Pages

01 May 2017

Hari Buruh & Pengharapan Terhadap Tuhan

Oleh: Martin Simamora

Ajarkanlah Kami Berdoa  Ya  Kristusku Dalam Menuntut Keadilan Dalam Pengupahan Dan Hidup Layak Di Negeri Sendiri

Jika  ada orang yang meminta anda berdoa  terhadap situasi sukar, ketidakadilan dan penindasan, apakah yang menjadi isi doamu kepada Tuhan? Jika anda seorang Kristen yang adalah seorang buruh pabrik yang esok atau beberapa jam lagi akan ikut melakukan protes atau tuntutan perbaikan/kenaikan upah buruh di Istana Negara, apakah yang menjadi isi doamu malam ini, jika anda berdoa? Pada umumnya doa akan berisikan serangkaian permintaan dan tuntutan agar pemerintah mengeluarkan regulasi yang lebih adil atau lebih berpihak kepada para buruh pada dua aspek: pertama, agar pemerintahan mengeluarkan regulasi yang menghapuskan sistem kerja kontrak  atau outsourcing atau alih daya dalam penyediaaan tenaga kerja; kedua, kenaikan upah buruh berdasarkan hidup layak (bukan pas-pasan atau sekedar berupah untuk bertahan hidup belaka). Setidak-tidaknya itu yang saya tangkap kala saya berbicara dengan anak-anak didik saya dan dengan sejumlah tenaga kerja yang mau berbagi dengan saya -dalam berbagai dialog yang sempat saya lakukan dalam sejumlah kesempatan -keluhan atau kecemasan mereka akan masa depan bukan saja dirinya tetapi keluarganya, sebab saban tahun harus memperbarui kontrak dan lagi harus membayar uang sekian juta rupiah agar diprioritaskan dalam pemberian kontrak-kontrak baru tersebut. Saya  berpendapat bahwa radikalisme dalam setiap kali reli panjang protes-protes dengan tuntutan angka-angka yang fantastik, erat kaitannya bagaimana mereka memandang diri mereka terhadap perusahaaan. Bahwa mereka tak lebih dan tak kurang peralatan-peralatan mesin yang disewa dari rental-rental alat-alat berat atau permesinan kebutuhan pabrik. Saya memotretnya demikian.

Tetapi kembali, apakah  yang menjadi isi doamu? Tentu hanya anda yang tahu. Jika Yesus Sang Mesias yang berdoa dalam situasi yang serba penuh ketakadilan, penindasan dan berbagai kesukaran hidup, apakah yang menjadi isi doa sang Mesias tersebut?

Maukah anda mendengarkan apakah  bunyi doa Sang Mesias itu?


Hidup Dalam Penjajahan & Penindasan : Hidup Sukar Mengejar Kenikmataan Materi, Gaji Tak Naik Sementara Hutang Melejit Ngebut

Ya... begitulah kira-kira jantung percakapan saya selama paling tidak 2 tahun saya berkesempatan mengajar dimana mayoritas anak didiku adalah buruh di kawasan industri. Saya sangat memahami posisi mereka dan saya sangat mengerti  betapa kerasnya mereka menuntut hak-hak gaji yang lebih baik dan penghapusan sistem kontrak dan alih daya atau outsourcing yang kian menjadi opsi utama dunia indsutri di negeri ini. Tetapi saya tidak akan mengulas hal ini  sebagai pokok terpentingnya, tetapi bagaimana Tuhan  pernah mengajarkan doa pada  umatnya sementara kehidupan mereka lebih tragis daripada keadaan buruh kita saat ini. Tentu saja ini adalah perspektif kebenaran di dalam Kristus yang mengikat setiap orang Kristen dan memerintah atas bola dunia ini atas segala zaman terhadap semua manusia, siapapun juga dia.

Mari kita melihat sejenak situasi yang lebih buruk daripada negeri kita dan kita sebagai buruh, tepatnya di tanah Yudea di era Yesus Sang Mesias melalui sejumlah catatan Alkitab:

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem- Matius 2:1


Siapakah raja Herodes  atau dikenal sebagai Herod The Great/ Herod The Magnus dalam Matius  2:1 tersebut? Ia adalah Raja  Yudea yang ditunjuk atau diangkat oleh imperium Roma yang bukan hanya menguasai negeri Yudea tetapi juga tempat ibadat Yahudi (baca: “Herod King Of Judea” Encyclopedia Britanica) yang secara frontal diperbandingkan  oleh Yesus terhadap dirinya: “Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (Yohanes 2:19-20).

Dan situasi semacam ini menantikan momentum perlawanan yang tidak hanya merupakan penantian belaka politik pembebasan atau kemerdekaaan tetapi telah dinantikan sebagai hal politis yang divinitas. Dan ini menjadi sebuah persilangan tajam antara Yesus yang sempat dianggap sebagai Mesias Pembebas mereka dari penjajahan tirani, seperti dalam dua dialog yang sangat tajam berikut ini:

Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"- Yohanes 12:31-34


Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.- Lukas 24:19-21

Begitulah tekanan yang melanda rakyat terjajah dan hidup didalam penjajahan bukan saja politik tetapi tentu saja ekonomi, paling tidak mereka tetap harus membayar pajak kepada penguasa penjajah. Jadi tak heran, orang seperti Zakheus sangat dibenci karena menjadi perpanjangan tangan tirani yang menghisap kehidupan ekonomi rakyat terjajah:

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."-Lukas 19:1-8

Sekarang kita melihat sebuah potret yang cukup baik untuk mengetahui seberapa besar pengharapan orang-orang Yahudi terhadap seorang Mesias yang lama dinantikan, dan apalagi oleh para murid-Nya sendiri setidak-tidaknya ada hal-hal yang menjanjikan dari Sang Mesias bagi mereka didalam doa yang diajarkannya. Tetapi mari kita mendengarkan apakah yang diajarkan oleh Yesus dalam situasi yang sangat tak adil dan terjajah atas umat-Nya sendiri? Beginilah  Yesus mengajarkan apa yang harus didoakan dalam situasi sedemikian:

Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah:
Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu.
Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."- Lukas 11:11-4



Ini adalah doa yang mengejutkan dan akan membingungkan siapapun juga, karena sementara Yesus mengajarkan doa “datanglah Kerajaan-Mu” itu tak ada sama sekali kaitannya untuk membebaskan umat-Nya dari penjajahan Roma! Tetapi mendoakan agar diampuni sebagaimana mengampuni setiap orang yang bersalah kepada mereka, dan tentu saja itu termasuk mengampuni Zakheus dan penjajah Roma itu sendiri. Siapakah yang sanggup berdoa dalam sebuah ketulusan sementara mata masih melihat Zakheus berkeliaran bahkan duduk makan bersama Yesus?!


Jangan salah mengerti! Saya harus memberikan sebuah peringatan, bahwa sementara Yesus berdiam diri atas ketakadilan yang melanda dan dirasakan umat-Nya, ia sendiri tak berdiam atas dosa  yang bekerja atas umat-Nya. Kita melihat ini pada jamuan makan yang pasti sangat mewah sebab Zakheus sangat kaya. Pada jamuan makan mewah di rumah seorang yang sangat kaya, dosa menjadi sebuah pembicaraan khusus dan dakwaan Sang Mesias atas Zakheus mendorong sebuaah pertobatan yang  akan terlampau sukar untuk dilakukan oleh orang-orang super kaya yang memiliki akses untuk dapat memberikan keadilan atau memberikaan kesengsaraan hidup pada rakyat kecil. Mari kita lihat sejenak catatan istimewa ini:

“Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."


Kita tak tahu, apa yang menjadi diskusi sebenarnya dalam jamuan makan mewah di rumah seorang kaya karena memeras. Masihkah anda sebagai seorang pendeta berani menegur jemaat anda yang kebetulan kaya raya dan memiliki akses  dan kontribusi atas ketidakadilan dan kesengsaraan rakyat? Atau lebih baik tidak usah, daripada tidak lagi disokong secara finansial? Cukup doakan saja secara diam-diam saja? Saya sangat memahami ini sebab saya sudah mengalaminya dan saya bisa memahami jika kemiskinan akibat menegur dosa jemaat yang kebetulan penguasaha sungguh menakutkan hamba-hamba Tuhan tersebut. Saya berdoa agar anda berani dan tak usah takut miskin dan bahkan mati dalam kemiskinan, sekalipun.


Yesus, bagi siapapun, terlihat diam atas ketakadilan, tetapi tidak pernah ia diam atas dosa. Dalam sejumlah sikapnya, Sang Mesias mengecam kota-kota yang penuh dengan kejahatan, atau kejahatan yang membungkam keadilan dan membungkam pemerintahan yang berpihak pada rakyat kecil. Mari kita lihat sikap Yesus terhadap kota-kota yang tidak mau bertobat:

Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."- Matius 11:20-24


Semenatara Yesus diam atau lebih tepatnya tak memimpin sebuah pergerakan yang berotot atau berpedang/bersenjata agar umatnya bebas dari penjajahan ekonomi dan jasmani, Yesus tak berdiam atas dosa-demi dosa! Datanglah Kerajaan-Mu  yang menjadi keprimeran doa yang diajarkan Yesus telah menjadi alasan yang sangat jelas dan menguatkan kita, bahwa Kerajaan-Nya yang akan menjadi hakim diantara bangsa-bangsa, di antara negara-negara dan di antara kota-kota dimana ketakadilan dielukan, dihargai, dilindungi  sementara keadilaan dan keberpihakan kepada kebenaran dan kesejahteraan umum dilawan, dikecam dan dilindas dengan penuh kebanggaan.


Dimanakah anda berdiri? Apakah anda menjadi bagian kegelapan sebuah kota, bangsa dan negara yang membiakan kejahatan dan ketakadilan, sementara anda mengaku Kristen dan bahkan mengajar di atas mimbar demi mimbar? Awasilah dirimu dan jagalah langkahmu karena  Kerajaan Bapa tidak berdiam diri terhadap dosa dan pasti melakukan perhitungan demi perhitungan.


Apakah dengan demikian tidak boleh orang-orang Kristen melakukan demonstrasi atas ketakadilan? Jawabnya boleh dan harus. Tetapi awasilah dirimu agar protesmu tidak menciptakan tirani-tirani hitam baru yang mengancam dan merusak atau menciptakan kekacauan demi kekacauan! Tuhan atas dirimu bukanlah perut dan nafsu untuk memiliki gaji  6 juta hingga 8 juta sebagai angka yang memang benar akan membuat hidup menjadi lebih baik dan lebih sejahtera, apakah iya? Jika Tuhanmu adalah perut dan nafsu maka itu omong kosong belaka! Sebagai buruh Kristen, jika anda  ikut di dalam reli protes yang besar, sebentar lagi, saya minta anda untuk mencamkan instruksi Yesus bagi anda  selama melakukan protes-protes untuk hidup yang lebih baik itu, yaitu:

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.   Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."- Matius 5:13-16

Jadi, perjuangkanlah hakmu tetapi di saat yang sama jadilah garam dan terang dunia; serukanlah keadilaan dan keberpihakan kepada kaum buruh tetapi di saat yang sama jadilah garam dan terang dunia; lawanlah penindasan dan berteriaklah atas penipuan dalam dunia kerjamu tetapi di saat yang sama jadilah terang  dunia!

Janganlah menjadi hakim sekaligus eksekutor yang bahkan melawan dan menista pemerintahan resmi dengan kekerasan dan caci maki. Jika mulutmu berdoa kepada Tuhan dan jika mulutmu menuntut keadilan, maka pastikanlah mulutmu tidak menumpahkan kekacauan dan pertumpahan darah dan apalagi sampai memprovokasi aparatur negara yang menjaga ketertiban dan keteraturan sosial dan hukum. Anda semua bukan Tuhan dan  kita semua bahkan adalah orang-orang berdosa yang seharusnyalah sadar bahwa dunia ini bukanlah mata air abadi untuk keadilan dan kebenaran. Jadi perjuangkanlah dirimu sebagai orang-orang Kristen yang telah ditebus Kristus. Jika anda adalah seorang Kristen!

Kita harus senantiasa ingat bahwa Yesus dalam menegakan kebenaran, ia sendiri sangat setia kepada hukum sekalipun ia sendiri harus tertindas:

Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.- Matius 5:17-18

Ia bahkan mengajarkan untuk memberitakan kasih kepada ketidakadilan dan manipulasi tenagamu secara semena-mena:

Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.- Matius 5:41


Sekali lagi, ini tak sama sekali menganjur berdiam atas ketakadilan! Tetapi ini menunjukan bahwa Kristus tahu sekali akan ketakadilan dan kebusukan di dunia ini dan ia memastikan semua ini di dalam perhitungan Bapa, bukan oleh kita! Perhatikan sabda Yesus berikut ini:


Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Jangan pernah berpikir, sementara kita semua masih di dunia fana yang bernatur penuh ketakdilan dan kepalsuan, lalu Yesus tak peduli atas hak-hak setiap manusi  hari demi hari. Ia tidak diam! Setiap kali Ia menerbitkan matahari maka mata-Nya memandang kepada anak-anak manusia baik yang mendatangkan kejahatan atas manusia-manusia lainnya atau yang mendatangkan kebaikan atas manusia-manusia lainnya. Jangan kuatir sobatku, Ia tahu dan Ia jauh lebih peduli darimu. Sobatku, ini bukan game-mu sebaab anda bukan penguasa berotoritas atas dunia dengan segala keinginannya. Siapakah kamu dengan keberadaanmu untuk melawan sistem yang tak  adil itu? Hanya Bapa yang berkuasa untuk masuk ke dalam game semacam ini. Jadi kalau sudah tahu, lakukanlah protesmu sebagai anak-anak Bapa yang di sorga! Percayalah, sampai hari ini, ia melakukan perhitungan atas setiap anak-anak manusia untuk mendatangkan konsekuensi-konsekuensi atas ketakadilan dan atas keadilan sementara di dunia ini!

Soli Deo Gloria



No comments:

Post a Comment