Pages

27 December 2016

Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (28/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Digembalakan Oleh Yesus Kristus Sebab Hanya Ada Satu Terang Yang Menyatakan Dunia Ini Dikuasai Kegelapan Sekalipun Matahari Bersinar Cerah

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 24Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 27”  

Sang Kristus bukan sekedar antitesa, kontraposisi atau kebalikan terhadap realitas manusia yang berada di dalam kuasa pemerintahan kegelapan; Ia bukanlah satu manusia yang berdialetika atau perlu berargumentasi dengan siapapun dengan kebenaran –kebenaran lain untuk menyatakan  bahwa kuasa pemerintahan kegelapan ada di dunia ini. Ia bahkan tak pernah mendudukan dirinya diantara manusia  sebagai  kontraposisi dari semua kedudukan manusia dalam kegelapan sehingga ia dapat  menjadi teladan bagi manusia lainnya pada bagaimana agar menjadi sebagaimana adanya Yesus yang berkontraposisi pada kegelapan. Pada semua Surat  atau Epistel yang dituliskan oleh para rasul, Yesus tak pernah didudukan sebagai kontraposisi terhadap semua manusia dan berbagai kebenaran yang bertumbuh di dunia yang berada di dalam kegelapan sehingga semua manusia berkesempatan dan berpotensi keluar berdasarkan serangkain peneladanan dan pengimitasian hidup di hadapan Bapa. Tidak demikian sebab ia telah dinyatakan sebagai sebuah keabsolutan tunggal yang mengatasi seluruh kebenaran (bandingkan dengan sabda nabi terakhir perjanjian lama, Yohanes Pembaptis: Yohanes 3:31 dan ucapan Yesus sendiri: Injil Yohanes 8:23,42). Mari kita memperhatikannya:


Roma 3:20-25 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.



Kisah Para Rasul 18:18-28 Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.  Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.


Kisah Para Rasul 19:8-10 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.  Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.


Kisah Para Rasul 19:13-19 Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus. Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuata seperti itu. Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.


Ini adalah sebuah peristiwa yang menimbulkan goncangan sosial dan ekonomi, sebab pemberitaan Yesus dan penyataan diri Yesus yang sekalipun tak lagi beserta dengan para rasul itu,secara jasmani, telah menjadi kebenaran absolut yang tak dapat diargumentasikan sehingga tak memberikan sebuah ruang berdialetika untuk melahirkan nilai-nilai kebenaran yang lebih akomodatif bagi nilai-nilai kebenaran lokal yang selama ini turut membentuk kehidupan sosial masyarakat kala itu. Ini adalah sebuah kebenaran Kristus menggoncang sebuah tatanan hidup yang dikuasai kegelapan tanpa siapapun dapat mencegahnya. Tak ada yang dapat mencegah ini: “tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui.” Menunjukan secara publik (ayat 19-20) bahwa Yesus, sementara memang tak ada lagi di dunia ini, namun pemerintahannya di dunia ini dan atas iblis dan kerajaannya, begitu kuat dan berlangsung dalam kebenaran yang kokoh di hadapan dunia dan di hadapan iblis sendiri. Ini adalah peristiwa yang menunjukan kebenaran Kristus senantiasa menghakimi dunia ini, dunia sekitarmu. Bahkan jikapun anda menutup mulutmu rapat-rapat atau mencegah agar pemberitaanmu tidak sampai menghakimi sedemikian tajam dan sedemikian menyinggung sekelompok masyarakat, Yesus yang saat ini bertakhta di sorga akan tetap menghakimi dunia ini, dunia sekitarmu dalam cara yang sama sekali tak memerlukan seorang anak Tuhan memberitakan injil apalagi sampai menghakimi, seperti ini: “Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Paulus tidak berbuat apapun secara langsung pada peristiwa yang menghakimi dan membongkar kinerja kerajaan iblis di dalam dunia ini, tetapi lihatlah kegoncangan yang diakibatkan-Nya:

This Roman theater played an important role in the riot at Ephesus against Paul and the early Christians, according to Luke’s account in Acts 19. Photo: Jordan Pickett.- kredit: biblicalarcheology.org


“Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan. Sebab ada seorang bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya. Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain dalam perusahaan itu dan berkata: "Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita adalah hasil perusahaan ini! Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa. Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada dalam bahaya untuk dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar itu, berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan kehilangan kebesarannya." Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!" Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus. Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi murid-muridnya tidak mengizinkannya. Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul. Lalu seorang bernama Aleksander didorong ke depan oleh orang-orang Yahudi. Ia mendapat keterangan dari orang banyak tentang apa yang terjadi. Segera ia memberi isyarat dengan tangannya dan mau memberi penjelasan sebagai pembelaan di depan rakyat itu. Tetapi ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!" Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: "Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit? Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak. Sebab kamu telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya.- Kisah Para Rasul 19:23-37


Perhatikan bahwa Paulus dan dua temannya, yaitu Gayus dan Aristarkhus, tidak sama sekali terbukti melakukan tindakan apapun yang sewajarnya menimbulkan kerusuhan yaitu: merampok ataupun menghujat tuhan mereka, sehingga tidak ada dasar apapun bagi pemerintah setempat untuk menggelar, sebagaiman diungkapkan oleh pejabat pemerintahan setempat seorang panitera kota: “Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: "Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit? Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak. Sebab kamu telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya” (Yoh 19:35-37). 


The so-called Beautiful Artemis statue was one of four statues of Artemis excavated at Ephesus in 1956. Measuring 5.7 feet tall, the statue dates to the Hadrianic–early Antonine periods (c. 117–150 C.E.). On either side of Artemis are female deer, and the zodiac signs appear on her upper chest. Rows of oval pendants—possibly representing bulls’ scrota—hang from her chest. These attributes, according to BAR author James R. Edwards, may represent “Artemis’s ultimate trophies in taming and subjugating the quintessential symbols of virility.” According to the silversmith Demetrius in Acts 19, the mission of Paul at Ephesus threatened the reputation of Artemis’s cult. Photo: Jordan Pickett.- kredit: biblicalarcheology.org

Pemerintahan Efesus adalah pemerintahan yang kuat dan berdiri di atas hukum sehingga tak mengijinkan digelarnya persidangan dengan belaka tuduhan penistaan agama tanpa  bukti yang paling prinsip: menghujat nama tuhan mereka  atau merampok kuil dewi Artemis. Tekanan massa yang beringas dan berteriak-teriak selama 2 jam melantunkan kemuliaan dewa mereka Besarlah Artemis dewi orang Efesus! Tak sedikitpun menggoyahkan ketegasan pemerintahan Efesus untuk menegakan hukum sehingga massa besar itu membubarkan diri tanpa berhasil mendakwa Paulus beserta 2 rekan pelayanannya:


Jadi jika Demetrius dan tukang-tukangnya ada pengaduannya terhadap seseorang, bukankah ada sidang-sidang pengadilan dan ada gubernur, jadi hendaklah kedua belah pihak mengajukan dakwaannya ke situ. Dan jika ada sesuatu yang lain yang kamu kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah. Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita menimbulkan huru-hara pada hari ini, karena tidak ada alasan yang dapat kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang kacau-balau ini." Dan dengan kata-kata itu ia membubarkan kumpulan rakyat itu.- Kisah Para Rasul 19:38-41


Kabar baik yang diberitakan oleh para rasul tak pernah berada di dalam status berdialetika agar setelah itu kuasa kegelapan memberikan hormat kepadanya, tidak demikian. Tidak demikian karena  kegelapan senantiasa berada di dalam kuasa penaklukan Kristus sekalipun Sang Kristus tak  berada lagi di dunia ini tepat sebagaimana ia berkuasa mengenai kuasa yang ia miliki:

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. – Matius 28:18


Rasul Yohanes pun tidak pernah mengenal, mendengar dan meraba Yesus sebagai Ia dan kebenarannya perlu berdialetika dengan kebenaran-kebenaran dunia ini atau kebenaran-kebenaran lokal/setempat, mengingat siapakah dunia dan bagaimanakah keadaan dunia ini. Beginilah rasul Yohanes menuturkan kembali kepada setiap pembaca epistelnya:


Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu.”- 1 Yohanes 1:1


Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan”- 1 Yohanes 1:5


Yesus bukan kebenaran yang lahir berdasarkan sebuah proses panjang dan kompleks dari dialetika dengan kerajaan kegelapan beserta dinamikanya yang bekerja di dalam setiap kemanusiaan manusia. Mengapa? Sebab ia adalah “Firman hidup” yang berkuasa penuh atas kerajaan maut sementara Ia telah datang ke dalam dunia ini [Yohanes 1:1-2,14]. Ia adalah Firman, ia bukan kebenaran diantara beragam kebenaran yang sama sekali bukan sabda Allah. Sejak era sebelum Kristus, misal pada era Musa telah begitu nyata bahwa sabda menuntut ketaatan dan jika tidak, maka manusia yang memberontak atas sabda itu akan binasa:


Bilangan 18:3 Mereka harus melakukan kewajiban mereka kepadamu, dan kewajiban mereka mengenai kemah seluruhnya; hanya kepada perkakas tempat kudus dan kepada mezbah janganlah mereka mendekat, nanti mereka mati, baik mereka maupun kamu.


Bilangan 4:19 Inilah yang harus kamu lakukan bagi mereka, supaya mereka tinggal hidup dan jangan mati, apabila mereka mendekat ke barang-barang maha kudus: Harun dan anak-anaknya haruslah masuk ke dalam dan menempatkan mereka masing-masing di tempat tugasnya dekat barang yang harus diangkat.


Keluaran 19:17-22 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa. Juga para imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah menguduskan dirinya, supaya TUHAN jangan melanda mereka."



Tidak ada relativisme dan apalagi ruang untuk berlangsungnya dialetika dengan dunia ini seolah kebenaran-kebenaran di dunia ini adalah sabda dunia yang setara dengan sabda Allah.


Uniknya, Musa pun meletakan kebenaran pada seorang “seperti dirinya” sebagai Dia yang bersabda sehingga harus didengarkan sebagaimana Allah bersabda, jika tidak akan dibinasakan:
Ulangan 18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.


Ulangan 18:18-19 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.


Nubuat ini begitu spesifik hingga pada garis silsilah yang definitif yang terangkum dalam “dari antara saudara-saudaramu” dan itu adalah Kristus sebab Sang Kristus jelas berasal dari tengah-tengah bangsa Israel, lebih tepatnya lagi berasal dari suku Yehuda salah satu dari 12  anak-anak Yakub atau Israel:


Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang jumlahnya. Anak-anak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon. Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benyamin. Dan anak-anak Bilha, budak perempuan Rahel ialah Dan serta Naftali. Dan anak-anak Zilpa, budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer. Itulah anak-anak lelaki Yakub, yang dilahirkan baginya di Padan-Aram.- Kejadian 35:22b-26


Rasul Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah dia yang dimaksudkan oleh Allah kepada Musa:
Kisah Para Rasul 3:22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.


Kisah Para Rasul 7:37 Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu.

Kisah Para Rasul 3:21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.


Yesus telah diberitakan sebagai satu-satunya Mesias yang berasal dari saudara-saudara sekandung Israel:

Kisah Para Rasul 18:15-16 Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain."


Surat Ibrani menunjukan bahwa Yesus menggenapi nubuat mengenai Mesias yang harus dari antara saudara-saudara Israel:

Ibrani 7:14 Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam.



Nabi Musa sendiri menunjukan bahwa Nabi yang akan datang itu ketika berkata telah dinyatakan Allah sebagai Allah sendiri yang bersabda dalam makna yang sebenarnya atau dalam makna literal: “Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban” (Ulangan 18:19) yang menjadi dasar tunggal bagi Allah untuk menuntut pertanggungjawaban karena tidak mendengarkannya. Allah kepada Musa menyatakan bahwa nabi yang akan datang itu, selain harus dari bangsa Israel tetapi apa yang membuatnya tak sama dengan semua nabi yang pernah ada dan tak akan pernah ada lagi adalah apa yang Allah nyatakan terkait apa yang diucapkan dari mulut nabi  tersebut: “Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya” (Ulangan 18:18). Ini membuat  nabi tersebut adalah Allah yang bersabda tanpa sebuah kemelesatan sama sekali sebab mengenai dirinya, Allah  juga menunjukan relasi-Nya dengan nabi yang dinubuatkan Musa sebagai yang begitu satu dan tak terpisahkan dengan Allah: “ia akan mengatakan segala yang Kuperintahkan kepada-Nya” dalam sebuah cara yang  menunjukan kesatuan yang tak terpisahkan: “Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya,” yang menunjukan bahwa ia tak akan pernah bersabda dari gagasan atau pikiran atau kehendak dirinya sendir sebagai  yang lain bersabda selain Allah yang lain tetapi sebagaimana Allah bersabda maka ia pun bersabda sebagaimana apa yang Allah sabdakan. Ini sendiri dinyatakan oleh Yesus secara gamblang:


Yohanes 12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.


Yohanes 12;50 … Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku


Yohanes 14:10 Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.


Itu sebabnya nabi yang akan datang atau yang telah digenapi oleh Yesus tidak pernah sama dengan semua  nabi-nabi yang pernah ada, sebab pada dasarnya Ia adalah Sang Sabda yang Bersabda sebagaimana Allah bersabda (Yohanes 1:1-2). Dan Yesus sendiri secara gamblang menyatakan bahwa Ia dan Bapa yang  bersabda kepadanya untuk disabdakannya berada di dalam relasi yang tak terpisahkan sementara dapat dibedakan sebagaimana ia menyatakannya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?” (Yohanes 14:9-10).


Itu sebabnya Allah kepada nabi Musa menyatakan bahwa  orang yang tidak mendengarkannya akan dituntut pertanggunganjawab oleh Allah sendiri bagaikan sebuah pemberontakan kepada-Nya. Yesus pun menyatakan kebenaran semacam ini yang telah dituliskan Musa kepada dirinya sendiri:


Yohanes 12:48-49 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.


Tidak pernah ada nabi yang perkataannya begitu kekal dan begitu ilahi serta begitu menghakimi seperti nabi yang dinubuatkan oleh nabi Musa, yaitu:  Yesus Sang Nabi. Pada era Yesus ada banyak orang yang meyakini ia adalah nabi yang dimaksudkan oleh Kitab Suci tetapi dalam sikap menolak sabdanya: “Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." (Yohanes 6:14).


Yesus sang Nabi bahkan menyampaikan kebenaran yang lebih utuh daripada yang disampaikan oleh nabi Musa terkait apa yang akan menimpa siapapun yang tidak menerima kebenaran yang disabdakannya:

Yohanes 8:51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."


Ini memang membuat Yesus lebih besar dari nabi-nabi  sebagaimana tanggapan masyarakat sebangsanya kala itu:
Yohanes 8:52-53 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?"


Terkait polemik ini, Yesus tak menanggapinya dengan argumentasi yang akan membawa dirinya masuk berdialetika dengan kebenaran-kebenaran yang dianut manusia, tetapi menjawabnya sebagai Ia adalah Yang Bersabda:

Yohanes 8:54-55 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.


Ia adalah Dia yang bersabda, jadi jika ia berkata barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya maka itu memang merupakan kebenaran untuk selama-lamanya, jika tidak atau lain daripada itu maka IA ADALAH PENDUSTA atau ia adalah nabi yang terlalu berani berkata dalam makna tak  berkata yang sesungguhnya atau nabi yang begitu lancang untuk berkata selain apa yang Allah perintah baginya untuk dinyatakan maka ia harus mati atau dibinasakan Allah:

Ulangan 18:20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.


Yesus bahkan menunjukan dirinya adalah ia yang telah dijanjikan kepada Abraham atau mundur  ke dia yang menjadi permulaan janji itu disampaikan secara lebih terang, dimulai dari bapak bangsa Israel itu sendiri:

Yohanes 8:56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."


Yesus sedang menunjukan bahwa dirinya adalah  jalan, kebenaran dan hidup satu-satunya dari Allah dengan menunjukan sendiri bahwa dialah yang telah dikenali Abraham berdasarkan janji dan tak pernah melihat penggenapannya secara langsung pada era hidupnya, namun sekarang sudah melihat. Coba perhatikan janji Allah pada Abraham:

Kejadian 22:15-18 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."


Terkait janji ini dan siapakah “keturunanmu” beginilah rasul Paulus menjelaskannya. Sebuah penjelasan yang taat kepada penjelasan Yesus yang menunjukan relasi dirinya dengan Abraham! Perhatikanlah ini:

Galatia 3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."


Galatia 3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus.



Yesus memang adalah satu-satunya Terang dari Allah yang menerangi segenap bangsa di dunia ini. Itu sebabnya  Yesus memiliki penuntutan kepada siapapun yang pada setiap penolakan pada sabda tuntutannya akan melahirkan sebuah penghakiman yang menantikan pada  akhir zaman. Bapa sendiri meneguhkan bahwa apa yang disampaikan oleh Yesus adalah sabda sebagaimana Allah bersabda, itu sebabnya bahkan Allah sendiri bersabda kepada dunia: dengarkanlah dia! Perhatikan ini:

Matius 17:3-5 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."


Siapakah Yesus dengan demikian, pada peristiwa yang tercatat dalam Matius 17 itu tak ada kata-kata yang memadai untuk dideskripsikan bahwa akan pernah ada di dunia ini manusia bersabda sebagaimana Ia bersabda sehingga menuntut kepada semua untuk dengarkanlah, selain apa yang kemudian menimpa mereka: Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan- Yoh 17:6, sampai Sang Penyabda Bersabda  dan menjamah mereka: Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!" (Matius 17:7).


Dialah yang menjadi kemuliaan dan keagungan pemberitaan injil para rasul sebab yang diberitakan adalah Dia yang memberikan hidup dalam menaklukan kematian dan meniadakan kuasa maut dosa sebagaimana yang dialami dan telah disaksikan oleh rasul Kristus: “Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami”- 1 Yohanes 1:2.


Harus dicamkan bahwa dalam para rasul memberitakan apa yang telah dinyatakan dan telah mereka lihat, hal tersebut bukanlah sebuah invensi yang dikembangkan oleh para rasul, tidak pernah demikian! Sebab apa yang “sekarang” disaksikan dan diberitakan, yaitu “tentang hidup kekal yang ada bersama-sama dengan Bapa” merupakan kebenaran yang telah dinyatakan kepada mereka oleh Yesus Sang Firman Hidup.  


Ada keabadian di dunia dan ada kekalan di sorga pada apakah yang sedang mereka beritakan, karena yang diberitakan adalah “Firman hidup” yang telah menyatakan kehidupan kekal yang ada bersama-sama dengan Bapa. Ini hendak menyatakan bahwa kebenaran ini tegak berdiri seabadi waktu yang ditetapkan Allah atas dunia ini dan berlangsung kekal di sorga, sekalipun para rasul tersebut telah meninggalkan dunia ini dan telah ada di sorga bersama-sama dengan Bapa pemilik diri mereka. Pemberitaan para rasul dan kebenaran keselamatan dalam Firman hidup, dengan demikian, bukan sama sekali dialetika dengan berbagai kebenaran yang memang ada di dunia ini. Tak akan ada hikmat atau gagasan, spiritualisme atau keilahian dunia ini yang sanggup berdialetika dengan-Nya? Adakah  kebenaran yang dapat berkata bahwa kebenaranku akan menghakimi pada akhir zaman?  


Mengapa bisa demikian atau mengapa bisa terjadi dalam cara yang begitu janggal hingga dapat dipahami sebagai  menyamakan diri dengan Allah sekalipun manusia, seperti pernah dihadapi Yesus secara langsung: “Aku dan Bapa adalah satu." Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."…. masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.”[Yohanes 10:30-33,36-39).


Perhatikanlah penjelasan rasul Paulus mengenai ini: “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?”-Roma 11:33-34, yang menjelaskan mengapa keselamatan harus berlangsung dalam cara yang tak akan pernah cocok dan sebangun dengan kebenaran, spiritualisme, dan intelektualitas manusia. Roma 11:33-34 adalah jawaban bagi Roma 11:25-32 tentang injil.  


Kesukaran, keberatan dan kejanggalan yang bagaimanapun dalam hikmat manusia, kemuliaan diri manusia  terhadap kebenaran ini, tak bisa sama sekali berdialetika atau tahan berdiri dihadapan kebenaran Allah sebagai kebenaran yang mampu menakar dan memeriksa Allah. Tak pernah sama sekali kebenaran Sang Mesias akan mengalami trilogi  siklus tesis-antitesis- sintesis di dalam waktu dan ruang kala berjumpa dengan kebenaran manusia di setiap zaman, sehingga kebenaran Allah itu, kemudian, seiring perkembangan zaman,  sewajarnya mengalami modifikasi berdasarkan kekinian pada ruang dan waktunya. Itu sebabnya gagasan “corpus delicti” sebagaimana yang diajukan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono telah merupakan tindakan yang begitu berlawanan dengan: “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan”-1Yohanes1:5.  








“Kami Dengar Dari Dia, Kami Sampaikan Kepada Kamu”
Inilah wujud bahwa kebenaran tentang Kristus dan keselamatan yang dibawa Kristus ke dalam dunia ini , yaitu kebenaran abadi di dunia ini dan kekal di sorga. Tidak ada sebuah dialetika atau perbantahan atau pengkinian sehingga memperlakukan Yesus dapat mengalami kekunoan atau bahkan hanya memiliki skalabilitas yang memiliki periode tertentu di dunia ini. Tidak demikian, tetapi “kami dengar dari Dia, kami sampaikan kepada kamu,” yang dilakukan dalam ketaatan dari generasi ke generasi.  


“Dari Dia.” Siapakah Dia, bagimu? Yesus, mengenai dirinya, berkata: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu"- Yohanes 8:23-24. Rasul Yohanes telah menyatakan bahwa Ia adalah Firman hidup yang telah datang ke dalam dunia dan telah tinggal diantara manusia, begitu dekat dan berkuasa penuh atas kerajaan iblis yang memerintah dunia ini sehingga didalam-Nya setiap domba kepunyaan-Nya akan dimampukan untuk melakukan perintah semacam ini: “Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat. Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia”- 1 Yohanes 2:8-16.  


Satu-satunya dasar atau pondasi pemberitaan dan pengajaran kebenaran mengenai “jalan, kebenaran dan hidup’ harus hanya dari Sang Kristus: “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu”- 1Yohanes1:1.   Dengan kata lain, jika Yesus berkata ia datang untuk memberikan hidup berdasarkan mendengarkan dan mentaati sabdanya, maka jangan pernah mengajarkan kedatangan Yesus untuk pembuktian corpus delicti. Dialah satu-satunya terang Allah sehingga tak akan pernah ada kebenaran lain yang merupakan sabda Allah. Pembuktian corpus delicti bukan sama sekali sabda yang pernah diajarkan oleh  Yesus Sang Penyabda.


dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem- Lukas 24:47

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.- Kisah Para Rasul 1:8-9

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."- Yohanes 16:13-15


Bersambung ke bagian 29 


Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah

No comments:

Post a Comment