Pages

10 May 2018

Sebuah Refleksi Kenaikan Yesus Ke Sorga


Oleh: Martin Simamora

"Akulah Dia, Dan Kamu Akan Melihat Anak Manusia Duduk Di Sebelah Kanan Yang Mahakuasa Dan Datang Di Tengah-Tengah Awan-Awan Di Langit"

Anak Manusia yang Telah Turun Dari Sorga Dan yang Telah Naik Ke Sorga
Salah satu pernyataan Yesus yang begitu sukar untuk dipahami siapapun baik di eranya dan kini, adalah ketika ia menyatakan bahwa hanya dialah yang pernah turun dari sorga dan naik ke sorga:

Yohanes 3:13  Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Perhatikan bahwa inilah yang segera dinyatakan oleh Yesus pada saat kebangkitannya dari antara orang mati:

Yohanes 20:13-17 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Pergi kepada Bapa menjadi kepentingan tunggal bagi Yesus, setelah ia mati di kayu salib dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga sebagaimana ia telah menyatakan sebelumnya: Markus 8:31-33, Lukas 9:22; 18:31-33.

Begitu sukar untuk dipahami, tak terkecuali guru kitab suci bernama Nikodemus pun gagal untuk memahami Yesus beserta pengajaran keselamatan yang datang dari Allah dan bukan karena usaha atau serangkaian upaya manusia. karena pernyataan ini sangat terkait dengan tujuan tunggal yang diembannya: melakukan tindakan penyelamatan manusia jika memandang atau percaya kepadanya

Ia naik ke sorga atau harus pergi kepada Bapa, dengan demikian, sangat erat kaitannya untuk apa Ia datang ke dalam dunia menjadi manusia. Apakah yang telah  diselesaikannya sehingga baru kemudian Ia dapat naik ke sorga. Di makamnya serta disaksikan juga oleh malaikat, Yesus berkata:

"Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa,”

Sekarang, ini pernyataan yang begitu janggal karena terkait tubuhnya, Ia harus pergi kepada Bapa! Jadi nampak jelas dan tak terbantahkan, jika apa yang dilakukan atau dikerjakannya dalam untuk apa Ia datang ke dalam dunia ini adalah pekerjaan yang hanya dapat genap melalui dan di dalam tubuh Yesus itu sendiri.


Jika kita mau memperhatikan sejumlah catatan pada injil yang menunjukan untuk apa Ia datang ke dalam dunia, maka kita akan melihat bahwa pemberitaan Yesus selama di bumi ini berpondasi pada dirinya sendiri dalam ia memberitakan Injil Kerajaan Allah. Ia senantiasa menautkan memberitakan Injil Kerajaan Allah dengan pernyataan “untuk itulah Aku diutus.” Sebuah statement diri yang menunjukan kekhususan desain yang hanya ada pada dirinya dan tidak bisa dilakukan oleh yang lain-siapapaun juga. Mari kita membaca beberapa catatan injil berikut ini:

►Lukas 4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."

►Markus 1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."

Dengan demikian, tidak mungkin kabar baik itu tak berhubungan dengan mengapa atau apa yang menjadi tujuan kedatangannya. Ada satu desain atau rancangan Allah yang dibenamkan Allah sendiri pada tubuhnya, pada dirinya saja. Jadi apakah yang akan dilakukannya terkait dirinya sendiri, atau apakah yang harus dan akan terjadi pada dirinya selain ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea. (Lukas 4:44).

Untuk mengerti apakah yang harus terjadi pada tubuhnya dan dirinya, mari kita memperhatikan pernyataan Yesus berikut ini:

Yohanes 12;27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

Di sini, Yesus berkata untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini, secara jelas bertaut dengan dirinya sendiri. Namun nampaknya dalam pandangan banyak orang, bukan hal yang menggembirakan. Sehingga ia berkata: selamatkanlah Aku saat ini?

Apakah yang harus terjadi  pada tubuhnya dan dirinya sebagai sebuah tujuannya sejak ia ada di dalam rahim ibunya? Beginilah injil Yohanes menjelaskannya:
Yohanes 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."

Injil Yohanes memberikan penjelasan terhadap apakah maksud pernyataan Yesus yang berbunyi: apabila Aku ditinggikan dari bumi  yaitu: untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati (Yohanes 12:33).

Apakan konten atau isi dari untuk itulah Aku datang kedalam saat ini? Kita bisa menjawabnya: Ia datang untuk mati dalam rancangan Allah. Mengapa saya menuliskan kematiannya sebagai kematian dalam  rancangan Allah, itu karena terkait apa yang menjadi tujuan dalam ia menjadi mati dan di dalam kematian itu sendiri. Coba kita memperhatikan apa yang menjadi penjelasan Yesus terkait tujuan dirinya datang ke dalam dunia ini yang hanya  akan genap kalau ia mati:

Yohanes 12:23-24Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Sekarang kita melihat kabar baik di balik ia dibunuh atau mengalami kematian dan kabar baik dalam kematian itu sendiri, yaitu: ia dapat menghasilkan banyak kehidupan!

Sekarang kita dapat melihat  mengapa kabar baik dalam kekristenan berjangkar secara kokoh hanya pada Yesus Sang Kristus saja. Atau, dengan kata lain, dalam Yesus selalu cukup untuk memiliki kehidupan. Itu karena Yesus berkata: jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah atau kehidupan yang bersumber dari kematiannya.

Jadi kalau begitu, ada apakah dengan kematiannya sehingga  ia dapat berkata: tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan  banyak buah. Pasti harus terjadi sesuatu yang luar biasa sehingga kematiannya menghasilkan banyak buah atau banyak keselamatan. Apakah Yesus ada menjelaskan perihal ini? Jawabnya ada. Mari kita memperhatikan pernyataan Yesus berikut ini:

Yohanes 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar.

Peristiwa peninggian Yesus atau kematian Yesus telah dinyatakan Yesus sendiri sebagai tak terpisahkan dari  penghakiman atas dunia ini dan penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar. Jadi ada peristiwa penuh kuasa dalam kematian Yesus yang melucuti penguasa dunia sehingga bukan lagi yang bertakhta atas dunia ini sementara memang belum dibinasakan secara total. 


Apabila Aku Ditinggikan
Dalam kematiannya ada sebuah penghakiman yang telah berlangsung dan hasilnya telah final tanpa dapat dibantah untuk dieksekusi yaitu: penguasa dunia ini dilemparkan ke luar. Apakah wujud otentiknya bahwa penghakiman atas dunia dan penguasa dunia bersifat final dan eksekusinya tak dapat dibantah lagi, adalah ini sebagaimana sabda Yesus:

Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."- Yohanes 12:32

Bahkan di hadapan Pilatus dalam jam-jam jelang ia ditinggikan dari bumi, ia kembali menegaskan natur atau hakikat kemanusiaannya yang akan menunjukan kebenaran pada dirinya sendiri:

Yohanes 18:37  Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

Tujuan kedatangannya ke dalam dunia ini adalah untuk memberitakan injil atau memberitakan kabar baik.  Tetapi bukan sebatas kata atau sabda instruksional atau seperangkat pedoman hidup kudus dan benar di hadapan Allah, tetapi semata-mata dirinya adalah kabar baik itu.   Yesus di hadapan Pilatus menyatakan bahwa dirinya telah memiliki sebuah tujuannya ia dikandung oleh bundanya Maria: untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran. Ini menunjukan bahwa Ia telah memiliki tujuan yang tak terpisahkan mengapa Ia harus dilahirkan ke dalam dunia ini. 

Bahwa dalam kematiannya Ia memiliki kuasa untuk menghakimi dunia dan penguasa dunia telah dilemparkan keluar merupakan kuasa yang otentik, ditunjukan oleh Yesus melalui peristiwa Musa meninggikan ular di padang gurun. Ia berkata begini:

▬Yohanes 3:14-15Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Pada peristiwa Musa, ular yang ditinggikan itu memiliki kuasa untuk membebaskan siapapun yang telah dipagut ular sehingga sekarat dari maut, asalkan memandang ular yang ditinggikan itu. Mari perhatikan peristiwa itu dalam kitab Taurat Musa:

Bilangan 21:8-9 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

Kabar baik yang Yesus beritakan adalah dirinya yang akan mati terpaku pada kayu salib-ditinggikan dari bumi. Bahwa itu adalah kuasa otentik yang lahir dari kematiannya untuk memberi hidup pada siapa yang memandang atau percaya. Kalau dikatakan bahwa keselamatan bukanlah upaya manusia sama sekali, tetapi semata anugerah, maka akar pada perjanjian lama terletak tepat pada kitab Musa itu sendiri. Dikatakan disitu sebagai inisiatif dan usaha Allah untuk mendatangkan keselamatan di dunia dengan mengirimkan keselamatan ke dalam dunia, jadi bukan karena upaya moralitas dan upaya berjuang hidup suci, sementara dalam kedua hal tersebut tetaplah corak kehidupan orang-orang tebusan yang bergaul dalam Tuhan yang kudus dan kasih.


Begitulah pada Yesus, dan itulah tujuan kedatangan Yesus.


Sehingga, kini kita mengerti mengapa tubuh Yesus begitu mulia untuk disentuh oleh seorang manusia yang bagaimanapun juga, karena tubuh itu datang dari Bapa dan kembali kepada Bapa sebagai empunya keselamatan yang bersemayam dalam tubuh Yesus Kristus.



Terangkat Ke Sorga Duduk Di Sebelah Kanan Allah
Kenaikan Yesus kepada Bapa, dengan demikian merupakan bukti penggenapan tujuan kedatangannya ke dalam dunia ini. Jika ia gagal sebagaimana ular ditinggikan di padang gurun dapat memberikan kuasa keselamatan semacam ini: jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup, maka ia mustahil untuk naik ke sorga.

Jika gagal sedikit saja maka mustahil Yesus berkata begini:
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi- Matius 28:18

Jika ia gagal  tepat pada saat ditinggikan dari bumi dan dalam kematiannya gagal untuk memberikan kuasa yang membebaskan manusia dari kuasa maut, maka ia gagal untuk menuntaskan misi keselamatan itu. 

Tetapi pertanyaannya, mungkinkah ia sedikit saja gagal? Jika ia punya potensi sedikit saja gagal, maka Allah dapat gagal ketika ia memiliki rancangan keselamatan  yang dari-Nya melalui tindakan yang harus dilakukan Musa, yaitu:

Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."- Bilangan 21:8

Kabar baik atau injil pada Bilangan 21:8 itu sama saja dengan sabda Yesus ini:
Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Setelah kebangkitannya, Yesus berkata "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa.” Dan Injil Markus menuliskan begini mengenai Yesus yang harus pergi kepada Bapa:

▬Markus 16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.

Bahwa Ia duduk di sebelah kanan Allah merupakan ucapan Yesus yang begitu terkenal dan menggoncangkan para pendengarnya yaitu para pemuka agama:

Markus 14:60-62 Maka Imam Besar bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."

Di teks ini bahkan kita menemukan Yesus sudah menyatakan bahwa ia akan datang kembali ke dunia ini dalam cara yang dapat dilihat oleh mata telanjang, setelah Ia naik ke sorga untuk duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa!

Kenaikannya ke sorga adalah sepasti kematiannya pada salib, dan keselamatan bagi manusia yang bersumber pada Anak Manusia yang dipakukan pada kayu salib adalah sepasti kematiannya pada salib itu. Dan itu semua terjadi karena Ia telah menggenapi apa yang menjadi tujuannya datang ke dalam dunia ini tanpa potensi gagal sedikit saja, sama pastinya dengan ia berkata dalam pengadilan dirinya kepada Imam Besar bahwa Mesias, Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.

Sekarang keselamatan tetap terjadi dengan memandang pada Yesus Kristus yang telah ditinggikan dari bumi, tetapi kali ini ia telah ditinggikan dari bumi sebagai Dia yang duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa. Surat Ibrani karena itu menuliskan begini terkait Yesus adalah sumber kekuatan bagi setiap orang yang beriman kepada Yesus, dalam menjalani kehidupan dalam keselamatan yang telah diberikan-Nya: 

Ibrani 12:1-4 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.

Sekarang ia duduk di sebelah kanan takhta Allah. Bagi setiap orang yang telah diselamatkannya, ia tetap sumber kepastian dan keamanan keselamatan sementara dalam hidup ini penuh dengan pergumulan dan penanggalan semua beban dosa. Itu semua pasti dapat dilakukan jika kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Dalam hidup yang harus berbeda dari dunia ini dan harus berbeda dengan kecenderungan-kecenderungan dosa, percayalah, bukan dirimu sumber kekuatan dan perubahan sejati, sementara dalam menjalani kehidupan yang telah diselamatkan, kini ada bagian kita yang harus dilakukan: menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Karena Kristus adalah Dia yang datang dari sorga ke dunia ini untuk sebuah tujuan yang menggenapkan secara lebih sempurna dan kekal pada keselamatan yang datang dari Allah melalui peninggian ular di padang gurun oleh Musa, maka Yesus pada dirinya sendiri bukan saja sumber keselamatan, tetapi sumber daya dan sumber kesetiaan untuk hidup berkenan kepada Bapa. Apakah yang harus kita lakukan sementara memandang pada Yesus? Ini: menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Inilah kehidupan yang kita miliki dari Yesus Kristus, dan semua itu kita lakukan berdasarkan iman yang juga bukan berdasarkan kekuatan otot-otot rohani saya dan anda, tetapi berdasarkan kekuatan iman yang datang dari Yesus yang duduk di sebelah kanan takhta Allah : yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.

Kini, bisakah kita melihat betapa agung dan mulianya pemeliharaan Sang Mesias bagi kita di dunia ini, sementara ia duduk di sebelah kanan takhta Allah, hingga ia menggenapi apa yang telah ia katakan kepada imam besar dalam pengadilan dirinya: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."

Kini, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa untuk apa? Untuk memimpin iman saya dan anda; untuk membawa iman saya dan anda kepada kesempurnaan. Sebagai yang berkuasa penuh, ia kini adalah Sang Mesias yang memerintah dan memimpin perjalanan hidup iman saya dan anda , hingga kesudahan. Jadi beginilah perjalanan kita saat ini hingga kesudahannya dalam pimpinan  Yesus: menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Betapa luar biasanya hidup dalam pimpinan Yesus yang kini duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa. AMIN

Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment