Oleh: Martin Simamora
“Kompleksitas
Etimologi Dosa Tidak Hendak Menunjukan Keberagaman Jalan Keselamatan, Sebab
Hanya Ada Satu Yang Dapat Menarik Keluar Manusia Dari Kuasa Dosa (6.A)”
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.O)”
Senyata apakah Yesus Sang Mesias itu adalah Terang Dunia
dan senyata
apakah bahwa manusia itu
berada di dalam ketakberdayaan atas apa yang hanya Allah bisa mengatasinya
sehingga dapat disebut Juruselamat manusia. Dua realitas itu dapat dikerucutkan menjadi: seluas
apakah keselamatan yang dikerjakan oleh Sang Mesias itu bagi manusia.
Jawaban cepatnya: seluas dan melampaui kayanya terminologi-terminologi dosa
yang digambarkan begitu tajam pada sejarah manusia oleh para penulis
Kitab-Kitab Suci itu.
Yesus Sang Mesias itu
menunjukan hal itu dalam nada-nada yang penuh peringatan dan penuh penegasan
akan 2 realitas itu yang secara langsung berkait dengan dirinya sendiri,
sebagaimana telah ditunjukannya dalam pernyataan ini:
Yohanes
8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Yohanes
12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan
apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak,
sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Yohanes
12:28-30 Bapa, muliakanlah nama-Mu!"
Maka
terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan
memuliakan-Nya lagi!" Orang banyak yang berdiri di situ dan
mendengarkannya berkata, bahwa itu
bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah
berbicara dengan Dia." Jawab Yesus: "Suara itu telah
terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.
Peristiwa Yohanes
12:28-30 adalah momentum termulia di hadapan orang banyak tepat
saat dia menyatakan bahwa tujuan
kedatangan-Nya ke dunia ini terkait dengan ketakberdayaan manusia dengan mengalami
apa yang menjadi ketakberdayaan manusia itu [Yohanes 12:27] untuk pada akhirnya menaklukannya hanya
pada dirinya sendiri, secara kokoh di hadapan penguasa dunia tanpa perbantahan.
Menjadikan diri Sang Mesias sebagai satu-satunya keselamatan atas penguasaan
kuasa dosa yang begitu kaya dengan karya mautnya atas manusia, tepat
sebagaimana telah dilukiskan oleh para penulis perjanjian lama. Ia sendiri,
bahkan, menyelenggarakan penghakiman atas penguasa dunia ini:
Yohanes
12:31 Sekarang berlangsung
penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan
ke luar
Ia memiliki keluasan
penanggulangan dosa melampaui keragaman
terminologi-terminologi dosa itu sendiri, karena Ia saja yang berkuasa untuk
menghakimi bapa segala kuasa untuk perbuatan-perbuatan dosa tersebut, sekaligus
menghempaskan takhta penguasa dunia beserta kuasa dosanya.
Dosa Bukan Soal Leksikal Beserta Keragaman Terminologinya,
Sehingga Menunjuk Pada Banyak Jalan Menuju Keselamatan
Kematian Yesus
adalah ketetapan Allah yang menunjukan
bagaimana penghakiman atas penguasa
dunia ini harus berlangsung. Apakah hasil penghakiman itu, adalah: “penguasa
dunia ini akan dilempar keluar,” yang menunjukan bahwa kekuasaannya atas
manusia telah dilucuti oleh Sang Mesias. Inilah yang melahirkan pada dirinya kuasa
untuk menyelamatkan manusia, menyebabkan individu-individu dapat ditarik datang kepada-Nya. Dapat ditarik datang kepadanya harus
diperhatikan sebagai realitas manusia yang berada di bawah pemerintahan
penguasa dunia yang secara kokoh mencengkram dirinya sehingga tak dapat
melepaskan dirinya dari pengendaliannya [untuk
memahami ini,bacalah kembali “Tinjauan Pengajaran Pdt. Erastus bagian 5.i”]. Sehingga sebetulnya pada salib itu
bukan sekedar berlangsungnya kematian seorang manusia bernama Yesus sebagaimana
Kitab Suci telah menyatakannya, tetapi merupakan bagaimana Allah telah melakukan
penghakiman atas penguasa dunia ini yang
vonisnya: telah dijungkalkan
dari singgasananya. Oleh karena itu, peristiwa penarikan manusia-manusia itu untuk ditarik kepada Sang Mesias,
juga merupakan peristiwa yang harus dipandang sebagai eksekusi keputusan
pengadilan atas penguasa dunia ini yang memberikan dasar kokoh hingga pada
penghakiman akhir. Sang Iblis tak dapat menggugat siapapun yang telah ditarik
oleh Yesus bagi dirinya sendiri, sebab itu bukan seperti pencurian atau
pemaksaan yang begitu kacaunya, tetapi merupakan penghakiman yang penuh kuasa
dan berlangsung dengan menghadirkan sang terdakwa utama: Iblis itu sendiri. Itu
sebabnya kemudian dapat dipahami pernyataan Yesus ini: “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku,
tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah
kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah
diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada
akhir zaman- Yoh 6:38-39.” Dasar semua itu adalah penghakiman dengan hasil
yang begitu sempurna hingga pada kekekalan itu sendiri.
Jadi, dalam
kematiannya yang begitu nista didepan mata manusia dan mengundang begitu banyak
pengolokan, Ia sebenarnya sedang ditinggikan oleh Bapa melalui pengadilan yang
tak terlihat dan eksekusi putusan pengadilan Bapa yang tak terlihat: Penguasa
dunia telah dihempaskan dari penguasaannya atas
dunia ini dan Sang Terang Dunia tidak boleh dipahami hanya pada: “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan
kegelapan itu tidak menguasainya- Yoh 1:5,” dalam pemahaman yang isolatif,
tetapi Ia benar-benar telah menjadi raja yang berkuasa dan memerintah bagi
setiap orang yang telah ditarik datang kepadanya, entah IA masih di dunia atau
entah IA telah naik ke atas sorga, realita ditarik datang kepadanya memiliki 2 pilar
kokoh yang berlandas pada pengadilan Allah yang berlangsung pada kematian
Kristus itu saat masih di dunia, yaitu: (1)merupakan keputusan pengadilan Allah
yang bernilai kekal dan (2)merupakan keputusan yang berkuasa untuk
menghempaskan penguasa dunia dan menggenapi maksud Bapa, agar Yesus menerima
kemuliaan-Nya di dunia ini. Suara Bapa dari sorga telah menegaskan hal itu: “Aku telah
memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!.” Berdasarkan hal
ini, maka kita dapat memahami situasi
temporer atau kesesaatan semacam ini:
Yohanes
12:35-36 Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada
di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya
kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak
tahu ke mana ia pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu,
supaya kamu menjadi anak-anak terang." Sesudah berkata demikian, Yesus
pergi bersembunyi dari antara mereka.
merupakan
kesementaraan yang akan berlangsung hingga
penguasa dunia itu dihakimi Allah dalam kematian Yesus.
Sehingga itulah dasar bagi setiap
orang percaya yang telah hidup dalam
kasih karunia dan dihidupi oleh Yesus dalam kesehariannya untuk memiliki
keamanan atau kepastian sekarang ini juga,
bukan semoga yang itupun baru akan diketahui kala pengadilan akhir
berlangsung. Tidak demikian sama sekali!
Yesus datang, memang
untuk mati:
Yohanes
12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke
dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak
buah
Yohanes
12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa,
selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab
untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Namun dalam
kematian-Nya itu Ia telah menghasilkan hal yang tak pernah mungkin berlangsung
di dalam kematian yang berlangsung pada
umumnya para manusia, yaitu: “Ia akan MENGHASILKAN banyak buah. Apakah banyak
buah itu? Yaitu: “ditarik datang kepadanya,” yang merupakan eksekusi Anak
Manusia atas kerajaan setan penguasa
dunia berdasarkan putusan penghakiman yang begitu kokoh, berbunyi: “Sekarang
berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan
dilemparkan ke luar- Yoh 12:31.
Itulah sebabnya istilah atau terminologi “ditarik”
merupakan istilah yang secara sempurna menggambarkan apakah yang terjadi
setelah penguasa dunia ini dijungkalkan Yesus dalam penghakiman megah itu-
dalam kematiannya di salib, ya… megah karena Anak Manusia menghakimi penguasa
dunia bahkan di dalam kematiannya! Penghakiman menghasilkan putusan yang juga
menyangkut vonis atas manusia- manusia
di dunia ini di sepanjang abad, yang pada dasarnya turut terhukum bersama iblis
dalam penghakiman tersebut [kita harus mengingat bahwa Yesus pernah menyatakan
bahwa setiap penentangan para manusia terhadap dirinya hanya menunjukan bahwa
mereka berbapakan iblis: “Apakah sebabnya
kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah
yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia
adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di
dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas
kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta- Yoh
8:43-44], dan dengan demikian, hanya keputusan Allah yang dapat menyelamatkan
mereka yang telah turut dihakimi bersama dengan penguasa dunia itu, dan hanya
ada satu cara penyelamatan itu: ditarik keluar dari kematian dan vonis Allah
tersebut, oleh Allah sendiri berdasarkan penghukuman yang telah ditimpakan atas
Yesus, bahwa kematian Yesus telah diperhitungkan sebagai penghukuman atas
mereka. Ingatlah bahwa hal ini telah ditetakan Yesus dihadapan manusia:”
Maka
kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa
yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu
roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun
dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka
kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang
kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu:
Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya- Yoh 6:32-36” ; “Ada tertulis
dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap
orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang
kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa.
Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah
roti hidup- Yoh
6:46-48” ; “Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum
darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa
makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir zaman- Yoh 6:53-54”; “Sebab daging-Ku adalah
benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia- Yoh 6:55-56”
; “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan
nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya." Semuanya ini dikatakan Yesus di
Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat- Yoh 6:58-59”; “Kata-Nya kepada
mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu,
sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya
lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia
mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan
bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang
ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah
datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur,
memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah
tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan
Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah
makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang
ditumpahkan bagi kamu- Lukas 22:15-20.” Sehingga benarlah memang
bahwa Yesus dating untuk mengalami kematian sehingga apabila Ia ditinggikan, Ia
AKAN MENARIK SEMUA ORANG DATANG KEPADAKU, karena memang tujuan kematiannya agar
manusia dapat diselamatkan berdasarkan kasih karunia Bapa sementara mereka semua
yang hendak diselematkan itu pada dasarnya orang-orang terhukum. Perhatikan
ini: “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa,
demikian juga barangsiapa
yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku- Yoh 6:57,” karena untuk dapat
memakan Dia membutuhkan lebih daripada mujizat, tetapi: kehendak Bapa:” "Sebab
itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku,
kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya- Yohanes 6:65."
Datang kepada Ia yang
telah mati dan memiliki kuasa kebangkitan dari ketakberdayaan yang dialami oleh
manusia:
Yohanes
12:32 dan
Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua
orang datang kepada-Ku."
Semua,
di sini menunjukan bukan saja untuk bangsa Yahudi. Jadi ini sebuah keselamatan
yang bergerak dari sebuah bangsa kepada banyak orang dari berbagai bangsa. Itu
sebabnya perintah amanat agung tidak pernah berbunyi semacam ini lagi:
Matius
10:5-6 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka:
"Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota
orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat
Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
tetapi telah menjadi
Lukas
24:47-48 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan
dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah
saksi dari semuanya ini.
Kisah
Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Perhatikan mengapa ini bisa
terjadi sebagaimana diajarkannya dalam perumpamaan:
Mat
21:37-43 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan
mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu,
mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh
dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan
melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan
kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan
penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan
membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada
penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada
waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum
pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu
perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu,
bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu
bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. [penjelasan saya mengenai ini,
bacalah: “Menurut Hukum Ia Harus Mati.”]
Perhatikan
juga: “dan
Aku.” Ini menunjukan bahwa di dunia ini tak ada apapun juga yang
lain atau cara atau jalan lain yang bagaimanapun untuk mengatasi problem dosa
yang membungkus manusia dalam kegelapan total yang melumpuhkannya. Kematiannya
melalui penyaliban yang diungkapkan dengan “ditinggikan dari bumi” [bacalah “Ditinggikan Dari Bumi”] merupakan satu-satunya
cara bagaimana manusia dapat ditarik datang kepada Yesus.
Dosa dalam pandang Allah hanya
dapat diselesaikan oleh Allah, problem-problemnya baik dalam kesementaraannya
apalagi dalam kekekalannya. Keragaman
atau kemacaman terminologi dosa, dengan demikian, tidak dapat menjadi sebuah rujukan yang
bagaimanapun untuk memuliakan diri manusia sehingga padanya ada sebuah kuasa
yang dianugerahkan baginya untuk menjadi juruselamat atas dirinya sendiri.
Sorga dihadapan orang banyak telah
menyatakan bahwa hanya manusia Yesus yang permintaannya didengarkan Allah dan
satu-satunya, karena apa yang
dimintakannya agar Allah melakukannya! Allah menjawab atau melakukan permintaan Yesus dihadapan
orang banyak. Kerajaan Allah telah memperdengarkan suaranya berdasarkan
permintaan Yesus: Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya
lagi! Menjawab permintaan Yesus yang meminta Bapa agar memuliakan
nama-Nya [Bapa], pada dasarnya memang agar
orang banyak tahu siapakah Yesus, bahwa Ia memang berkuasa untuk melakukan
penghakiman atas penguasa dunia, perhatikan penekanan Yesus ini: ”Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu-
Yoh 12:30.
Dalam
cara bagaimana dan melalui apa atau siapa pemuliaan itu berlangsung? Melalui
kematian Yesus dan melalui Yesus yang
melakukan penghakiman atas penguasa dunia dan menarik bukan hanya orang dari
bangsa Yahudi tetapi banyak orang dari berbagai bangsa. Itulah juga dasar
bagi Allah untuk menarik banyak orang
bukan hanya dari bangsa Yahudi, tetapi dari berbagai bangsa. Demikian juga
pemberitaan injil kerajaan sorga hingga
kesudahan dunia ini bergerak menjangkau banyak orang dari berbagai bangsa, sebagaimana
Yesus menarik mereka kepadanya sendiri sehingga datang beriman kepadanya.
Ketika anda menemukan begitu
banyak ragam atau macam istilah untuk dosa di dalam perjanjian lama, misalnya,
itu semua terkait dengan maksud atau
tujuan para penulis bahwa mereka semua telah mengenali dosa sebagai hal yang teramat mematikan! Para penulis
Kitab itu sangat menyadari betapa dosa itu begitu jahat dan mendatangkan dampak
yang begitu mencekam dan menakutkan, menempatkan para manusia pelaku dosa
sebuah tanggungjawab atas perbuatannya untuk menerima penghakiman, dan tragedi yang
dihasilkan oleh dosa itu sendiri. Para penulis perjanjian lama, hanya
memiliki 2 kepedulian teologis kala
mereka menggambarkan dosa dalam keragaman terminologi itu sendiri: dosa manusia dan keselamatannya.
Sementara mereka menuliskan dosa dalam kekayaan yang begitu melimpah dalam terminologi-terminologi
dosa tersebut, dalam hal itu sendiri, mereka sama sekali tak tertarik untuk
mendiskusikan dosa secara teoritis dan
filosofis. Apa yang mereka perjuangkan dalam menggunakan keragaman terminologis
dosa tersebut adalah: “telah berupaya
keras untuk merefleksikan dalam begitu kaya dan tajamnya terminologi dosa, kedalaman keadaan atau kualitas, penyebarluasan
efek-efek dosa sebagaimana mereka telah
mengalami dosa itu sendiri! Setidaknya bisa diklasifikasikan, berdasarkan terminologi-terminologi
yang begitu kaya tersebut, menjadi 5 kelompok, yaitu (1) terminologi-terminologi
yang mengindikasikan dosa-dosa yang disengaja, (2) yang mengindikasikan
dosa-dosa yang tidak disengaja (3)yang mengindikasikan dosa-dosa sosial dan yang berkaitan dengan etika (4) yang berkaitan
dengan dosa-dosa kultik dan (5) yang mengindikasikan keadaan internal atau
natur manusia berdosa. Saya tidak akan menyentuh hal yang lebih teknis lagi,
namun anda dapat membaca salah satu
referensi yang saya bawa masuk ke dalam bagian ini, yaitu: “ A Terminological Study of the Idea Of Sin in The Old Testament, Prof. Dr. Gnana Robinson,
yang dipublikasikan oleh: biblicalstudies.org.uk,
yang berada dibawah naungan theologyontheweb.org.uk.
Terhadap dosa yang
dicatat dalam perjanjian lama, apakah kemudian
menunjukan kebedaan solusi pada keselamatan manusia, atau bahkan ada
jalan-jalan lain yang hendak ditunjukan oleh para penulis perjanjian lama tersebut, kala menggunakan begitu banyak terminologi
dosa? Kita sudah mengetahui bahwa tujuannya bukan untuk menunjukan adanya
beragam jalan berdasarkan jenis-jenis dosanya, atau menunjuk pada keberagaman
mesias, tidak pernah sama sekali.
Yesus Sang Mesias
sendiri telah menjaminkan hal tersebut:
Yohanes
6:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab
Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal,
tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu
tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Siapapun
yang menyelidiki kitab-kitab perjanjian lama, maka pasti akan menjumpai beragam
terminologi dosa sebagaimana yang telah juga ditunjukan oleh pendeta Dr.
Erastus Sabdono, tetapi apakah dengan demikian Yesus akan menunjukan
jalan-jalan lain untuk mengatasi dosa dengan kematian kekalnya? Tidak sama
sekali, sebab Yesus menyatakan: “tetapi
walaupun Kitab-Kitab Suci itu memberikan kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu.”
Yesus
Sang Mesias saat berhadapan dengan para penyelidik Kitab-Kitab Suci secara gamblang
menunjukan: jika ingin memperoleh hidup itu, datang kepada-Ku. Dosa telah
membuat setiap manusia kehilangan hidup kekal.
Sehingga ini begitu
berlawanan dengan apa yang disangkakan dan diajarkan kepada jemaat, oleh pendeta
Erastus Sabdono yang mengulas berbagai macam terminologi dosa untuk menopang
pengajarannya yang bertajuk “Keselamatan Di Luar Kristen (Pelajaran 06):
Yesus Sang
Mesias bahkan pasca kebangkitannya dari
kematian, kepada para muridnya menegaskan kembali perihal ini:
Lukas
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai
kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya
segala sesuatu, yang telah dikatakan
para nabi!
Di
sini bukan sekedar Yesus menyatakan bahwa Ia adalah satu-satunya jalan keluar
atas masalah dosa yang telah digambarkan oleh para nabi dengan berbagai terminologi,
tetapi IAlah satu-satunya yang menjadi penafsir sekaligus penjawab atas solusi
dosa yang telah digambarkan dalam berbagai macam terminologi tadi. Yesus lugas
menyatakan: “hai kamu orang bodoh,” kepada siapapun yang tak juga melihat bahwa
Ia adalah satu-satunya jawaban atas problem dosa yang bergitu hebat dan
kompleks itu. Bagi Yesus dirinyalah penyelesai tunggal atas “kemegahan” dosa
yang telah digambarkan para nabi tadi.
Jikapun
anda mempelajari terminologi dosa yang begitu ragam dalam perjanjian lama,
janganlah anda menjadi begitu terpesona dan lalu anda mulai masuk ke dalam
diskusi-diskusi yang bersifat teoritis
dan filosofis, Mengapa? Sebab di sini telah berdiri Sang Mesias yang telah
ditunjuk oleh para nabi perjanjian lama dan telah dinyatakan oleh nabi
perjanjian lama terakhir secara aktual dalam
sebuah perjumpaan yang menakjubkan [bacalah “Tinjauan bagian 5.G,” untuk memahaminya], bahwa dialah yang akan menghapus dosa
manusia! Nabi Yohanes berkata: “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus
datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang
menghapus dosa dunia.”
Itu
sebabnya Yesus melanjutkannya dengan berkata begini:
Lukas
26:26-27 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam
kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa
yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa
dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas
24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka
pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka:
"Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara
orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam
nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan
kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
Sementara pendeta Dr. Erastus Sabdono berupaya
membangun kebenaran dalam perjanjian lama terlepas dari Kristus yang telah
menyatakan kepada, pertama-tama, bangsa Israel,
bahwa IA adalah satu-satunya jawaban bagi dosa dan keselamatan manusia
tepat sebagaimana dinyatakan oleh semua nabi perjanjian lama dan diperintahkan
oleh Yesus agar kebenaran ini disampaikan kepada segala bangsa. Ketika
kebenaran dalam perjanjian lama dijadikan dasar untuk membangun pengajaran “keselamatan
di luar Kristen,” maka itu sendiri telah meletakan dirinya sebagai lawan Anak
Manusia dan lawan bagi Roh Kudus yang telah dikatakan Yesus:
Yohanes
16:13-14 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu
ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya
sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan
memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya
dari pada-Ku.
Apakah
anda sudah memuliakan Yesus di dalam pengajaranmu di atas mimbar,
sebagaimana Roh Kudus yang datang ke
dunia ini untuk memuliakan Yesus dengan cara memberitakan apa yang telah
diterima-Nya dari Anak Allah itu?
Bersambung ke bagian 6.B
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of
relevance: present criteria of relevance do not transform the cross
[dari
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment