Pages

26 August 2018

Belajar & Memahami Apa Sebenarnya yang Terjadi Di Venezuela



Oleh: Martin Simamora


Ketika Pemerintah Bereksperimen dengan: Sistem Ekonomi yang Baru & Redominasi Mata Uang, Berpikir Lebih Baik Daripada Sistem Kapitalis Barat Namun Salah Urus &  Korupsi Tak Terkendali



Ketika Menajemen dan Sistem Pemerintahan Negaramu Gagal



Bayangkanlah jika perdana menteri atau presiden sebuah negara secara mendadak mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mendevaluasi mata uangnya sebesar 96 persen, meningkatkan upah minimum sebesar 6.000 persen; membayarkan upah karyawan semua bisnis rakyatnya sejumlah jutaan pekerja selama tiga bulan; lalu mengikatkan mata uang dengan sebuah mata uang crypto yang ajaib itu; mempersiapkan penjatahan bahan bakar; dan mengenakan pajak sebesar 0,7 persen pada transaksi-transaksi finansial yang besar. Ini akan menjadi sebuah tindakan gila sebuah negara yang sedang runtuh.

Bagi rakyat Venezuela yang mengalami penderitaan panjang, itu adalah tahap terakhir eksperimen megah sistem sosialis yang dilakukan oleh Negara. Presiden Nicolas Maduro baru saja mengeluarkan sebuah mata uang baru, yang disebut ‘bolivars yang berdaulat’. Gagasan awalnya, mata uang ini akan seperti mata uang lama, tetapi dengan membuang 3 nol. Tetapi ketika hiperinflasi terjadi diluar kendali pemerintah, maka pemerintah memutuskan membuang 5 nol ( Redominasi mata uang).

Rencana baru Maduro tersebut, dimaksudkan untuk menjadikan Venezuela berubah menjadi sebuah kekuatan ekonomi besar, pada peluncurannya, mereka yang mengambil uang di mesin-mesin atm bank, mendapatkan pembatasan yang hanya membolehkan mereka menarik 10 bolivars yang berdaulat per hari. Ini, mereka dapatkan, hanyalah bagian akhir dari apa yang disebut Maduro ‘formulanya yang secara menakjubkan impresif’ untuk merestorasi ekonomi. Bagi banyak orang Venezuela, masyarakat dari sebuah negara yang sebelumnya  ekonomi terkuat di Amerika Latin, ini terasa bukan sama sekali formula yang menakjubkan, hanya lebih menyengsarakan.


Bulan lalu, upah minimum pekerja telah dinaikan untuk kesekian kalinya dalam tahun ini atau menjadi 3 juta bolivars. Pada Jumat malam, presiden telah meningkatkan kembali upah hingga 1.800 dalam bolivars asing—sekitar $30 per bulan. Pemerintahannya menawarkan untuk membayar kenaikan  gaji hingga naik 60 kali lipat karena para karyawan menyatakan bahwa mereka tidak dapat membeli kebutuhan sehari-hari. Dengan kelangkaan pengobatan dan makanan pokok, dan ekonomi yang sedang mengalami kejatuhan, 2 juta penduduk sangat miskin telah mulai melakukan barter barang untuk sekedar bertahan hidup.

A.Bukan Sekedar Krisis Ekonomi dan Politik
Situasi di Venezuela kerap secara keliru didiagnosa sebagai belaka sebuah krisis ekonomi atau politik. Ini seharusnya dipahami sebagai sebuah tindakan kriminal  yang tak pernah terjadi sebelumnya di Latin Amerika: penguasaan dan penjarahan sistematis oleh sebuah Negara, telah dilakukan dengan pertama-tama menguasasi institusi-institusinya melalui mobilisasi massa dan melakukan plot terselubung pada birokrasinya, kemudian meningkatkan kontrol Negara melalui kekuatan militer, sebagai kealamian kriminal  pada apa yang dilakukan negara pada tindakan dan konsekuensi-konsekuensinya menjadi nyata pada warga negara negeri ini. Mantan pejabat negera Venezuela menyatakan bahwa setidaknya  dana sebesar $300 miliar telah dialihkan selama dekade lalu dari deposit-deposit box ke rekening-rekening pribadi melalui sistem kendali mata uang saja.


Adalah sukar untuk mengantisipasi kapan dan bagaimana rejim Maduro akan runtuh, namun adalah jelas bahwa arah negeri tersebut pada saat ini baik secara ekonomi dan politik tidak akan melanggengkannya. Dalam rangka mempertahankan kekuasaannya Maduro telah melakukan langkah-langkah berikut ini:

●Mencegah pihak oposisi menggunakan kemenangan super mayoritas yang dica[pai melalui pemilihan umum presiden pada pemilu 2015 dengan cara memblok duduknya 3 legislator oposisi, dan memberikan 2/3 kursi yang dimenangkan oposisi kepada legislator yang pro Maduro

●Memblok hak konstitusional untuk mengusulkan pengadaan referendum terhadap presiden
●Melucuti dominasi oposisi di dewan perwakilan rakyat atas hak anggaran dan otoritas lainnya
●Menyatakan semua inisiatig yang dikeluarkan dewan perwakilan rakyat sebagai inkonstitusional
●Membatalkan pemilu nasional dan local,dan
●Menyingkirkan para pemimpin kunci oposisi, termasuk memenjarakan Leopoldo Lopez dan mendiskualifikasi Henrique Capriles


B. Berakhirnya  Berkat Minyak, Menguapnya Keindahan Hidup Mewah dan Hedonis
Sempat menjadi tontonan lazim warga Venezuela boleh belanja tanpa perlu sama sekali akan kehabisan uang sedikitpun sehingga memacetkan gang-gang toko ketika berpelesiran di negara-negara lain. Mereka dulu sangat dikenal dengan teriakannya ‘dame dos’- ‘saya akan ambil dua’. Tetapi warga Negara Venezuela yang dahulu dikenal bangsa Amerika Latin terkaya per kapita saat ini sedang berkonfrontasi dengan sebuah keberuntungan yang berbalik menghancurkan secara dahsyat, muncul sebagai kawasan baru masyarakat kelas melarat.

Seiring negara yang sangat kaya dengan minyak bumi ini dalam tekanan  yang diakibatkan eksperimen sistem ekonomi sosialis, sebuah perkiraan menyatakan bahwa 5000 orang Venezuela meninggalkan negeri mereka setiap hari, menjadikan Venezuela sebagai negeri di Amerika Latin dengan  arus migrant terbesar dalam dekade-dekade belakangan ini.


Para pekerja profesional Venezuela meninggalkan rumah sakit dan universitas untuk mendapatkan penghidupan sebagai pedangan-pedagang kaki lima di Peru dan sebagai pembersih gedung di Ekuador. Di Trinidan dan Tobago, orang-orang Venezuela yang di negeri asalnya berprofesi terhormat sebagai pengacara, kini bekerja sebagai buruh harian dan pekerja-pekerja seks. Seorang mantas birokrat Venezuela yang dahulu biasa menghabiskan musim panas makan kuliner tradisional sandwich hiu  dan minum whisky di Maracas Bay Trinidad, kini adalah seorang pembantu rumah tangga/asisten rumah tangga.


Badan pengungsi PBB telah menyerukan negara-negara untuk menawarkan perlindungan bagi penduduk Venezuela, sebagaimana yang telah mereka lakukan bagi jutaan penduduk Syria yang mengungsi akibat perang saudara.




C.Berakhir Karena Krisis Harga Minyak Dunia dan Mata Uang: 2 Juta Mengungsi

Dari 1950-an hingga permulaan 1980-an, Venezuela merupakan dynamo ekonomi—sebuah negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia dan menjadi sinyal penyelamat bagi para imigran dari jauh-sejauh dari Italia dan Spanyol. Kemudian  gejolak minyak dan krisis mata uang menjerumuskan negeri tersebut kedalam krisis hebat. Hugo Chavez yang menjadi presiden pada 1999 telah mengadopsi sebuah bentuk sosialisme yang mengakibatkan banyak bisnis yang hancur atau dinasionalisasi. Pembersihan paksa pada sebuah industry minyak milik negara-merupakan pusat oposisi  terhadap pemerintahan Chavez- telah menyingkirkan ribuan pekerja yang kerap diganti oleh para pendukung politik yang  hanya memiliki sedikit hingga sama sekali tak memiliki pengalaman tehnik.


Kejatuhan lebih dalam terjadi di era Presiden Nicolas Maduro yang mewarisi kekuasaan Chavez yang meninggal dunia pada 2013. Sejumlah kritik menyatakan bahwa pemerintahannya salah urus dan korupsi. Juga Maduro yang sewenang-wenang dalam memperkuat kekuasaannya, bahkan kala harga minyak dunia anjlok dalam  dan menghancurkan Negara.

Padahal orang-orang kaya raya Venezuela telah meninggalkan negerinya dan menetap di rumah-rumah super mewah multi juta dolar di Miami dan Madrid. Tetapi seiring krisis ekonomi semakin parah, mereka kini bahkan tak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidup mendasar sehari-hari, termasuk juga kelas menengah yang kini lumpuh. Perserikatan Bangsa-Bangsa memprediksi 2 juta warga Venezuela akan meninggalkan negara mereka tahun ini—tertinggi dibandingkan eksodus 1,8 juta dalam 2 tahun belakangan ini.
.


32 Juta Warga Menjadi Hewan Percobaan

Selama bertahun-tahu, Venezuela telah menjadi sebuah laboratorium raksasa ekonomi, 32 juta warga telah menjadi hewan percobaan. Rejim Maduro telah dikecam   dunia. Maduro ekperimen pada sistem ekonomi yang diusung Maduro menunjukan dan membawa  negeri beserta penduduknya ke dalam sebuah bencana dahsyat dan bahkan kelaparan hebat seluruh warganya.

Prinsip sosialis yang semacam ini sedang dipertanyakan: jika ekonomi tidak berjalan baik, terbitkan dekrit. Jika uang kurang, maka pinjam—atau cetak—lebih banyak. Jika harga naik, paksa harga bertahan., dan dunia sedang mengamati apakah hasilnya.

‘Semua orang dilanda ketakutan hebat’, ujar Paola Rodriguez, seorang aparatur sipil berusia 32 tahun. ‘Masyarakat tidak dapat tidur. Kita tidak tahun apa yang akan terjadi. Ini adalah krisis yang terlampau besar untuk dapat kami ambil sekaligus.’ Bahkan sebelum kebijakan-kebijakan diperkenalkan, IMF telah memprediksi bahwa hiperinflasi Venezuela dapat mencapai 1.000.0000 persen pada akhir tahun 2018 (harga telah melambung 2 kali lipat setiap bulan pada saat tersebut). Satu ekonom mengatakan bahwa langkah-langkah reformasi yang dilakukan pemerintah Venezuela saat ini seperti melemparkan “sebaskom bahan bakar ke api.’

Venezuela kini menghadapi sebuah hyperinflasi terburuk dalam sejarah.. Dalam sebuah studi yang sangat penting mengenai Weimar Jerman, bertajuk ‘When Money Dies” (Ketika Uang Mati), Adam Ferguson telah menggambarkan apa yang terjadi ketika tabungan-tabungan menguap, pembayaran tidak ada gunanya dan uang kerta sama sekali tidak bernilai sampai-sampai pengemis tidak menganggapnya bernilai untuk dipungut dari jalan-jalan. Tak hanya ekonomi yang runtuh, tetapi konsekuensi ekonomi yang mengerikan: penjarahan, korupsi dan sebuah negara yang telah kehilangan ketertiban sosialnya.

‘Itu hanya kosmetik saja, itulah yang terjadi, penghilangan nol tersebut,’ ujar Steve Hanke, seorang profesor ekonomi terapan di Universitas John Hopskins, yang telah menasihatkan pemerintah Venezuela untuk menghadapi hyperinflasi. ‘itu percuma kecuali anda mengubah kebijakan ekonomi.’

Hampir semua tokoh dan perusahaan-perusahaan kecil di Venezuela telah menggembok pintu-pintunya dan menutup semuanya hingga mereka melihat bagaimana perubahan membawa perubahan baik. Ketakutan besar adalah banyak dari mereka tidak akan mampu membayar upah minimum baru dan akan tutup selamanya. Sekitar 11 juta penduduk Venezuela adalah pekerja usaha kecil menengah. Banyak yang akan dipecat, hanya membuat problem menjadi lebih buruk lagi, sebuah kehancuran sosial tak terbayangkan sedang berlangsung saat ini. Para pebisnis dapat  berupaya dapat saja mencoba tidak menaikan harga-harga bagi konsumennya tetapi tidak yakin apakah masyarakat dapat membayar harga lebih tinggi untuk barang-barang dan jasa-jasa.

‘Saya sudah mengubah harga-harga 40 kali tahun ini,’ ujar Carlos Esteves, pemilik sebuah toko roti kecil di kota Merida di Andes Venezuela. ‘Saya tak dapat membayangkan menaikan harga-harga 60 kali lipat. Saya sudah memecat 5 staf dalam 2 tahun. Saya mungkin harus memecat 2 karyawan terakhir.’ Masyarakat Venezuela skeptik terhadap tawaran Maduro untuk membayarkan upah para karyawan mereka. ‘ Apakah mereka memiliki sistem-sistem yang siap berfungsi?’ Bagaimana mereka akan mendapatkan uangnya, Tanya Esteves?’ Pemerintahan ini percuma dan sata tidak dapat melihat bahwa kebijakan tersebut akan terealisasi. Apakah pemerintah hendak mengambil alih usaha kami? Menasionalisasi kami?

Masyarakat Venezuela haluan kiri berpendapat bahwa Venezuela bukanlah sosialisme yang sebenarnya. Hanya sedikit penduduk Venezuela yang meyakini bahwa Venezuela harus menganut Sosialisme dan mendorong pemerintahannya untuk menjalankan sosialis eksperimental lebih jauh lagi; meradikalisasi ‘revolusi Bolivarian’ dengan membangun satu satu komunitas raksasa dimana saling berbagi properti sebagai kepemilikan bersama. Sejauh ini ide tersebut telah terbukti terlalu janggal dan tak masuk akal bahkan bagi Maduri sendiri. Semuanya cenderung menjadi lebih menghancurkan karena intervensi negara, ini memberikan keyakinan yang sangat kecil kalau eksperimen ini akan  memberikan hasil yang baik.

Mengenai mem-peg mata uang bolivar dengan cryptocurrency yang kemudian disebut mata uang petro, Maduro telah mengambil langkah besar yang luar terhadap teknologi abad ke-21 ini. Dalam teori, langkah semacam ini dapat bermakna pembebasan dari kekuasaan mata uang dolar Amerika Serikat dan otoritas-otoritas moneter dunia (atau ‘mafia-mafia uang’ sebagaimana Maduro menyebutkan mereka). Mata uang petro telah diciptakan oleh pemerintahannya dan dimaksudkan untuk dikaitkan dengan cadangan-cadangan minyak Venezuela, sehingga satu petro seharga satu barel minyak. Ini tentu saja baru sama sekali. Rusia, Turki dan Iran telah mempertimbangkan untuk mengamati apakah mereka juga harus mencobanya: menciptakan sebuah cryptocurrency, mem-peg-nya dengan sejumlah aset nasional, sehingga mereka dapat kemudian  menolak untuk mentaati sanksi-sanksi dengan menjualnya ke investor-investor asing.

Tetapi jika petro tidak dapat  muncul dan jatuh dalam nilai bergantung pada permintaan, dan jika petro menjadi subyek arbitrase yang sama terkait  penyalahgunaan  yang juga dialami Maduro sehubungan  mata uangnya, maka ini akan terlihat sebagai sebuah fraud  get-go. ICOindex.com, sebuah badan pemeringkat, telah melabe petro sebagai ‘scam.’ Ketika bahkan dunia crypto menganggap penawaranmu  tak bernilai sama sekali, anda dalam sebuah masalah besar.

Realitasnya adalah tidak satu pun—baik mafia-mafia dan pasar-pasar-akan percaya kepada cryptocurrency yang tidak dapat ditukarkan dengan minyak atau dolar. Mereka juga tidak akan percaya (atau meminjamkan) sebuah pemerintah yang telah dinyatakan bangkrut dngan hutang asing sebesar $6 miliar. Dan tak akan ada yang menjinakan inflasi sementara pemerintahnya masih melakukan pencetakan uang secara liar.


Catatan-Catatan:
- Spectator: Venezuela’s great socialist experiment has brought a country to its knees: https://www.spectator.co.uk/2018/08/venezuelas-great-socialist-experiment-has-brought-a-country-to-its-knees/


-The Collapse of Venezuela and Its Impact on the Region Dr. R. Evan Ellis: July-August 2017MILITARY REVIEW

-Venezuela’s Economic Crisis: Issues for Congress Rebecca M. Nelson Specialist in International Trade and Finance January 10, 2018 Congressional



No comments:

Post a Comment