Pages

21 December 2012

Kristologi : Yesus Kristus


oleh : Greg Herrick, Ph.D

Mosaic of Jesus Christ in church of
Hagia Sofia,
Istanbul, Turkey



Istilah “Kristologi” (berasal dari bahasa Yunani “Christos”  bermakna “yang diurapi” atau “Kristus”) merujuk kepada studi tentang Kristus.  Kristologi kerap meliputi  topik-topik seperti  pra eksistensi dan kekekalan Kristus, nubuat-nubuat Perjanjian Lama mengenai Kristus, kemanusiaan Kristus, ketuhanan dan inkarnasi, juga hal-hal terkait pencobaan-pencobaan dan ketidakberdosaan, kematiannya, kebangkitan, kenaikan dan peninggian, kedatangan kembali, tiga jabatan, dan hakikat Yesus.

Pra eksistensi Kristus

Ada beberapa teks dalam Perjanjian Baru yang dalam sejumlah cara berbicara tentang pra eksistensi Kristus. Yohanes berkata “firman” menjadi manusia yang menyiratkan bahwa dia telah ada sebelum inkarnasinya (Yohanes 1:1,14). Yesus sendiri mengungkapkan pra eksitensinya didalam sejumlah teks. Yesus berkata bahwa dia  memiliki kemuliaan dengan  Bapa sebelum dunia ada (Yohanes 17:5) dan dia  telah datang/berasal dari Bapa (Yohanes 5:43; 6:38), Ayat-ayat ini menunjukan pra eksistensinya. Paulus juga merujuk Kristus sebagai Adam terakhir, menyiratkan prakesistensinya karena orang Yahudi kerap menganggap Adam dan Musa merupakan praeksisten. Demikian juga ketika Yesus berkata bahwa Yesus dahulu “kaya” tetapi kemudian menjadi “miskin,” bahwa dia  sebelumnya “didalam wujud Tuhan,” tetapi telah “merendahkan dirinya sendiri,” bahwa dia telah ada “sebelum segala sesuatunya” (Kolose 1:17). Kedua referensi ini merujuk kepada perendahan pada inkarnasi dan oleh karena itu menunjukan bahwa Kristus telah ada sebelum kedatangannya ke dunia (Lihat  1 Korintus 15:45; dan Filipi 2:6).


Nubuat-Nubuat Mengenai Kristus
Mengacu kepada seluruh kanon, fakta historis  kebangkitan, dan dengan sebuah   sudut pandang hermeneutika Yahudi, ada banyak nubuat-nubuat tentang Kristus didalam Perjanjian Lama. Beberapa yang sangat dikenal termasuk: Kelahirannya (Kejadian 3:15; Galatia 4:4); garis keturunannya (Kejadian 49:10; Lukas 3:33); tempat kelahirannya (Mika 5:2; Lukas 2:4-7); pelayanan penghakiman dan belas kasihnya di Galilea (Yesaya 9:1-2; Matius 4:14-16); bahwa dia adalah nabi yang dinantikan (Ulangan 18:15,18-19; Kisah Para Rasul 3:20,22); bahwa dia akan berperan  sebagai seorang imam (Maz 110:4; Ibrani 5:5-6); pengkhianatannya (Maz 41:9; Lukas 22:47-48); penjualan dirinya senilai 30 keping perak (Zakaria 11:11-12; Mat 26:15;27:1-10); kematiannya  yang tragis (Zakaria 12:10; Yohanes 20:27); kebangkitannya (Maz 16:10; Lukas 24:7; Kisah Para Rasul 2:25-28); peninggiannya ke tempat yang tinggi di sebalah kanan  Tuhan (Maz 110:1; Kisah Para Rasul 2:33-34). Pemerintahannya yang  kekal dalam penggenapan janji Davidik ( 2 Sam 7:12-16; Maz 110:1; Yesaya 55:3; Kisah Para Rasul 2:33-34; 13:22-23,32-34).



Kemanusiaan Kristus

Ada sejumlah baris-baris  bukti dalam Kitab Suci yang  berpadu  untuk membuktikan bahwa dari sudut pandang Alkitab  Yesus  benar-benar dan sepenuhnya manusia. Yesus memiliki nama-nama manusia (misal Yesus, Anak Daud), mengalami apa yang dialami manusia  lainnya (Yohanes 9:16), memiliki sebuah tubuh (1 Yohanes 1:1), berbicara dalam bahasa manusia yang normal, menunjukan dirinya sendiri adalah seorang manusia (Yohanes 8:40); yang lainnya merujukan dia sebagai seorang manusia (Kisah Para Rasul 3:22); mengalami kehidupan sebagai seorang manusia (Lukas 2:52), termasuk sejumlah keterbatasan-keterbatasan manusia seperti lapar (Matius 4:2), haus (Yohanes 19:28), keletihan (Yohanes 4:6), kesedihan dan  kesulitan yang mendalam (Yohanes 11:35; Lukas 13:34-35), dan ketidaktahuan (Markus 13:32); dia memiliki nyawa seperti halnya  manusia (Lukas 23:46), dan mati (Ibrani 2:14-15).


Ketuhanan Kristus

Ada juga beberapa baris bukti  didalam Kitab Suci yang bertemu untuk membuktikan bahwa para penulis Alkitab memandang Yesus  sebagai manusia, tetapi juga ada yang memandang Yesus sebagai lebih daripada  manusia. Mereka memandang dia  yang ilahi. Yohanes berkata bahwa dia adalah ilahi atau Tuhan (Yohanes 1:1). Paulus  berkata bahwa dia “sungguh-sungguh dalam rupa  Tuhan” ((
morphe theou; Phil 2:6)  serta juga Tuhan dan Juru selamat kita  yang agung (Titus 2:13). Dia dirujuk sebagai Raja (Matius 2), Yahwe (Bandingkan dengan Roma 10:9,13 dan Yoel 2:32) juga sebagai Raja segala raja(sebuah penunjukan semacam ini oleh seorang Yahudi seperti Yohanes  hanya akan diberikan kepada  diri Tuhan sendiri—Wahyu 19:16). Yesus    melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan termasuk menciptakan (Yohanes 1:3; Kolose 1:15-20),menopang  (Ibrani 1:3-4), menyelamatkan (Matius 1:23(, membangkitkan orang mati (Yohanes 5:25); menghakimi (Yohanes 5:27), mengirimkan Roh (sebuah pekerjaan yang juga dilakukan oleh  Bapa; lihat Yohanes 14:26; 15:26), dan membangun gerejanya ( Matius 16:18). Dia menerima, sebagaimana Tuhan sendiri menerima, penyembahan dari semua manusia (Matius 14:33) dan malaikat-malaikat (Ibrani 1:6) dan suatu saat semua manusia akan sujud menyembah dia (sesuatu yang  Tuhan saja menerima; Filipi 2:10, Yesaya 45:23).


Jadi kita melihat bahwa doktrin ketuhanan dan kemanusiaan yang berkesinambungan pada Kristus bukan merupakan ciptaan konsili  gereja pada sekitar abad ke empat atau kelima (yaitu Nikea [325M] atau Kalsedon [451]), tetapi jelas-jelas diajarkan dalam Kitab suci. Formulasi yang tepat (yaitu model kerja) mengenai bagaimana hal ini  dapat terjadi berangkali harus menunggu sebuah  respon terhadap ajaran sesat Arian dan perkembangan-perkembangan Kristologi lainnya (dan  sebuah peminjaman  bahasa metafisikan Yunani), tetapi penjelasan-penjelan utama doktrin ini ditemukan dalam pengakuan-pengakuan gereja apostolik  dan  mula-mula.



Inkarnasi dan Kenosis

Yesus Kristus lahir dari perawan Maria (Matius 1:23; Galatia 4:4) menggenapi prediksi Yesaya (Yesaya 7:14). Dari sudut pandang yang lebih teologis, Yohanes berkata bahwa Firman yang  kekal dan ilahi telah menjadi manusia  bahwa Tuhan  “telah menjadikan  dirinya  tabernakel” diantara kita (Yohanes 1:1,14; Keluaran 40:34-35). Doktrin Inkarnasi bermakna bahwa pribadi kedua Tritunggal mengenakan tubuh manusia. Yesus Kristus adalah keilahian yang tak terkurangkan kala  bersatu dengan kemanusiaan yang sempurna selamanya dan tanpa kebingungan akan atribut-atribut. Satu pribadi, dua natur (ilahi serta manusia).



Tuhan menjadi manusia untuk menebus ciptaannya dan  memerintah atasnya. Jadi dia  telah datang untuk  menggenapi kovenan Davidik sebagai Raja yang telah dijanjikan (Lukas 1:31-33). Dalam perannya sebagai Tuhan dan Raja dia menyingkapkan Tuhan kepada manusia (Yohanes 1:18); menyelamatkan orang-orang berdosa  (Gal 1:4), menghancurkan pekerjaan iblis ( 1 Yohanes 3:8), menghakimi manusia (Kisah Para Rasul 17:31) dan membawa semua hal dalam ciptaan kembali kepada penundukan terhadap Tuhan ( 1 Kor 15:20-28; Efesus 1:10-11).


Ada banyak kesalahan-kesalahan terkait dua natur Kristus. Kita akan menyebutkannya secara ringkas disini. Orang-orang Ebionit menyangkal natur keilahian Kristus (Yesus menurut mereka  hanya menerima Roh Tuhan saat pembaptisan) seperti halnya juga dengan orang-orang Arian (bandingkan dengan  Saksi-Saksi  Yehovah saat ini yang mengklaim hal serupa bahwa Yesus adalah ciptaan yang pertama dan tertinggi). Orang-orang Gnostik (yaitu Doketisme), membenarkan bahwa Yesus  hanya tampilannya yang manusia, menyangkali bahwa dia memiliki natur manusia yang sejati.  Nestorius telah menyangkal kesatuan natur ilahi dan natur manusia dalam satu pribadi ( natur ilahi sepenuhnya mengendalikan natur manusia) dan Eutychianisme menyangkal perbedaan nyata yang bagaimanapun dalam natur-natur yang dimiliki Kristus (natur manusia telah berpadu dalam natur ilahi sehingga menjadi sebuah natur baru yang ketiga). Terakhir, Appolinarius menyangkal sebuah aspek  kemanusiaan Yesus, yaitu, bahwa dia memiliki sebuah roh manusia(Logos yang ilahi mengambil tempat roh manusia Yesus). Ini semua adalah kesalahan-kesalahan dalam pandangan data Alkitab dan telah ditolak sama sekali dalam berbagai konsili-konsili gereja.


Akhirnya, telah  ada banyak upaya untuk menjelaskan makna kenosis yang ditemukan dalam Filipi 2:7, khususnya sejak pertengahan hingga akhir 1800-an dan kebangkitan psikologi. Sedari awal dinyatakan  bahwa  istilah kenosis merujuk pada Kristus yang secara sadar mengabaikan atribut-atribut utama tertentu seperti; omniscience (maha tahu), omnipresence (maha hadir), dan omnipotence (maha kuasa) untuk menebus manusia. Teologi ini dalam berbagai ragam bentuknya telah menjadi apa yang dikenal sebagai teologi kenotik [Lihat S. M. Smith, “Kenosis, Kenotic Theology,” dalam  Evangelical Dictionary of Theology, ed. Walter A. Elwell (Grand Rapids: Baker, 1984), 600-602. Teori-teori spekulatif  tentang inkarnasi memiliki sedikit keterkaitan dengan  exegese  Filip  2:7. Lihat juga  B. E. Foster, “Kenoticism,” in New Dictionary of Theology, ed. Sinclair B. Ferguson, David F. Wright, and J. I. Packer (Downers Grove, IL: InterVarsity, 1988), 364.].  Tetapi inikah  yang hendak dikatakan oleh Paulus dalam Filipi 2:6 bahwa Yesus telah menyerahkan penggunaan atau kepemilikan  atribut-atribut tertentu? Tidak demikian sepertinya. Faktanya  rasul Paulus menjelaskan   apakah yang dia maksudkan ketika dia berkata bahwa Kristus telah mengosongkan dirinya sendiri dengan  mengambil natur seorang hamba. Jadi ini bukan mengesampingkan/mengabaikan atribut-atribut ilahi apapun juga yang sedang  dinyanyikan [Pada bagian   Filipi (yaitu  2:6-11) telah menjadi sebuah himne mula-mula. Hal ini juga semestinya mencegah kita untuk tidak terlampau mamandangnya  secara  teologi  atas pernyataan-pernyataan ini  sebab pernyataan-pernyataan ini bukanlah merupakan pemikiran-pemikiran teologi tersendiri, tetapi lebih merupakan jeritan penyembahan yang lahir dari hati kepada Tuhan—teologi yang tidak diragukan lagi dikenal baik didalam berbagai komunitas dan  dari sinilah  lahir ungkapan tersebut, namun hal semacam ini dalam derajat  tertentu telah lenyap dari kita pada hari ini] disini dalam Filipi 2, tetapi sebaliknya merupakan perendahan diri Anak Allah mengambil rupa manusia dan yang merupakan “seorang hamba.” Tentu saja ini adalah poin yang  Paulus sedang upayakan untuk dinyatakan kepada mereka di gereja Filipi. Mereka harus hidup dalam  kerendahan hati seorang hamba, meneladani  apa yang  telah dilakukan Kristus [Untuk diskusi  lebih lanjut mengenai ketidaklogisan yang kerap dituduhkan pada doktrin inkarnasi dan solusi-solusi yang mungkin dalam “kenotisme” yang dimodifikasi atau  model “2 pikiran” lihat  Thomas D. Senor, “Incarnation and the Trinity,” in Reason for the Hope Within, ed. Michael J. Murray (Grand Rapids:Eerdmans, 1999), 238-260.]




Selanjutnya : Kesempurnaan  (tidak memiliki cacat, tidak dapat berbuatdosa) Yesus



Christology: Jesus Christ | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment