Pages

02 December 2012

Kelahiran Yesus Kristus - Bagian 1

Add caption


Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D


Pengantar


Artikel berikut ini merupakan bagian dari  serial materi-materi renungan singkat terkait kelahiran Kristus. Bagi beberapa orang, materi semacam ini   sangat sulit dianggap  sebagai renungan karena renungan ini fokus utamanya pada sejarah. Tetapi kita harus camkan dalam benak kita bahwa Yesus yang kita sembah  sungguh-sungguh terlahir dalam   ruang dan waktu sejarah. Dan Bayi yang ada didalam palungan itu sungguh-sungguh telah disalibkan—dan sama pastinya juga telah bangkit dari kematian. Alkitab berbeda dari buku-buku suci  pada agama-agama lainnya karena Alkitab “mengundang” investigasi  sejarah. Dan ketika Alkitab  bertemu dengan pengujian—sebagaimana selalu terjadi,tak terelakan terjadi—pengujian itu menanamkan  pengabdian yang lebih besar didalam hati orang percaya  kepada dia yang kita sebut Anak Allah.


Tahun  Yesus Dilahirkan

Di belahan dunia barat, kita membagi waktu dengan  kelahiran Yesus Kristus. Tetapi sungguhkah dia  pernah hidup? Jika  memang demikian, kapankah dia lahir?



Beberapa waktu lalu, Saya  ditantang dengan sebuah percakapan oleh seorang pria yang mengklaim bahwa Tuhan tidak ada. Dia seorang ateis. Tetapi  bukan sekedar menjadi ateis, anda mengertikan. Dia juga bersikukuh bahwa Yesus Kristus tidak pernah ada! Teman satu ini memang termasuk yang sangat  sangat keras dalam sikapnya.



Kini temanku  yang  ateis memiliki iman- saya bisa tambahkan iman  buta yang luar biasa. Faktanya, semangat religiusnya dapat mempermalukan banyak penginjil. Tetapi bukti bahwa Kristus telah menginvasi sejarah tidaklah membungkam kesaksian Perjanjian Baru—juga  sebagai yang  tak terbantahkan sejauh yang mungkin! Musuh-musuh utama  Kekristenan telah mengklaim bahwa dia   memang hidup-ada—dan bahwa dia telah melakukan mujizat-mujizat! Dokumen-dokumen awal Yahudi seperti Mishnah dan  Josephus—seperti halnya juga para sejarahwan non Yahudi abad pertama—seperti Thallus, Serapion, dan Tacitus—semua  bersaksi bahwa orang yang dipanggil Kristus telah hidup di Palestina dan telah mati dibawah  Pontius Pilatus. Sebagaimana sejarahwan Inggris F.F Bruce menuliskan, “Kesejarahan Kristus sama [pasti]…dengan kesejarahan Julius Caesar” (NT Documents, 119).


Sekarang logikanya seperti ini, jika Yesus hidup (perlukah dikatakan?), dia pasti  telah dilahirkan. Injil-Injil mengisahkan kepada kita bahwa kelahirannya  sesaat sebelum Herodes yang Agung wafat. Kematian Herodes dapat dipastikan dengan kepastian.



Josephus mencatat sebuah gerhana  bulan sesaat sebelum Herodes meninggal.  Kematiannya terjadi pada 12 Maret atau 13 Maret 4 SM (BC). Josephus juga menceritakan kepada kita bahwa berakhirnya Herodes tepat sebelum Paskah. Perayaan Paskah berlangsung pada 11 April pada tahun yang sama 4 SM. Dari detail lainnya yang disajikan oleh Josephus, kita dapat memastikan  kematian Herodes  yang Agung  terjadi antara 29 Maret dan 4 April  tahun 4 SM.



Hal ini berangkali terdengar aneh untuk menyatakan bahwa Yesus Kristus dilahirkan tidak lebih daripada 4SM. Karena SM berarti “Sebelum Masehi” (= BC “Before Christ”- “Sebelum Kristus”). Tetapi penanggalan modern  kita  membagi masa antara BC dan AD tidak ditemukan hingga  525M (AD). Pada waktu itu Paus Yohanes yang Pertama telah meminta seorang rahib bernama Dionysius untuk menyiapkan sebuah  kalender  yang distandardisasi untuk Gereja barat. Sayangnya, Dionysius yang malang   dalam melakukan   pembagian B.C/A.D yang sesungguhnya meleset  setidaknya empat tahun!




Sekarang Matius memberitahukan kepada kita bahwa Herodes membunuh bayi-bayi Betlehem  berusia dua tahun dan dibawahnya.  Merupakan  masa paling awal Yesus telah dilahirkan, oleh karena itu  tahunnya 6 B.C. Melalui beragam  indikator waktu, kita dapat relatif yakin bahwa  orang yang disebut Messias lahir pada akhir tahun 5 atau awal tahun 4 SM.


Sahabatku yang ateis mencemooh fleksibilitas tahun kelahiran semacam ini. Dia berkata,”Jika anda tidak tahu secara persis  kapan Yesus dilahirkan, bagaimana anda bisa tahu bahwa dia sungguh-sungguh   pernah hidup?” Ini merupakan pertanyaan yang sangat tidak masuk akal! Pada hari lainnya  saya menelpon ibuku untuk mengucapkan selamat ulang tahun,”Bu, berapa  banyak lilin diatas kue?” Selidik saya. “Aku tidak tahu, nak—Aku tidak mengingatnya lagi,” dia menghela nafasnya. Setelah beberapa menit dalam percakapan yang  menyenangkan, kami mengakhirinya.



Sekarang, tentu saja, saya tidak dapat memastikan, tetapi saya sungguh-sungguh percaya bahwa itu adalah ibuku yang ada di ujung telepon sana. Dia tidak dapat mengingat berapa usianya ( dan dia tidak  sedang kebingungan karena usia lanjut dan tidak  telalu tua), tetapi hal ini tidak membuat dirinya menjadi  khayalan imajinasiku, bukankah demikian? Karena jika dia hantu,maka selama 3 menit, apa  yang anda baca sama sekali   hal kosong!




Hari Yesus Dilahirkan


Dua puluh lima Desember yang akan datang hampir semua  orang tua akan  berdusta kepada anak-anak mereka tentang St.  Nikolas  tua. Beberapa dari kita akan merayakan kelahiran Juru selamat kita.  Tetapi sungguhkan dia lahir pada hari itu?



Apakah Yesus sungguh-sungguh lahir pada 25 Desember? Pada dasarnya setiap bulan pada kalender telah diusulkan oleh ahli-ahli Alkitab. Lalu mengapakah kita merayakan kelahirannya pada bulan Desember?
Tradisi 25 Desember  sebenarnya cukup kuno. Hippolytus pada abad ke dua Sesudah Masehi berpendapat bahwa itulah hari kelahiran Kristus. Sementara itu pada gereja-gereja timur, 6 Januari merupakan tanggal yang  dirayakan.



Tetapi pada abad ke-empat, John Chrysostom berpendapat bahwa 25 Desember  merupakan tanggal yang tepat  dan  semenjak hari itu hingga kini, gereja di  Timur dan juga Barat, telah menjalankan  25 Desember sebagai tanggal resmi kelahiran Yesus.


Di era modern, penanggalan tradisional telah ditantang. Para ahli modern menunjukan bahwa ketika Yesus lahir, para gembala sedang mengawasi domba mereka di bukit-bukit sekitar Bethlehem. Lukas mengatakan kepada kita bahwa seorang malaikat muncul kepada “sejumlah gembala yang tinggal di padang-padang [yang sedang] menjagai kawanan ternak mereka pada waktu malam” ( Lukas 2:8).

Sejumlah ahli merasa bahwa domba biasanya  dibawa kedalam  kandang dari November hingga Maret; juga mereka tidak  lazim berada di padang  pada malam hari. Tetapi tidak ada bukti kuat mengenai ini. Faktanya sumber-sumber Yahudi mula-mula menyatakan bahwa domba di sekitar Bethlehem berada di luar sepanjang tahun. Jadi anda dapat melihat, 25 Desember sesuai baik dengan tradisi dan narasi Alkitab juga. Tidak ada keberatan yang telak atas hal ini.

Memang  domba di sekitar Bethlehem  merupakan pengecualian, bukanlah hal yang biasa. Tetapi ini bukanlah domba-domba biasa. Mereka adalah domba-domba korban. Pada awal musim semi mereka akan disembelih saat Paskah.


Dan pewahyuan  pertama kelahiran Mesias kepada para  gembala yang melindungi domba-domba yang tidak  berbahaya ini, domba-domba yang segera mati atas nama dosa manusia. Saat mereka melihat bayi itu, dapatkah mereka  mengenalinya? Mungkinkah mereka dibisiki dalam hati mereka dengan  apa yang kemudian  diteriakan dengan nyaring sekali oleh Yohanes Pembaptis ,”Lihatlah, Anak Domba Allah yang menghapus  dosa dunia ini!”



Tentu saja kita tidak dapat benar-benar pasti akan hari kelahiran Yesus Kristus. Setidaknya, hal ini tidak terjadi pada pihak surga. Tetapi  sebuah tanggal awal musim dingin nampaknya merupakan  sebuah dugaan yang berdasar. Dan 25 Desember telah menjadi perintis  untuk abad ke delapan belas. Tanpa bukti lebih lanjut, tidak ada alasan yang  baik untuk merubah tanggal perayaan  pada saat ini.

 

Kita dapat menyalahkan gereja purba untuk sebagian besar ketidakpastian kita ini. Anda lihat mereka sama sekali tidak merayakan  kelahiran Yesus Kristus. Sama sekali.  Bagi mereka, perayaan itu tidak signifikan. Mereka lebih peduli dengan kematiannya…dan kebangkitannya.


Tetapi manusia moderen telah berubah arah. Seorang bayi yang terbaring di palungan tak berdaya, tidak mengacam.  Tetapi seorang manusia mati diatas kayu salib—seorang manusia yang mengklaim menjadi Tuhan—orang itu adalah ancaman! Dia menuntut  kepatuhan kita! Kita tidak dapat mengabaikan dia. Kita harus menerima dia atau menolak dia. Dia tidak memberikan kita jalan tengah.



Perayaan Natal ini, amatilah lebih dekat pada situasi kelahiranya sekali lagi. Singkirkanlah kaca-kaca berwarna merah mawar—ciumlah udara  yang  bau busuk, hewan-hewan yang  gemetaran. Mereka melambangkan sistem korban dalam Perjanjian Lama. Mereka adalah simbol-simbol kematian. Tetapi mereka semata bayangan dari bayi yang hadir ditengah-tengah mereka. Dia telah lahir untuk mati…sehingga  semua yang percaya kepada  dia dapat hidup.



Kunjungan Orang Majus


Ketika Yesus Kristus dilahirkan, orang-orang yang dikenal sebagai majus—datang dari timur untuk menyembah dia. Apakah mereka orang-orang bijak…atau astrolog-ahli nujum?



Matius memulai catatannya dalam bab ke dua dengan kata:” Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."(Matius 2:1-2)



Siapakah orang-orang bijak dari Timur ini? Matius tidak sedikitpun   memberitahukan kepada kita tentang  mereka—dia tidak menyebutkan nama-nama mereka, juga tidak menyebutkan berapa orangkah mereka tersebut—bahkan tidak juga dari negeri  manakah mereka  berasal.  Sama misteriusnya kemunculan mereka dalam kisah ini, mereka menghilang…



Walaupun Matius tidak banyak memberitahukan kepada kita,  melalui orang-orang Kristen yang sangat tekun disepanjang  sejarah gereja secara dogmatik telah mengisi kekosongan-kekosongan ini. Pada abad  ke-enam Masehi, orang-orang asing yang identitasnya gelap  ini  diketahui memiliki singgasana dan nama-nama : Gaspar, Melkhior, dan Balthazar yang diduga sebagai nama-nama dari raja-raja tersebut. Tetapi ini sama sekali tidak ada kaitan dengan kisah Alkitab: Kita sungguh-sungguh tidak tahu siapakah nama-nama mereka sebenarnya—juga tidak  diketahui berapakah   jumlah mereka.  Bisa jadi 3 atau 300 sejauh yang kita tahu! Tetapi satu  hal yang kita ketahui dengan pasti : mereka bukan  keluarga raja. Orang-orang majus kuno   merupakan penasehat-penasehat religius dan politik bagi raja-raja di dunia timur—tetapi  tidak ada yang berdarah biru diantara mereka.



Tetapi  bukankah benar bahwa majus adalah  para astrolog? Dan tidakah Tuhan  menetapkan kematian  kepada para astrolog dalam Perjanjian Lama? “Tidak selalu” dan “ya” adalah jawabannya. Dalam Ulangan 17, Tuhan memerintahkan umatnya untuk mengeksekusi para astrolog dengan melempari mereka dengan batu. Jean Dixon tidak akan membiarkan adanya sebuah peluang untuk teokrasi semacam ini! Faktanya bahwa dia—dan orang-orang lain seperti dia—begitu  nyamannya bertoleransi—bahkan mereka   sangat dihormati!—dalam Amerika yang modern harus memperlihatkan kepada kita bahwa  itu Amerika Serikat adalah negeri  pasca Kristen—paling  hebat…



Tetapi bagaimana dengan orang majus  zaman  kuno ini? Apakah mereka para astrolog? Pada akhirnya, mereka mengikuti sebuah bintang ke Bethlehem.



Kita dapat menjawabnya dengan tiga cara: Pertama, tidak sema majus/magi adalah astrolog, sebab Daniel nabi itu adalah kepala para majus dalam  istana Nebukadnezar. Melalui pengaruhnya, tak diragukan banyak   majus menjalankan tugas-tugas religious dan politik sebagai penyembah-penyembah satu-satunya Tuhan yang benar.


Kedua, ada sejumlah ahli Alkitab yang percaya bahwa Yesaya telah memprediksikan  sebuah bintang akan muncul  ketika Mesias lahir. Jika interpretasi ini benar,maka majus yang menyembah raja yang baru lahir jelas-jelas mengikuti   pelatihan Daniel, karena dia hamper pasti mengajarkannya dari Yesaya.



Ketiga, walaupun  sedikit yang percaya bahwa bintang yang mereka lihat merupakan fenomena alam—seperti halnya konjungasi Saturnus dan Yupiter---ini tidak dapat menjelaskan mengapa bintang itu tepat berada diatas Bethlehem. Jelas bitang itu sepenuhnya  berasal dari hal yang supernatural. Jika demikian maka berangkali tidak ada hubungannya dengan  astrologi.



Oleh karena itu, majus  yang mendatangi Yesus hampir dapat dipastikan tidak merujuk kepada kebodohan tahayul.  Jika demikian, mereka adalah sungguh-sungguh orang bijak…



Saya melihat  stiker pada bamper mobil pada suatu hari, yang terbaca ,”Orang bijak masih mencari dia.” Sebetulnya, itu tidak benar sepenuhnya. Alkitab mengatakan kepada kita “ tidak seorangpun mencari Tuhan,  bahkan tidak seorangpun.” Tetapi jika Dia  telah memimpin kita untuk dating kepada Dirinya sendiri, maka kita menjadi bijak. Oleh karena itu adalah benar  orang bijak masih menyembah dia.”


Bersambung : Bagian 2


The Birth of Jesus Christ | Diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora




No comments:

Post a Comment