Pages

01 June 2013

JANGAN TAKUT !


Oleh : DR. R.C Sproul



Kita adalah manusia-manusia fana yang rapuh, dipenuhi dengan  ketakutan-ketakutan yang seperti apapun juga. Kita memiliki ketidakamanan yang  memang  menjadi bagian tak terpisahkan sehingga  seberapa banyakpun siulan dalam kegelapan  tak mampu meredakan ketakutan kita. Kita mencari jaminan atau kepastian terkait hal-hal yang  paling menakutkan.


Larangan  tersebut telah disuarakan lebih sering daripada larangan lainnya oleh Yesus Kristus yang  merupakan perintah,   Jangan takut …” Dia telah mengatakan hal ini begitu seringnya kepada murid-murid-Nya dan orang-orang lain yang Dia jumpai sehingga larangan ini menjadi terdengar bagaikan sebuah ucapan salam. Dimana orang pada umumnya  mengucapkan salam kepada orang lain dengan berkata “Hai” atau “Halo,” kata-kata pertama  yang diucapkan Yesus paling sering adalah “Jangan takut.”


Mengapa?
Berangkali  kegemaran  Yesus terhadap kata-kata ini timbul dari  pemahaman  akan ketakutan yang terselubung tipis, yang mencengkram semua orang yang datang mendekat kepada Tuhan yang hidup. Kita takut akan kuasa-Nya, kita takut akan  murka-Nya, dan yang paling kita takuti adalah penolakan utama-Nya.



Kepastian yang  paling kita perlukan adalah kepastian akan keselamatan. Walaupun kita  benci untuk  berpikir banyak mengenai hal ini atau merenungkannya secara   mendalam, kita tahu secara intuitif andaikan  malapetaka   terburuk yang dapat menimpa kita adalah dikunjungi oleh  murka hukuman final Tuhan. Ketidakamanan kita diperburuk oleh  kepastian bahwa kita memang layak dimurkai.



Banyak yang percaya  bahwa kepastian ini  adalah tidak mungkin dan juga bahkan tidak bisa dicari. Mengklaim kepastian semacam ini dipandang sebagai topeng arogansi tertinggi, nadir kesombongan diri.



Namun,  jika Tuhan mendeklarasikan bahwa adalah mungkin untuk memiliki kepastian penuh akan keselamatan dan bahkan perintah-perintah  agar kita mencarinya, kemudian  barulah menjadi sebuah arogansi tertinggi bagi orang yang  menyangkal atau  mengabaikan fakta tersebut.


Faktanya, Tuhan memang memerintahkan kita untuk memastikan pemilihan dan panggilan kita  pasti/teguh : ” Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.” ( 2 Petrus 1:10).


Perintah ini  mengakui bahwa perintah ini tidak  melewatkan orang yang dibenarkan. Ayat ini  membicarakan sebuah masalah yang krusial. Pertanyaan, “Apakah saya telah diselamatkan?” adalah salah satu  pertanyaan yang penting  yang  dapat  terpikir untuk ditanyakan pada diriku sendiri. Saya harus tahu jawabannya; Saya sungguh harus tahu jawabannya. Ini bukan sebuah hal remeh. Tanpa kepastian keselamatan, kehidupan Kristen tidaklah stabil.  Hal ini rentan terhadap  kondisi kesulitan hidup yang melemahkan suasana hati sehingga menjadi  tak karuan dan memberi ruang  bagi serigala kesesatan untuk berkemah didepan pintu. Kemajuan dalam pengudusan memerlukan sebuah fondasi iman yang kokoh. Kepastian adalah  semen  bagi  fondasi tersebut. Tanpa kepastian, fondasi itu  hancur.



Bagaimana, kemudian, kita menerima kepastian? Kitab suci mendeklarasikan bahwa Roh Kudus membawa kesaksian kepada roh kita bahwa kita adalah anak-anak Tuhan. Kesaksian   batin  dari Roh Kudus adalah  penting karena kompleks.  Kesaksian batin ini  dapat  terkena distorsi-distorsi yang parah, menjadi dibingungkan dengan subyektivitas dan  delusi diri. Roh memberikan kesaksian-Nya dengan Firman dan melalui Firman, tidak pernah kesaksian batin  itu bertentangan dengan Firman atau tanpa Firman.


Karena adalah mungkin untuk memiliki kepastian keselamatan yang palsu  maka   lebih penting bahwa kita mencari kesaksian Roh didalam dan melalui Firman. Kepastian palsu biasanya   lahir dari kesalahan pemahaman akan keselamatan. Jika orang gagal untuk memahami perlunya kondisi-kondisi keselamatan, kepastian  paling baik akan menjadi sebuah  tebak  keberuntungan.


Karena itu, kami   bersikukuh bahwa doktrin yang benar adalah sebuah elemen yang krusial dalam mendapatkan sebuah basis keselamatan yang sehat. Hal ini  bahkan menjadi sebuah  kondisi yang diperlukan, meskipun tidak berarti sebuah kondisi yang cukup. Tanpa doktrin yang sehat kita akan memiliki sebuah pemahaman yang tidak memadai tentang keselamatan. Akan tetapi, memiliki sebuah pemahaman yang sehat  tentang keselamatan bukan jaminan kita memiliki keselamatan kami sangat memahami hal ini.


Jika kita berpikir Alkitab mengajarkan keselamatan universal kita sampai pada sebuah pemahaman salah tentang kepastian dengan alasan-alasan sebagai berikut : Setiap orang diselamatkan. Saya adalah seseorang; karena itu, saya diselamatkan.


Atau,  jika kita berpikir keselamatan diperoleh dengan  perbuatan-perbuatan baik kita sendiri dan kita kemudian terdelusi kedalam mempercayai bahwa kita memiliki perbuatan-perbuatan baik, kita akan memiliki sebuah kepastian palsu akan keselamatan.


Untuk memiliki kepastian yang sehat kita harus memahami bahwa keselamatan kita terletak pada kepantasan yang dimiliki Kristus saja, yang dicaplokan kepada kita ketika kita  merangkul Dia dengan iman yang sejati. Jika kita memahami hal itu,pertanyaan tersisa  adalah, “Apakah saya memiliki iman sejati yang diperlukan untuk keselamatan?”


Kembali dua hal yang harus dimengerti dan dianalisa secara tepat. Pertama adalah doktrinal. Kita harus memiliki sebuah pemahaman yang jelas  mengenai apakah yang  merupakan iman menyelamatkan yang sejati. Jika kita beranggapan bahwa iman yang menyelamatkan sebagai sebuah iman yang eksis dalam sebuah ruang hampa, tidak pernah melahirkan  buah perbuatan-perbuatan kepatuhan, kita telah dibingungkan dengan iman yang menyelamatkan dengan iman yang mati, yang tidak dapat menyelamatkan siapapun.


Persyaratan kedua melibatkan sebuah  analisa  sadar diri  akan kehidupan kita sendiri. Kita  harus memeriksa diri kita sendiri untuk melihat apakah buah regenerasi (dapat didefinisikan sebagai semata-mata pekerjaan supernatural Allah Roh Kudus yang terjadi secara diam-diam, mendadak, dan total yang mengubah natur manusia. Itu adalah pekerjaan di bagian sebelah dalam diri manusia oleh karya Roh Kudus secara bawah sadar/tidak disadari di dalam hati manusia – lebih jelas tentang regenerasi baca di sini)  terlihat dalam kehidupan kita. Apakah kita memiliki sebuah  kasih sayang  yang nyata bagi Kristus  yang biblikal? Hanya orang yang  telah diregenerasi  memiliki kasih yang nyata bagi Yesus  yang nyata. Selanjutnya kita harus menyanyakan pertanyaan yang sulit, “ Apakah hidupku memanifestasikan buah pengudusan?” Saya  menguji imanku dengan perbuatan-perbuatanku.


Saya menyebut ini pertanyaan ahir, pertanyaan sulit  karena sejumlah alasan. Kita dapat kehilangan kepastian jika kita berpikir kesempurnaan kepatuhan adalah ujiannya. Setiap dosa yang kita  lakukan setelah konversi dapat  menghujamkan keraguan pada kepastian kita. Keraguan itu diperburuk oleh serangan dakwaan-dakwaan yang dibuat oleh Setan terhadap kita. Setan senang mengguncangkan kepastian  orang Kristen sejati.


Pada sisi lain, kita dapat  mendelusikan diri kita sendiri dengan memandang pada perbuatan-perbuatan kita sendiri dengan sebuah pandangan yang mengagungkan kebaikan kita, melihat kebaikan dalam diri kita  kala tidak  ada sama sekali. Disini kita digoncang teror dihadapan peringatan yang diucapkan oleh Yesus :
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:22-23)

Kepastian yang sesungguhnya terletak pada sebuah pemahaman yang sehat-utuh akan keselamatan, sebuah pemahaman yang sehat terhadap justifikasi, sebuah pemahaman yang sehat terhadap pengudusan, dan sebuah pemahaman yang sehat terhadap diri kita sendiri. Dalam semua hal ini kita memiliki penghiburan dan pertolongan dari Roh Kudus yang menerangi teks Kitab suci bagi kita, yang bekerja dalam kita untuk menghasilkan buah pengudusan, dan yang memberi kesaksian kepada roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.




Ayat-Ayat untuk  Pemahaman Lebih Lanjut :

2 Petrus 1:10
Efesus 2:4–5
1 Petrus 1:5




Fear Not –Ligonier Ministries | diterjemahkan dan diedit : Martin Simamora




No comments:

Post a Comment