Pages

29 September 2013

Injil Yang Lain & Rasul Setan (1)

Oleh : Arthur W. Pink



Setan bukanlah seorang inisiator tetapi seorang imitator. Tuhan memiliki satu-satunya Putera—Tuhan Yesus, demikan juga Setan memilikinya—anak kebinasaan( 2 Tesalonika 2:3). Ada sebuah Tritunggal kudus, dan ada yang  menyerupai Tritunggal  Kejahatan ( Wahyu 20:10). Kita membaca “anak-anak Tuhan,” demikian  juga kita membaca anak-anak si  jahat” (Matius 13:38). Bukankah Tuhan  mengerjakan didalam anak-anak Tuhan baik  kemauan dan pekerjaan   yang menyenangkan Tuhan, kemudian kita diberitahu bahwa Setan adalah “roh yang saat ini  bekerja didalam anak-anak  pembangkang” (Efesus 2:2). Ada sebuah “misteri kesalehan” ( 1 Timotius 3:16), demikian juga ada sebuah “misteri  kelaliman” ( 2 Tesalonika 2:7). Kita telah diberitahukan   bahwa Tuhan  oleh malaikat-malaikatnya “memeteraikan hamba-hambanya pada dahi-dahi mereka (Wahyu 7:3), demikian juga kita  mempelajari bahwa Setan   oleh agen-agennya membuat sebuah tanda pada dahi-dahi para pengikutnya ( Wahyu 13:16).


Kita telah diberitahu bahwa “Roh menyelidiki segala hal, ya, hal-hal  tak terjangkau/tersembunyi  pada Tuhan” ( 1 Korintus 2:10), kemudian Setan juga memberikan “hal-hal tersembunyi”-nya (Wahyu 2:24- Yunani). Kristus memiliki sebuah Gereja, kemudian Setan memiliki “sinagoga”-nya (Wahyu 2:9). Kristus adalah  Terang dunia, kemudian Setan juga  “ bertransformasi menjadi seorang malaikat terang” ( 2 Korintus 11:14). Kristus telah  menunjuk “rasul-rasul,” kemudian Setan memiliki rasul-rasulnya juga ( 2 Korintus 11:13). Dan ini menuntun kita untuk mempertimbangkan : “Injil Setan.”





Setan adalah  kepala pemalsu. Iblis kini sibuk bekerja diladang yang mana Tuhan menabur benih yang baik. Dia  berupaya untuk  mencegah bertumbuhnya gandum  oleh tanaman lain, ilalang, yang sangat menyerupai tampilan gandum. Dalam sebuah kata, melalui sebuah proses imitasi dia bertujuan untuk menetralisir Karya Kristus. Oleh karena itu, seperti Kristus memiliki sebuah  Injil, Setan  memiliki sebuah injil juga; injil Setan merupakan  pemalsuan dari Injil Kristus. Sedemikian dekatnya  injil Setan  menyerupainya, yang meniru dan menyindir Injil Kristus, sangat banyak orang yang tidak diselamatkan diperdaya oleh injil Setan.






Adalah  terhadap  injil inilah rasul Paulus merujuk ketika dia berkata kepada orang-orang Galatian,” Aku heran bahwa kamu begitu cepat  berbalik dari Dia yang telah memanggil kamu  kedalam anugerah Kristus kepada injil yang lain: dimana  injil lain itu bukanlah  injil, tetapi ada beberapa orang yang mengacaukan kamu, dan  yang, dan akan memutarbalikan Injil Kristus” (Galatia 1:6,7). Injil palsu ini telah digembar-gemborkan bahkan pada masa rasul-rasul, dan sebuah kutuk paling mengerikan telah ditimpakan kepada mereka yang mengkhotbahkannya. Rasul tersebut kemudian melanjutkan,“Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia..”Dengan pertolongan Tuhan kita kini  berupaya  menjabarkan, atau malah, mengekspos injil palsu ini.



Injil Setan bukanlah sebuah sistem prinsip-prinsip yang revolusioner,  atau bukan juga sebuah program anarki. Injil palsu ini tidak mempromosikan  perselisihan dan perang, tetapi   bertujuan pada damai dan kesatuan. Injil palsu ini tidak berupaya membuat ibu  bertengkar dengan anak perempuannya  atau tidak juga membuat ayah bertengkar dengan anaknya laki-laki, tetapi menumbuhkan semangat fraternal (persaudaraan) dimana ras manusia dianggap sebagai sebuah “persaudaraan/brotherhood” yang hebat.


"ilustrasi"

Injil palsu tidak berupaya menjatuhkan manusia alami, tetapi untuk memperbaiki dan mengangkat manusia alami. Injil palsu menganjurkan edukasi dan  pengembangan dan  membuat  tertarik pada “Terbaik yang ada di dalam diri kita.” Injil palsu bertujuan untuk membuat dunia ini  semacam sebuah tempat tinggal yang nyaman dan  serasi dimana Kristus absen/ tidak hadir, tidak akan diinginkan dan Tuhan tidak akan dibutuhkan.



Injil palsu berupaya untuk  memenuhi/menyibukan manusia sedemikian  hebat dengan  dunia ini sehingga dia tidak memiliki waktu atau kecenderungan untuk memikirkan dunia yang akan datang. Injil palsu mengembangbiakan prinsip-prinsip pengorbanan diri, kedermawanan dan  kebajikan/perbuatan baik, dan mengajarkan kita untuk hidup  untuk kebaikan orang-orang lain, dan menjadi baik hati kepada semua orang.
"ilustrasi" - credit: livescience.com

Injil palsu secara kuat memikat  pada keinginan/kenikmatan daging dan ini populer  pada  orang banyak, karena ini mengabaikan  fakta-fakta serius bahwa secara alami manusia adalah sebuah  ciptaan yang  telah jatuh kedalam dosa, telah diasingkan dari  hidup Tuhan, dan telah mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa, dan bahwa satu-satunya pengharapan terletak   didalam menjadi  dilahirkan kembali.





Dalam pertentangan terhadap Injil Kristus, injil Setan mengajarkan keselamatan  oleh perbuatan-perbuatan. Ajaran ini   menanamkan pembenaran dihadapan Tuhan berdasarkan pada  nilai-nilai kepantasan  manusia. Kalimat sakramentalnya  adalah “Jadilah baik dan lakukan yang baik”, tetapi gagal untuk mengakui bahwa didalam  daging/ tubuh jasmani  tidak ada berdiam hal baik. Pengajaran ini mengumumkan keselamatan karakter, yang mana ini  membalikan urutan atau tatanan Firman TuhanKarakter  sebagai buah keselamatan. Pengembangan manusia lama dianggap lebih praktis daripada penciptaan seorang manusia baru didalam Kristus Yesus; sementara itu perdamaian universal diupayakan terlepas dari perantaraan dan kedatangan kembali Raja Damai.




"ilustrasi" - credit: kzenon

Rasul-rasul Setan bukanlah  para penjaga bar dan  orang-orang  kulit putih pelaku  perbudakan manusia, tetapi  hampir semuanya adalah para pelayan yang telah ditahbiskan. Ribuan dari mereka mengusasi mimbar-mimbar modern yang tidak lagi  melaksanakan penghadiran  fundamental-fundamental Iman Kristen, tetapi telah bergeser dari Kebenaran dan telah memberikan perhatian  pada dongeng-dongeng. Bukannya  memperbesar besarnya dosa dan  menyajikan konsekuensi-konsekuensi kekalnya, mereka meminimalisasikannya dengan mendeklarasikan bahwa dosa hanyalah ketidaktahuan dan ketiadaan   kebaikan. Bukannya memperingatkan para pendengar mereka untuk larilah dari murka yang akan datang” (Matius 3:7).




Mereka membuat Tuhan seorang pembohong dengan mendeklarasikan bahwa Dia terlalu  mengasihi dan penuh belas kasihan untuk mengirimkan siapapun dari ciptaan-ciptaannya sendiri ke penghukuman kekal. Bukannya  mendeklarasikan “ tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan,” mereka hanya  mengangkat Kristus sebagai TELADAN hebat dan  menasehatkan para pendengarnya untuk mengikuti langkah-langkah-Nya. “sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah” (Roma 10:3).




Pesan yang mereka sampaikan berangkali terdengar sangat masuk akal dan tujuan mereka layak dipuji, namun kita membaca  mengenai mereka—“Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.  Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka” (2 Korintus 11:13-15).




Sebagai tambahan atas   fakta ini bahwa hari ini ratusan gereja-gereja tanpa seorang pemimpin yang dengan setia mendeklarasikan keseluruhan nasihat Tuhan dan  menyajikan jalan keselamatan-Nya, kita juga harus menghadapi fakta tambahan bahwa mayoritas orang didalam gereja-gereja ini  kelihatannya  mereka sendiri sangat  tidak mau mempelajari Kebenaran. Firman Tuhan tidak akan dibacakan secara harian  saat ini oleh para pelayan mimbar,bahkan didalam rumah-rumah  mereka yang  bernama orang Kristen, pada umumnya ini adalah sebuah hal yang berasal dari masa lampau. Alkitab tidak dijabarkan di mimbar dan tidak dibaca di bangku gereja. Tuntutan dari zaman yang serba terburu-buru sangatlah  banyak, orang banyak itu  memiliki sedikit waktu dan   tetap memiliki kecenderungan kecil untuk membuat persiapan berjumpa dengan Tuhan.




Bersambung ke Bagian 2


Another Gospel | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment