Pages

07 July 2012

Jagalah Kemurnian Dirimu, Bagian 2 : JANGAN LAGI "Kembangbiakan" Hawa Nafsumu!

Oleh John MacArthur


Sebuah kunci dan   aspek kebaikan Tuhan yang kerap dilewatkan adalah : bahwa Ia tidak memberikan perintah  yang tidak dapat kita penuhi. Dia tidak mempermainkan kita dengan perintah-perintah yang mustahil atau menantang kita dengan  perintah-perintah yang melampaui kemampuan kita untuk melakukannya. Merupakan bagian dari asumsi untuk setiap perintah-perintah Tuhan kepada kita adalah: bahwa  melalui Roh Kudus, kita mampu  menyelesaikan apa yang Ia perintahkan untuk kita lakukan.

Sehingga ketika Tuhan memerintahkan umatnya di 1 Tesalonika 4:3  untuk tidak turut serta  dalam imoralitas seksual, Dia  tidak  sedang menetapkan standar yang tidak bisa kita lakukan. Perintah itu  untuk menjadi murni  adalah  perintah yang dapat kita lakukan—dan diharapkan—untuk diikuti.


Bacalah lebih dahulu bagian sebelumnya :


Faktanya, perintah itu datang dengan sebuah kesatuan perintah. Dalam  1 Tesalonika 4:3-5, Paulus menulis :

Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,

Dalam bahasa yang sederhana, Paulus berkata bahwa kemurnian seksual adalah sebuah hal mengenai pengembangan  kendali diri.

Setiap kali saya berkata kepada para murid akademi atau orang-orang muda lainnya, salah satu dari pelajaran-pelajaran utama yang saya coba tanamkan dalam diri mereka adalah hal yang teramat penting  untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan hidup dan melatih mereka untuk memiliki penguasaan atas  semua bagian tubuh mereka.

Dan tidak hanya terkait area kemurnian seksual—pengendalian diri penting didalam semua bagian kehidupan anda. Orang-orang yang memiliki masalah makan berlebihan, tidur berlebihan, berbicara terlalu banyak, membelanjakan uang terlampau banyak, menyenangkan diri mereka secara berlebihan, atau terlalu banyak menyia-nyiakan waktu dengan tidak melakukan hal berarti adalah calon-calon untuk mengalami kehancuran-kehancuran moral yang besar. Anda dapat melenyapkan banyak celah dalam dosa yang  paling umum melalui disiplin dasar pengendalian diri.
 
Paulus menyadari kebutuhan pengendalian diri, bahkan dalam kehidupannya sendiri. “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” (1 Korintus 9:27). Disiplin pribadi membantu menjaga dirimu dari semua jenis imoralitas dan kemunafikan.

Dari sebuah perspektif biblikal, pengendalian diri adalah mengenai menguasai tubuhmu dan membawanya kepada penundukan kepada Tuhan. “Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran” (Roma 6:12). Ini mengenai pengabaian terhadap  hasrat-hasrat dalam dagingmu dan mendisiplinkan dirimu untuk tujuan kebenaran.

Ada dua aspek kunci untuk mencapai penguasaan atas tubuhmu. Pertama adalah memberi makan dengan Firman Tuhan yang kaya. Konsisten, dan setia mempelajari Firman menstimulasi pertumbuhan rohani, mempertajam pikiranmu, memperkuat dirimu dalam melawan  godaan-godaan. Latihlah dirimu untuk berpikir dan hidup secara  Alkitabiah, dan anda akan mendapatkannya semakin mudah untuk menjauhkan diri dari godaan.” Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Galatia 5:16)

Aspek kedua untuk dapat menguasai tubuhmu adalah jauhkanlah dirimu dari berbagai peluang terjadinya dosa. Anda tahu apa yang memicu godaan dalam dirimu—hindarilah itu semuanya; orang-orang, tempat-tempat dengan segala konsekuensinya. Tidak akan ada hal  baik bagimu untuk dapat mengembangkan pola-pola  yang positif jika anda terus membiarkan  untuk mengekspos dirimu  kepada semua jenis masukan yang merusak pemikiranmu. Anda tidak akan sanggup menanggung dengan  mempermainkan hasrat-hasrat dan emosi-emosimu—anda harus meninggalkan godaan dan jangan pernah kembali.

Bab dimana Paulus menasehatkan  pengendalian diri di 1 Tesalonika 4 adalah pengingat darinya akan natur baru kita dalam Kristus. Dia memerintahkan semua orang percaya untuk hidup secara saleh, hidup dalam pengendalian diri,”tidak dalam hasrat hawa nafsu, seperti orang-orang kafir yang tidak mengenal Tuhan” (Ayat 5).

Kata-kata tersebut menggaungkan  tantangannya kepada jemaat di Korintus dalam 1 Korintus 6:19-20 :” Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?  Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” Tuhan tidak mengorbankan  Anak-Nya untuk mantransformasi kita menjadi ciptaan baru hanya agar kita dapat  mengubangkan diri didalam  imoralitas menjijikan yang sama sebagaimana dunia. Kita tidak lagi terikat pada dosa—kita telah dibebaskan, dan kita harus hidup sedemikian rupa.

Kemurnian  Biblikal adalah tidak mungkin tanpa disiplin diri yang setia. Mengembangkan  pengendalian diri adalah  bagaimana kita dapat menghindari godaan dan menghidupi kehidupan kudus sebagaimana Tuhan memerintahkan kita untuk  hidup.

Pada waktu selanjutnya kita akan melihat mengapa itu penting.

Guard Your Purity, Part 2 by John MacArthur  |    Martin Simamora

No comments:

Post a Comment