Pages

01 August 2012

Pandang Yesus (1) : Memperbarui Fokus Kekekalan Ditengah-Tengah Kesulitan & Pesona Dunia



Wahyu 1: 9-20
(9)Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.(10)  Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,(11)  katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia." (12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. (13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. (14) Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. (15) Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. (16) Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. (17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: /"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (18) Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini (19) Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini. (20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat.


Salah satu prinsip penting yang menuntun   saya  bagaimana berkhotbah dan apa yang saya khotbahkan berasal dari 2 Korintus 3:18. Ayat ini berkata,” Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” Prinsipnya adalah ini : Injil yang sejati mengubah karakter . perubahan yang dating dari memandang pada kemuliaan Yesus setiap waktu. “Memandang pada kemuliaan Tuhan, kita sedang diubahkan kedalam gambarnya.” Kita menjadi seperti apa yang kita  simpan sebagai yang  cukup berharga untuk  meluangkan waktu tertuju padanya, “Melihat adalah memercayai.” Ayat ini berkata, “Melihat adalah menjadi.” Anda menjadi seperti apa yang anda pandang.

Implikasi dari memandang pada kemuliaan Tuhan untuk berkhotbah adalah, jika saya membidik kita sebagai sebuah gereja  yang ditransformasi dari satu tingkat kemuliaan ke tingkatan lainya—menjadi semakin menyerupai Yesus—maka saya seharusnyalah menjunjung Yesus kembali dan kembali bagi anda  untuk dipandang.

Kita Harus Memandang Pada Yesus

Ada beberapa hal mengenai Kristus  yang sangat kita perlukan  dalam kehidupan ini

  • Kita perlu bertekun dalam Kristus dalam  menghadapi kesulitan
  • Kita memerlukan tenaga dan kekuatan Kristus dalam menghadapi  tekanan-tekanan yang menguras
  • Kita memerlukan hikmat Kristus dalam menghadapi kompleksitas hidup dan pelayanan
  • Kita memerlukan stabilitas Kristus ditengah-tengah perubahan-perubahan sosial, politik dan pribadi yang berlangsung cepat disekeliling kita
  • Kita memerlukan jaminan otoritas kedaulatannya dalam sebuah budaya yang semakin jauh tergelincir dari kebenaran

Bukan hal yang terlalu dibesar-besarkan untuk mengatakan bahwa kita membutuhkan kehadiran Kristus  dalam kita memandang betapa persekutuan  lebih kita butuhkan daripada  yang lainnya. 1 Yohanes 3:2  berkata,” Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” Pada tingkatan dimana kita dapat memandang Dia saat ini, kita diubahkan menjadi gambarnya. Ketika dia dating untuk dapat dilihat dalam kemuliaannya yang penuh, transformasi kita akan menjadi lengkap. Dan ini semua terjadi karena memandang dia—senantiasa menatap pada Dia.

Kebutuhan kita dalam perjalanan kehidupan kita tidak terutama pada keuangan, tetapi terutama rohani. Kita harus menjadi jenis orang  yang memancarkan keindahan dan kebenaran dan nilai yang berasal dari Kristus. Kita harus menjadi terang yang bercahaya didalam sebuah tempat yang gelap. Yang berarti kita harus memandang pada Yesus. Kita harus menatap pada Kristus.

Kita perlu sekali memandang Kristus dalam menjalani kehidupan kita dan mari kita lihat Wahyu 1. Saya ingin kita  sejenak mengarahkan  sepenuhnya pandangan kita pada Yesus.

Pengasingan Yohanes dan Penglihatan Yohanes

Menurut ayat 9b, Yohanes  diasingkan di pulau Patmos “karena firman Tuhan dan kesaksian Yesus.”

Wahyu 1:9
Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.


Yesus begitu nyata dan begitu berharga bagi Yohanes sehingga ia lebih mau diasingkan ke sebuah pulau terpencil daripada tidak berbicara  mengenai Kristus. Yohanes telah menatap Yesus dengan penuh minat sejak lama untuk menjadi seperti dia dalam cara ini : persekutuan yang tunduk lebih penting daripada kenyamanan hidup.

Tetapi kini di pulau itu Tuhan memberikan Yohanes kesempatan luar biasa lainya untuk memandang Yesus. Dia memberikan kepada Yohanes sebuah penglihatan. Dan Tuhan melakukan ini bukan hanya untuk Yohanes tetapi  bagi tujuh jemaat  Asia dan bagi kita. Pada ayat 10 Yohanes berkata bahwa dia  ada didalam Roh pada Hari Tuhan. Ini berarti  bahwa pada sebuah hari minggu di pulau itu dia sedemikian dalamnya berinteraksi dengan Roh Tuhan. Begitu besar begitu  tiba-tiba (ayat 10) dia “telah mendengar dari belakangnya sebuah suara yang keras seperti suara sebuah  sangkakala.”


Wahyu 1:10
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala

Suara itu berkata pada ayat 11, “tuliskan dalam sebuah kitab apa  yang sedang kamu lihat, dan kirimkanlah itu kepada tujuh jemaat.” Ini berarti bahwa penglihatan Yohanes adalah  tentang memperoleh  yang tak hanya untuk dirinya saja tetapi untuk kita juga. Dan tujuan  menuliskan penglihatan tersebut untuk  menyampaikan kepada kita pengalaman yang sama memandang Yesus sebagaimana yang dialaminya

Wahyu 1 :11
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."

“Tuliskan Apa  yang Sedang Kamu Lihat”

Ini bukan pekerjaan yang mudah untuk dilakukan—“menuliskan apa yang kamu lihat.” Adalah mudah  untuk menuliskan kata-kata yang kamu dengar. Tetapi ini tidak mudah untuk menuliskan dalam kata-kata   mengenai hal-hal yang mulia  yang anda lihat dengan kedua mata anda. Tetapi hal ini mungkin untuk dilakukan, karena Yesus berkata untuk melakukannya demikian. Yesus tidak sedang bermaksud untuk datang ke setiap dari 7 jemaat sebagaimana ia telah datang kepada Yohanes. Tuhan dapat saja menampakan dirinya ke setiap jemaat dengan penglihatan yang sama.  Tetapi dia tidak melakukannya. Dia  muncul kepada Yohanes dan berkata, Tuliskan dalam sebuah buku apa yang sedang kamu lihat, dan kirimkan kepada tujuh jemaat.” Yohanes mendapatkan penglihatan ini. Kita mendapatkan buku itu.

Namun ini bukan karena Kristus ingin menjadi jauh dan tidak berelasi secara pribadi dengan gereja-gerejanya. Hal ini karena dia ingin datang kepada kita didalam dan melalui Firmannya. Tuhan menginginkan kita untuk mencarinya dalam Firmannya, dan mengenal dia melalui Firmannya, dan memandang dia senantiasa melalui Firmannya. Dan ketika kita  melakukannya, Tuhan   tampil dari  Firmannya dalam cara-cara yang melampaui sekedar rasional dan kemungkinan-kemungkinan intelektual dari membacanya.

Cara terutama memandang pada Yesus masa kini adalah melalui Firmannya. Ini adalah implikasi yang nyata dari kata-kata yang ada dalam ayat 11, “Tuliskan dalam sebuah kitab apa yang kamu lihat dan kirimkanlah itu ke… jemaat.” Mengapa perlu menuliskan dalam sebuah kitab mengenai apa yang telah ia lihat kecuali untuk menyampaikan kepada pembaca-pembaca yang beberapa diantaranya memiliki pengalaman yang sama. Hal inilah yang saya ingin kita masuki.

Apa yang  Telah Yohanes Lihat Dari Yesus


Mari kita lihat apa yang Yohanes  lihat ketika Yesus datang dan menyingkapkan dirinya

Yesus Berdiri Diantara Jemaat-Jemaat


Wahyu 1:12
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Ayat 12 : Yohanes berpaling untuk melihat suara siapakah itu yang seperti sebuah sangkakala (ayat 10). Dan apa yang dia telah lihat adalah 7 kaki dian dan Kristus ada ditengah-tengah 7 kaki dian itu. Perhatikan ayat 20 untuk interpretasi tujuh kaki dian :” Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat.”

Jadi penglihatan dari Yesus yang diperoleh Yohanes adalah Yesus berada ditengah-tengah jemaat. Kristus sedang berdiri diantara jemaat-jemaat.  Dia tidak sekedar diatas jemaat-jemaat. Dia tidak jauh dari  gereja-gereja. Yesus ada ditengah-tengah mereka. Ayat 12b-13a : Aku  melihat 7 kaki dian yang terbuat dari emas; dan ditengah-tengah kaki dian itu berdiri seorang yang serupa Anak Manusia.”

Disini kita dapat melihat bagaimana pembacaan kita bermakna demikian besar daripada sekedar ingatan akan sesuatu yang telah  terjadi pada Yohanes  diwaktu yang telah lampau. Dia telah mulai mencatat penglihatannya dengan mengatakan kepada kita bahwa Kristus  yang sedang kita pandang ada ditengah-tengah kita. Dia ada diantara jemaat-jemaat. Dia tidak jauh dalam waktu dan ruang. Dia bergerak diantara kaki-kaki dian memangkas  semua yang jahat dan membuat lilin, menghembuskan kehidupan kedalam api-api yang hamper padam.

Gereja Bethleham adalah salah satu dari kaki diannya. Yesus ada disini diwaktu ini. Dia sangat ingi untuk melihat kita terbakar dengan  terang  yang berasal dari wajahnya sendiri. Dan demikian juga dia memberikan kita pandangan apa yang telah  Yohanes lihat.

“Seorang yang Serupa Anak Manusia”


Wahyu 1:13
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.


Yohanes telah melihat (berdasarkan pada ayat 13) “seorang serupa Anak Manusia.”  “Anak Manusia” adalah gelar favorit Yesus bagi dirinya sendiri ketika ia berada di  bumi. Anda mungkin berpikir   gelar ini semata merujuk kepada kemanusiaannya, dan sehingga itu  hanyalah gelar kemanusiaan belaka. Tetapi faktanya gelar itu   barangkali lebih daripada itu maknanya, karena penggunaannya dalam Daniel 7:13-14. Dalam kitab Daniel, istilah ‘Anak Manusia” atau “seorang serupa Anak Manusia” merujuk kepada seorang penguasa yang besar.

(13) Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. (14) Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.

Jadi ketika Yohanes berkata bahwa dia telah melihat “seorang serupa Anak Manusia” beridiri ditengah-tengan kaki dian, dia bermaksud bahwa dia telah melihat seseorang dengan kekuasaan dan kemulian dan kuasa  seperti raja dengan otoritas atas semua bangsa dan atas semua orang dan yang akan menguasai dunia selama-lamanya  karena kerajaanya tidak dapat dihancurkan.

Orang yang berdiri diantara  jemaat-jemaat dan memangkas yang jahat dan menghidupi api-api kita adalah dia yang telah menerima dari semenjak permulaan  kerajaan dan kemuliaan dan kekuasaan  di surga dan di bumi. Kita harus melihat hari ini, seperti halnya tujuh jemaat yang  dahulu harus mendengarkannya di masa Yohanes. Adalah Anak Manusia yang berjalan diantara kaki-kaki dian. Dan itu berarti dia dengan kekuasaan yang kekal yang memiliki kerajaan yang tidak dapat dihancurkan.

Kita harus memperbarui fokus kekekalan ini dan  memastikan kembali dan selalu memastikannya, ditengah-tengah  berbagai kesulitan-kesulitan dan  daya tarik-daya tarik  hidup dunia ini.

A Year-End Look At Jesus Christ, by John Piper | diterjemahkan dan telah diedit pada beberapa bagian kecil oleh : Martin Simamora

Bersambung ke Bagian2


Photo :
Source: vi0let-sky.tumblr.com

No comments:

Post a Comment