Pages

07 December 2010

“Tidak Terbujuk”

Baca: Lukas 4:5–8; Habakuk 3:17–18
Kapan  seseorang berkata, “Betapa indahnya hidup ini?” Tentu pada waktu keadaan hidupnya menyenangkan. Tetapi pada waktu keadaan hidupnya tidak menyenangkan, maka ia berkata, “Betapa beratnya hidup ini!” Ini menunjukkan bahwa banyak orang yang memiliki pandangan yang berubah-ubah sesuai dengan suasana jiwanya. Orang yang memiliki warna hidup seperti ini terbukti belum menemukan pelabuhan kebahagiaan yang permanen. 


Suasana jiwanya sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Biasanya orang seperti ini akan menjadi budak lingkungannya, mudah terjerat oleh kuasa kegelapan yang menggiringnya ke dalam kegelapan abadi. Tanpa disadari, sering banyak orang Kristen ada di wilayah hidup ini. Itulah sebabnya mereka hanya bisa bersyukur pada waktu keadaan baik dan menyenangkan menurut mereka. Dengan standar hidup seperti itu, maka dunia dan segala isinya menjadi umpan yang empuk bagi Iblis untuk mengail mereka.

Ini modus operandi kuasa jahat yang pasti digunakan untuk menjerat manusia, juga anak-anak Tuhan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, tidak heran kalau kita mendengar misalnya kenalan kita, seorang yang sudah bertahun-tahun menjadi orang Kristen, rajin ke gereja, menjadi aktivis, bahkan memimpin kelompok sel atau komunitas tertentu di gereja, mendadak ditahan polisi atau masuk penjara karena ketahuan korupsi, menggelapkan uang orang lain, berjudi, atau kejahatan lain.

Ia telah terjerat kuasa kegelapan, akibat menganggap hidup itu baru indah jika memiliki banyak harta. Maka ia pun menghalalkan segala cara untuk mendapatkan suasana jiwa yang dianggapnya bahagia itu, padahal itu sama dengan menyembah Iblis.

Sebenarnya Tuhan Yesus pun pernah diberi umpan ini oleh Iblis. Iblis menawarkan hidup yang indah bagi Yesus sebagai raja dunia asal Yesus mau menyembahnya. Tetapi Yesus menolak dan berkata, Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti! (Luk. 4:8)
Seperti disaksikan Pemazmur dalam Mzm. 27:3, suasana jiwa kita seharusnya tidak ditentukan oleh dunia sekitar kita

Demikian pula Nabi Habakuk dalam kesaksian hidupnya juga menyatakan bahwa sekalipun dalam keadaan hidupnya yang serba sulit, tetapi ia masih bisa menikmati sukacita Tuhan, damai sejahtera Tuhan.

Inilah sebenarnya letak keunggulan anak-anak Tuhan, yaitu memiliki paket berkat berupa damai sejahtera yang tidak sama dengan dunia ini (Yoh. 14:27). Kalau kita bisa menikmati damai sejahtera ini dalam keadaan hidup apa pun, kita tidak akan dapat dibujuk oleh kuasa kegelapan untuk menyembahnya.

(TRUTH)

No comments:

Post a Comment