Pages

09 December 2010

Dikatakan Hidup, Padahal Mati

Baca: Wahyu 3:1–6

Dengan pergumulan yang sungguh-sungguh untuk menjadi orang yang dikenan Tuhan, setiap hari kita akan membuka mata pikiran untuk memahami bahwa segala kegiatan gereja yang bersifat seremonial bukanlah hal yang utama. Pernyataan ini bukan berarti tidak perlu lagi mengadakan acara-acara dalam gereja, tetapi segala acara yang tidak membuahkan kehidupan yang dikenan Bapa adalah tipuan Iblis yang membahayakan umat Tuhan di dalam gereja.


Tidak sedikit orang yang terjebak dalam kegiatan gereja yang tidak berdaya guna menjadikan Bapa berkenan kepada mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut serupa dengan yang dilakukan oleh berbagai agama di dunia, misalnya bazar amal, berbagai jenis perlombaan, sampai kegiatan yang kelihatannya sangat rohani seperti pekerjaan misi. Kegiatan-kegiatan ini bukannya tidak boleh dilakukan atau salah, tetapi apabila tidak disertai dengan pertumbuhan rohani yang berarti, di mana seseorang semakin dikenan Bapa di Surga, maka Iblis pun tidak merasa perlu bersusah payah menghalangi orang Kristen melakukan berbagai kegiatan tersebut. Akan tetapi Iblis akan sangat terganggu dan akan berusaha keras menghalangi kalau seorang anak Tuhan bertumbuh menjadi pribadi yang dikenan Bapa.

Dalam satu pernyataan-Nya, Tuhan Yesus bersabda kepada jemaat di Sardis, Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! (Why. 3:1) Teguran ini tentu ditujukan kepada orang Kristen yang aktif dalam berbagai kegiatan gereja atau kegiatan rohani, bukan ditujukan orang Kristen yang tidak beraktivitas rohani. Teguran ini ditujukan kepada orang Kristen yang merasa sudah “hidup” atau menjadi orang Kristen yang benar, padahal ia “mati”, bukan orang yang dikenan Bapa.

Teguran ini juga harus mengejutkan kita, sebab fakta ini bisa terjadi dalam kehidupan Kekristenan kita. Jangan sampai kita merasa sudah menjadi anak Tuhan yang baik, padahal tidak. Harus diingat, bahwa Iblis lebih cerdas dan licik dari yang diduga banyak orang. Untuk mengantisipasinya, kita harus selalu memiliki hubungan yang sebagaimana mestinya dengan Tuhan, yaitu melalui Firman kebenaran dan doa. Melalui sarana ini Tuhan akan membuka pikiran kita untuk mengenali keadaan kita seperti Tuhan mengenalinya. Bagi kita yang sungguh-sungguh mau mengoreksi diri dengan jujur, Tuhan akan membuka pikiran kita agar kita dapat mengetahui seperti apa penilaian-Nya atas dirinya.


(TRUTH)

No comments:

Post a Comment