Pages

16 December 2019

MENJAWAB MITOS-MITOS ANTI-X'MAS


ET’PATAH ISCS
               Jum’at, 21 Desember 2018


ANSWERING THE ANTI-X'MAS MYTHS:
MIGDAL EDER, NATAL DAN MITOS BETLEHEM BERSALJU 
(Tulisan Terakhir dari Dua Tulisan)
Oleh Dr. Bambang Noorsena


1. MUNGKINLAH DOMBA-DOMBA DIGEMBALAKAN DI PADANG BULAN DESEMBER?

Catatan Injil ini sering dipertanyakan dalam kaitan dengan perayaan Natal: “Di daerah-daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam” (Luk. 2:8). Kalau kalender liturgis gereja diterima, Yesus lahir pada 25 Desember (kalender Gregorian yang dipakai gereja Katolik dan Protestan) atau pada 7 Januari (kalender Yulian yang digunakan gereja-gereja Timur), mungkinkah ada kawanan domba yang digembalakan di padang pada waktu malam di musim dingin?

Padahal seperti yang diteguhkan oleh catatan-catan sejarah gereja kuno maupun literatur rabbinik Yahudi, yang dimaksud “padang gembala” ternyata bukan padang gembala biasa. Menurut sejarawan Eusebius dari Kaisaria (265-340), tempat itu berkaitan dengan מִגְדַּל־עֵ֗דֶר Migdal Eder (Menara Kawanan Domba), yang terletak seribu kaki dari Betlehem. Inilah tempat para gembala menerima berita kelahiran Yesus. Migdal Eder (Menara Kawanan Domba) dalam Taurat dan kitab Nabi-nabi (Kej. 35:21; Mikha 4:8), yang dalam tafsir para rabbi Yahudi juga dikaitkan dengan pengharapan akan datangnya Sang Raja Mesiah.

Dalam Kej. 35:16-22 dikisahkan tentang kematian Rahel pada waktu melahirkan Benyamin, yang kemudian dikuburkan di jalan ke Efrata, yaitu di Betlehem. Kuburan Rahel ini ada di Betlehem hingga sekarang, sebuah bangunan dengan kubah putih dengan menorah di atasnya dan tertulis dalam bahasa Ibrani קבר רחל ”Qever Raḥel” (kubur Rahel). Targum Yonathan menerjemahkan frasa וְאַתָּ֣ה מִגְדַּל־עֵ֗דֶר ”We attah Migdal ‘Eder” (Hai engkau Menara Kawanan Domba) dalam Mikh. 4:8 sebagai personifikasi Mesias: ואַת מְשִׁיחָא דְיִשׁרָאֵלW’at Meshîhâ d'Yisra’el”. “Hai Mesias Israel” (Sperber, 1992:445). Sedangkan Targum Pseudo-Yonathan menyebut Miqdal Eder, tempat Yakub memasang kemahnya, sebagai tempat Raja Mesiah akan menyatakan diri-Nya pada hari-hari akhir (M. Tsuq'er, Vol. I, 2014: 864).


Jadi, berdasarkan catatan Yahudi yang tertulis dalam Mishnah, Shekalim 7:4, maka domba-domba dalam Lukas 2:8 bukan binatang gembalaan biasa, tetapi בְּהֵמָה שֶׁנִּמְצְאוּ מִירוּשָׁלַיִם וְעַד מִגְדַּל עֵדֶר behemah shenimetseu mirusalaim we 'ad Migdal Eder” (binatang-binatang yang ditemukan di sebuah tempat dari Yerusalem sampai Migdal Eder). Domba-domba ini dipersiapkan sebagai kurban untuk Bait Suci, yang dijaga oleh gembala-gembala yang khusus menurut peraturan para rabbi, seperti tercatat dalam Talmud. 

Karena itu, tempat khusus antara Yerusalem dan Migdal Eder itu, letaknya di jalan tertutup dalam perjalanan dari Betlehem menuju ke Yerusalem (Edersheim, 1995:974). Selanjutnya, berdasarkan catatan para peziarah kuno, gereja membangun kapel yang sekarang disebut حقل الرعاة “Ḥaql al-Ra'āh” (Padang Gembala) yang terletak di Beyt Sahour, dekat Betlehem. Istilah Arab بيت ساحور “Bayt Sahour” (بيت, “Bayt” = “rumah”, dan ساحور Sahūr” = “berjaga”), untuk mengabadikan para gembala yang selalu berjaga untuk mengawasi domba-dombanya pada waktu malam.


2. MITOS ANTI-NATAL “BETLEHEM BERSALJU”?

Para penentang Natal menertawakan perayaan 25 Desember, karena tidak mungkin Yesus lahir bulan Desember, sebab pada waktu itu para gembala sedang menggembalakan domba-dombanya pada malam hari. “Di wilayah Israel”, demikian argumentasi mereka, “domba-domba pada umumnya paling lambat harus kembali dimasukkan dalam kandangnya pada waktu turun hujan pertama, Hujan pertama itu dalam kalender Yahudi, kadang jatuh pada bulan Marheswan (Oktober/Nopember), kadang pula awal bulan Kislev (Nopember/Desember)”.

Menurut Talmud, ada 2 jenis binatang yang digembalakan: (1) אלו הן בייתות elu hen bayītot, yaitu ternak piaraan khusus yang dikeluarkan mulai pagi hari untuk merumput di padang yang terletak di batas kota dan kembali ke kota pada malam hari; (2) אלו הן מדבריותElu hen midbariyot, yaitu ternak yang digembalakan di padang. Jenis ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu (a) ternak yang digembalakan padang pada waktu Paskah, merumput di padang siang dan malam, dan dimasukkan lagi ke kandang waktu hujan pertama, dan (b) ternak yang keluar merumput di padang dan tidak masuk ke area yang ditentukan, baik pada musim panas maupun pada musim dingin (Beitzah 40b).

Catatan Lukas 2:8 merujuk kepada domba-domba khusus untuk upacara korban yang digembalakan di padang tertutup, dan domba-domba tersebut dilepaskan di sana, baik pada musim panas maupun musim hujan. Faktanya, Bait Suci selalu mempunyai persediaan domba-domba sepanjang tahun, karena tidak ada upacara Yahudi yang tanpa kurban binatang. Dalam lingkaran tahun liturgis Yahudi, perayaan yang jatuh pada 25 Kislev hingga 2 Tevet (Desember/Januari) adalah Perayaan Hanukkah (Penahbisan Bait Suci).

Hari Raya Penahbisan Bait Suci ditetapkan untuk memperingati kemenangan Yehuda Makabe, yang pada tahun 165-164 SM berhasil menumpas kejahatan raja Anthiokus Epifanes yang menajiskan Bait al Maqdis itu (2 Mark. 10:6). Dalam Yoh. 10:22 disebutkan bahwa perayaan itu jatuh pada musim dingin. Ciri khas perayaan ini, adalah penyalaan lampu-lampu terang, sejarawan Yahudi, Flavius Yosephus (90 M), menyebutnya חַג הַאוּרִים Ḥag Ha-Urīm” (Hari Raya Terang). Menurut The Coptic Didascalia Apostolorum (189 M), ternyata Yesus dilahirkan tepat pada perayaan Hanukkah, 25 Kislev kalender Ibrani, atau bertepatan dengan 29 Kyahk kalender Mesir.

Selain itu, kita juga harus melihat geografis Israel secara keseluruhan. Hanya di wilayah Israel utara biasanya salju turun dari gunung Hermon setiap musim dingin. Sedangkan Bethelem Efrata, tempat Malaikat itu bertemu dengan para gembala, bukan wilayah turunnya salju. Wilayah Israel selatan terdiri dari gurun, karena itu bulan Desember suhu Bethelehem hanya berkisar 57-42 derajat Fahrenheit, atau sekitar 13,8 sampai 5,5 derajat Celcius. Pada suhu tertentu yang disebut titik beku, yaitu 0° Celsius, 32° Fahrenheit, barulah salju bisa turun. Karena itu, tidak ada salju di Betlehem, kecuali pada saat-saat tertentu turun salju tipis kiriman dari wilayah utara.


3. AKHIR HANUKKAH: TEVET (DESEMBER) BULAN BAIK TAK TURUN HUJAN

Sumber-sumber rabbinik juga mencatat bahwa ada waktu-waktu baik, hingga bulan Tevet, yang mestinya musim hujan, tidak turun hujan. Seperti yang sudah dicatat, perayaan Hanukkah diselenggarakan mulai 25 Kislev sampai 2 Tevet. Dalam Talmud dikisahkan Rabbi Yehuda berkata: טבא לשתא דטבת ארמלתא Tava le Shata d’Tevet armalata” (Bulan yang baik Tevet seperti janda” (Ta’anit 6b). Apa maksudnya? “Hujan ibarat suami dari tanah”, kata Rabbi Yehuda, “tanpa hujan tanah seperti seorang janda” (Hersh Goldwurm, 2006).

Tentu saja The Miracle of Tevet ini disambut baik oleh semua orang Israel. Ada yang berkata: “Ini anugerah agar ladang tetap panen, karena terlalu banyak hujan merusak sayuran”. Dan ada yang berkata: “Penyakit bisa muncul karena hujan berlebihan”. Rabbi Ḥisda berkata: “Ini Tevet yang baik, sebab banyak hujan tanah penuh lumpur”. Nah, kalau alasan kebaikan musiman saja, orang dengan gembira menyambut Tevet (Desember/Januari) tanpa hujan, apalagi dengan kedatangan Sang Mesiah.

Meskipun catatan Talmud ini tidak langsung berbicara tentang Natal, namun jelas membuktikan bahwa ada masa-masa istimewa yang terjadi. Terlepas dari banyak orang Yahudi sampai hari ini menolak Yesus sebagai Mesias, namun bagi kita yang percaya Natal telah disiapkan khusus oleh Bapa Surgawi dengan hari baik dan cuaca yang cerah untuk menyambut kelahiran-Nya: τὸ πλήρωμα τοῦ χρόνου “to plerôma tou khronou” (When the fulness of the times had come). Dan itu bukan terjadi secara kebetulan saja.

Sejujurnya harus dikatakan bahwa alasan klise yang mendukung mitos Desember bersalju, telah lahir dari “paradigma bulé yang sok tau”. Sebab tanpa mengaitkan dengan Natal pun, alasan penolakan bahwa pada bulan Desember di wilayah Israel tidak mungkin ada domba-domba yang digembalakan di padang, bertentangan dengan fakta. Kej. 31:38-40 mencatat bahwa pada musim salju pun domba-domba masih bisa digembalakan di padang, bahkan saat musim dingin di wilayah Israel utara: “…Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur!”

Kata yang diterjemahkan “kedinginan di waktu malam” dalam bahasa Ibrani: קֶרַחqerah artinya “embun beku”. NKJ menerjemahkan: “Thus I was; in the day the drought consumed me, and the frost by night; and my sleep departed from mine eyes”. Kej. 31:38-40 ini ternyata sesuai dengan deskripsi Talmud, Beitzah 40b yang telah disebut di atas: “Itulah ternak-ternak yang keluar untuk merumput di padang dan tidak masuk ke tempat yang ditentukan, baik pada musim panas maupun pada musim dingin”.


4. CATATAN PENUTUP

Harus dicatat pula, biasanya “asumsi bulé” yang menopang mitos Desember bersalju, begitu menghirup langsung udara Tanah Suci Israel, biasanya mereka akan berubah. Kota Bethlehem berjarak 10 km di sebelah selatan Yerusalem, leraknya pada ketinggian 775 di atas permukaan laut. Posisi geografis Bethlehem yang berada pada 31° 42′ 11″ lintang utara dan 35° 11′ 44″ bujur timur, menyebabkan zona yang cukup hangat.

Berbeda dengan bagian utara di wilayah Hermon, Betlehem yang hingga sekarang suhunya berkisar antara 13,8 sampai 5,5 derajat Celcius, pada bulan Desember tidak pernah turun salju. Kecuali apabila suhunya berubah ekstrim, kadang-kadang salju tipis membedaki wajah cantik Betlehem, seperti yang terjadi pada tahun 1953, dan terakhir pada bulan Januari 2012 dan 2013. Jadi singkatnya, jangan kita bayangkan setiap Desember Betlehem bersalju.

Selama ini kita hanya menelan mentah-mentah mitos Anti-Natal, yang ironisnya masih banyak diikuti dan dikembangkan oleh orang-orang Kristen di Indonesia. Lalu dari mana asal “mitos Anti Natal”? Benarkah penanggalan 25 Desember telah dibajak dari perayaan pagan “Sol Invictus”? Ikutilah artikel saya berikutnya tentang “Kalender Roma 354 M: Natal menjiplak Sol Invictus (Dewa Matahari Tak Terkalahkan) atau justru sebaliknya?

Jangan hanya mendengar opini mereka-reka di tengah dinginnya malam X'mas di Eropa, tetapi jujurlah menimbang teriakan lantang fakta-fakta dari padang gurun Yudea dan sekitarnya dengan cuaca yang lebih hangat menyapa, tempat semua peristiwa agung itu pernah terjadi. ¶


REFERENSI

1.    Alexander Sperber (ed.), The Bible in Aramaic: Targum Jonathan (Leiden - New York - Koln: E.J. Brill, 1992).
2.    Alfred Edersheim, The Life and Times of Jesus The Messiah Massachusetts: Hendrickson Publishers, 1995).
3.    Al-Dasqūliyyah at Ta’ālīm Ar-Rusul. Ta’rīb: Alqamash Marqus Dāwūd (Cairo: Maktabah al-Mahabbah, 1979).
4.    M. Tsuq'er (ed.), Chumash Mikra'ot Gedolot. Vol. I: Bereshit (New York: Mesoarah Publication, Ltd., 2014).
5.    Rabbi Hersh Goldwurm (ed.), Talmud Bavli. Tractate Beitzah (Brooklyn, New York: Mesoarah Publications, Ltd., 2010).
6.    Rabbi Hersh Goldwurm (ed.), Talmud Bavli. Tractate Ta'anit (Brooklyn, New York: Mesoarah Publications, Ltd., 2010).


2018 ¶ ISCS©All Rights Reserved

No comments:

Post a Comment