Pages

07 May 2012

Penaklukan Kanaan : Melintasi Kematian!

Bagaimana Penaklukan Kanaan Menunjuk Ke Masa Depan?

Sebuah  pertanyaan terakhir  yang ditanyakan sehubungan dengan penaklukan Kanaan adalah bagaimana peristiwa tersebut menunjuk ke masa depan. Untuk menjawab kita tidak perlu memikirkannya, karena penulis Ibrani dalam Perjanjian Baru juga melihat hal-hal yang paling menakjubkan. Tanpa perlu membaca keseluruhan Ibrani 4, izinkan saya melakukannya bagimu apa yang hendak ditunjukan penulis kepada pembacanya. Hal yang terutama dari semuanya, penulis memberitahukan dalam Yosua 21:44 dan 23:1 bahwa " Tuhan  memberikan perhentian di setiap sisi, sebagaimana Ia bersumpah kepada nenek moyang mereka." Perhentian- penuh kedamaian, kebebasan yang sepenuhnya lepas dari serangan--adalah bagian dari  pengharapan Perjanjian Lama. Dan ini adalah yang terakhir

Bacalah bagian sebelumnya : Bukan Olehku Tetapi Tuhan



Namun demikian, penulis Ibrani juga melihat bahwa  perhentian ini tidak sempurna dan berumur pendek. Musuh-musuh bersembunyi di negeri itu, dan tak lama kemudian orang-orang Israel dibawa kedalam pemujaan berhala. Ini sungguh bukan penggenapan puncak dan besar dari janji kepada Abraham. Oleh karena itu tindakan-tindakan Tuhan yang perkasa, yang membawa Israel sejauh ini  adalah sebuah penggenapan atas sebagian dari janji itu, tetapi disaat yang sama,  nilai dibalik masa perhentian ini  ke masa perhentian yang sempurna tetap tersedia bagi umat Tuhan. Penaklukan Kanaan  menjadi sebuah tipe, sebuah bayangan, dari sesuatu yang akan datang.

Penulis kitab Ibrani menemukan sebuah konfirmasi atas pengharapan ini dalam Mazmur 95:7-11. Dia melihat dalam ayat 7   sebuah permohonan, "Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku" (Mazmur 95:11). Tapi  mari coba tangkap apa maksud yang terkandung didalamnya. Jika pemazmur berkata," Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," tetapi, "Hari ini, turutilah suaranya dan jangan keraskan hatimu," ini menyiratkan perhentian Tuhan, bahkan setelah  beberapa ratusan tahun pun , masih terbuka dan dan berlaku bagi mereka yang mendengarkanya dengan iman.

Ketika penulis Ibarni melihat hal ini dan menambahkan kedalam suratnya  bahwa tidak ada pengalaman Israel dari masa Daud hingga kini dapat disetarakan dengan janji perhentian Tuhan, oleh karena itu, ia lantas menyimpulkan bahwa, perhentian itu, masih tersedia bagi mereka yang memiliki kepatuhan  iman. Beginilah ia menyatakannya dalam Ibrani 4:5-11 :


(5) Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."(6) Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka.(7) Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"(8) Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.(9) Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.(10) Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.(11) Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.


Dan sekarang ingatlah, "Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham"  (Galatia 3:7). "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima  janji Allah" (Galatia 3:29). Sehingga janji itu bagimu. "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius 11:28), Sebuah antisipasi "hari ini" dalam damai yang  melampaui pengertian, dan kemudian dimasa datangnya perhentian-peristirahatan dalam sebuah surga dan bumi yang baru, sebuah tanah yang dijanjikan, sepenuhnya bebas dari musuh-musuh dan dosa dan derita, dan takut dan rasa bersalah dan tangisan.

Dan dengan cara ini kita menjadi pasti : jika Yosua yang lama menang atas musuh-musuh Tuhan, maka betapa lebih lagi Yosua yang baru (tahukah anda bahwa Yosua dan Yesus adalah nama yang sama). Segala sesuatu mengenai penaklukan Kanaan dituliskan untuk kepentingan kita, sehingga kita dapat memiliki pengharapan (Roma 15:4).

Dalam keseluruhan peristiwa ini kita melihat bayangan samar-samar penaklukan Yesus atas Setan dan dosa dan kematian dan neraka. Dengan pukulan  keras yang telak di Kalvari, kita tahu kemenangan itu milik kita. Oleh karena itu,"Mari kita berupaya untuk masuk kedalam perhentian itu, sehingga tak satupun dari kita gagal oleh karena ketakpatuhan yang serupa." Karena bila kita berpegang teguh pada kepercayaan kita yang mula-mula hingga pada kesudahannya, sungai kematian yang dalam akan menganga dihadapan kita, dan Yesus akan membawa kita melintasinya di dasar yang kering  menuju daratan dimana semuanya adalah damai.

selesai

John Piper, The Conquest of Canaan | Martin Simamora

No comments:

Post a Comment