Pages

05 July 2016

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-6)

Oleh: Martin Simamora

YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-6)”




Relasi  Yesus terhadap hukum Taurat sebagai dirinya yang menggenapi sehingga tidak ada satu bentuk ke-antara-an antara dirinya dengan hukum Taurat, tak hanya:

Matius 5:17 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.


yang menunjukan apakah tujuan kedatangan Yesus itu, bahwa Ia dan firman yang telah dituliskan oleh para nabi itu, sama sekali tak terpisahkan, tetapi juga,  oleh pernyataannya itu, maka kitab-kitab suci itu sendiri sama sekali tak akan berarti atau belaka pepesan kosong,jika tanpa penggenapan yang terletak hanya pada dirinya:

Matius 13:17 Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.


Bahkan bahwa dirinya adalah satu-satunya penggenap   hukum Taurat, kitab para nabi dan Mazmur, merupakan kebenaran yang diberitakan kepada banyak orang, sebagai sebuah sentral dan struktur utama tunggal dalam kebenaran yang harus diberitakan kepada manusia. Dalam hal itu, Yesus menekankan kebenaran ini adalah soal hidup atau mati, seorang bahkan dinyatakan murtad atau tidak, berdasarkan penerimaan dan kesetiaan pada kebenaran Yesus adalah penggenap tunggal hukum Taurat dan kitab para  nabi:

Matius 13:18-23 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."


Yesus adalah firman tentang kerajaan sorga. Nabi Yohanes Pembaptis menyatakan kebenaran ini berdasarkan ketetapan nabi Yesaya atas dirinya dan  atas siapakah Yesus:

Matius 3:1-Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."


Yesus adalah penggenap segala kebenaran dalam kitab suci, dalam sebuah cara yang menunjukan bahwa tanpa kedatangan kerajaan Allah sebagai satu-satunya yang menggenapi kehendak Allah, maka semua itu adalah omong kosong. Para nabi perjanjian lama dengan demikian hanyalah sebuah mulut penuh dusta kala menyampaikan kebenaran dan tanpa penggenapan:

Ulangan 18:20-22 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."


Jadi harus dipahami bahwa pernyataan Yesus dalam Matius 5 bahwa dirinya datang untuk menggenapi bukan untuk meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi, tak lepas dari Ulangan 18:20-22. Inilah dasar utama ketunggalan kebenaran dan jalan keselamatan itu, telah dipancangkan Allah  di dunia ini melalui  nabi-Nya.


Kita harus tahu dan mengerti bahwa peringatan pada Ulangan 18:20-22 tepat mengenai janji kedatangan Sang Mesias itu sendiri, seperti apakah dia itu:


Ulangan 18:17-19 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.


Matius 13:18-23, dengan demikian, pada dasarnya sedang menggambarkan realitas “orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang diucapkan nabi itu demi nama-Ku, daripadanya akan kutuntut pertanggungjawaban.” Betapa krusialnya kebenaran itu sehingga si jahat sangat berkepentingan untuk menjegal keberbuahan  kebenaran Yesus adalah Sang Pengenap Hukum Taurat pada diri manusia. Yesus adalah Penggenap, memang benar-benar telah mendatangkan sebuah oposisi pada maksud Yesus dan pada orang yang sedang mendengarkan kebenaran itu atau menerima penaburan benih kebenaran itu. Para pendengar,dengan demikian, memerlukan penjagaan dari Sang Gembala untuk menghadapi ancaman si jahat yang berjuang untuk menjegalnya. Pada momen yang dapat berbuah 30x, 60x dan 100x harus diperhatikan sebagai  Allah yang melahirkan kuasa perlindungan atas setiap anak-anaknya yang berbuah begitu lebat sebagaimana maksud si pemilik benih kebenaran itu.


Rasul Petrus setelah genapnya janji Yesus akan kedatangan Roh Kudus di Yerusalem, berkhotbah begini:


KPR3:18-Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati.


Yesus Datang Untuk Menggenapi Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi Bukan Untuk Menyatakan ada  Lebih Dari Satu Jalan, Sebab Keselamatan  Jiwa Manusia Hanya Ada Di Dalam Kuasa Kematian dan Kuasa Kebangkitan Pada Dirinya

Sehingga harus dikatakan bahwa penggenapan atas kitab suci sebagaimana yang dinyatakan Sang Kristus telah menempatkan dirinya sebagai satu-satunya kebenaran, bukan Ia adalah pelengkap pada kebenaran yang terdahulu. Dalam perjanjian lama, ia telah ditetapkan, bahkan melalui mulut Musa, bahwa IA saja yang harus didengarkan dan jika tidak tak akan mendapatkan hidup:


Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban


Dalam Kitab-Kitab Musa, Sang Mesias itu kala datang akan menjadi satu-satunya kebenaran karena setiap ucapannya adalah standard kebenaran dan siapapun yang tidak menerimanya  akan menghadapi tuntutan dari Allah untuk mempertanggungjawabkan penolakan terhadap diri dan perkataan nabi, yang perkataannya memiliki kuasa untuk melakukan penghakiman yang melampaui apa yang diatur dalam Taurat [sebab taurat tidak memiliki bagian kegenapan dirinya sendiri]. Sekarang perhatikan Yesus kala menjelaskan nubuat yang diucapkan oleh Musa itu:


Yohanes 5:39-40Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Yohanes 5:46Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.


Ia nabi yang berbeda, karena nabi ini bukan sekedar menyampaikan apa yang telah Tuhan sampaikan, namun nabi ini  menyampaikan perkataan yang bersumber dari dirinya sendiri, bukan berdasarkan semata pada apa yang telah dituliskan sejak zaman dulu, untuk  menunjukan, pertama-tama, memang dirinyalah Sang Penggenap hukum Taurat itu. Sehingga inilah yang didengarkan oleh orang-orang Yahudi dari mulut nabi ini bahwa Ia berkuasa untuk menetapkan kebenaran-kebenaran yang telah diterima oleh orang-orang Yahudi berdasarkan penetapannya sendiri:

Matius 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

 Ia satu-satunya yang tahu, apa yang pada hukum Taurat yang “belum semuanya terjadi.” Di sini, Yesus bukan sekedar mengklaim otoritas kebenaran tunggal atas Kitab Musa, tetapi Ia satu-satunya YANG MAHATAHU atas apa yang belum semuanya terjadi, bahkan dalam durasi sepanjang langit dan bumi ini eksis.

Matius 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.


Ia, bahkan, berkuasa pada dirinya dan perkataannya untuk menetapkan standard kebenaran pengajaran dalam hukum Taurat bagi para guru kitab suci itu. Ia menjadi hakim atas  para guru yang menentukan  posisi yang paling rendah dan posisi yang tinggi dalam kerajaan Sorga.

Tak hanya itu, Ia juga telah menghakimi, bahwa tak ada didapatinya satu saja dari para guru kitab suci atau guru Taurat yang layak untuk mendapatkan tempat paling rendah dalam Kerajaan Sorga, apalagi para jemaah. Perhatikan penghakiman Yesus ini:

Matius 5:20Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.


Segera setelah Yesus menyatakan dirinya adalah Sang Penggenap, maka Ia segera melakukan penghakiman besar: bahwa tak ada satupun didapatinya  manusia-manusia itu dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga bahkan untuk posisi paling rendah berdasarkan ketaatan yang sangat suci tanpa boleh ada sekali saja kebercelaan dalam implementasinya terhadap hukum Taurat. Beginilah kegagalan semua manusia untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga berdasarkan ketaatan melakukan hukum Taurat berdasarkan perkataan atau sabdanya semacam ini:


Matius 5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.


Hal seperti inilah yang dimaksud dengan: “Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.” Wujud penuntutan pertanggungjawaban itu berujung pada penghakiman kekal dalam dunia kematian selama-lamanya. Sebuah keadaan yang begitu mustahil untuk sekedar memiliki peluang untuk hidup dalam dunia (bumi dan langit baru) yang akan datang setelah penghakiman akhir selesai dilangsungkan. Penolakan terhadap kebenarannya akan mendatangkan kehidupan dalam balutan maut, sebagaimana Yesus sendiri menyatakannya:

Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Dalam Matius 5:19-47, begitu jelas bahwa penggenapan oleh Yesus Kristus, sama sekali tak menempatkan hukum Taurat sebagai kebenaran yang berjalan terpisah, seolah tetap sebagai kebenaran yang hidup dan berkenan dihadapan Bapa. Tidak demikian, sama sekali.


Yesus Sang Penggenap hukum Taurat bahkan menempatkan dirinya adalah Bait Allah sejati, dimana  hukum Taurat dibacakan dihadapan jemaat:


Yohanes 2:18-21 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.


Tempat bersemayamnya kekudusan Tuhan, kebenaran atau hukum Tuhan, dan kehadiran kemuliaan-Nya, kini berada pada diri Yesus!? Yesus memang sedang melakukan hal yang begitu penting di sini: menempatkan dirinya sebagai satu-satunya sumber kebenaran dan keselamatan, bukan lagi pada bangunan Bait Allah dimana berita kebenaran dan berita keselamatan yang dijanjikan Allah selama ini diberitakan sebagai sebuah penantian suci.

Bait Allah memang benar-benar dirinya, sebab Ia bahkan terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Farisi menyatakan dirinya adalah Sang Hakim atas kebenaran sebab Ia sendiri adalah “tempat” dimana Tuhan bersemayam sepenuhnya dalam dirinya:


Lukas 6:6-9Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"


Pada episode ini, Yesus telah menunjukan di hadapan rumah ibadat dan para ahli Taurat beserta orang-orang Farisi, bahwa Ia adalah sumber kehidupan yang  menyelamatkan nyawa orang. Dalam hal ini merupakan bukti terabsolut dan tak dapat digugat bahwa tindakannya yang dinilai melawan kebenaran itu adalah sebuah keniscayaan dalam penghakiman para ahli taurat, sebaliknya nyata sebuah tindakan yang berkenan pada Allah. Sang Penggenap, ketika berkata Ia adalah penggenap, memang berkuasa melakukannya karena ia berkuasa untuk itu:” "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"

Yesus Sang Mesias telah datang ke dalam dunia ini tak sama sekali, kemudian, untuk menghadirkan dualistis atau keduaan kebenaran dari Allah. Pada kasus ini berikut ini, Yesus menempatkan dirinya mengatasi  apa yang merupakan sumber kebenaran atau kebenaran Allah sendiri:

Matius 12:1-8 Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."


Yesus ketika menjadi penggenap  hukum Taurat dan kitab para nabi, maka ia:
-melebihi Bait Allah
-Tuhan atas hari Sabat


Tentu saja ini bukan kebenaran yang menyenangkan bagi manusia, kala ada Anak Manusia yang menyatakan dirinya adalah Tuhan atas hari Sabat dan melebihi Bait Allah, sebab dengan demikian ia secara tak langsung menyatakan dalam kemanusiaanya ia pun sepenuhnya Allah! Ia melebihi Bait Allah? Ia adalah Tuhan atas hari Sabat? Bukankah dengan demikian Ia Tuhan yang tak perlu tunduk pada hari Sabat dan Bait Allah?

Matius 12:14  Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia.

Maka memang yang lahir lebih dari sekedar ia ditetapkan menjadi sumber perbantahan, tetapi menimbulkan kebencian yang berujung rencana pembunuhan atasnya!


Ketika Yesus adalah Sang Penggenap Kitab-Kitab Suci, maka Ia juga adalah hakim yang menghakimi setiap penolakan, menggenapi apa yang telah dinyatakan oleh nabi-nabi perjanjian lama:


Matius 12:15-Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. (12-15b) Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.


Di dalam kemanusiaan Yesus  yang sejati itu, berdiam Allah dalam kepenuhan yang total tanpa penyusutan: “Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya,” dengan otoritas akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Penggenapaan Yesus atas kitab-kitab Suci dalam dimensi  Ia melebih Bait Allah dan adalah Tuhan atas hari Sabat telah menjadi fondasi kokoh bahwa Ia dapat menjadi hukum atas segala bangsa. Tak ada kebenaran-kebenaran atau jalan-jalan lain di luar Kristus dan juga iman Kristen berdasarkan kebenaran Kristus.


Berdasarkan penggenapan yang demikianlah, Ia memang benar-benar berkuasa untuk menyelamatkan banyak orang dari segala bangsa berdasarkan keberimanan kepada dirinya bahwa Ia adalah Juruselamat yang berkuasa menggenapkan segala rencana dan kehendak Allah, yang telah dinyatakan oleh para nabi sejak zaman dahulu. Perhatikan pernyataan nabi Yesaya berikut ini:


Matius 12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan  hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."


Penggenapan oleh Yesus, termasuk kehendak Allah bahwa hanya didalam dirinya saja keselamatan itu datang mengatasi ketakberdayaan manusia dan meredakan murka Allah dalam kematiannya sehingga pendamaian dengan Allah pada manusia-manusia itu, lahir dari dalam diri Yesus Kristus. Perhatikan bagaimana Yesus menyatakannya berdasarkan kehendak Allah dalam catatan para nabi perjanjian lama:


Matius 12:38 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!



Penggenapannya pada hukum Taurat dan kitab para nabi,dengan demikian, menunjukan bahwa kegenapan kehendak Allah akan keselamatan manusia itu berdasarkan dirinya dan sabdanya  yang melakukan pekerjaan Allah  untuk menyelamatkan manusia dalam kematian dan kebangkitannya. Siapa yang mendengarkan perkataannya akan memiliki kehidupan Allah, yang tidak mendengarkannya akan mengalami kebinasaan sebagai upah atas penolakan manusia terhadap diri Yesus sebagai pokok kebenaran hidup dari Allah.



Bersambung ke bagian 6.H


AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


The cross transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform the cross


[dari seorang teolog yang saya lupa namanya]

No comments:

Post a Comment