Pages

12 December 2012

“Apakah yang Yesus Ajarkan?”– Bagian 1

Bacalah terlebih dahulu :  Siapakah Yesus?



Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell


Sepasang anak muda, keduanya buta, berjalan saling bergandeng tangan menyeberangi sebuah perempatan yang sibuk. Mobil-mobil lalu lalang tanpa  henti dari segala arah. Masing-masing mengetuk trotoar dengan sebuah tongkat putih sambil berupaya menyeberangi  jalan tersebut.  Menjadi seram bagi semua yang menyaksikannya, pasangan yang buta ini mulai membelok ke tengah-tengah persimpangan. Tak menyadari bahayanya, mereka terus berjalan langsung  ke arah  datangnya mobil-mobil. Pada saat itu, setiap mobil dari setiap arah menghentikan mobilnya secara simultan dengan suara berdecit melengking. Seorang pengemudi truk  melongokkan kepalanya dari  jendela dan berteriak “ke kananmu!ke kananmu!”  Orang lain turut berteriak,”ke kananmu!” Tanpa kehilangan langkah, pasangan itu  kembali ke kanan  dan kembali ke arah yang benar, mengetuk dengan tongkat mereka dan mendengarkan  teriakan-teriakan dari para pengemudi. Mereka berhasil menyeberang ke sisi jalan satunya tanpa insiden, masih saling bergandeng tangan.


Kisah itu membuatku berpikir  tentang Yesus. Dia telah datang ke dunia karena  Dia   mengasihi kita. Tak hanya kita telah terhilang, tetapi kita sedang  berjalan menuju sebuah jurang yang membawa kepada  kematian yang pasti. Dalam situasi semacam itu, Yesus tidak mengajar dengan  kegairahan seorang guru yang baru. Dia tidak datang untuk mengimpartasikan  pengetahuan bahwa Dia mengasihi, kepada para murid-muridnya. Dia tidak berkata,” Sekarang, murid-murid  buka bacaan pelajaranmu untuk hari ini. Disana kamu akan mendapatkan sebuah kisah  bahwa kamu akan bersukacita  dengan limpahnya.” Dia telah mengajar dengan  urgensi-situasi yang mendesak  pada semua pengemudi yang berupaya mencegah agar pasangan buta tersebut tidak terbunuh! Dia berteriak kepada umat manusia,” ke kananmu! Ke kananmu!”[
Kisah ini telah direvisi berdasarkan  Max Anders, New Christians Handbook (Nashville: Nelson, 1999), 31-32.]

Sebelumnya kita telah belajar bahwa Yesus telah mengklaim bahwa dia lebih  dari sekedar seorang murid, seorang guru, atau seorang manusia yang hebat. Dia mengklaim dirinya adalah Tuhan. Oleh karena itu, jika Yesus benar-benar “Kristus, Anak Allah yang hidup” (Matius 16:16), kita harus duduk dengan perhatian penuh, bergantung pada setiap ucapanNya. Jika dia yang telah mengklaim  dirinya adalah Tuhan, kita semestinya ingin mengetahui apakah yang Dia telah ajarkan selama pelayanannya di bumi. Faktanya, hal ini semestinya menjadi pengejaran yang paling penting didalam hidup kita. Selagi kita belajar apa yang telah  Yesus ajarkan dan mengijinkan pengajaran itu menguasai kehidupan kita, kita akan mulai menjalani kehidupan yang sungguh amat berbeda dengan dunia ini seperti halnya yang diperlihatkan Yesus.
[Kebenaran paling penting bahwa selama pelayanannya di bumi Yesus mengajarkan…]



1. Manusia harus diselamatkan (Yohanes 3:1-18).


Dalam Yohanes 3, rasul  Yohanes mencatat,”          

Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Jelas  bahwa Yesus telah mengajarkan  bahwa manusia  dipisahkan dari Tuhan dan  hilang tanpa pengharapan karena dosa. Kecuali orang itu percaya kepada Yesus,  maka dia akan dipisahkan dari Tuhan selamanya. Konsekuensi puncak dengan menolak Yesus adalah menghabiskan kekekalan di sebuah tempat yang disebut  neraka. Pada Matius 25:41, Yesus menjelaskan bahwa neraka telah dipersiapkan untuk Setan dan malaikat-malaikatnya. Namun juga bagi mereka yang menolak  ketetapan  Yesus, mereka akan  bernasib sama. Omong-omong, apakah kamu tahu bahwa Yesus lebih banyak mempercakapkan neraka daripada surga?[ Mat  5:22, 29; 10:28; 23:33] Dia memperbincangkan hal-hal yang terkait dengan kehidupan setelah kematian merupakan konsekuensi kekal. Manusia  terhilang dan harus diselamatkan. Yesus telah datang untuk memperdamaikan kita dengan Tuhan.


  • Sampai kita melihat dosa kita, kita tidak akan melihat kebutuhan kita akan seorang Juru selamat 
  • Setiap orang berdosa harus diampuni atau dihukum
  • Keselamatan tidak dapat diupayakan; keselamatan hanya dapat diterima.
  • Keputusan  terbesar dalam hidup adalah apa yang engkau putuskan  terkait Yesus
  • Apa yang kamu lakukan terhadap Kristus saat ini akan menentukan apa yang akan Dia lakukan  terhadapmu kelak
  • Untuk ke surga, kamu harus pergi dengan jalan salib
  • Orang-orang berdosa adalah satu-satunya orang  yang dapat diselamatkan
  • Kita tidak diselamatkan oleh apa yang kita perbuat tetapi oleh apa yang  telah diperbuat Kristus.
  • Keselamatan bukan soal berupaya   tetapi mempercayai
  • Kita diselamatkan  oleh kematian Kristus, bukan oleh perbuatan kita.


2.Kebenaran Sejati adalah hal internal, bukan eksternal (Lukas 18:9-14).


Pada Lukas 18:9-14, Yesus telah menceritakan sebuah kisah yang luar biasa. Setelah memberikan perumpamaan mengenai doa (18:1-8), Yesus menyampaikan perumpamaan lainnya “
Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.Pada 18:14, Yesus menyimpulkan perumpamaannya dengan kata-kata yang menusuk : ‘ Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Perempumaan ini  hendak memberitahukan kepada setiap diri kita bahwa anda dapat memiliki berton-ton hal  yang religious tapa satu ons keselamatan. Keselamatan dan Kristen  tumbuh tidak berdasarkan pada apa yang  kita lakukan tetapi siapakah kita.



Selanjutnya  pada  bagian terakhir: Kasih adalah prioritas puncak kehidupan, Tumbuhdengan memperlihatkan karakter Kristen


What Did Jesus Teach? (A Walk Through the Gospels) |diterjemahkan dan diedit oleh :Martin Simamora

No comments:

Post a Comment