alasan lain bahwa mereka telah  mengeluarkan/mengabaikan  dari analisa-analisa mereka : kebingungan dan keletihan hebat yang mendatangkan kantuk.

Strategi-strategi Page dan Handley telah sukses dalam mengurangi reaksi-reaksi yang tak dikehendaki sebagai efek-efek setelah hipnosis, tetapi mereka tidak mengurangi reaksi-reaksi yang tak dikehendaki yang terjadi bersamaan dengan  hipnosis.


Ketika periode evaluasi  mencakup hipnosis dan dan diluaskan dari permulaan induksi  sampai dengan  dua hari setelah hipnosis, tidak ada perbedaan-perbedaan yang telah dilaporkan pada efek-efek buruk—45,6 persen pada  subyek-subyek dalam grup kontrol dan  43,5% subyek-subyek grup eksperimental.




Tetapi  ketika  kriteria-kriteria lebih ketat digunakan, ada sebuah tren atau kecenderungan ( dimana p sama dengan 0.10) untuk  grup eksperimental yang melaporkan konsekuensi-konsekuensi buruk yang lebih sedikit—35.2%  dibandingkan dengan 41,2 % dari  grup kontrol ( ini adalah grup yang terdiri dari partisipan yang tidak menerima treatment eksperimental, ketika eksperimen dijalankan, orang-orang ini dipilih secara acak untuk ada dalam grup ini. Mereka juga sangat menyerupai para partisipan dalam  grup eksperimental, atau individu yang menerima treatment, baca di
sini). 


Strategi-strategi mereka  telah sukses untuk efek-efek  jangka panjang setelah hipnosis—19,7% untuk grup kontrol  versus 13,8% untuk grup  eksperimental ( p sama dengan 0.04), tetapi tidak ada perbedaan dalam efek-efek jangka pendek setelah hipnosis. Alhasil,  strategi-strategi Page dan Handley tidak memiliki efek bagi periode  hipnosis itu sendiri dan hingga satu jam  setelah hipnosis , tetapi memiliki manfaat bagi  efek-efek  lebih panjang setelah hipnosis hingga berakhirnya dua hari periode observasi.



Akhirnya, walau bukan sebuah studi formal, Orne ( 1965) telah menawarkan sebuah  komentar atas dampak lanjutan yang tak dikehendaki dan anjuran-anjuran untuk pengamanan-pengamanan dalam konteks eksperimental.  Dia merekomendasikan bahwa fokus dalam investigasi-investigasi eksperimental semestinya menjadi sebagai non personal sebagai dapat dipraktikan, merujuk pada potensi asosiasi potensial antara peristiwa masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan seperti regresi usia dan induksi mimpi seharusnya diperlakukan  sebagai netral dalam cara yang mungkin. Akan tetapi, ini lebih mudah dikatakan ketimbang dilakukan, karena   pada hal yang  paling mendasar impersonalitas hipnosis tidak dapat dijamin. Perhatian Orne pada umumnya ditarik dari  penggunaan-penggunaan  hipnosis klinik, dimana  sebuah perhatian  utama terkait reaksi-reaksi  yang tidak dikehendaki pada saat membangkitkan ingatan atau emosi masa lampau atas trauma yang dapat diasosiasikan dengan  penampakan gejala-gejala psikomatik baik itu selama dan sesudah hipnosis.




Hipnosis Klinik


Dalam memandang secara mendasar natur personal hipnosis klinik, telah ada sebuah  perhatian yang lebih besar terkait dengan reaksi-reaksi yang tak diharapkan dan tidak benar dalam hipnosis klinik dari dalam latar laboratorium dan  keseriusan efek-efek  yang telah dilaporkan  kerap lebih besar. Ini  hal yang tidak terduga, memperhatikan bahwa  kontras dengan  skala waktu yang berlainan dan  secara relatif  natur hipnosis eksperimental yang tidak berbahaya, hipnoterapi  biasanya secara khusus telah digunakan  disepanjang perjalanan sesi-sesi,dan  untuk dapat menghasilkan perubahan-perubahan yang bertahan, kerap pada pasien-pasien dengan psikopatologi (apa ini? baca ini) dan dengan maksud mengatasi perilaku psikopatologi secara langsung, dalam sebuah upaya untuk melenyapkan gejala-gejala.

Meskipun demikian, sebagaimana telah ditemukan dalam hipnosis eksperimental, efek-efek buruk telah dihasilkan hanya pada  prosedur induksinya saja ( West dan Deckert, 1965).   Bukti telah secara khusus dilaporkan dalam bentuk laporan-laporan atau survei-survei kasus dari para praktisi.



Laporan  Kasus-Kasus


Ada sebuah literatur  klinik yang ekstensif, memberikan peringatan  terhadap tindakan  yang membawa pada sebuah kondisi tiba-tiba yang  menyebabkan  reaksi-reaksi kecemasan serius dan gangguan-gangguan psikomatik dalam diri  pasien dengan  piskopatologi yang diketahui atau diduga (Rosen, 1953; Weitzenhoffer, 1957; Gill dan Brenman, 1959; Meares.1960; Orne 1965). 


Bahaya-bahaya potensial digambarkan oleh Theodore Barber Phd  - biografi ringkas Barber dapat dilihat di sini (1995) dengan sebuah kasus perawatan intensif seorang perawat yang  dalam perawatan  depresi, yang telah menghadiri sebuah workshop  hipnosis klinikal  di akhir pekan dan segera setelah itu menderita sebuah ekspresi dan konsekuensi dari lepasnya sebuah emosi terdahulu yang dipendam, ini dicapai  melalui pengalaman  mengenang (mengalami  kembali dalam imajinasimu: untuk mengingat sesuatu sedemikian jelasnya emosi-emosi sama yang  telah dirasakan di masa lalu) yang berkepanjangan. 


Selama workshop   hipnosis klinik, dia telah dihipnotis dan  dengan itu dibawa untuk mengingat kembali sebuah tangga imajiner dengan tanpa reaksi-reaksi buruk pada saat itu. Tetapi esoknya dia telah mengalami perubahan kepribadian. Dia telah  menjadi sangat gelisah/cemas dan    perasaan tak bahagia yang ekstrim. Sebagaimana yang telah dia ungkapkan :’karena sesuatu yang buruk yang salah dengan pikirannya’ (1995:22). Dalam diskusi dengan Barber, perawat itu  juga telah menyatakan :’Semenjak itu, saya telah menjadi seperti terjebak dibagian dasar  langkah-langkah itu! Saya ada di sini, tetapi saya juga di sana!’ (1995:22). Dengan alasan bahwa dia telah mengekspresikan sebuah pengalaman disosiatif, Barber telah menghipnotis ulang dia dan memanggilnya   setahap demi setahap  dalam scenario menuruni tangga. Dalam perjalanan skenario ini, si perawat telah menjadi ‘sepenuhnya telah terserap dalam sebuah kebisingan yang  sangat kuat, sangat menakutkan, pemulihan psikkologis melalui ekspresi emosi terbuka dan emosi-emosi yang kuat atau khatarsis ( misal: menangis adalah sebuah pelepasan katarsis) pada pengalaman abreaction ( ekspresi dan konsekuensi lepasnya emosi sebelumnya yang dipendam, terjadi melalui mengenang pengalaman yang menyebabkannya—khususnya melalui hipnosis). 


Khatarsis ini terkait dengan tindak kekerasan aktual dalam masa kanak-kanak oleh ibunya. Seperti yang diungkapkan Barber, ‘ Saya mulai memahami wanita ini sebagai menderita sebuah disosiatif kompleks yang  telah menyelubunginya hingga insiden  buruk dalam hipnosis sehari sebelumnya’ (1995:22).Kasus ini mengungkapkan potensi sebuah  abreaction traumatik yang tertunda dikarenakan kebangkitan memori-memori tindak kekerasan di masa kanak-kanak.



Akan tetapi, dominasi secara historis adalah psikopatologi-psikopatologi (studi  kekacauan mental) dan psikosis (sebuah kekacauan mental/jiwa dimana pikiran dan emosi sedemikian timpang  dimana kontak  tidak ada dengan realita eksternal), skizoferenia ( sebuah kekacauan mental jangka panjang dari sebuah tipe yang melibatkan sebuah kerusakan relasi antara pikiran, emosi, dan perilaku, menyebabkan  persepsi  yang salah, tindakan-tindakan dan perasaan-perasaan yang tidak pantas/tepat, menarik diri dari realita dan  hubungan-hubungan personal masuk kedalam fantasi dan delusi,dan sebuah makna fragmentasi jiwa) secara khusus


Ini   tidak diragukan lagi karena di pertengahan abad-20 dominasi pendekatan-pendekatan psikodinamik (apa ini? bacalah ini ) dalam psikiatri (apa ini? Baca ini), yang mencakup praktek hipnoterapi ( apa ini? Baca ini) dengan pasien-pasien psikotik (apa ini? Baca ini). Dalam aplikasi yang sangat berbeda, aplikasi-aplikasi hipnosis pada penderita psikosis dalam dekade-dekade belakangan ini telah teramat jarang, untuk alasan-alasan yang baik. 


Buku-buku teks dan jurnal-jurnal, termasuk Journal of  the American Medical Association, menyediakan  studi-studi kasus dan  ulasan komprehensif pada bahaya-bahaya yang dapat dikenali jelas (Wolberg, 1945,1948,1964; Lomas, 1961; Abrams, 1963). Hal-hal ini mencakup perkembangan  salah satu gejala utama skizofrenia (apa ini? Baca ini), delusi-delusi kontrol, sebuah bahaya utama dari sebuah prosedur penyembuhan penyakit/therapeutic dimana hipnoterapis mengorkestrasi/mengatur  perilaku pasien ( Heyer,1931; Levine,1942; Brenman dan Gill,1947; Rosen dan Erickson, 1954; Ellis, 1958), dan ada sebuah bahaya  mengadakan atau membuat secara tiba-tiba masuk dalam sebuah kondisi pada penderita yang jelas-jelas psikosis pada individu-individu yang mengalami borderline paranoid- apa ini? Baca ini (Mayer,1952; Lindner,1956; Raginsky,1956; Weitzenhoffer 1957; Rosen 1959, 1960: Meares, 1960; Rosen dan Bartemeier, 1961).  


Untuk alasan yang sama, di Australia, Meares (1960) telah memberikan peringatan terhadap aplikasi-aplikasi hipnosis terhadap tipe kepribadian dependen (apa ini? Baca ini),  pasien pra psikotik skizoferenia (apa ini? Baca ini), tipe kepribadian schizoid ( apa ini, baca ini) dan pasien depresi (apa ini? baca ini).  


Hilgard dkk (1961) dalam laporan mereka mengenai reaksi-reaksi buruk yang menyertai hipnosis eksperimental, mengutip  15 kasus dampak lanjut  buruk  dari literatur  12 tahun sebelumnya yang memasukan reaksi-reaksi  intensitas psikotik. Mereka juga mengutip sebuah buku yang diterbitkan di Jerman dimana 100 kasus reaksi-reaksi buruk telah dilaporkan, yang telah memasukan gejala-gejala psikotik ( Schultz,1954). Dick – Read ( 1959)  telah melaporkan bahwa kasus-kasus pra-psikotik obstetrik (apa ini? Baca ini)telah menjadi psikotik (apa ini? Baca ini)  secara kronis setelah hipnoterapi, seperti dapat terjadi  setelah anastesia kimia ( Lindner, 1956).



Hal penting, studi-studi kasus telah mencakup pasien-pasien dengan kondisi-kondisi non psikiatrik (apa ini? Baca ini), yang, sedang dalam  perawatan dengan hipnosis, telah menjadi psikotik. Dalam buku teks Hypnotherapy in Clinical Psychiatry, Rosen (1953) telah menggambarkan seorang pasien yang, setelah berhasil perawatan untuk apa yang disebut  phantom limb  pain (apa ini? Baca ini)  atau rasa  atau sensasi sakit yang timbul setelah amputasi dengan hypnosis, telah  mengakui  kepada  rumah sakit psikiatrik dengan sebuah kemunculan  schizo-affective psychosis (apa ini? Baca  ini). Juga ada telah dilaporkan pasien-pasien obstetric/kebidanan  yang membutukan perawatan rumah sakit psikiatrik disertai hipnosis ( Tom, 1960), dan Rosen dan Bartemeier ( 1961) telah menyediakan sebuah laporan terperinci dari sebuah episode psikosis yang menyertai penyingkiran  neurodermantitis (apa ini? Baca ini)dengan hipnosis.



Sebuah Kasus episode pertama skizoferenia  yang tidak dilaporkan disertai personalitas yang  berubah melalui hipnoterapi

Ada  juga bukti dari seorang pasien yang secara sukses menjalani hipnoterapi dengan tujuan untuk  alterasi  kepribadian, yang  segera setelah itu  telah berkembang menjadi skizoferenia  akut. Ini tidak didokumenkan dalam sebuah jurnal sains sebelumnya dan telah disajikan oleh seorang anggota dari seksi untuk  Hypnosis and  Psychosomatic Medicine of the Royal Society of Medicine, Inggris. 


Seorang pria yang tidak menikah di awal usia 30-an dengan  sikap yang tertutup, introvert dan kepribadian yang pemalu/antisosial  (retiring personality) tinggal di rumah, didominasi oleh ibunya, Pada akhirnya, berupaya mencari  semacam kebebasan dan kehidupan sosial di luar rumah, dia telah menjalani sebuah  upaya hipnosis. Ini termasuk instruksi-instruksi untuk meningkatkan kepercayaan diri dan  ketegasan. Setelah  untuk sesaat kepribadiannya  telah berubah/teralterasi dan dia telah menjadi ramah dan mudah bersosial


Dalam berhadapan dengan ibunya, hubungan mereka telah menjadi benar-benar berkonflik, dan segera setelah perilakunya  menjadi kacau  sampai dia dirawat di rumah sakit dengan sebuah diagnosa episode pertama skizofernia (apa ini? Baca ini). Singkatnya, si pasien ini  secara sukses telah menjalani sebuah pengubahan personalitas segaris dengan tujuan-tujuan hipnoterapi. Akan tetapi, dalam menghadapi tekanan muatan  emosional yang meninggi dari dinamika-dinamikan antarpribadi dalam keluarga, dia telah menyerah pada skizoferenia dalam upaya menyelaraskan dengan peran emosi yang diekspresikan pada tercetusnya skizoferenia dan  kambuh ( Vaughan dan Leff, 1976)


Survei-survei

Kesadaran akan bahaya-bahaya hipnoterapi telah  memunculkan sejumlah survei yang, walau survey-survei itu tidak dapat menyediakan bukti sebaran secara statistik  yang dapat diandalkan,  namun informatif  mengenai natur dan pada derajat tertentu adalah   insiden relatif  efek-efek buruk.


Auerback (1962) telah melaporkan bahwa 120/414 psikiatri California  yang membalas melalui surat telah mengakui keberadaan reaksi-reaksi buruk. Ada 210 insiden yang dilaporkan, hanya lebih dari setengah ( 119) terkait  tercetusnya/munculnya  episode psikotik dengan hipnosis. Proporsi tinggi pada hipnosis  tak diragukan akan merefleksikan kebijakan-kebijakan rujukan dimana dalam kebijakan itu para pasien dengan efek lanjut buruk psikiatrik yang berat akan dirujukan pada para psikiatris untuk mendapatkan saran. Tak ada yang  tidak ada, bukti jelas untuk potensi  hipnosis memicu psikosis telah tersedia. Mengutip:


The commonest complication reported was psychosis, precipitated in 119 cases by the use of hypnosis. In 3 cases a hypnotic demonstration, using a subject picked at random from the audience, terminated in a psychotic break; a fourth resulted in a severe anxiety reaction. Hypnotic treatment for obesity, smoking, or the relief of pain triggered paranoid schizophrenic breaks in some instances. (1962: 919)


Komplikasi   yang  paling umum telah dilaporkan adalah psikosis, telah dicetuskan dalam 119 kasus dengan menggunakan hipnosis. Dalam 3 kasus, sebuah demonstrasi hipnotik, menggunaka sebuah subyek yang dipilih acak dari pemirsa,  terhenti  dalam sebuah kemunculan psikotik; sebuah kasus ke-4 telah mengakibatkan sebuah reaksi kecemasan yang  parah . Perawatan hipnotik untuk kegemukan/obesitas, merokok, atau menghilangkan rasa sakit telah memicu kejadian-kejadian paranoid skizoferenik (apa ini?baca ini) dalam beberapa kasus. (1962:919)


Kembali, sebagai tambahan untuk pasien-pasien yang  pada mereka ada dekompensasi dari sebuah  piskosis yang telah terbentuk setelah hipnosis,laporan-laporan mencakup para pasien yang telah masuk kedalam  episode pertama mereka setelah hipnosis.



Dalam tahun yang sama Levitt dan Hersman ( 1963) telah meninjau kembali sebuah kuesioner dari anggota-anggota  American Society of Clinical Hypnosis dan Society for Clinical and Experimental, yang mana 301 responden telah melaporkan ‘ reaksi  tak lazim, tak diharapkan, berangkali mencemaskan terhadap hipnosis baik selama keadaan hipnosis itu sendiri atau segera setelah hipnosis’ (1963:59). Hal paling kerap dilaporkan  adalah kecemasan, panik  dan depresi ( 9,63%), diikuti oleh  menangis dan histeria (2,99%) dan ahirnya psikosis (1,66%)-telah ditemukan dalam5 kasus.



Lebih baru-baru ini, Judd, Burrows dan Dennerstein (1986) telah menyurvei 1086 anggota Australian Society of Hypnosis.  Dalam 202 respon yang telah diterima, 88 melaporkan reaksi-reaksi negatif yang telah direkam. Ini patut diperhatikan bahwa kejadian-kejadian psikosis yang  dicetuskan atau lebih buruk lagi diadakan, 15% dari efek-efek buruk tersebut. Panik dan kecemasan (60%) merupakan hal paling umum, diikuti dengan kesukaran-kesukaran dalam  mengakhiri hipnosis (28%) dan  kebergantungan berlebihan” (28%).



Kembali, survey-survei jenis ini   paling baik dapat dianggap sebagai sebuah sumber informasi terkait jenis-jenis komplikasi yang dapat terjadi ketimbang  sebagai  yang menyediakan  data kuantitatif yang andal. Faktanya, Orne (1965) telah menganjurkan bahwa insiden-insiden yang telah dilaporkan mungkin terlalu rendah, menimbang bahwa 43% responden-responden berkualitas yang terbaik telah melaporkan  efek-efek buruk dibandingkan dengan 23%  responden yang kurang berkualitas. Yang belakangan ini ‘mungkin  melakukan tindak lanjut-tindak lanjut/follow up yang kurang memadai dan mungkin gagal untuk mengenali efek-efek lanjutan  yang buruk karena kebutuhan-kebutuhan personal mereka.’



Bersambung ke Bagian 3 : Hipnosis Panggung



UNWANTED EFFECTS OF HYPNOSIS: A REVIEW OF THE EVIDENCE AND ITS IMPLICATIONS,Contemporary Hypnosis (2000) Vol. 17, No. 4, 2000, pp. 163–193 |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora











No comments:

Post a Comment