Pages

31 December 2012

Apakah Kata Alkitab Mengenai Damai?



Catatan  Editor

Jika Tuhan berkenan, maka dalam hitungan jam kita semua boleh tetap sehat dan ada (hidup) untuk  menghirup udara   tahun yang baru, 2013. Ya tahun yang baru didalam dunia yang sama, dunia yang semakin tua, dunia yang semakin  hari akan semakin sulit untuk dikatakan semakin mudah, semakin damai, apalagi semakin tenang. Tentu sebagai orang-orang  percaya kita menjalani  dan menghadapi semua tantangan itu tidak sendirian tetapi diberikan kekuatan dan kemampuan oleh Tuhan yang selalu menyertai kita (Matius 28 : 20b Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zamanJuga lihat Roma 8:31-37.) sehingga apapun dan bagaimanapun kenyataan hidup yang harus kita lalui, tidak akan  pernah kita kehilangan sumber kekuatan sejati untuk menghadapi dan melalui  fakta yang ada didunia ini, sehingga kita mampu mengatasi dan melewatinya. Semua orang berharap 2013 akan lebih baik dan diatas semuanya itu , damai adalah hal yang  paling didambakan.  Sebagai bangsa  dan rakyat Indonesia kita  masih menyaksikan bahwa damai di negeri terasa semakin sulit ditegakkan. Berbagai aksi kekerasan ; antar kelompok, antar kampung, antar desa atau bahkan konflik yang lebih besar  masih sangat kuat mewarnai negeri ini. Atas  nama kepentingan, atas nama agama, atas nama politik tanpa disadari sebagai bagian dari warga bangsa Indonesia  ada   yang  rela merobek damai antar sesama  anak bangsa. 


Apakah mungkin untuk tetap merindukan damai di dunia yang semakin tua dan semakin diwarnai dengan kekerasan?Ya..seolah  nilai seorang manusia tidak ada bedanya  dengan seekor hewan; bagaikan ayam atau seekor kucing, atau mungkin lebih bernilai daripada  hewan? Entah bagaimana dunia menjelaskan masalah ini atau bagaimana dunia menawarkan damai, tetapi Alkitab memberikan sebuah kepastian didalam ketidakpastian. Alkitab menawarkan sebuah damai   ditengah-tengah sulitnya mereguk damai, walau cuma setetes. Artikel  berjudul  “Apakah yang  Dikatakan Alkitab Mengenai Damai?” akan memberikan jawaban kepada dunia yang mengalami  kelangkaan Damai, ya..damai yang sejati, damai yang mengamankan jiwa dan pengharapan  akan kebahagiaan didalam setiap diri insan manusia. Semoga anda  telah memiliki damai sejati yang  berasal dari Tuhan.


Salam dalam Kasih Kristus, biarlah  Tuhan yang  membawa dan menuntun kita menuju dan menjalani tahun 2013

Martin Simamora
Founder & Editor


Jawab : Damai  adalah sesuatu  yang diinginkan setiap orang, namun nampaknya hanya beberapa orang saja yang mendapatkannya. Apakah damai itu? Damai dapat didefinisikan sebagai “ketenangan, harmoni, atau keamanan.” Bergantung  pada situasi, damai dapat bermakna “kemakmuran” atau “ dalam keadaan baik.” Berbagai bentuk kata “damai” dijumpai sebanyak 429 kali dalam alkitab versi King James. Ada berbagai jenis  damai, termasuk damai yang palsu, damai dalam jiwa, damai dengan Tuhan dan damai dengan manusia.

Dalam Perjanjian Lama, kata utama Ibrani untuk “damai” adalah shalom, dan kata ini merujuk pada hubungan-hubungan antar  manusia ( Kejadian 34:21), antar bangsa ( 1 Raja-Raja 5:12), dan antara Tuhan dengan manusia (Mazmur 85:8). Damai adalah status yang dikehendaki di setiap area tersebut, dan shalom kerap dikaitkan dengan  kovenan atau sebuah janji yang dipegang teguh. Sebuah sahabat yang sangat dikenal (secara harfiah, “sahabat damaiku” dalam Mazmur 41:9) adalah orang  yang dengannya anda akan sangat nyaman, seorang teman yang dapat dipercayai. “Damai” merupakan standard dalam memberikan salam ( 1 Samuel 25:6), yang masih digunakan didalam banyak budaya pada hari ini.


Damai secara langsung berkaitan dengan tindakan-tindakan dan sikap-sikap individual; tetapi pada puncaknya merupakan pemberian Cuma-Cuma dari Tuhan ( Yesaya 45:7; Imamat 26:6; Yohanes 14:27). Kehadiran damai mengindikasikan berkat Tuhan pada kepatuhan seorang manusia ( Yesaya 32:17; Maleaki 2:5) dan iman ( Yesaya 26:3). Tidak ada damai pada mereka yang jahat ( Yesaya 48:22).


Sedemikian bernilainya damai itu, tidaklah mengejutkan  untuk mendapatkan  bahwa damai yang ditemukan adalah damai yang palsu. Janji-janji damai yang omong kosong dapat digunakan untuk memanipulasi orang-orang lain. Orang-orang  mulutnya penuh tipu muslihat  mengucapkan  kata-kata damai sementara juga secara diam-diam merencanakan hal yang jahat ( Obaja 1:7). Antikristus akan  mengkonfirmasi sebuah kesepakatan yang menghasilkan damai  sesaat , yang  sekonyong-konyong hancur ketika dia menyingkapkan warna-warna dirinya yang sesungguhnya ( Daniel 9:27). Para guru-guru palsu memproklamasikan damai ketika Tuhan sebenarnya memproklamasikan penghakiman ( Yehezkiel 13:10-16). Pada masa Yeremia, para pemimpin agama hanya berhubungan dengan nabi-nabi palsu yang telah mendeklarasikan semua hal baik-baik saja antara Tuhan dengan Israel :”Damai, damai,” kata mereka, ketika tidak ada damai yang sesungguhnya ( Yeremia 6:14).


Dalam Perjanjian Baru, kata utama  Yunani untuk  “damai” adalah eirene, dan kata ini merujuk pada istirahat dan ketenangan. Sebuah fokus utama  damai dalam Perjanjian Baru adalah kedatangan Yesus Kristus, sebagaimana  yang telah diumumkan oleh malaikat-malaikat dalam Lukas 2:14 (“Damai diatas bumi…”). Yesaya telah memprediksi Mesias adalah Pangeran Damai ( Yesaya 9:6), dan  Dia disebut Tuhan damai sejahtera dalam 2 Tesalonika 3:16. Damai sejahtera melalui  karya Kristus sehingga kita dapat memiliki damai dengan Tuhan ( Roma 5:1), dan damai itu akan memelihara hati dan pikiran kita aman ( Filipi 4:7).

Tuhan memerintahkan kita untuk mencari damai ( Mazmur 34:14; Matius 5:9). Kita harus “melakukan  upaya apapun yang membawa pada damai” (Roma 14:19).  Tentu saja, akan  ada beberapa orang yang tidak menghendaki damai, tetapi kita masih harus melakukan upaya kita yang terbaik berdamai dengan mereka ( Roma 12:18).

Orang-orang percaya memiliki sebuah kewajiban untuk “membiarkan damai Tuhan memerintah” didalam hati mereka (Kolose 3:15). Ini bermakna kita memiliki  pilihan untuk percaya pada janji-janji Tuhan (membiarkan damai-Nya memerintah) atau bergantung pada diri kita sendiri dan menolak damai yang Dia sedang tawarkan. Yesus telah memberikan kepada murid-murid-Nya  damai berdasarkan pada kebenaran  bahwa  Dia telah mengatasi duinia ini (Yohanes 14:27; 16:33). Damai adalah sebuah buah dari Roh, sehingga, jika kita membiarkan Roh Tuhan  memerintah didalam hati kita, kita dapat membagikan damai dengan orang-orang lain; kita menjadi  penghasil damai ( Yesaya 52:7) dan pelayan-pelayan pendamaian ( 2  Korintus 5:18)


“What does the Bible Say about peace?” Got Questions.org | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment