Pages

20 May 2017

Peristiwa-Peristiwa Politik Dunia Senantiasa Dalam Tangan Tuhan:

Oleh: Martin Simamora


Ketika Penghakiman Tuhan Atas Sebuah Bangsa atau Negara Beserta Penduduknya Lebih Berat Daripada Sodom & Gomora


Pada faktanya, Alkitab menunjukan bahwa aspek kehidupan politik beserta dinamikanya sejak semula telah sepenuhnya  berada didalam kendali kedaulatan Allah atas damai, stabilitas, isnstabilitas, lahirnya dan lenyapnya sebuah bangsa dan atau negara, konflik, perang,  langgeng tidaknya sebuah rejim pemerintahan hingga  berbagai peristiwa politik yang akan senantiasa mewarnai bumi ini. Salah satu pernyataan politis atau bersifat politik bagi manusia adalah ini:

Seperti dahulu pada waktu Allah menunggangbalikkan Sodom dan Gomora serta kota-kota tetangganya, demikianlah firman TUHAN, demikianlah tidak akan ada orang lagi yang diam di sana dan seorang anak manusiapun tidak akan tinggal lagi di dalamnya.” (Yeremia 50:40)


“Lihatlah, suatu bangsa akan datang dari utara, suatu suku bangsa yang besar, dan banyak raja, akan bergerak maju dari ujung bumi. Mereka memakai panah dan tombak; mereka bengis, tidak kenal belas kasihan. Suara mereka gemuruh seperti laut, mereka mengendarai kuda, berlengkap seperti orang maju berperang, menyerang engkau, hai puteri Babel! Raja Babel telah mendengar kabar tentang mereka, tangannya sudah menjadi lemah lesu, kesesakan telah menyergap dia, ia kesakitan seperti perempuan yang melahirkan. Sesungguhnya, seperti singa yang bangkit keluar dari hutan belukar sungai Yordan mendatangi padang rumput tempat kawanan domba, demikianlah Aku akan membuat mereka lari dengan tiba-tiba dari negeri itu dan mengangkat di atasnya dia yang Kupilih. Sebab siapakah yang seperti Aku? Siapakah yang berani mendakwa Aku? Siapakah gerangan gembala yang tahan menghadapi Aku? Sebab itu dengarlah putusan yang telah diambil TUHAN terhadap Babel dan rancangan-rancangan yang telah dibuat-Nya terhadap negeri orang-orang Kasdim: Bahwa sesungguhnya, yang paling lemahpun di antara kawanan domba akan diseret. Bahwa sesungguhnya, padang rumput mereka sendiri akan merasa ngeri terhadap mereka. Bumi akan goncang karena kabar: Babel sudah direbut; ratap mereka akan terdengar di antara bangsa-bangsa!" (Yeremia 50:40-46)

Teks ini menunjukan bukan saja Allah sedang menghukum bagaikan atau sebagaimana dahulu atas Sodom dan Gomora, tetapi mengenai lenyapnya eksistensi sebuah territorial negara atau teritorial kota atau kebangsaan, sepenuhnya peristiwa-peristiwa yang berada di tangan Allah atau bukan sama sekali peristiwa yang berjalan begitu saja berdasarkan undian-undian perilaku manusia dalam instrumen-instrumen relasi antarnergara dengan segala instrumen yang dimiliki oleh sebuah negara atau kota  beserta warganya.

Pada kasus Sodom dan Gomora sendiri yang menjadi rujukan Yeremia, disingkapkan bahwa  Allah yang menunggangbalikan kedua kota itu, sementara fenomena yang terlihat oleh manusia, sama sekali tak akan menautkannya dengan Tuhan di mata bangsa-bangsa lain, tetapi peristiwa alam semacam ini:


·     hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora sehingga mengakibatkan (Kejadian 19:24)
·        kerusakan menyeluruh ekosistemnya beserta segenap makhluk hidup yang tinnggal di kedua negeri tersebut (Kejadian 19:25)
·        sebab semuanya musnah seperti di dalam peleburan (Kejadian 19:28)

Peristiwa ini, bukan saja disebutkan didalam Kitab Yeremia untuk menggambarkan kedahsyatan penghukuman Allah  atas sebuah kota, negara beserta penduduknya, tetapi juga terucapkan dari mulut Yesus Sang Kristus:


“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."- Matius 10:15


Untuk menunjukan bahwa di era Yesus, ada kota-kota yang berada dalam penghakiman yang kedahsyatannya jauh lebih berat daripada Sodom dan Gomora, namun juga menunjukan sebuah era yang jauh lebih maju lagi hingga penghakiman akan datang, sebagaimana Yesus berkata: “pada hari penghakiman Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.”

Matius 10:15, dengan demikian, adalah penghakiman yang tak terbayangkan kedahsyatannya sebab peristiwa Sodom dan Gomora itu sendiri telah menjadi barometer  tanda kemurkaan Tuhan kala sebuah kota tertentu akan dilanda kedatangan Tuhan beserta penghakimannya dalam waktu-waktu kapanpun juga di sepanjang sejarah yang masih bergulir semenjak peristiwa  Sodom dan Gomora itu sendiri.  Bahwa Allah sendiri Turun melakukan perhitungan sebagai hakim dan penghukum, kala kebenaran dan keadilan tidak lagi ditegakan oleh para pemimpin sebuah bangsa beserta rakyatnya.

Kedahsyatannya seperti apa nampak dari pernyataan ini:

Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."- Kejadian 18:20-21

Ada 2  faktor penting mengapa Sodom dan Gomora menjadi pembanding atau bahkan semacam alat ukur yang menunjukan saat Allah sendiri turun ke dalam sebuah kota atau negara dan batas kesabaran Allah untuk tak bersegera memusnahkan sebuah kota atau negara beserta  masyarakatnya.

  • Pertama, banyak keluh kesah. Keluh kesah di sini bukan keluh kesah yang menunjukan sebuah kecengengan atau sebuah kemanjaan mentalitas sebuah bangsa atau warga masyarakat tetapi sebuah keluh kesah yang datang dari ketidakadilan dan penindasan kebenaran secara semena-mena bagaikan Tuhan  telah dianggap tidak ada atau telah mati. Kebenaran ini terlihat pada faktor kedua.

  • Kedua, sesungguhnya sangat berat dosanya. Kita harus tahu bahwa “sangat berat dosanya” adalah kebenaran senilai sabda sebab pernyataan ini terkandung dalam “berfirmanlah Tuhan.”


Realitas sebuah kota atau negara beserta bangsa atau warganya penuh kekejian sedemikian di mata Tuhan, pasti akan mendatangkan sebuah tindakan yang teramat serius, lengkap dengan perhitungan-perhitungan-Nya untuk membungkamkan perilaku yang tak menghargai keberadaan Tuhan yang membenci dosa sementara Ia adalah Allah yang panjang sabar, sebagaimana nabi Nahum menyatakannya: 


TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.- Nahum 1:3
 

Tuhan dalam Kejadian 18:20-21 telah digambarkan secara amat perkasa sekaligus sangat empatik, karena Tuhan dalam murka yang begitu besar terhadap dosa masih berjubahkan kesabaran dan kasih suci yang tak bisa direduksi untuk berjumpa dengan relativitas moralitas manusia, yang tak terbayangkan sebab Allah sendiri mau turun ke dalam dunia jahat itu! Perhatikan ini: “Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.”


Dia telah tahu lebih dahulu sebab Ia Tuhan, tetapi tetap memilih bagaikan manusia yang tak serba tahu oleh karena Ia panjang sabar sementara Ia  berjalan dalam puting beliung dan badai. Tetapi yang harus dipastikan di sini adalah, sementara ia menunjukan dirinya dalam turun ke dunia sebagai sama dengan manusia dalam keterbatasan - yang non dosa atau cemar pada manusia- sehingga dalam penghakiman tidak boleh mendengarkan kesaksian dari satu pihak tetapi harus dari pihak lainnya, Ia sendiri adalah Allah itu sendiri dan satu-satunya yang tidak seperti manusia pada keseluruhannya. Ia memutuskan dan mengangkat dirinya sebagai Hakim yang dapat diuji oleh manusia (dalam hal ini Abraham), hanya saja Ia sendiri juga telah memutuskan dirinya sendiri adalah saksi kedua untuk meneguhkan kesaksian pertama melawan manusia- ia tidak mengikuti norma dan kebenaran yang ada didalam rasionalitas manusia dalam menghakimi. Kita harus ingat bahwa kebenaran ini juga dijunjung oleh Yesus, bahwa ketika tak ada lagi tersisa ada manusia-manusia yang mau menegakan keadilan dan kebenaran di atas ya adalah ya dan tidak adalah tidak atau hitam adalah hitam dan putih adalah putih maka kesaksian atas kejahatan di dunia harus datang dari Allah. Yesus Sang Mesias, terkait ini, bersabda begini:


“dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.” Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku." (Yohanes 8:16-18)



Sebagai hakim di dunia ini, penghakiman Yesus didukung oleh dua kesaksian:

Pertama: Kesaksian dari  Sang Firman  Allah yang turun ke dalam dunia ini (Yohanes 8:23 & Yohanes 3:13)
Kedua: Kesaksian dari  Sang Bapa yang bertakhta di sorga


Peristiwa Sodom dan Gomora telah menjadi tolak ukur bagi semua peristiwa penghakiman Allah dalam dunia saat ini, atas semua negara atau kota sejak saat itu, bukan karena kejahatan kota itu sendiri tetapi karena pada peristiwa itu Allah secara terbuka menyatakan: pada saat tak ada lagi yang menegakan kebenaran dan keadilan pada sebuah masyarakat maka Ia sendirilah yang turun ke dalam dunia yang penuh ketakadilan dan ketakbenaran, menjadi hakim yang bukan hanya untuk menentukan bahwa  penghakiman harus ditimpakan tetapi ia juga menentukan siapa-siapa yang berhak mendapatkan bukan saja pengampunan tetapi  dikecualikan atau dikeluarkan dari penghakiman untuk mendapatkan pendamaian dengan Tuhan.


Coba perhatikan ini:


“Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?” Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."- Kejadian 18:16-19


Sementara Sodom dan Gomora akan dibinasakan, didalam itu sendiri, Allah juga memikirkan masa depan kebenaran dan keselamatan atau berkat bagi segala bangsa di atas bumi melalui seorang keturunannya di suatu waktu mendatang. Seorang keturunan Abraham yang akan menentukan berkat bagi segala bangsa di atas bumi !


Sekarang kita semakin memahami bahwa Sodom dan Gomora berkait erat dengan keselamatan yang datang dari Allah di dalam Kristus, bukan berdasarkan apakah seorang manusia memiliki kebenaran di hadapan Allah, sebagaimana yang coba diperjuangkan  Abraham  dengan menguji kebenaran dan keadilan penghakiman Allah di hadapan Allah:


Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN. Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka." Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?" Firman-Nya: "Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana." Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: "Sekiranya empat puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu." Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana." Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu." Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya. Kejadian 18:20-33.-


Allah turun ke dalam dunia untuk mencari tahu kebenarannya sebab ia telah membuat dirinya masuk ke dalam dunia manusia dalam perendahan yang dilakukannya berdasarkan kekudusan-Nya. Apakah Ia dengan demikian Allah yang tak benar-benar mahatahu?


Jawabnya: bahwa ketika Allah turun untuk memeriksa kebenaran keluh kesah manusia yang sampai ke telinganya, ia telah turun sebagai Allah yang bukan saja tetap mahatahu tetapi telah menetapkan hingga pada bilangan atau jumlah yang akan dibinasakan dan bilangan atau jumlah yang tidak dibinasakan. Ini nampak dalam dialog Abraham dengan Allah yang menguji keadilan Allah dan penghakiman Allah apakah tak bercela atau memang benar sempurna kudus? Menunjukan kekuatiran Abraham kalau saja Allah ternyata meleset atau salah perhitungan; jangan-jangan Allah tidak benar-benar tahu satu per satu penduduk di Sodom dan Gomorah dalam melakukan penghakiman dan penghukuman seketika itu juga,sehingga terjadi kekeliruan dan Allah justru menghakimi orang-orang benar sebanyak: 50 atau 45 atau 40 atau 30 atau 20 atau 10!! Dan Allah gagal sebagai Allah yang adil dan benar, begitulah manusia Abraham dalam ia berjuang menuntut belas kasih Allah dengan mengingatkan akan kemungkinan-kemungkinan Allah secara keliru dan fatal membinasakan juga orang-orang benar.


Faktanya Allah tidak pernah keliru karena ia senantiasa mahatahu segala-galanya. Ketika Ia  memutuskan turun ke dalam dunia, ia telah serba tahu bahkan Ia sendirilah yang menahan pembinasaan itu agar jangan pernah ada satupun orang yang mendapatkan kasih karunia-Nya mendapatkan penghukuman yang disebabkan oleh ketelodoran atau ketakmahatahuan Allah:

Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot: "Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini,  sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya." Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: "Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini." Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja. Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." Kata Lot kepada mereka: "Janganlah kiranya demikian, tuanku. Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara." Sahut malaikat itu kepadanya: "Baiklah, dalam hal inipun permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan. Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar. Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar. Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; Kejadian 19:12-24

Sekarang kita mengerti mengapa Yeremia 50:40 ada menyebutkan kota-kota tetangga yang ikut binasa, sebab memang kedahsyatan penghakiman Sodom dan Gomora akan menggentarkan kota-kota sekitarnya, kecuali kota yang menjadi tempat baru bagi siapapun orang yang mendapatkan kasih karunia sementara ia adalah warga kota atau negara yang menjadi bagian dari kota terhukum. Ia akan dilepaskan tetapi tentu saja ia turut merasakan konsekuensi kesusahan-kesusahan, paling  tidak menjadi pengungsi di tempat baru yang bukan kotanya. Tentu saja kehadirannya menjadi berkat keselamatan bagi kota tersebut, sehingga dalam aspek ini, bayang-bayang tipis atas “sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat” telah tergenapi.


Bukan saja nabi Yeremia, tetapi juga pada nabi Yesaya, nama Sodom dan Gomora terucapkan sebagai dasar penghakiman atas sebuah bangsa  yang tak lagi memedulikan kebenaran dan keadilan di hadapan Allah. Mari perhatikan ini:

Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora. Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!- Yesaya 1:9-10


Penghakiman Allah, mengapa bertaut atau ditautkan oleh para nabi dan Sang Kristus dengan Sodom dan Gomora, bukan saja sedang menunjukan bahwa kota itu penuh dengan keluh kesah rakyat yang telah sampai kepada Allah dan kota tersebut penuh dengan dosa, tetapi karena di kota tersebut Allah telah menentukan sejumlah orang yang dilepaskannya dari pembinasaan, tepat seperti pada keluarga Lot yang merupakan keluarga besar Abraham Sang Pemilik Janji Berkat kepada segala bangsa melalui SATU ORANG KETURUNANNYA. Dengan demikian, ketika Allah melepaskan sedikit orang  dari kebinasaan-kali ini pada keturunan-keturunan Abraham sendiri!- maka itu (penyelamatan atas beberapa orang tertentu) senantiasa terkait dengan dan oleh karena Allah memandang dan memperhitungkan Satu Orang keturunan Abraham sehingga tidak dibinasakan tetapi diselamatkan-Nya. Jika Israel binasa maka mustahil janji bagi Abraham tergenapi sehingga banyak bangsa dunia akan menerima berkat keselamatan Abraham sebagaimana bayang-bayang tipisnya telah terjadi pada Lot dan beberapa orang pada Yesaya 1:9 tadi. Tidak turut dibinasakan tetapi akan menerima pengudusan untuk hidup sebagai manusia-manusia yang diberi hidup untuk melayani kebenaran dan keadilan  dari Tuhan sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak bangsa. Coba bandingkan dengan ini:

Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.- Yesaya 1:18

Kita harus tahu bahwa Lot dan beberapa orang  yang dilepaskan dalam Yesaya 1:9 sebetulnya juga adalah manusia-manusia yang dosanya merah seperti kirmizi! Satu-satunya keselamatan mereka datang dari seorang keturunan Abraham yang darinya berkat-Nya dapat mengalir kepada banyak bangsa, yaitu tidak binasa dalam dosa kejahatan dan memberontak terhadap kabar keselamatan yang dikehendaki Allah. Mengapa Israel berkali-kali dapat selamat dari kebinasaan total? Bukan karena Israel bisa taat dan  diistimewakan untuk bebas saja berdosa dan merdeka dari penghukuman, bukan itu!  Perhatikan juga peringatan rasul Paulus ini:


Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.- Roma 6:1-4



Tetapi karena Allah memutuskan untuk memelihara mereka dalam kasih karunia sehingga semua janji-Nya genap dan hidup didalam kasih karunia, bukan hidup didalam ketekunan berbuat dosa.  Sementara manusia dalam kasih karunia dapat berdosa, ia tetap diminta hidup bagi kekudusan dan belajar mengenakan kekudusan Allah dengan kebenaran diri yang dimilikinya  dari pembenaran Allah, sebagaimana pada Lot hidup dikeliling dunia penuh ketidakbenaran bertahan dalam kebenaran namun memerlukan keselamatan dari Allah-dilepaskan dari dunia yang jahat dan terhukum!


dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa-- maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,- 2 Petrus 2:6-9


Bahwa dalam kasih karunia, Allahlah yang menjadi penyelenggara pengudusan dan memiliki kehidupan kudus itu sendiri, sehingga kasih karunia tidak pernah memberi sebuah ruang pesta bagi pemujaan dosa- atau kemuliaan kasih karunia tidak berpondasikan pada berlimpah-limpahnya dosa. Perhatikan  bagaimana nabi Yesaya menunjukan perihal ini:

Aku akan bertindak terhadap engkau: Aku akan memurnikan perakmu dengan garam soda, dan akan menyingkirkan segala timah dari padanya. (Yesaya 1:25)

Ini luar biasa, bagaimana kasih karunia dan pengudusan menuntut kekudusan yang tak mungkin dipenuhi oleh siapapun manusia. Ketika Allah bertindak memurnikan perakmu dengan garam soda, maka perak itu adalah kemuliaan moralitas dunia ini! Bahwa apapun yang mulia sebagaimana logam mulia, bagi Allah begitu kusamnya karena telah teroksidasi oleh udara sumber pernafasan dunia ini yang penuh dengan kelembaban dosa! Kita terus menghirup kemuliaan moralitas kita yang hanya setinggi perak, bukan emas.  Manusia tak memiliki perak yang kebal dari oksidasi dunia dengan segala keinginanya sampai Allah harus memurnikan. Bahkan perak atau kemuliaan dunia ini tak pernah benar-benar murni dan kudus sebab logam perak itu bercampur dengan timah (yang juga merupakan logam yang bernilai sekalipun bukan yang mulia)! Begitulah sesungguhnya kemuliaan manusia itu, bahwa semulianya manusia dengan keluhurannya, tetaplah hanya senilai perak yang bercampur dengan timah. Sangat baik dan sangat mulia, tetapi tetap cemar bagi Allah. Sebab hanya Allah saja sumber bagi dan yang sanggup menciptakan logam-logam mulia itu sendiri di bumi!

Manusia tak bisa  dengan kemuliaan moralitasnya yang dibangun secara konsisten penuh dedikasi dan perjuangan seumur hidup dapat mulia berbinar dihadapan Allah sebagaimana perak yang bercemar dengan kebenaran-kebenaran dunia atau "timah", sampai Allah melakukan pengudusan terlebih dahulu. Juga harus dikatakan bahwa setiap anak Allah harus memiliki perak-perak tak bercemar dengan timah sehingga dapat memberikan berkat bagi dunia ini, tetapi itu bukan kemuliaanmu dan upayamu, tetapi Allah. Tanpa Allah moralitasmu adalah sampah atau perak yang tidak murni, perak yang mengandung timah atau sama sekali bukan logam mulia!


Penghakiman Tuhan terhadap kota dan atau negara beserta dinamika politiknya, itu sungguh serius, tidak main-main! Perhatikan ini: 
Bagaimana ini, kota yang dahulu setia sekarang sudah menjadi sundal! Tadinya penuh keadilan dan di situ selalu diam kebenaran, tetapi sekarang penuh pembunuh. Perakmu tidak murni lagi dan arakmu bercampur air. Para pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri. Semuanya suka menerima suap dan mengejar sogok. Mereka tidak membela hak anak-anak yatim, dan perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka. Sebab itu demikianlah firman Tuhan, TUHAN semesta alam, Yang Mahakuat pelindung Israel; "Ha, Aku akan melampiaskan dendam-Ku kepada para lawan-Ku, dan melakukan pembalasan kepada para musuh-Ku.- Yesaya 1:22-24

Bahkan Yesus, sebagaimana pada peristiwa Abraham dan Lot, nabi Yeremia dan nabi Yesaya, sementara menyatakan kasih karunia dan keselamatan hanya melalui diri-Nya saja, tidak pernah menutup mata atas ketidakadilan dan ketidakbenaran. Ia menjatuhkan penghakiman yang berdasarkan keselamatan yang datang darinya saja. Perhatikan ini:

Yohanes 10:11, 14-15  Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat… Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."

Matius 11:20-24 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."



Bagaimana dengan kota tempat anda tinggal?

Sudahkan anda berdoa bagi kota anda, atau apakah anda tidak menganggap ketidakbenaran  dan ketidakadilan di sebuah kota hal yang oke-oke saja, tidak usah terlalu dipusingkan? Saya harus katakan, jika banyak masyarakat menganggap itu normal maka memang itu sebuah hal yang dapat dimengerti. Tetapi harus diingat bahwa di kota tersebut pasti banyak orang yang mengeluh atas ketidakadilan dan ketidakbenaran  yang dipuji-puji dengan begitu liciknya. Tetapi ingatlah pada kota-kota tersebut, Allah pasti mengadakan perhitungan berdasarkan kasih karunia-Nya yang membawa serta kekudusan Allah yang menerangi kegelapan dunia ini, sebagaimana Allah dahulu turun di Sodom dan Gomora. Sebagaimana Kristus juga telah turun masuk ke dalam dunia ini:

Yohanes 1:4-5 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Yohanes 1:9-10 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.

Penghakiman Tuhan atas bangsa dan negara  di seluruh dunia ini  telah dikatakan Yesus akan terus berlangsung hingga kesudahan dunia ini. Uniknya lagi, Sang Mesias senantiasa menautkannya dengan penghakiman Tuhan atas Sodom dan Gomora:

Lukas 17:28-33 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Sementara kita di kota-kota kita saat ini melihat begitu banyak ketidakadilan, maka janganlah berdiri sebagai yang kehidupannya dihidupi oleh ikatan-ikatan kita kepada dunia ini, tetapi haruslah selalu tertuju pada Yesus Sang Mesias dan membangun eksistensi berdasarkan kuasa kehidupan Kristus bagi setiap orang percaya. Sebagai yang bahkan diperhitungkan Allah dalam menghakimi sebuah kota, maka jika itu adalah anda-  jika memang anda adalah benar-benar anak-anak Tuhan, maka berdirilah sebagai yang diberkati di atas kota yang berangkali kini berada dalam perhitungan penghakiman Allah. Menjadi berkat yang bagaimana? Menjadi setidak-tidaknya dimana anda berdiri maka di situ akan terjadi keluputan bukan saja bagi diri sendiri tetapi bagi begitu banyak orang dari pembinasaan Allah dalam penghakiman-penghakiman kecil di dalam sejarah yang masih berjalan saat ini. Sementara anda masih hidup di dunia fana ini!

Maukah anda kini berdiri di kota anda bagi kota anda dan bermohon dalam doa dan permohonan kepada Tuhan, agar kiranya anda dapat menjadi sumber berkat kesejahteraan dan keselamatan dari Allah sehingga sementara penghakiman terjadi dan dunia terus berjalan menuju saat Anak Manusia datang kembali, Kristus bisa diberitakan.





Semoga tak perlu mengebaskan debu!




Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus
Galatia 3:16


Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment