Pages

04 September 2010

Otoritas Alkitab (Bagian 6) : Alkitab Adalah Firman Allah, Kemurnian dan Ketepatan Nubuat

Keenam, kemurniannya.

Sekiranya ada orang yang masih ragu terhadap Alkitab, namun mau membaca Alkitab dengan hati yang terbuka dan sungguh-sungguh, maka kami akan bertanya kepadanya tentang kemungkinan penulis Alkitab tersebut.

Jika disimak dengan baik, maka kita melihat Alkitab menelanjangi kelemahan manusia berdosa, tanpa kecuali. Termasuk di sini adalah kelemahan para nabi (Ini juga keunikan Alkitab dibandingkan dengan kitab suci lainnya).

Itulah sebabnya, nabi Musa, pemimpin besar Israel itu dicatat dalam Alkitab bahwa dia pernah membunuh. Padahal, ketika Musa menerima kesepuluh hukum Taurat dari Allah, salah satu di antaranya adalah perintah untuk jangan membunuh (hukum ke-6).

Dari sini kita dapat membayangkan kesulitan yang dialami Musa ketika menyampaikan Taurat tersebut kepada umat Israel, di mana umat Israel telah mengetahui sebelumnya akan peristiwa pembunuhan tersebut.

Kemudian, nabi Abraham yang disebut dengan istilah bapak orang beriman -merupakan gelar yang sangat tinggi dan mulia yang hanya diberikan kepada Abraham- namun Alkitab mencatat kelemahan Abraham ketika dia berkata kepada istrinya: "Katakanlah bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka (orang-orang Mesir) dengan baik… dan aku dibiarkan hidup"Hal seperti ini dilakukannya lagi ketika dia bertemu Abimelekh (Kej.12:13) (lihat Kej.20).



Hal yang sama juga terjadi kepada Daud. Dia adalah nenek moyang orang Yahudi. Mereka bangga serta menjunjung tinggi leluhur mereka. Meskipun demikian, Alkitab tetap 'mempermalukan' Daud dan orang-orang Yahudi, keturunannya, yaitu dengan mencatat penyelewengannya (perselingkuhannya) dengan Batsyeba.

Daud kemudian ditegur oleh Nabi Natan (lihat Maz 51 dan II Sam.12:1-15). Sebenarnya masih banyak contoh lain lagi yang dapat kita catat di sini yang menunjukkan dosa-dosa tokoh-tokoh rohaniwan dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Mengapa demikian? Siapakah pengarang Alkitab sesungguhnya? Setan kah? Manusia berdosakah? Apakah itu ditulis semata-mata karena kehendak dan keinginan Nabi-nabi?

Jika sekiranya Penulis bebas menulis menurut keinginannya, tentulah mereka akan menyembunyikan cacat-cacat mereka tersebut. Maka jawaban terhdap pernyataan di atas adalah, sumber Alkitab tidak lain adalah Allah, yang memerintahkan Penulis-penulis untuk menuliskannya.

Ketujuh, ketepatan nubuat dan nilai nubuat yang tiada tara Bicara tentang nubuatan
Memang Alkitab menubuatkan hal-hal yang luar biasa yang membuat kita kagum dan bersyukur kepada Allah atas nubuatan tersebut.

Untuk itu, marilah kita melihat tiga nubuatan besar berikut:

Pertama, tentang terbuangnya bangsa Israel ke Babel dan dilepaskan kembali setelah 70 tahun. Hal ini dapat kita baca dengan jelas dalam kitab Dan.9:1-2; Jer.25.

Sebenarnya, ketika Alkitab menubuatkan bahwa bangsa Israel akan dikalahkan dan dibuang ke negeri asing, hal itu hampir mustahil terjadi. Karena ketika nubuatan tersebut diberikan, Israel justru sedang begitu kuat dan berkuasa. Mereka malah menaklukkan bangsa bangsa lain di sekitarnya.

Namun Allah telah menyatakan kepada para Nabi apa yang akan terjadi pada bangsa Israel: bahwa Allah akan menghukum mereka akibat dosa-dosa mereka. Hal itu kemudian digenapi dalam sejarah.

Kedua, tentang tersebarnya orang-orang Yahudi ke berbagai penjuru dunia. 

Kita dapat membaca peristiwa ini dalam kitab Ulangan 28, Hosea 9, Jer.24, sedangkan nubuatan bahwa mereka akan kembali ke tanah mereka di Israel dapat kita baca pada Yehez.36 dan 37.

Ketika Alkitab menubuatkan bahwa orang-orang Yahudi yang tercerai berai ke seluruh penjuru dunia itu akan kembali bersatu, hal itupun merupakan keajaiban Allah juga. Orang bertanya: "Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi? Alkitab telah melakukan kesalahan…" Tetapi, sejarah kembali membuktikan bahwa Alkitab sungguh benar. Karena ternyata benar, secara ajaib, orang-orang Yahudi tersebut kembali ke negeri asalnya, ketika mereka memprolamirkan kemerdekaannya.

Ketiga, nubuat tentang Tuhan Yesus. Alkitab juga mencatat hal yang luar biasa tentang Tuhan Yesus. 

Belum pernah ada satu buku yang mencatat hidup seseorang sedemikian lengkap sebelum orang tersebut dilahirkan ke dalam dunia. Kita dapat mencatat buku tentang biografi atau kisah hidup seseorang. Tetapi hal itu dilakukan setelah dia lahir dan menjalani hidupnya. Tetapi Alkitab mencatat siapa dan bagaimana Tuhan Yesus justru sebelum Dia lahir ke dalam dunia.

Alkitab mencatat kota kelahiranNya yaitu di sebuah kota kecil di Betlehem (Mikha 5:1), lahir dari seorang perempuan muda, yaitu perawan Maria (Yes.7:14).

Tujuan hidupNya juga dicatat secara jelas yaitu untuk menghancurkan pekerjaan si Iblis (Kej.3:15).
For a moment, the disciples were more frightened by this ghostly apparition than by the turbulent sea and their tossing boat (Matthew 14:22-33). But then the figure called out to them: "Take courage! It is I. Don't be afraid."

Namun demikian, dalam hidupNya, Dia akan banyak menderita bahkan mati secara memalukan (Yes.52:13-53:12). Tetapi Alkitab juga mencatat bahwa Tuhan Yesus akan mengakhiri hidupNya dengan penuh kemenangan dan kemuliaan, yaitu melalui kebangkitan dan kenaikanNya ke Sorga serta kedatanganNyakembali ke dalam dunia (Baca Maz.22-24).



Pdt. Mangapul Sagala,Th.D (Doctor of theology, Trinity Theological College/SEAGST)

(bersambung)

No comments:

Post a Comment