Pages

20 July 2013

KETAKBERDAYAAN MANUSIA (Bagian 1)

Oleh : Charles H.Spurgeon

Datang kepada Kristus, walaupun digambarkan oleh sejumlah orang sebagai tindakan yang paling   gampang didalam dunia ini, secara  gamblang dinyatakan didalam teks Alkitab kita menjadi sebuah hal  yang  nyata-nyata dan sepenuhnya tidak mungkin bagi manusia manapun, Kecuali Bapa mau menariknya kepada Kristus



Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku
- Yohanes 6:44



Datang kepada Kristus” adalah frasa yang paling umum dalam Kitab Suci. Frasa ini digunakan untuk mengekspresikan tindakan-tindakan jiwa dimana  kebenaran diri sendiri, dan dosa-dosa, kita tinggalkan segera, kita  pergi kepada Kristus, dan menerima kebenarannya menjadi  perlindungan kita, dan darahnya menjadi penebusan kita. Datang kepada Kristus, kemudian, mencakup didalamnya: pertobatan, penyangkalan diri, dan iman kepada Yesus Kristus, dan merangkumkan didalam “Datang kepada Kristus” itu sendiri semua  keberadaan yang diperlukan  dari keadaan-keadaan hati yang hebat ini, seperti  percaya akan kebenaran, kesungguhan serta ketulusan hati berdoa kepada Tuhan, penundukan jiwa pada pedoman-pedoman  Injil Tuhan, dan semua hal yang menyertai terbitnya keselamatan didalam jiwa.


Datang kepada Kristus adalah efek yang paling dini dari regenerasi. Tidak akan segera jiwa  itu dibangkitkan  ketimbang kala jiwa  seketika itu juga menemukan kondisinya yang  tersesat,   karena  ini mengerikan,  jiwa mencari sebuah   tempat pernaungan, dan percaya kepada Kristus menjadi sebuah tempat yang pernaungan yang  pas,  bersegera lari kepadanya dan  berisitirahat didalam dia. Dimana tidak  datang kepada Kristus, dapat dipastikan belum ada kebangkitan; dimana tidak ada kebangkitan, jiwa orang tersebut mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa, dan  manusia yang mati tidak dapat masuk kedalam kerajaan surga. Kita sekarang  memiliki dihadapan kita sebuah pengumuman yang  mencengangkan, beberapa orang mengatakan pengumuman ini tidak menyenangkan sebab mengusik orang lain.



Datang kepada Kristus, walaupun digambarkan oleh sejumlah orang sebagai tindakan yang paling   gampang didalam dunia ini, secara  gamblang dinyatakan didalam teks Alkitab kita menjadi sebuah hal  yang  nyata-nyata dan sepenuhnya tidak mungkin bagi manusia manapun, kecuali  Bapa mau menariknya kepada Kristus. Ini akan menjadi pekerjaan kita, untuk memperbesar deklarasi ini. Kita tidak meragukan bahwa deklarasi ini akan selalui  menyerang natur kedagingan, tetapi, walaupun demikian, serangan terhadap natur manusia ini terkadang adalah langkah pertama menuju  penundukan diri  kepada Tuhan. Dan jika ini  menimbulkan  efek  menyakitkan dalam prosesnya, kita dapat melupakan rasa sakitnya dan bersukacita didalam kemuliaan konsekuensi-konsekuensinya.



saya akan berupaya di pagi ini , pertama-tama, mengulas  ketakberdayaan manusia, yang membuatnya tidak mampu untuk datang. Kedua, Bapa menarik—apakah ini, dan bagaimana kedua hal ini memberikan dampak terhadap jiwa. Dan kemudian saya akan  menyimpulkan dengan  memberikan sebuah  penghiburan manis  yang dapat ditarik dari apa yang kelihatannya teks  Alkitab yang  gersang dan mengerikan.


Saya akan memulainya sekarang



KETAKBERDAYAAN MANUSIA


Teks injil  mengatakan, “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku.” Dimanakah ketakberdayaan manusia terletak didalam teks ini?




Pertama,  ketakberdayaan manusia tidak  terletak pada kelemahan fisik yang bagaimanapun. Jika untuk datang kepada Kristus, menggerakan tubuh dengan kaki harus menggunakan  sebuah bantuan, pastilah manusia memiliki semua kekuatan jasmaniah  untuk datang kepada Kristus dalam pengertian semacam ini. Saya ingat  ada mendengarkan seorang Antinomian (terkait apakah Antinomian, dapat membaca pada artikel ini--ditambahkan oleh editor Anchor) yang bodoh mendeklarasikan bahwa dia tidak percaya ada manusia yang memiliki kekuatan untuk berjalan ke rumah Tuhan  kecuali Bapa menarik dia. Lihatlah bahwa orang ini pada dasarnya bodoh, karena dia pasti telah  melihat bahwa sepanjang seorang manusia masih  hidup dan memiliki kedua kaki, adalah hal yang mudah baginya untuk berjalan  pergi ke rumah Tuhan seperti juga ke rumah Setan.




Jika datang kepada Kristus meliputi mengucapkan sebuah doa, manusia tidak memiliki kelemahan dalam hal ini, jika dia  bukan seorang bisu, dia dapat mengatakan sebuah doa sama gampangnya dengan dia dapat mengatakan sebuah hujatan. Adalah mudah bagi seorang manusia untuk menyanyikan salah satu  lagu Zion seperti menyayikan sebuah lagu  yang duniawi dan penuh hawa nafsu. Tidak ada hambatan  kemampuan jasmaniah  untuk datang kepada Kristus. Semuanya dapat diinginkan dengan mengacu pada kekuatan atau kemampuan jasmaniah manusia yang hampir dapat dipastikan dimiliki, dan bagian manapun dari keselamatan yang   mengandung  hal semacam ini maka  dalam hal ini secara total dan sepenuhnya ada dalam kekuatan manusia dan tanpa pertolangan apapun dari Roh Tuhan.




Tidak juga, kembali,  ketakberdayaan manusia ini terletak pada keterbatasan mental manusia.Saya dapat percaya bahwa Alkitab ini  pasti benar  sama gampangnya dengan saya mempercayai buku manapun di toko isinya benar. Sejauh saya mempercayai Kristus adalah sebuah tindakan pikiran, saya pasti mampu percaya kepada Kristus seperti saya mampu untuk percaya kepada orang lain manapun. Asalkan pernyataannya memang benar, tidak  beralasan untuk mengatakan padaku bahwa aku tidak mempercayai perkataanya. Saya dapat mempercayai pernyataan yang dikemukakan oleh Kristus sama seperti saya dapat mempercayai pernyataan yang dikemukakan oleh siapapun.





Tidak ada cacat kemampuan dalam pikiran: ini seperti kemampuan  menyadari  terkait  semata sebuah tindakan mental berupa perasaan bersalah atas dosa, seperti menyadari perasaan bersalah pada tindakan pembunuhan. Ini adalah sangat mungkin bagiku untuk menggunakan gagasan mental dalam mencari Tuhan, sama halnya  menggunakan gagasan ambisi. Saya memiliki semua kekuatan dan kemampuan  mental atau jiwa   yang mungkin dapat diperlukan, dalam hal sejauh ini  maka kekuatan mental saja yang diperlukan dalam keselamatan.




Tidak seperti itu, tidak ada satu manusia juga   yang begitu  bebal sehingga dia dapat mengajukan sebuah alasan  berupa sebuah keterbatasan intelektual sebagai sebuah  pembenaran untuk menolak injil. Cacat atau ketakberdayaan, kemudian, tidak terletak   baik pada tubuh jasmani, atau, apa yang   dikatakan, secara  teologia, pikiran. Bukan kekurangan atau cacat semacam ini, walaupun  itu merupakan perusakan pikiran, kerusakan atau keruntuhan pikiran, yang mana pada akhirnya, adalah sangat mendasar bagi ketakberdayaan manusia.



Izinkanlah saya  untuk memperlihatkan kepada anda dimanakah letak ketakberdayaan manusia sesungguhnya terletak. Ketakberdayaan itu terletak didalam natur manusia. Melalui kejatuhan, dan melalui dosa kita sendiri, natur manusia  menjadi begitu   rendahnya dalam martabat, dan  bejat, dan rusak,  sehingga adalah tidak mungkin bagi manusia untuk datang kepada Kristus tanpa bantuan  Tuhan Roh Kudus. Sekarang,  mencoba untuk memperlihatkan bagaimana kemudian natur manusia membuat dia tidak mampu datang  kepada Kristus, anda  harus mengizinkan saya untuk mengambil contoh ini.



Anda melihat seekor domba; seberapa inginnya domba itu memakan rumput-rumputan! Anda tidak pernah tahu seekor domba  menghela nafas mencium bau bangkai; domba tidak dapat hidup dengan makanan Singa. Sekarang bawakan pada saya seekor serigala, dan  anda menanyakan saya, apakah seekor serigala tidak dapat memakan rumput, apakah serigala tidak bisa sepatuh dan sejinak  domba. Saya menjawab, tidak; karena natur  serigala berlawanan dengan domba.



Kamu berkata, “Baiklah, serigala memiliki sepasang telinga dan sepasang kaki, tidak dapatkah serigala mendengarkan suara domba, dan mengikuti dia kemanapun domba itu memimpinnya?” Saya menjawab, pastilah  serigala  dapat mendengarnya; tidak ada penyebab jasmaniah mengapa Serigala tidak dapat mendengarkan suara domba, tetapi natur Serigala melarangnya, dan oleh karena itu saya mengatakan tidak dapat demikian.  Tidak dapatkah serigala dijinakkan? Tidak dapatkah keganasannya dilenyapkan? Berangkali dapat dilakukan sejauh dapat dilemahkan sehingga serigala itu  mungkin menjadi terlihat jinak; tetapi akan selalu ada sebuah tanda  keberbedaan antara serigala dan domba, karena ada sebuah  keberbedaan dalam naturnya. 




Sekarang, alasan mengapa manusia tidak dapat datang kepada Kristus, bukan karena manusia itu tidak dapat datang, terkait  dengan keadaan tubuh atau kemampuan pikirannya, tetapi karena natur manusia itu yang rusak sehingga dia tidak memiliki keinginan  juga tidak memiliki daya untuk datang kepada Kristus kecuali manusia itu ditarik oleh Roh Kudus.



Tetapi  perbolehkanlah  saya memberikan kepadamu sebuah ilustrasi yang lebih baik.  Kamu melihat seorang ibu menggendong bayinya. Kamu  menempelkan pisau di tangannya, dan menyuruhnya untuk menikam  jantung  bayinya. Dia menjawab, dan sebenar-benarnya berkata, :Saya tidak dapat melakukannya.” Merujuk pada kekuatan jasmaninya, dia dapat melakukannya, jika dia senang hati melakukanya; ada pisau, dan ada anak tersebut. Anak tersebut tidak dapat mengelak, dan si ibu memiliki kekuatan yang memadai pada tangannya untuk segera saja menikam  jantung bayinya. Tetapi dia sangat benar ketika dia mengatakan tidak dapat melakukannya.




Sebagai semata sebuah tindakan pikiran, hal itu sangat mungkin dilakukan –dia mungkin memikirkan  hal semacam membunuh anak itu, namun demikian dia berkata dia tidak dapat memikirkan hal semacam itu; dan dia tidak salah mengatakan hal itu, karena naturnya sebagai ibu mencegahnya melakukan sebuah hal  yang didalam  jiwanya memberontak untuk melakukannya.



Sederhananya dia  adalah orang tua anak itu, dia merasa tidak dapat membunuh anaknya. Hal ini bahkan  bagi seorang berdosa. Datang kepada Kristus adalah hal  yang sangat tidak menyenangkan bagi natur manusia, walaupun, sejauh menyangkut kekuatan-kekuatan jasmani dan mental, ( dan hal ini memang memiliki bagian yang sangat sempit dalam keselamatan) manusia-manusia dapat datang jika mereka  mau: Ini adalah  sungguh-sungguh  benar untuk mengatakan bahwa mereka tidak dapat dan tidak akan kecuali Bapa yang telah mengutus Kristus menarik mereka. Mari kita masuk sedikit lebih dalam pada subyek ini dan mencoba untuk memperlihatkan kepada anda dimanakah letak ketakberdayaan manusi ini berada, dalam penjelasan-penjelasan  yang   lebih khusus.



1.Pertama, ketakberdayaan manusia terletak pada kekerasan kepala  kehendak manusia. “Oh!” ujar seorang Arminian, “manusia dapat diselamatkan jika mereka mau.” Kami menjawab, “Tuan yang terhormat, kami semua percaya  hal itu; tetapi hal itu terjadi jika mereka mau   yang mana itu  adalah kesulitannya.


Kami menyatakan bahwa tidak ada manusia yang mau datang kepada Kristus kecuali dia ditarik; bukan,  bukan kami yang  mengatakan hal itu, tetapi Kristus sendiri  yang mendeklarasikanya—“ Kamu  tidak dapat datang kepada-Ku, sehingga  kamu   memiliki hidup;’ dan selama  “kamu tidak dapat datang” tercatat dalam Kitab Suci, kita tidak akan terbawa untuk  percaya kepada doktrin apapun mengenai kebebasan kehendak manusia.”


Adalah aneh bagaimana orang, ketika berbicara mengenai kehendak-bebas, membicarakan hal-hal yang  tidak mereka   pahami sepenuhnya. “Sekarang,” kata seseorang, “Saya percaya orang-orang dapat diselamatkan jika mereka mau.”  Tuanku yang terhormat, bukan itu masalahnya sama sekali. Pertanyaannya adalah, apakah manusia pernah didapatkan secara alami mau tunduk pada keadaan-keadaan rendah hati  terhadap injil Kristus?




Kami mendeklarasikan, mengacu pada otoritas Firman Tuhan, bahwa kehendak manusia  sedemikian tak berdayanya terpatri pada kerusakan, demikian bejatnya, dan demikian cenderungnya pada setiap hal yang jahat, dan sedemikian menolaknya pada setiap hal yang baik, hal ini tanpa pengaruh Roh Kudus   yang berkuasa, supernatural dan tidak dapat ditolak, tidak ada manusia yang  akan pernah mau tertuju semata pada Kristus, tanpa manusia itu telah ditarik.



Pengakuan universal  semua orang percaya adalah ini—“Aku tahu bahwa kecuali Yesus Kristus telah mencariku ketika masih seorang asing yang  mengembara keluar  dari  kandang domba  Tuhan, saya pada jam saat ini juga sudah akan mengembara sedemikian jauhnya dari Tuhan, berada jauh dari  Dia, dan mencintai kejauhan itu juga.” Dengan persetujuan bersama, semua orang percaya mengafirmasikan kebenaran ini, bahwa orang-orang tidak  dapat datang kepada Kristus sampai Bapa   yang telah mengutus Kristus menarik manusia-manusia terlebih dahulu.


Bersambung ke Bagian 2


Human Inability – 1858 |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment