Pages

17 July 2012

Gereja Waspadalah (2) : PARA PENYESAT Memanipulasi Jemaat !

Mereka Berpegang Pada Hukum Sunat
“Mereka berpegang pada hukum sunat” memberikan kepada kita sebuah  petunjuk yang berhubungan dengan identitas dan natur guru-guru palsu yang menimbulkan kesulitan pada gereja-gereja di Kreta. Hal ini tidak hanya memberitahukan kepada kita pada salah satu sumber-sumber pengajaran palsu yang sedang dipromosikan, tetapi   naturnya sebagai sebuah sistem legal dengan  melaksanakan perintah/ hukum yang diupayakan untuk ditambahkan pada karya anugerah Tuhan dalam Kristus. Secara literal, teks ini berkata,”khususnya bagi mereka yang melakukan sunat” (peritome). Kata benda ini muncul sebanyak 36 kali, 31 diantaranya dalam surat-surat atau epistel-epistel Paulus. Kata ini dapat bermakna : hak melakukan sunat itu sendiri (Yohanes 7:22), fakta menjalani sunat (Filipi 3:5), atau kata ini dapat menjadi sebuah sinonim untuk orang-orang Yahudi dan bahkan untuk orang-orang Kristen Yahudi karena mereka mempraktekan sunat sebagai sebuah ritual keagamaan (missal Kisah Para Rasul 10:45; 11:2; Galatia 2:9-13; Titus 1:10).

Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya :


Statistik kata yang diperlihatkan diatas tadi memperlihatkan bahwa kelompok kata sangat penting terutama dalam epistel-epistel Paulus dan Kisah Para Rasul, dimana kata tersebut mengilustrasikan ketegangan antara Paulus dengan pihak sunat. Pada komunitas Kristen mula-mula ada sebuah ketegangan antara “hoi ek peritomes pistoi”, orang-orang percaya diantara orang-orang bersunat, missal orang-orang Kristen Yahudi (Kisah Para Rasul 10:45; bandingkan dengan Kisah Para Rasul 11:2; Roma 3:30; Galatia 2:12; Kolose 4:11; Titus 1:10), dan “hoi legomenoi akrobysta”, mereka yang disebut tidak bersunat, missal orang-orang Kristen non Yahudi (Efesus 2:11; bandingkan dengan Kisah Para Rasul 11:3; Roma 4:10; 1 Korintus 7:18). Dua kelompok ini, dikaitkan secara khusus dengan Petrus dan Paulus, yang secara terus-menerus berkonflik, karena orang-orang Kristen Yahudi bersikukuh bahwa sunat diperlukan untuk keselamatan :” Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 15:1; bandingkan dengan Kisah Para Rasul 15:5, dimana sunat dan menjalankan Hukum saling terkait). 61

Penggunaan istilah sunat oleh Paulus merujuk pada perintah bagi orang Yahudi untuk memperhatikan isu-isu semacam ini  adalah jantung pengajaran palsu yang dihadapi jemaat di Kreta (Yunani)—sebuah bentuk menjalankan ketentuan-ketentuan  dalam agama Judaistik yang ditambahkan kedalam iman didalam Kristus untuk mendapatkan keselamatan dan penyucian, juga merupakan mitos-mitos orang Yahudi yang akan kita diskusikan dibawah nanti (lihat Titus 1:14; 1 Timotius 1:4;4:7; 2 Timotius 4:4)

Hal apakah yang kita bawa kepada Tuhan ketika kita datang kepadanya untuk memiliki keselamatan yang Tuhan tawarkan kepada kita didalam Kristus? Hanya dosa kita—Titik!! Tidak ada yang lain, sama sekali tidak ada yang dapat kita bawa untuk memiliki keselamatan dalam hal ini kehidupan kekal  atau kapasitas untuk diubahkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Lutzer dengan sangat baik :

Kepada orang yang berkata, Aku ingin melakukan sesuatu terhadap hubungan yang hancur dengan Tuhan,”anugerah berkata,”jika anda sungguh-sungguh mengerti masalah-masalah ini, anda tidak akan berkata seperti itu. Tuhan telah melakukan sesuatu terhadap hubunganmu yang hancur dengan Dia, dan satu-satunya hal yang dapat anda lakukan adalah merendahkan diri anda dan menerimanya!”

Mari saya perjelas. Ketika anda datang kepada Kristus, anda tidak datang untuk memberi, anda datang untuk menerima. Anda tidak datang untuk mencoba melakukan yang terbaik, anda datang untuk percaya. Anda tidak datang  hanya semata ditolong, tetapi diselamatkan. Anda tidak datang untuk dibuat menjadi lebih baik (walaupun memang ini terjadi), anda datang agar menjadi hidup.

Augustus Toplady memiliki ungkapan yang tepat :

Tiada apapun didalam tanganku yang kubawa,
Semata kepada salib-Nya aku terpaut erat;
Telanjang, datang kepada-Nya untuk dikenakan pakaian,
Tak berdaya, berharap pada-Nya untuk mendapatkan anugerah;
Busuk, Aku terbang ke kolam mata air;
Basuhlah aku, Juru selamat, atau Aku mati!

[Nothing in my hands I bring,
Simply to Thy cross I cling;
Naked, come to Thee for dress,
Helpless, look to Thee for grace;
Foul, I to the fountain fly;
Wash me, Savior, or I die!]

Anda tidak datang kepada Kristus untuk membuat sebuah janji, anda datang untuk bergantung pada janji-Nya. Janji-Nya adalah kesetiaan Tuhan dan bukan oleh janjimu yang memberikan hadiah anugerah. (62)

Praktek-Praktek atau Perbuatan-Perbuatan Guru-Guru Palsu
(1:11-12)

1: 11 Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. 1:12 Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas."



Yang "HARUS" terkait Guru-Guru Palsu :”Mereka harus dibungkam”

“Siapa yang mulutnya harus ditutup” menunjukan kepada kita,  tanggungjawab baik kepada Titus dan para tua-tua di semua jemaat orang percaya. Sebab ada keharusan moral bagi para tua-tua untuk menjadi orang-orang yang memegang dengan kokoh pesan yang setia (1:9), sehingga ada keharusan moral bagi orang-oran ini untuk membungkam guru-guru palsu. “Dibungkam” adalah sebuah kata yang langka, epistome,  yang bermakna “mengekang” dan kemudian secara metafora bermakna “ menghentikan mulut itu, membuat mulut itu diam.” 63 Setidaknya ada dua tanggungjawab disini :Para penentang ini harus ditolak peluangnya untuk menyebarkan pengajaran-pengajarannya didalam gereja-gereja; istilah ini juga mencakup membungkamkan mereka dengan sebuah penolakan yang logis atas pandangan-pandangan mereka, membuat penyebaran lebih jauh menjadi tidak mungkin untuk dilakukan.”64

“karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan” ini memberitahukan kepada kita natur aktivitas menghasut dan mengapa mereka harus dibungkam. Disini kita menemukan lebih banyak lagi petunjuk yang berkaitan dengan identitas mereka. Disini kita melihat motif “untung yang memalukan,”  metodenya “mengajarkan yang tidak-tidak (yang tidak seharusnya)” (doktrin palsu), dan akibat yang luas,” mereka mengacaukan banyak keluarga.”


Motif Guru-Guru Palsu, “Memperoleh keuntungan dengan cara yang tidak jujur”

Kita memiliki sebuah perkataan atau ungkapan di negeri ini yang kerap digunakan ketika ada sejumlah pertanyaan mengenai legitimasi  pengejaran atau aktivitas yang dikarenakan motif-motif financial. Motifnya “mengikuti uang” sementara uang bukan akar dari semua kejahatan, cinta uang yang menjadi akarnya. Salah satu dari kualitas-kualitas karakter yang krusial dan identifikasi untuk gembala  sejati atas jemaat Tuhan adalah kemurnian motif-motif yang tidak hanya dalam soal uang (bandingkan dengan  1 Timotius 3:3; Titus 1:7 dan 1 Petrus 5:2), tetapi semuanya  membentuk agenda-agenda yang berpusat pada diri sendiri—kedudukan, kuasa, pujian dan kepemilikan-kepemilikan, dan sebagainya (lihat 1 Tesalonika 2:1 dan seterusnya). Ini selalu menjadi  sebuah hal jahat yang telah mengancam kepemimpinan yang saleh apakah dalam politik atau rohani.
"Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. [Yehezkiel 34:2-3]

Pada  bagian firman Tuhan diatas ini merjuk kepada para pemerintah, prinsipnya sama.

Para pemimpin Israel tridak melayani kawanan domba mereka. Kesalahan pertama mereka adalah menempatkan kepentingan-kepentingan mereka sendiri diatas  orang-orang Israel (ayat-ayat 2 dan 3). Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri!  Raja-raja Israel telah menambahkan kekayaan mereka dengan membebankannya pada rakyatnya. Mereka memandang kawanan domba  sebagai sumber kemakmuran  untuk dieksploitasi ketimbang sebuah kepercayaan untuk dilindungi. 65

Secara khusus, Paulus tidak hanya memandang pelayanan sebagai sebuah kepercayaan dari Tuhan yang harus dijaga dengan perhatian yang besar, tetapi menasehatkan yang lain untuk mengikuti teladannya (lihat 1 Kor 4:1-2; 9:17; 1 Tim 1:18; 6:20; 2 Tim 2:2; Tit 1:7). Para guru Firman memiliki sebuah hak untuk menerima upah dari pelayanan mereka, tetapi mereka harus berhati-hati terhadap motif-motifnya (lihat 1 Kor 9:4 dan seterusnya; Gal 6:6; 1 Timotius 5:17-18). Motifnya haruslah kemuliaan Tuhan , kasih bagi Tuhan dan pelayanan yang mengasihi orang-orang.

Metode Guru-Guru Palsu :”Mengajarkan  apa yang seharusnya tidak diajarkan”

Omong kosong mereka tak diragukan lagi diperlihatkan dalam pengajaran-pengajaran yang tak jelas sehingga  penting bagi kebaikan rohani berbagai gereja yang mengikuti pengajaran mereka. Tetapi pengajaran mereka berisikan hal-hal yang seharusnya tidak boleh diajarkan, misal legenda-legenda dan aturan-aturan legalistic yang tidak selaras dengan pengajaran yang sehat dan bersumber dari Kitab suci. Mereka tak diragukan lagi mengklaim mengajarkan firman dari Kitab Suci, tetapi pengajarannya melenceng jauh. Jelas sangat mencengangkan orang-orang  yang berpikir bahwa mereka telah keluar dari  kitab suci! Mereka memulai dengan Alkitab dan kemudian menspiritualisasikannya, menarik keluar ayat-ayat itu keluar dari konteksnya sama sekali, dan kemudian memasukan ide-ide mereka kedalam teks-teks firman. Pada dasarnya,mereka menolak penjelasan yang terang benderang yang dapat ditemukan didalam Alkitab itu sendiri tentang berisikan apa sajakah kebenaran itu.

Dr. David Cooper dulu pernah berkata,”Ketika makna sederhana dari Kitab  Suci menjadi dapat dimengerti, jangan lagi cari pengertian lain.” Tidak lagi diperlukan “pengertian-pengertian yang lebih mendalam” untuk pengajaran-pengajaran Firman Tuhan yang sederhana seperti sebuah pendekatan terhadap Alkitab yang memampukan “mahasiswa” menemukan  hal-hal lainnya yang dia cari! 66

Hal ini mengingatkan kita bahwa kita harus selalu seperti orang-orang Berea yang menyelidiki firman Tuhan setiap hari untuk mengetahui jika apa yang telah diajarkan sesuai dengan  kitab suci. Terkait hal ini, Lukas menuliskan : “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani. (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Guru-guru palsu selalu saja menyalahgunakan Alkitab (seperti menyomot ayat keluar dari konteksnya) atau menambahkannya (dengan sejumlah aturan atau kewajiban agamawi yang harus dijalankan  agar layak) atau membuangnya (seperti menyangkal  kecukupan didalam Kristus).

Bersambung ke Bagian 3

Study By: J. Hampton Keathley, III | Martin Simamora

No comments:

Post a Comment