Pages

26 June 2012

Simon dan Simon (2) : Mentalitas Sihir Dalam Diri Orang Kristen!

Pelayanan Filipus Terhadap Orang Samaria

8:4-8
Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.

Samaria dan penduduknya tidak asing terhadap injil-injil. Injil Yohanes (bab 4) mencatat sebuah pertemuan yang sangat penting antara Yesus dan “wanita di sumur.” Dalam catatan tersebut kita diberikan beberapa wawasan  yang sangat relevan dengan pandangan-pandangan orang-orang Samaria, serta juga  hubungan mereka yang tegang dengan orang-orang Yahudi.

Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya :


Ketika Yesus melintasi Samaria dan diberi sebuah sambutan yang tidak bersahabat, beberapa murid Yesus meminta izin kepada Yesus untuk “ memerintahkan  api turun dari langit” menimpai desa itu (Lukas 9:51-55). Yesus menceritakan “Orang Samaria yang baik,” yang sangat berbeda dengan kehangatan dan  nafsu “kebencian” serta ketidakpedulian yang mengeras dari seorang imam  Yahudi dan seorang Lewi (Lukas 10:30-37). Kala Dia pada mulanya  melarang murid-muridnya untuk pergi ke Samaria dengan kabar baik, ini merupakan  penganuliran Amanat Agung (bandingkan dengan Matius 10:5-6; 28:18-20).

Tetapi kedatangan Filipus di kota Samaria merupakan  sebuah bagian dari sebuah program yang jauh lebih besar, yang dikarenakan penganiayaan gereja yang menyerakan orang-orang kudus. Perhatikan bahwa penyerakan atau penyebaran ini terjadi dalam sebuah cara yang  secara tepat mengikuti ketentuan Kisah Para Rasul 1:8 :

”…kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Dan  gereja pun lahir di Yerusalem (Kisah Para Rasul 1-7), menyebar melalui penganiayaan ke Yudea dan Samaria (Kisah Para Rasul 8:1, dalam urutan seperti ini), dan kemudian meluas (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 11:19-21; 13:1 dan seterusnya)

Mereka yang terpencar bisa jadi  yang mengungsi dari Yerusalem dalam ketakutan, tetapi  walaupun demikian berita injil diproklamasikan. Saya tidak berpikir bahwa  Injil dikabarkan  dalam kandungan yang melenceng, tetapi disampaikan sebagai kebenaran yang  tidak dapat dirahasiakan. Tidaklah mengejutkan bagi saya bahwa beberapa orang kudus yang melarikan diri dari Yerusalem bermaksud untuk tidak menyuarakan  mengenai iman barunya  pada Yesus sebagai Messias mereka, tetapi ketika  mereka berbicara dengan orang-orang  lain, mereka tidak dapat berbuat lain  selain dari  menceritakan Yesus dengan tetangga-tetangga baru  mereka.

Seperti halnya Stefanus, tangan Tuhan  dengan  penuh kuasa  hadir dalam pelayanan Filipus, Tanda-tanda hebat menyertai dan  meneguhkan khotbahnya, sehingga orang memberikan perhatian terhadap berita yang disampaikannya. Diantara mujizat-mujizat yang terjadi adalah eksorsisme atau pengusiran setan-setan dan penyembuhan orang yang lumpuh. Seiring kuasa Tuhan didemonstrasikan dan Injil diterima, da sukacita besar di kota itu (ayat 8). “ Kebangkitan/Pemulihan Samaria” telah dimulai.


Masa Lalu Simon dan Profesinya

8:9-13
Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar." Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya. Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan. Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.


Pada bagian sebelumnya, keseluruhan pelayanan Filipus telah disarikan, dan sebuah ulasan umum telah disampaikan. Sekarang pada ayat-ayat 9-13, satu orang berada dalam sorotan, seorang penyihir bernama Simon. “Simon” ini  sebelumnya seorang yang memperdaya orang-orang Samaria dengan permainan sihirnya selama bertahun-tahun. Dia telah mengklaim dirinya sebagai seorang yang hebat, tetapi mengenai hal ini nampaknya ia membiarkan orang-orang untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan  demikian.  Kesimpulan mereka, pengesanan yang sangat mahir dan diorkestrasikan oleh Simon, inilah yang membuatnya menjadi “ Kuasa Tuhan yang Hebat.” Pandangan-pandangan religius yang dianut orang-orang Samaria, dan fakta bahwa mereka juga turut serta memiliki pengharapan Mesianik dengan  saudara-saudara mereka orang-orang Yahudi (bandingkan Yohanes 4:25), saya melihatnya bahwa Simon mengklaim menjadi lebih dari sekedar  seorang yang mereprsentasikan Tuhan, tetapi dia sungguh-sungguh ilahi. Apakah ia memang  ingin mengklaim menjadi Messias? Ini hal yang tidak lazim, dan hal ini bisa jadi hal yang dikehendakinya.

Ketika Filipus tiba di Samaria, praktek-praktek  sihir Simon berhenti. Impresi  yang saya tangkap  bahwa Simon tidak melepaskan sihirnya, sebagai sesuatu yang memperdayai, jahat dan anti Kristen, tetapi  sebaliknya praktek sihirnya  telah mati ditaklukan oleh kuasa Tuhan yang sesungguhnya yang  bermanifestasi melalui Filipus.  Bahkan Simon pun terpesona oleh kuasa Tuhan yang bekerja melalui Filipus. Tetapi karena ia tidak melepaskan praktek sihirnya, ia nampaknya tidak melepaskan “mentalitas sihir” yang  mendasari dirinya. Simon dikatakan telah menjadi percaya, dan telah dibaptis (ayat 13), tetapi hanya ada sedikit bukti pertobatan, yang mengubah hati dan pikiran yang dahulu menguasai cara-cara lamanya  yang  harus ditolak dan disingkirkan. Jika Simon tidak diselamatkan, ia pastinya hampir memiliki iman, dan jika ia seorang Kristen sejati, ia nampaknya tidak  menjalani imannya cukup jauh.

Sementara orang Samaria menyaksikan mujizat-mujizat Tuhan yang diperlihatkan melalui Filipus, mereka mengarahkan perhatiannya pada   berita yang disampaikan oleh Filipus. Ketika orang Samaria menyaksikan  “sihir” Simon, mereka mengarahkan perhatiannya pada orangnya. Simon  nampaknya lebih memperhatikan pelayanan dan kuasa Filipus daripada pemberitaan yang disampaikan.  Kapanpun Filipus pergi, Simon selalu ikut, secara terus-menerus terpesona pada bukti-bukti tangan Tuhan yang bekerja dalam  pelayanan dan kehidupan Filipus. Kuasa yang ada pada Filipus nampaknya kebih memesona Simon daripada pribadi Kristus dan praktek penerapan Injil. Penyihir itu nampaknya melanjutkan kehidupannya, berfokus pada  sebuah kuasa yang lebih besar dan lebih baik, daripada sebuah cara hidup yang sepenuhnya baru. Dia nampaknya masih terlalu berfokus pada diri sendiri, dan tidak   berfokus pada Kristus.

Bersambung

Simon and Simon (Acts 8:1-25) Study By: Bob Deffinbaugh | Martin Simamora

No comments:

Post a Comment