Pages

12 December 2016

Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (20/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Yesus Datang Untuk Memberikan Hidup Yang Berkuasa Atas Kuasa Iblis di Dunia ini, Bukan Untuk Meminta anda menjadi Corpus Delicti Demi Membantu Allah yang Bercela dihadapan Iblis

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu, 10 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 19

Relasi corpus delicti ala pendeta Dr. Erastus Sabdono pada Yesus Kristus memang tidak pernah terjadi oleh satu sebab tunggal saja: Yesus tak pernah mengalami problem legalistik terhadap iblis sebagaimana yang diajarkan-Nya baik dalam wujud perumpamaan-perumpamaan dan dalam wujud konfrontasi langsung  semacam ini: “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu “(Yoh 8:43:44)” lengkap dengan penghakiman-Nya atas iblis yang berbunyi: “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta”(Yoh 8:44). Ia bahkan berkonfrontasi secara terbuka terhadap karya rejim atau pemerintahan iblis di dunia ini:

Lukas 11:14-20 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

Ketika pendeta Erastus Sabdono mengkonsepsi corpus delicti  berdasarkan Bapa mengutus Anak Tunggal-Nya ke dalam dunia untuk menanggung penghukuman dan dapat menjadi corpus delicti bagi anak-anak Allah yang dengan demikian menunjukan seharusnya anak-anak Allah dapat mentaati dan menghormati Bapa secara benar sebagaimana Yesus melakukannya, sehingga dengan demikian dapat membungkam iblis-karena Allah tak memiliki  bukti kejahatan iblis yang kokoh mendakwa dan mempidanakan secara absolut, maka Yesus menunjukan sebaliknya atau menunjukan tak ada sama sekali problem sebagaimana sangkaan pendeta Erastus, terbukti dengan pernyataan Yesus yang berbunyi: tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Yesus dan kuasa Allah ternyata berdaulat dan berkuasa untuk membuktikan bahwa iblis adalah sumber kejahatan dan penjahat utama atas segala kejahatan tanpa dapat dielakan oleh iblis dalam cara bagaimanapun. Itu oleh Yesus dikatakan sebagai kedatangan Kerajaan Allah yang  berkuasa penuh untuk membuktikan kesalahan dan mengusir secara memalukan. Jika di dunia ini saja Yesus begitu bebas mempermalukan iblis dalam sebuah tindakan ekstrayudisial (dalam pandangan dunia) maka apalagi dalam sebuah pengadilan “formal” kelak.



Itulah sebabnya penggembalaan Yesus Kristus atas para murid-murid-Nya atau bagaimana Yesus membebaskan manusia dari kematian kekal pasti bertautan dengan pelepasan dari pemerintahan maut sebagai sebuah kesatuan absolut sebagaimana sabdanya ini:

Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Kita harus memahami sebagaimana Yesus menghendaki banyak orang agar dalam memandang dirinya tak boleh melepaskan dari realitas bahwa Ia adalah Sang Penakluk kinerja dan maksud iblis atas manusia. Ketika Yesus berkata atau bersabda “sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunya hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” maka sesungguhnya Yesus secara aktual telah menggagalkan tujuan iblis atas manusia yang diselamatkan-Nya: “di dalam maut.” Apakah makna “di dalam maut” yang sedang Yesus maksudkan dapat dimengerti berdasarkan bunyi penghakiman Yesus atas siapakah iblis dan apakah tujuannya atas manusia: “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula”  (Yohanes 8:43-44).


Agenda atau tujuan iblis atas kesudahan umat manusia semacam inilah yang ditaklukan Yesus sehingga berlakulah sabda ini “Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku…. ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Pada manusia-manusia yang mau percaya dan taat kepada Yesus sebagaimana kehendak-Nya.


Jadi apa yang dapat kita lihat sebenarnya adalah ini: penggembalaan Yesus atas manusia dimulai dari siapakah dirinya terhadap iblis, bahwa Sang Mesias berkuasa untuk menghakimi dan menaklukan kinerja dan tujuan iblis atas manusia di dunia pada saat itu juga, menggagalkan tujuan penggembalaan manusia oleh iblis, yaitu: mati atau berada dalam pemerintahan dunia orang mati untuk selama-lamanya, sementara dunia ini pada realitasnya “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama hingga tiba saat bagi Yesus untuk menuai.” Pada poin inilah menjadi tidak ada dasar sama sekali untuk mengajukan konsepsi corpus delicti yang berpondasi pada keyakinan: “Allah bercela dihadapan iblis terkait barang bukti yang dapat mempidanakan iblis secara absolut.” Jadi “sesungguhnya Kerajaan Allah telah datang” benar-benar merupakan datangnya pemerintahan yang berdaulat dan berkuasa atas kehidupan manusia yang pada hakikatnya merupakan obyek perhambaan atau penggembalaan iblis menuju maut.


Penggembalaan Yesus adalah penggembalaan yang menaklukan penggembalaan maut atas manusia-manusia yang diselamatkannya sehingga dapat merespon pada panggilan dan hidup didalam panggilan yang membebaskannya dari maut. Coba bandingkan dengan sebuah mazmur yang begitu kuat mengenai realitas manusia dalam gembalaan maut:

Mazmur 49:10-15 Sungguh, akan dilihatnya: orang-orang yang mempunyai hikmat mati, orang-orang bodoh dan dungupun binasa bersama-sama dan meninggalkan harta benda mereka untuk orang lain. Kubur mereka ialah rumah mereka untuk selama-lamanya, tempat kediaman mereka turun-temurun; mereka menganggap ladang-ladang milik mereka. Tetapi dengan segala kegemilangannya manusia tidak dapat bertahan, ia boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan. Inilah jalannya orang-orang yang percaya kepada dirinya sendiri, ajal orang-orang yang gemar akan perkataannya sendiri. Sela Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh maut; mereka turun langsung ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka. Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku. Sela

Jika kita mau menundukan diri pada sabda Yesus maka kita akan melihat bahwa apa yang dilakukannya merupakan tindakan Allah yang membebaskan manusia dari cengkraman dunia orang mati. Yesus Kristus selama di dunia adalah Dia Yang Berkuasa untuk membebaskan manusia yang kehidupannya bagaikan domba yang digembalakan oleh maut.


Sejak semula Allah tidak pernah memiliki problem sebagaimana yang disangkakan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam konsepsi corpus delictinya bahwa Allah bercela dihadapan iblis sehingga bahkan Allah tak dapat berbuat apapun juga manusia selain manusialah yang harus melakukan sesuatu bagi Allah. Allah sejak semula berkuasa untuk melakukan hal yang paling fundamental bagi manusia terkait ketakberdayaannya untuk melepaskan diri dari gembalaan maut sehingga kesudahannya adalah kubur merupakan rumah mereka untuk selama-lamanya.



Penggembalaan semacam ini jugalah yang menjadi dasar bagi setiap domba atau setiap murid Kristus untuk memiliki penghidupan yang melulu berorientasi pada apakah yang menjadi kehendak Gembala Agungku tanpa sebuah kepusingan pada tuntutan tugas heroisme yang menuntut kemampu  bak superhero karena anda ketika disebutkan mau berjuang menjadi corpus delicti atau mau menjadi barang bukti bagi kejahatan iblis jelas merupakan sebuah upaya yang  bersentuhan dengan “dunia lain” atau “dunia maut,” sementara anda sendiri-berdasarkan konsepsi corpus delicti- masih berada di dalam gembalaan maut sebab sementara Yesus menanggung penghukuman tidak berkuasa membebaskanmu dari gembalaan maut. Hal yang sama sekali fantasi sebab problem yang diangkat dalam pengajaran corpus delicti, tidak pernah ada dan tidak pernah dikemukakan oleh Allah baik di  era sebelum Yesus Kristus dan di era kehadiran  Yesus dan setelah Yesus naik ke sorga duduk disebelah kanan Yang Mahabesar (Ibrani 1:3).




Digembalakan Sang Hidup Agar Hidup Bagi Allah
Sekali lagi, penggembalaan-Nya atas setiap orang beriman kepada dirinya adalah penggembalaan yang dibangun berdasarkan realitas bahwa ia berkuasa untuk memberikan hidup dalam cara menggagalkan dan menghancurkan maksud iblis untuk membawa manusia untuk sampai pada tujuan utamanya: “membunuh.” Perhatikan ini:


Yohanes 10:9-10 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.


Saat Yesus berkata: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup” maka yang hendak dikatakannya adalah ia memberikannya dengan cara menggagalkan dan menghancurkan secara telak: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.” Ada Yesus Sang Pemberi Hidup dan ada Pencuri  Pembinasa. Jadi  tujuan Yesus ke dunia ini pada pondasinya adalah menaklukan dan memorakmorandakan kinerja ibli atas manusia-manusia yang diselamatkannya.


Bagaimana kekuatan Yesus dalam menghancurkan kinerja iblis, apakah ada kemungkinan iblis melihat cela pada kinerja Yesus yang dapat dimanipulasi pada masa depan, mungkin saat gembalaannya telah meninggal di situ iblis bisa merebutnya? Menjawab ini, coba perhatikan ini:


Yohanes 6:37-40 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."


Yohanes 10:27-30 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu."


Teks-teks di atas adalah teks-teks yang menunjukan KEAMANAN KESELAMATAN SETIAP ORANG PERCAYA baik saat ia masih hidup atau saat ia sudah meninggal dan sedang menunggu saat kebangkitan daging pada hari yang telah ditentukan Allah kelak. Teks-teks tersebut tidak sedang mengindikasikan “apapun dosamu dan tak peduli apakah engkau peduli dengan dosa atau tidak, atau apakah anda berpesta dalam dosa” anda tetap milik Kristus; teks-teks ini tidak sedang membicarakan keamanan keselamatan atau kepastian keselamatan selama-lamanya dalam cara sedemikian negative sebab itu akan bertentangan dengan pertama-tama dan satu-satunya: bahwa anda telah berada di dalam gembalaan Tuhan bukan berada di dalam gembalaan iblis, dan anda mendengarkan suara gembla agungmu untuk diikuti atau ditaati. Tetapi hal yang paling prinsipil bahwa hal ini bukan soal “sekalipun aku berdosa semerah kermizi maka Tuhan pasti tak menolakku” –yang mana ini sama sekali omong kosong-  adalah pada penekanan Yesus yang begitu kuat: “SEORANGPUN TIDAK AKAN MEREBUT DARI TANGANKU.” Mengapa Yesus mengindikasikan keberadaan seseorang yang dapat merebut gembalaannya sementara ia adalah gembala agung atas para dombanya? Untuk memahami ini maka kita harus memperhatikan pernyataan Yesus berikut ini:


Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan- Yohanes 10:10


Siapakah pencuri yang dimaksud oleh Yesus itu? Yang berkuasa untuk membunuh dan membinasakan? Jawabannya ada di dalam penjelasan Yesus berikut ini:


Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.- Yohanes 8:44

Harus kembali diperhatikan bahwa bagaimana Yesus menyelamatkan manusia-manusia yang diselamatkannya adalah sebuah tindakan penggagalan dan penghancuran tujuan penggembalaan iblis atas manusia-manusia untuk berakhir  dalam dunia orang mati selama-lamanya.


Ketika Yesus berkata dalam penjaminan bahwa setiap yang diserahkan Bapa pasti tidak akan binasa selama-lamanya, itu menunjukan bahwa kinerja penyelamatan Yesus dan hasilnya memang sama sekali tak bercela dihadapan iblis. Kinerja penyelamatan Yesus, dengan demikian, tak memiliki celah yang bagaimanapun untuk bisa dimanipulasi oleh iblis sehingga dapat menjadi berada di dalam kepemilikannya. Mengapa tak bercela secara demikian? Jawabnya: karena Bapa sendiri tak bercela dihadapan iblis pada saat itu juga dan pada saat ini juga dan tentu saja pada saat yang akan datang selama-lamanya sebagaimana sabda Yesus ini:


Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa

Lebih besar dari siapapun termasuk dari pencuri yang  berkuasa untuk membunuh dan membinasakan manusia.


Jaminan semacam ini nilai signifikannya akan terang benderang pada pengajaran Yesus yang telah kita pelajari sebelumnya yang berbunyi:


Matius 13:26-30 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."


Bagaimana mungkin Allah dapat menjamin kegenapan “pada waktu itu…..kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku” sementara dalam durasi penantian yang begitu panjang dan melelahkan si Jahat dapat bebas mengerjakan segala yang jahat untuk merusak tanaman-tanaman gandum milik Kristus dalam sebuah ketetapan “biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.”


Sehingga pada poin ini, kita juga dapat mengerti bahwa teks-teks ‘seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” bertaut tak terpisahkan pada bagaimana Yesus berkuasa untuk menggagalkan dan menghancurkan kerja penggembalaan maut untuk membawa manusia yang mau diselamatkan Yesus berujung pada maut untuk selama-lamanya. Sebuh kinerja Anak Allah yang tak bercela pada sepanjang waktu hingga hari pembangkitan pada akhir zaman atau hingga tibanya saat bagi Yesus untuk menuai kepunyaan-Nya. Jadi, sekali lagi, tidak sedang menganjur sebuah kehidupan berpesta pora demi hasrat daging atas nama keselamatan kasih karunia.


Penggembalaan Kristus sendiri harus dipahami sebagai penggembalaan yang menciptakan kehidupan yang menuntut domba-domba-Nya untuk memperhatikan apakah kehendak-Nya yang harus dihidupi hari demi hari berdasarkan ketaatan. Kita harus memahami bahwa ketaatan bukanlah basis bagi terjaminnya si domba tidak akan lagi direbut oleh iblis, sebab basis penggagalan tujuan iblis atas manusia yang diselamatkan adalah berdasarkan tindakan Sang Kristus menggagalkan  dan menghancurkannya secara permanen dan tanpa cela yang bagaimanapun juga. Tetapi  jelas sekali jikalau ada yang mengaku domba tetapi realitasnya hidup dalam gembalaan maut maka pasti ia pada satu waktu akan mengundurkan diri dari gembalaan sabda Yesus dalam wujud yang paling halus hingga apa yang dapat disebut sebagai murtad. Perhatikan ini kembali: “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku…dan mereka mengikut Aku”- Yohanes 10:27 merupakan kehidupan otentik, artinya tidak ada keantaraan seperti “melayani dunia ya dan sekaligus melayani Tuhan,” tidak bisa! Sebab Yesus berkata: “domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku.” Ini penting sebab dasar seorang murid Tuhan untuk melakukan perjalanan di dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” ada pada apakah saya dan anda memperhatikan suara atau kehendak-Nya yang sekarang sudah dapat  kita jumpai secara tertulis di dalam Alkitab. Kalau anda tidak memperhatikan apakah suara atau kehendak-Nya bagimu sebagai domba, lalu apa yang menjadi dasar kepengikutanmu atau  bagaimana anda dapat melihat diri anda sendiri sedang menggenapi “Aku mengikut  Yesus.” Tugas utama domba di dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” adalah mengarahkan diri pada apakah kehendak Yesus sebagai dasar kita melakukan perjalanan yang merupakan mengikut Yesus. Tentu saja, dengan demikian, perjalananmu akan bermuatan apakah yang Tuhan kehendaki atau apakah yang merupakan pengharapan Allah tertinggi untuk engkau lakukan sementara melakukan perjalanan di muka bumi ini menuju tempat yang telah disediakan dan ditentukan oleh sang gembala agung itu: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput”- Yohanes 10:9.


Hanya dalam cara itulah gembalaan atau para domba atau setiap pengikut Kristus akan aman dan dapat bertumbuh atau semakin lama semakin memiliki pengetahuan yang benar akan Allah dan semakin serupa dengan Yesus sebab kedewasaan bertumbuh dan mampu memadang apapun di dunia ini tak bernilai dibandingkan memiliki kehidupan di dalam penggembalaan Yesus! Bandingkan dengan apa yang rasul Paulus nyatakan berikut ini:


Filipi 3:8-16 “… Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.

Kita harus mengetahui bahwa apa yang dituliskan Paulus ini adalah kehidupannya yang sungguh-sungguh berbuah bagi Kristus sekalipun ia hidup di dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama yang terjadi berdasarkan larangan Yesus kepada para pekerja-pekerjanya yang menawarkan diri untuk menghancurkan pekerjaan si Jahat.”  Apakah wujud pada Paulus dunia “gandum dan lalang tumbuh bersama-sama” dapat kita temukan dalam apa yang dituliskannya ini:

Filipi 1:12-14 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.


Filipi 1:20- Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.


Seorang domba yang digembalakan oleh Yesus pasti akan bertumbuh hingga ke puncak keberbuahan yang dikehedaki oleh Sang Gembala Agung. Perhatikan bahwa pertumbuhan rohani Paulus dalam gembalaan Yesus telah memampukan dirinya menulis hal semacam ini:

- Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya

- Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh

- Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan


Telah dituliskannya sementara ia sedang dipenjarakan dalam cara yang jauh dari situasi jiwa yang berbahagia apalagi merdeka. Semua itu dapat terjadi sebab penggembalaan Yesus atas setiap dombanya adalah penggembalaan yang berdasarkan pembebasan manusia dari pemerintahan  iblis dan berdasarkan penggembalaan yang memberikan pertumbuhan di dalam mentaati dan di dalam menjadi serupa dengan Kristus yang  taat hingga kematian untuk memperoleh kebangkitan dari antara orang mati. Kematian dan Kebangkitan Kristus adalah mahkota bagi Paulus untuk menuliskan surat semacam itu dan dasar kokoh untuk menuliskan pernyataan yang tak mungkin untuk juga anda ucapkan seyakin Paulus yaitu: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.


Harus diperhatikan bahwa penggembalaan oleh Yesus pasti akan menghasilkan sebuah penuntutan yang menjadi pokok atau pangkal bagi setiap domba untuk bertumbuh di dalam mendengar dan mentaati firman Yesus sebagai dasar kepengikutan kita di dunia ini. Perhatikan pokok atau pangkal pertumbuhan bagi setiap domba sementara masih hidup didunia “gandum dan lalang tumbuh bersama”:


”Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”- Matius 16:24.  


Pokok pertumbuhan murid-murid Yesus dimulai dengan siapakah yang menjadi gembalamu dan bagaimana si domba belajar tunduk dalam didikan atau instruksi Yesus, bermula dari: “sangkal dirimu,” lalu “pikul salibmu,” lalu “ikutlah Dia.” Kita harus paham bahwa “pikul salibmu” disini bukan sama sekali “pemikulan salib Yesus yang membuahkan keselamatan” selain sebuah penuntutan keberserahan ke dalam ketaatan pada apa yang menjadi kehendak Yesus bagimu, tak ada lagi di situ “aku-ku” atau “harga diri-ku” atau “agenda hidup-ku” selain mati terhadap diri untuk hidup bagi kehendak Yesus sebagai Gembala Agungmu.



Dua realitas, dengan demikian, telah disibakan atau ditampilkan di dalam kegelapan dunia ini oleh Yesus pada manusia-manusia di dunia ini: pertama:  mereka yang berbapakan iblis  dan kedua: mereka yang menjadi pengikut Yesus berdasarkan ketaatan pada apapun tuntutan suara gembala itu. Menjadi pengikut Yesus merupakan kontra sangat tajam terhadap kehidupan manusia yang berbapakan iblis pada apakah yang menjadi kesudahannya [kembali bandingkan pada: apakah tujuan penggembalaan iblis atas manusia pada Yohanes 8:44; Yohanes 10:10, dan apakah tujuan penggembalaan Yesus atas manusia pada Yohanes 10:9,11,14-15]. Sehingga sekalipun hidup bersama-sama di dunia tetapi tak akan pernah memberikan sedikit saja ruang bagi iblis untuk kembali menguasai setiap orang beriman gembalaan Yesus, atau iblis tak akan pernah kembali berpeluang membapaki para domba Kristus sementara memang sangat benar mereka masih perlu terus bertumbuh untuk kian dewasa dan kian kuat sebagaimana yang dikehendaki Yesus sampai ia menutup mata di dunia ini. Harus dicamkan di dunia kita saat ini pada dunia “biarkanlah gandum dan lalang tumbuh bersama,” Sang Kristus tetap menggembalakan para dombanya sementara mereka harus melakukan perjalanan mereka sendiri (maksudnya: tak sebagaimana saat Yesus meyertai 12 rasul secara jasmaniah) di dunia ini berdasarkan hidup didalam ketaatan pada apa yang disabdakan Kristus, sebab itulah makanan mereka di sepanjang perjalanan  yang akan memastikan diri merkea tak akan kehilangan energi untuk terus berjalan dan terus bertahan dan tak lelah dan tak jenuh sehingga berhenti dan menyerah total untuk terus membangun kehidupan yang lebih baik sementara deraan kegagalan, deraan kekecewaan dan deraan rasanya mau mati saja, bisa muncul dan mewarnai perjalanan hidup masing-masing kita sebagai anak-anak Allah, adalah firman Tuhan. [bukankah Yesus berkata bahwa: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah- Matius 4:4" dan “Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya- Yohanes 6:48-51]



Itu sebabnya bagaimanakah Kerajaan Allah menggembalakan semua kepunyaannya di bumi ini dan  bagaimana seorang manusia dapat masuk dalam penggembalaan Kristus, dengan demikian, harus dikatakan: harus berlangsung dalam sebuah pertemuan yang eksklusif antara dirinya dan Yesus. Tetapi dimanakah perjumpaan itu berlangsung akan menjelaskan secara kuat bahwa mustahil relasi Yesus terhadap orang percaya adalah corpus delicti. Sabda Yesus ini menjelaskan dimanakah perjumpaan itu berlangsung dan siapakah yang menjumpai siapa:

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup- Yohanes 6:24


Perjumpaan itu terjadi “di dalam maut” sebab begitulah realitas manusia, sehingga siapa yang berkuasa untuk menjumpai sangat bergantung pada siapakah yang berkuasa atas maut. Jika manusia yang berkuasa atas maut maka manusia yang dapat meninggalkan maut untuk mendatangi kehidupan; jika Yesus yang berkuasa atas maut maka Yesuslah yang berkuasa untuk mendatangimu di dalam maut dan lalu membebaskanmu. Dan jelas bagi kita sebagaimana Yesus sudah bersabda bahwa Dialah yang berkuasa atas maut sehingga berdaulat untuk membebaskan setiap tebusannya dalam keotentikan tak bercela dan tak akan pernah bisa bercela sehingga iblis dapat menyeretmu kembali kepadanya sekalipun anda tidak mau dan sekalipun anda begitu berbudi pekerti. Kita harus paham bahwa pembebasan dari kuasa maut tidak memperhitungkan kebaikan dan perjuangan moralitas sebagai berkuasa untuk mengusir pemerintahan iblis di dunia ini, dan Yesus sendiri menyatakan dasar  bagi manusia untuk mengetahui realitas ini adalah sabdanya yang berbunyi:

Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.- Yohanes 8:42-44


Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah."- Yohanes 8:47


Yesus ketika menghendaki manusia-manusia jika mau mengikutnya, harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut dia, bukan agar manusia-manusia itu dapat menjadi corpus delicti atau menjadi bukti kejahatan untuk membungkam iblis dalam pengadilan Allah sebab Allah tak membutuhkan kemampuan manusia dalam menyediakan bagi Allah serangkaian alat-alat bukti yang asalnya dari dunia ini dan, yang terutama, kita sudah mempelajari bahwa Allah dan Yesus tak memiliki problem sebagaimana yang disangkakan oleh pendeta Dr. Erastus, tetapi siapa yang dapat memenuhi instruksi Yesus pasti membuktikan ia berasal dari Allah, dan jika sebaliknya maka berasal dari atau berbapakan iblis.



Bersambung ke  Sepuluh bagian ketiga, bagian 21



Sepuluh Bagian Kedua Telah Selesai


Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah

No comments:

Post a Comment