Pages

21 June 2012

Hormatilah Perkawinan Yang Ditetapkan Tuhan : Pernikahan Sejenis Tidak Pernah Ada Dalam Ketetapan Tuhan! (1)

Ibrani 13:1-6
Peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.  Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

Khotbah kali ini berlandaskan  pada 8 poin yang dirancang untuk memberikan  sebuah pandangan alkitabiah  mengenai pernikahan dalam kaitannya dengan homoseksualitas, dan dalam kaitannya dengan amandemen  pernikahan yang  telah diajukan di Minnesota (Amerika Serikat). Saya meminta agar Ibrani 13:1-6 dibaca bukan karena saya akan menyampaikan sebuah eksposisi, tetapi untuk mengangkat  satu ayat pada ayat 4 :” Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan.” Bagian  ini yang saya harapkan dapat dikedepankan, untuk kemuliaan Tuhan dan untuk pedomanmu dan kebaikanmu.


        I.Pernikahan diciptakan dan didefiniskan oleh Tuhan dalam Kitab Suci sebagai persatuan seksual dan ikatan janji antara seorang pria dan seorang wanita dalam kesetiaan satu sama lainnya  disepanjang kehidupan, sebagai seorang suami dan isteri, dengan sebuah  pandangan untuk menampilkan perjanjian hubungan Kristus kepada jemaatnya yang telah dibeli dengan darahnya.

Ini terlihat sangat jelas dari  empat  nas kitab suci dimana kebenaran-kebenaran ini terjalin bersama

  1. Kejadian 1:27-28

    Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

  1. Kejadian 2:23-24

    Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

    Dengan kata lain Tuhan telah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan sehingga dapat menjadi satu-kesatuan daging seksual dan perjanjian yang terikat dengan sebuah pandangan untuk mengembangkan ras manusia, dan memperlihatkan  perjanjian Tuhan dengan umatnya, dan  pada akhirnya  perjanjian Kristus dengan gerejanya.

  1. Matius 19:4-6

    Luar biasanya Yesus mengambil hubungan antara penciptaan dan pernikahan dan perjanjian kekal, dirajut  dalam Matius  yang bersumber dari Kejadian. Matius 19:4-6

    Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan [Kejadian 1:27]? Dan firman-Nya [mengutip Kejadian 2:24]: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.  Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Dan didalam situasi budaya kita saat ini kata-kata “apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia,” memiliki signifikansi yang sangat luas daripada apa yang  dapat dipikirkan oleh siapapun.

  1. Efesus 5:24-32

    Satu  teks lagi  yang  memaknai  pernikahan  membuat adanya perbedaan antara  laki-laki dan perempuan—suami dan isteri—perjanjian yang bersifat signifikan sebagai sebuah  penggambaran Kristus dan  jemaat.

    Efesus 5:24-32

    Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.  Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Dengan  kata lain, sejak semula sudah ada sebuah  makna yang misterius dan luar biasa pada  pernikahan. Dan Paulus sekarang sedang membuka misteri. Dan inilah misteri itu : Tuhan telah menciptakan manusia  laki-laki dan  perempuan dengan perbedaan natur pada keduanya yaitu  feminin  dan maskulin dan  peran-peran yang juga berbeda sehingga didalam pernikahan sebagai suami dan isteri mereka dapat memperlihatkan Kristus dan jemaat.

Artinya bahwa  peran-peran dasar isteri dan suami tidak dapat dipertukarkan.  Suami memperlihatkan kasih  pengorbanan  kepemimpinan Kristus , dan isteri memperlihatkan peran penundukan  tubuh Kristus.  Misteri pernikahan adalah, bahwa Tuhan memiliki  penggambaran ganda (isteri dan suami) dalam  pikirannya ketika Ia menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, realitas absolut dalam alam semesta terletak pada pernikahan sebagai perjanjian penyatuan yang saling mengikat antara seorang pria dan seorang wanita.

     II.      Tidak ada hal yang disebut sebagai  Pernikahan sejenis, dan tidaklah bijak untuk menyebutkanya

Poinnya disini bukan hanya bahwa  apa yang disebut sebagai pernikahan sejenis seharusnya  tidak boleh ada, , tetapi pernikahan sejenis tidak ada dan tidak dapat. Mereka yang  percaya bahwa Tuhan telah berbicara  kepada kita sebagai kebenaran didalam Alkitab tidak boleh  menerima  pernikahan sejenis, hubungan-hubungan seksual dua laki-laki dan dua perempuan dalam kemitraan yang berkomitmen dan seumur hidup dikatakan sebagai pernikahan. Itu bukan pernikahan. Tuhan telah menciptakan dan mendefinsikan pernikahan. Dan apa yang telah Dia persatukan dalam penciptaan dan definisi itu, tidak dapat dipisahkan, dan masih disebut pernikahan dalam pandangan Tuhan.


Bersambung

“Let Marriage Be Held in Honor” — ThinkingBiblically About So-Called Same-Sex Marriage, By John Piper   | Martin Simamora


No comments:

Post a Comment