Pages

12 March 2012

Tanya ; "Kebejatan Total Manusia- Apakah Ini Alkitabiah?"

Kebejatan/kerusakan Total manusia atau Total depravity adalah sebuah frasa atau nama yang digunakan untuk merangkumkan pengajaran Alkitab mengenai kondisi rohani manusia yang telah jatuh kedalam dosa. Inilah "T" dalam akronim TULIP, yang umumnya digunakan untuk menyebutkan satu persatu apa yang dikenal sebagai 5 poin dalam Calvinisme atau doktrin-doktrin anugerah. Karena nama "Kebejatan Total" dapat mengakibat orang menangkap ide yang keliru mengenai apa makna sesungguhnya, beberapa orang lebih suka menggunakan istilah-istilah seperti "Ketidakmampuan total," "Ketidakmampuan berbuat benar," "Kerusakan radikal," atau bahkan "ketakberdayaan moral." Namun demikian yang penting  bukan nama yang dilekatkan untuk doktrin ini tetapi  bagaimana doktrin ini menyaripatikan apa-apa yang diajarkan oleh Alkitab mengenai kondisi rohani manusia yang telah jatuh dalam dosa. Tak peduli nama yang anda gunakan untuk merujuk pada "Kebejatan Total," faktanya tetap bahwa ketika dipahami dengan tepat yang didapatkan adalah sebuah gambaran yang akurat dari apa yang diajarkan Alkitab pada subyek yang penting ini.


Sementara topik ini kerap disalahpahami, doktrin Kebejatan Total adalah sebuah pengakuan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa sebagai akibat kejatuhan manusia (Kejadian 3:6) setiap bagian manusia-pikirannya, kehendaknya, emosinya dan tubuhnya-telah rusak oleh dosa.  Dengan kata lain dosa mempengaruhi semua area kemanusiaan kita termasuk siapakah kita dan apa yang kita lakukan/tindakan kita. Dosa menembus kedalam hal yang paling inti dari keberadaan kita sebagai manusia sehingga semuanya telah dinodai oleh dosa dan "... segala kesalehan kami seperti kain kotor" dihadapan Tuhan yang Kudus (Yesaya 64:6). Total depravity mengakui bahwa Alkitab mengajarkan bahwa kita berdosa karena kita pada dasarnya/naturnya orang-orang berdosa. Atau, sebagaimana yang Yesus katakan,"Sehingga setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, tetapi pohon yang jahat menghasilkan buah yang jahat. Sebuah pohon yang baik tidak dapat menghasilkan buah yang jahat, tidak juga pohon yang jahat menghasilkan buah yang baik (Matius 7:17-18).

Kebejatan Total manusia dapat dilihat di seluruh Alkitab. Hati manusia "licik dan sangat jahat" (Yeremia 17:9), dan pikiran-pikiran hatinya "terus menerus jahat" (Kejadian 6:5). Alkitab juga mengajarkan kita bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa (Mazmur 51:5, Mazmur 58:3, Efesus 2:1-5). Alkitab mengajarkan bahwa karena kedaan manusia yang jahat tak dapat dirubah lagi  sehingga  "mati dalam pelanggaran-pelanggaran" (Efesus 2:5), manusia tertawan oleh cinta akan dosa (Yohanes 3:19; Yohanes 8:34) sehingga tidak akan mencari Tuhan (Roma 3:10-11) karena manusia menyenangi kegelapan (Yohanes 3:19) dan tidak mengerti berbagai hal dari Tuhan (1 Korintus 2:14). Oleh karena itu manusia menyembunyikan kebenaran Tuhan dalam ketidakbenaran (Roma 1:18) dan melanjutkan  kehidupan dalam dosa secara sengaja. Karena semua manusia telah mengalami kebejatan atau kerusakan  total, gaya hidup dosa ini terlihat benar di mata manusia (Amsal 14:12) sehingga mereka menolak Injil Kristus sebagai kebodohan (1 Korintus 1:18) dan pikiran mereka "bermusuhan terhadap Tuhan; karena pikiran manusia tidak  tunduk kepada hukum Tuhan; karena manusia tidak dapat melakukannya (Roma 8:7).

Rasul Paulus merangkumkan  Kebejatan atau kerusakan total diri manusia dalam Roma 3:9-18. Paulus memulainya dengan  mengatakan bahwa "baik orang-orang Yahudi dan Yunani berada dibawah dosa." Sederhananya,ini berarti bahwa manusia berada dibawah kendali dosa atau dikendalikan oleh natur/kecenderungan dosa dalam diri manusia (kecenderungan naturalnya adalah berbuat dosa). Fakta kondisi manusia berdosa yang tak dapat diperbaiki dikendalikan oleh ego mereka, kecenderungan-kecenderungan berbuat dosa tentu tidaklah mengejutkan bagi orang tua manapun. Apa yang harus diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya baik laki-laki atau perempuan, apakah kita  ada mengajarkan mereka  menjadi mengutamakan dirinya sendiri/egois, menginginkan apa yang dicapai atau dimiliki oleh orang lain atau harus berbohong? tindakan-tindakan seperti ini secara alamiah ada didalam natur keberdosaan  didalam diri anak. Sebaliknya, orang tua dengan demikian harus meluangkan banyak waktu untuk mengajarkan anak pentingnya mengatakan kebenaran, atau berbagi ketimbang mengutamakan diri sendiri saja/egois, atau mengajarkah patuh ketimbang memberontak, dan lain-lain.

Kemudian pada bagian ahir, Paulus mengutip dalam porsi yang luas dari Perjanjian Lama dalam menjelaskan bagaimana dosa manusia itu sesungguhnya. Sebagai contoh, kita melihat bahwa  1- tidak seorangpun tanpa dosa, 2- tidak  seorangpun mencari Tuhan, 3 tidak seorangpun yang benar,4 perkataan mereka rusak oleh dosa, 5- tindakan-tindakan mereka rusak oleh dosa, dan 6- diatas semuanya ini, semua manusia tidak  memiliki takut akan Tuhan. Sehingga, ketika seseorang mempertimbangkan bahkan beberapa ayat ini, maka menjadi sangat luar biasa jelas bahwa Alkitab sesungguhnya mengajarkan bahwa manusia mengalami "kebejatan/kerusakan total," karena dosa mempengaruhinya termasuk pikirannya, kehendak, dan emosi-emosi sehingga "tak ada yang berbuat baik, tidak ada seorangpun" (Roma 3:12).

Ada sebuah kekeliruan  umum terkait  total depravity/ kerusakan total. Kerusakan total manusia tidak berarti manusia itu sedemikian jahat dan berdosa sebagaimana yang dapat dia capai, tidak juga berarti bahwa manusia itu tanpa sebuah kesadaran atau kesadaran akan benar dan salah. Tidak juga berarti bahwa manusia itu tidak atau tidak dapat melakukan berbagai hal yang nampaknya baik ketika dipandang dari sebuah perspektif manusia atau diukur dengan sebuah standar manusia. Juga bahkan tidak berarti bahwa manusia tidak dapat melakukan berbagai hal yang nampaknya selaras dengan hukum Tuhan. Apa yang  telah diajarkan oleh Alkitab dan apa yang diakui dalam Total Depravity adalah:  bahkan hal-hal yang "baik" dari diri manusia  sudah dinodai oleh dosa karena hal-hal itu tidak ditujukan bagi kemuliaan Tuhan dan diluar iman kepada-Nya (Roma 14:23; Ibrani 11:6). Sementara manusia melihat tindakan-tindakan lahiriah dan menilainya menjadi baik, Tuhan tak hanya melihat tindakan-tindakan lahiriah tetapi juga motif-motif didalam diri manusia yang melatari tindakan-tindakannya, dan karena tindakan-tindakan manusia berangkat  terlahir dari sebuah hati yang memberontak terhadap Tuhan dan tindakan-tindakan itu tidak dilakukan bagi kemuliaan Tuhan, bahkan perbuatn-perbuatan baik ini seperti "kain yang kotor" dalam pandangan Tuhan. Dengan kata lain,  kebaikan manusia yang jatuh kedalam dosa bukan dimotivasi oleh sebuah hasrat untuk menyenangkan Tuhan tetapi oleh kepentingan diri kita sendiri dan dengan demikian menjadi rusak pada titik dimana Tuhan mendeklarasikan bahwa  "tidak seorangpun yang berbuat baik, tidak seorang juga!"

Karena firman ini begitu jelas bahwa semua manusia dipengaruhi oleh dosa dan  sedemikian besarnya sehingga "tidak seorangpun mencari Tuhan," lalu bagaimana seseorang mungkin menjadi seorang Kristen? Jawabannya adalah : bahwa Tuhan harus mengatasi kebejatan manusia dalam sebuah cara sehingga manusia dapat mengenali kenyaataan/kondisi rohani yang sesungguhnya dan kondisinya yang tak berpengharapan terpisah dari anugerah Tuhan. Mata rohani manusia yang buta harus dicelikan dan  ikatan dosa yang menyebabkan manusia menjadi budak (dosa) tanpa harapan harus dihancurkan sehingga manusia dapat merespon didalam iman kepada pesan Injil dan karya penebusan Kristus di salib. Beberapa orang Kristen percaya bahwa Tuhan menuntaskan hal ini melalui beberapa tipe anugerah universal dimana Tuhan membawa manusia kepada sebuah kondisi dimana  manusia memiliki kemampuan untuk memilih atau menolahk Tuhan. Yang lainnya percaya bahwa seorang manusia yang "mati didalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa" menjadi mampu untuk memahami dan merespon  terhadap Injil, ia pertama-tama harus dilahirkan kembali atau diperbarui oleh Roh Kudus (Yohanes 3:3).

Hal ini dapat terjadi hanya setelah Tuhan mencurahkan kehidupan rohani kedalam seorang manusia yang berdosa sehingga ia dapat "melihat kerajaan Tuhan." Mereka yang menganut pandangan ini  memandang hal ini sebagai bentuk kedaulatan tindakan Tuhan, dimana manusia dilahirkan kembali "bukan dari darah atau dari kehendak daging atau kehendak manusia tetapi Tuhan' (Yohanes 1:12-13).


Akan tetapi, bahkan ketika doktrin Total depravity dipahami secara tepat, banyak orang yang menolak doktrin ini, tetapi fakta ini seharusnya tidak mengejutkan kita, karena dunia pada umumnya berpikir bahwa manusia pada dasarnya baik. Oleh karena itu ide bahwa manusia pada dasarnya pendosa bejat berbenturan dengan hampir semua agama moderen,  psikologi dan filosopi dalam memandang natur manusia, Tetapi kenyataannya Alkitab memang mengajarkan kehancuran atau kerusakan total hati manusia, dan akar penyebab problem manusia bukan lingkungan dimana ia dibesarkan tettapi hatinya yang jahat dan egois. Memahaminya dengan tepat, doktrin kerusakan total manusia akan menghancurkan harapan-harapan mereka yang melandaskan iman mereka didalam berbagai tipe keselamatan yang melandaskan pada sistem-sistem upaya manusia dan akan mengakui bahwa  kedaulatan anugerah Tuhan adalah satu-satunya harapan manusia.

Sementara doktrin ini menghancurkan kebenaran yang ada didalam diri manusia dan berbagai kekeliruan pemahaman akan kemampuan manusia menjadi selamat melalui kehendak bebasnya sendiri, doktrin ini juga akan membuat manusia bertanya pertanyaan yang sama sebagaimana ditanyakan oleh para murid Yesus dalam Matius 19:25-26 :"Lalu siapa yang dapat diselamatkan?" tentu saja jawabannya tetap sama: " bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan semua hal adalah mungkin" ( Matius 19:25-26).

Sebagai doktrin pertama dari lima doktrin yang disebut sebagai "Calvinisme," doktrin kerusakan total manusia dengan tepat berfokus pada perhatian manusia pada hal-hal tersisa ini, "doktrin-doktrin anugerah" yang mendeklarasikan karya Tuhan yang ajaib dalam penyelamatan manusia-manusia berdosa.

Martin Simamora| Total depravity - is it biblical?- gotqustions.org



No comments:

Post a Comment