Pages

30 October 2010

Berbagai Doktrin Keselamatan (2) :Inklusivisme (Karl Rahner, Clarck H. Pinnock)

Pandangan ini mengakui bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan. Pinnock, dalam artikelnya yang menjelaskan posisi Inklusivisme dalam hubungannya dengan Tuhan Yesus, menulis: "We acknowledge no other name than this to have universal significance and to offer life and hope to all nations. We know no other Savior; Jesus is the source and ground of salvation".[8] Karena itu, bagi Pinnock, jika ada orang dari agama lain diselamatkan –sebagaimana terjadi di dalam Perjanjian Lama- itu tetap karena jasa Kristus. 

Keselamatan tersebut terjadi karena pengorbananNya di atas kayu salib. Pinnock tidak percaya bahwa agama lain menawarkan keselamatan sebagaimana di dalam Kristen. Namun demikian, menurut pandangan ini, keselamatan yang ditawarkan Allah sedemikian luas dan besar, karena itu, banyak orang yang tidak secara eksplisit percaya kepada Yesus juga include (termasuk) menerima keselamatan.

Clarck H. Pinnock, salah satu tokoh dari kelompok ini menulis sebagai berikut: "Inclusivism believes that because God is present in the whole world (premise), God's grace is also at work in some way among all people, possibly even in the sphere of religious life (inference). It entertains the possibility that religion may play a role in the salvation of the human race, a role prepatory to the gospel of Christ, in whom alone fullness of salvation is found".[9]

Bagaimana kelompok Inklusif tersebut di atas melihat agama lain dalam hubungannya dengan kekristenan? Baiklah kita baca pandangan Clark H. Pinnock, tokoh kelompok ini. Dia menulis: "Inclusivism agrees about the uniqueness of the Christian message but does not refuse to see prevenient grace operating in the sphere of human religion. It is a both/and, not an either/or proposition. There can be similarities and differences".[10] Pandangan ini sejalan dengan C.S. Lewis yang menulis: "There are people in other religions who are being led by God's secret influence to concentrate on those parts of their religion which are in agreement with Christianity, and who thus belong to Christ without knowing it".[11]

Jikalau Karl Rahner sangat positif terhadap agama lain dan mengganggapnya memiliki "a salvific status", Pinnock tidak berpendapat demikian. Pinnock mengakui adanya sisi kegelapan serta perbudakan atas dosa di dalam agama lain. Karena itu, Pinnock menegaskan: "cautious inclusivism stops short of stating that the religions themselves as such are vehicles of salvation".[12]

(bersambung)

Pdt. Mangapul Sagala

No comments:

Post a Comment