Olof Latuihamallo, adik kandung almarhum Raymond Latuihamallo
atau Ongen, mengungkapkan bahwa beberapa saat sebelum kakaknya
meninggal sempat terjadi cekcok dengan seorang oknum anggota TNI.
Namun,
dirinya tidak bisa memastikan apakah meninggalnya saksi kunci pertemuan
aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir dengan Pollycarpus Budihari
Priyanto di Bandara Changi, Singapura, disebabkan oleh cekcok tersebut.
"Cekcok dengan orang berbaju seragam TNI. Sesuatu terjadi saat kejadian,
itu saja," kata Olof di RSPAD, Kamis (3/5/2012) sore.
Ongen cekcok dengan oknum TNI diketahui lantaran saat kejadian
kakaknya tengah bersama istri dan salah satu putrinya. Anaknya turut
mengambil gambar mobil yang digunakan oknum TNI tersebut. Gambar diambil
di tengah jalan saat cekcok berlangsung. "Cekcok itu, yang tahu
anaknya. Kejadian itu difoto, baik mobil dan orangnya," tutur Olof.
Meski
begitu, pihak keluarga tidak akan mempermasalahkan insiden tersebut.
Pihak keluarga menerima sepenuhnya kematian Ongen, yang rencananya akan
dikebumikan di TPu Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2012) besok.
"Kami enggak curiga. Pemicu hari itu saja," tandas Olof.
Sebagaimana
diberitakan, saksi kunci pertemuan Munir dengan Pollycarpus di Bandara
Changi, Singapura, Ongen, meninggal mendadak. Ia meninggal mendadak saat
dalam perjalanan di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, yang diduga terkena
serangan jantung.
Ongen, Musikus, dan Saksi Kunci
Mendiang Raymond J.J. Latuihamallo alias Ongen, salah satu saksi kunci kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir, dikenal sebagai musikus. Ia beberapa kali terlibat dalam proyek album Glenn Fredly.
Glenn mengatakan Ongen yang awalnya menyuruhnya ikut festival musik Cipta Pesona Bintang. "Dia yang menceburkan saya. Kalau tidak, saya sudah sekolah ke luar negeri," kata Glenn di Jakarta, Kamis, 3 Mei 2012.
Ongen merantau ke Ibu Kota sejak awal 1980-an. Pria kelahiran Maluku, 30 September 1975, ini aktif mencipta lagu. Beberapa lagu hit Gleen adalah ciptaan Ongen. "Lagu Pantai Cinta karya beliau," kata Glenn. Salah satu lagu lagu hit Glenn berjudul Terpesona adalah hasil ciptaan mereka berdua.
Ongen sering diminta mengisi acara musik warga Maluku di Belanda. "Orangnya ramah dan mudah bergaul," kata seorang warga Maluku di Belanda, seperti dikutip majalah Tempo, 11 Juni 2007.
Selain pembawaannya yang menyenangkan, Ongen juga dikenal trendi. "Rambutnya selalu rapi, tak pernah berantakan," kata sumber itu. Untuk menjaga agar rambutnya tetap rapi, ia selalu menarik kacamata ke atas kepalanya, menjadikannya bando. "Dia sangat menjaga penampilan," kata kawan Ongen yang lain. "Bicaranya pelan, lembut, tidak seperti orang Maluku."
Ongen sudah menghasilkan belasan album lagu rohani dan lagu Maluku. Selain itu, pria asal Desa Porto, Saparua, ini juga pernah merilis cakram video. Selain bergelut di dunia tarik suara, Ongen juga sering mengisi acara kesenian di gereja.
Ongen meninggal dunia akibat serangan jantung mendadak saat sedang menyetir di bilangan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Saksi kunci kasus Munir ini sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pertamina (RSPP), tapi tak terselamatkan. Selanjutnya, jenazah disemayamkan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto sebelum dimakamkan Jumat, 5 Mei 2012, di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Polisi Selidiki Kematian Ongen Bila Keluarga Minta
Kepolisian Republik Indonesia segera menyelidiki kematian Ongen. Namun hal itu dilakukan bila ada permintaan dari keluarga yang bersangkutan. "Bila ada kejanggalan, tentu dapat dilakukan komunikasi dengan petugas untuk melakukan langkah-langkah penyelidikan," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Markas Besar Polri, Jumat, 4 Mei 2012.
Ia menyatakan pihak keluarga yang paling mengerti apakah kematian tersebut janggal atau tidak. Polisi tidak dapat mengusut bila keluarga menganggap kematian Ongen tak bermasalah. "Kalau keluarga mengetahui itu sebagai proses yang alami dan wajar, kita doakan supaya yang bersangkutan dapat diterima di sisi Tuhan Yang Kuasa."
Raymond J. Latuihamallo, yang akrab disapa Ongen, meninggal sekitar pukul 17.00, Rabu, 2 Mei 2012 lalu di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Ia seperti terkena serangan jantung saat mengendarai mobil dalam perjalanan pulang dari Mangga Dua ke Bintaro.
Ongen adalah saksi kunci yang menyebutkan Polycarpus, terpidana kasus pembunuhan Munir, membawa dua gelas teh untuk diminum Munir di Bandara Changi, Singapura. Atas kesaksian Ongen, Polycarpus divonis 20 tahun penjara.
Kompilasi berita : Tempo.co|inilah.com
No comments:
Post a Comment