Pages

12 March 2012

Pernah Berjumpa dengan Seorang Malaikat? (Ibrani 13)

Ibrani 13:1,2

(1) Peliharalah kasih persaudaraan!(2) Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.

Orang-orang lain, seperti saudara (ay1), dapat merujuk  baik kepada  orang-orang percaya/kristen dan juga kepada  mereka yang tidak seiman/bukan kristen. Tanggung jawab utama kita adalah kepada saudara-saudara kita didalam Kristus, tetapi tanggung jawab kita tidak berahir disini. "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman" (Galatia 6:10).


Paulus secara eksplisit dalam 1 Tesalonika 5:15 menyatakan "Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang."Semua orang" bahkan termasuk musuh-musuh kita." Engkau telah mendengar bahwa ada dikatakan, "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:43-44). Bahkan manusia yang sangat duniawi sekalipun senang kepada mereka yang mengasihi mereka, Yesus melanjutkan perkataannya (ay46).

Bahaya "mengabaikan" hal ini, tidak ada alasan sama sekali untuk tidak menolong seseorang  yang sedang dalam kebutuhan.  Seorang asing, secara definisi, adalah seseorang yang kita tidak kenal secara pribadi. Konsekuensinya, adalah sangat mudah untuk tertipu ketika menolong seorang yang asing. Seseorang yang meminta kepada kita sebesar 10 dolar untuk membeli makanan untuk kebutuhan keluarganya bisa saja menggunakannya untuk membeli minuman alkohol atau obat-obatan, Kita harus menggunakan akal sehat kita dalam memutuskan cara terbaik untuk menolongnya, tetapi perhatian utama kita seharusnya menolong, bukan berupaya menghindari  berdasarkan pertimbangan akal sehat yang menyokongnya. Jika kita membantu dengan iman yang baik, Tuhan akan menghargai upaya kita. Kasih  terkadang disalah gunakan, tetapi memang  demikian, itu adalah biaya yang perlu dikeluarkan, bukan mendiskonnya.

Pada masa lampau keramahtamahan kerap diikuti dengan memberikan penginapan selama satu malam kepada tamu atau lebih lama. Tempat penginapan kala itu sedikit, kerap memiliki reputasi buruk, dan mahal. Di kalangan orang Yahudi dan orang-orang Timur Dekat pada umumnya, keramahan bahkan diberikan kepada orang-orang yang tak dikenal dan kepada  bangsa asing, dahulu sebuah perbuatan yang hebat. Orang-orang Kristen tentunya  janganlah berlaku kurang ramah.


Keramahan adalah sebuah standar Perjanjian Baru bagi para penilik, atau bishop (1 Tim 3:2; Titus 1:8). Para pastor dan para pemimpin jemaat lainya harus membuat rumahnya terbuka, siap untuk melayani dan menjumpai mereka yang  membutuhkan. Memperlihatkan keramahan kepada orang-orang yang belum dikena jugal merupakan tindakan rohani bagi wanita Kristen (1 Timotius 5:10).  Dengan kata lain, keramahan seharusnya menjadi sebuah tanda semua orang Kristen, sebuah karakteristik dasar, bukan perilaku insidental atau bersifat pilihan.

Dengan melakukan hal ini beberapa orang telah melayani malaikat-malaikat tanpa mengetahuinya ini bukan menjadi dasar  atau motivasi untuk menjadi ramah. Kita tidak menjadi ramah karena  keadaan-keadaan tertentu sehingga kita mungkin sedang melayani malaikat-malaikat. Kita melayani saudara-saudara kita dengan kasih, dilakukan untuk mereka yang kita bantu dan untuk kemuliaan Tuhan. Pokok utama  bagian pertama dari ayat 2 : bahwa kita  tidak pernah dapat mengetahui betapa penting dan seberapa jauh dampak sebuah tindakan sederhana yang mungkin terjadi dalam menolong. Kita melayani karena kita membutuhkan, bukan dikarenakan oleh konsekuesi apapun yang dapat kita perkirakan. Abraham keluar  menolong tiga orang yang melewati kemahnya. Ia tidak menunggu dimintai pertolongan tetapi melakukannya secara  sukarela. Ini merupakan kesempatan ketimbang sebuah kewajiban. Faktanya  saat itu ia sedang mempertimbangkan pelayanan yang lebih besar bagi dirinya sendiri, dengan berkata,"Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini" (Kejadian 18:3). Pada saat itu, dia tidak  berpikir sama sekali bahwa 2 dari  orang asing itu adalah malaikat-malaikat dan yang ketiga adalah Tuhan sendiri (Kejadian 18:1 -19:1). Dan andaikan ia tahu sejak semula mereka bukan malaikat, maka tidak terlalu salah baginya untuk tidak menjadi ramah.

Pada satu sisi, kita selalu melayani Tuhan  dimana saat  melayani kita  ramah, terutama kepada saudara-saudara seiman. "Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Matius 25:40). Memberi makan mereka yang kelaparan, menjamu orang yang belum dikenal, memberi pakaian kepada yang telanjang, dan mengunjungi mereka yang dipenjara dalam nama Yesus adalah tindakan melayani Tuhan. Memunggungi mereka yang  membutuhkan hal-hal semacam ini sama saja dengan memunggungi Tuhan (Matius 25:45).


John MacArthur, Ever Met an Angel? | Martin Simamora




No comments:

Post a Comment