Pages

12 January 2016

“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g4)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian3Q-3g3

Sekarang, Yesus secara sangat tajam memandang kepada mereka yang telah dilepaskan dari kehakikatan mereka yang digambarkannya bagaikan “anjing dan babi,” saat ia bersabda “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik [bukan malapetaka] kepada mereka yang meminta atau bermohon kepada-Nya untuk pertolongan atau jawaban- Mat 7:9-11." 


Ini adalah sebuah pengajaran  yang menakjubkan pada 2 realita sekaligus. Pertama: Yesus mengatakan bahwa dihadapan Allah, dunia manusia yang mengandung kebenaran-kebenaran luhur telah ditegaskannya sebagai tak berkuasa mengubah hakikat manusia yang jahat menjadi berkenan di hadapan-Nya. Saat Yesus berkata “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu.’ Sebelumnya kita telah melihat sebuah larangan yang begitu keras yang harus dilakukan oleh murid-murid-Nya ”jangan memberikan mutiara dan barang kudus kepada babi dan anjing,” sebuah relasi di dalam kematian, yang menunjukan relasi manusia-manusia pada hakikatnya dengan Allah. Dan, sekarang Yesus menyingkapkan kehidupan mereka yang telah memiliki hakikat baru dari bagaikananjing dan babi terhadap mutiara dan barang kudus menjadi bagaikan “anak-anak terhadap Bapa di sorga.” Kedua: Yesus mengajarkan bahwa  fondasi hubungan anak – anak Bapa terhadap Bapanya yang di sorga, adalah  percaya atau beriman kepada Bapa sebagai sumber di atas segala sumber jawaban atas tantangan dan kekuatan untuk mengarungi atau menghadapi berbagai problem perjalanan hidupnya; bahwa Bapa adalah  Sang Penjawab doa yang bukan sekedar menjawab memenuhi segala permintaanmu dan permohonanmu, namun Ia adalah Sang Mahatahu atas apapun yang  terbaik dari-Nya untuk diterima oleh anak-anak-Nya. Apa yang menunjukan bahwa Bapa itu lebih baik daripada ayah-ayah dunia ini, bukan pada menjawab segala apapun yang diminta dan sesegera mungkin dijawab, tetapi, bagaimana Bapa memiliki kebaikan yang tak terjamah atau tak mungkin dilakukan oleh ayah-ayah di dunia ini: “jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga


Apalagi” bukan sebuah perbandingan, tetapi pada apa yang begitu sempurna dan begitu berkuasa dan tak tak dapat gagal. “Di sorga” adalah realita yang membuat diri-Nya tak dapat diperbandingkan pada sebuah kemuliaan yang dapat dilahirkan diri manusia. Semua kemuliaan manusia tak bernilai dihadapan-Nya.



Sang Hakim Kristus, dalam perihal/pengajaran pengabulan pada apa yang diminta atau yang dimohonkan/didoakan, secara bersamaan telah menghakimi kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh ayah-ayah yang baik di dunia ini, sebagai pada hakikatnya manusia-manusia yang jahat: “jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan pemberian yang baik kepada anak-anakmu.” Yesus menunjukan bahwa kebaikan manusia yang paling mulia sekalipun tak sama sekali membuat seorang ayah yang baik itu berubah menjadi baik di mata Bapa. Dengan kata lain hakikat dosa pada diri manusia sama sekali tak dapat diputihkan atau disucikan atau diluruhkan dengan kebaikan yang begitu mulia, dengan kata lain sebagaimana kitab suci mengatakan: semua manusia apda hakikatnya bejat, tidak ada yang baik di mata Allah [Baca Roma 3:10; Mazmur 14:23].


Hal Pengabulan Doa

Matius 7:7-11  Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."


Minta, cari dan ketok. Anda harus tahu kemanakah  anda harus  meminta, mencari dan mengetok, dan dalam hal ini kepada Bapa di sorga. Anak-anak Allah di dunia ini tak memiliki relasi kehidupan kekal dengan dunia ini, sebab  anak-anak Allah bukan berasal dari dunia [Yohanes 17:14,16; Yohanes 15:19] ini, tetapi Bapa. Ini, ketika Yesus menyebutkan hubungan para murid dengan Allah sebagai “Bapamu yang di sorga,” maka ini adalah sebuah hubungan yang pertama-tama lahir dari lahirnya hakikat yang baru; yang datang dari kehendak Allah, bukan dari [ Yohanes 1:12-14; Yohanes 3:5-8] kehendak manusia.


Apakah yang diharapkan oleh anak-anak Allah yang meminta, mencari dan mengetok, dan apakah yang, kemudian, hendak diberikan oleh Bapa di sorga? Yesus memberikan sebuah gambaran tajam dengan sebuah maksud tunggal: “dasar bagi setiap anak-anak Allah untuk meminta adalah Bapa, dan dasar bagi setiap anak-anak Allah untuk percaya adalah Bapa, di sorga. Apa yang luar biasa itu, karenanya, ada pada bagaimana Yesus menunjukan bahwa dasar bagi setiap pengabulan adalah kebijakan Bapa yang senantiasa sempurna.  Tak hanya itu, Dia yang di sorga kini telah begitu dekat! Yesus meletakan sebuah fondasasi berdoa yang begitu intim atau begitu penuh dengan kasih: “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!


Ini sangat berbeda dengan Matius 7:6. Pada Matius 7:6 sekalipun menunjukan Bapa adalah Pemberi yang begitu sempurna dan penuh dengan maksud yang baik dan sempurna, namun tidak akan menjadi hal yang diminta, dicari dan diketok. Relasi  antara para  murid dengan Allah adalah Bapamu di sorga telah menunjukan bahwa  para murid  telah mengalami pengubahan hakikat dari yang mustahil untuk menerima “Mutiara dan barang kudus,” menjadi dapat menerimanya. Sebuah relasi yang mustahil bagi manusia untuk diupayakan, telah ditanggulangi oleh Allah.


Yesus menunjukan bahwa semua manusia, sekalipun ada yang memiliki kebaikan-kebaikan dan kebenaran-kebenaran yang begitu luhur –ini faktual-, tidak sama sekali mengubah dirinya yang jahat, menjadi baik di mata Allah. Kebaikan-kebaikan manusia itu sendiri tak dapat membuat- [penggambaran Yesus]-“ babi dan anjing dapat menerima Mutiara dan barang kudus sebagai bernilai tinggi sehingga tak seharusnya dibiarkan tergeletak/diabaikan/dibuang, dan bahkan menilai si pemberi  adalah hal yang membahayakan,” dengan menjadi anak-anak Allah atau yang dapat menerima Yesus adalah Mutiara dan barang kudus itu sendiri merupakan sebuah keajaiban yang dilakukan oleh Bapa. Kebaikan-kebaikan, nilai-nilai luhur dan kasih sesama manusia apalagi kasih  orang tua terhadap anak-anaknya yang begitu mulia, bahkan sama sekali tak menunjukan telah terjadi proses penjelmaan manusia dalam maut telah mengalami progress atau kemajuan pada diri manusia yang berjuang keras melepaskan diri dari gengaman kuasa dosa, dihadapan Allah, sehingga, kemudian, ia layak dilantik menjadi anak-anak Bapa di sorga.


Jika para ayah di dunia ini akan berupaya memenuhi atau menjawab kebutuhan anak-anaknya [yang bahkan si ayah  bisa saja lebih tahu daripada si anak akan apa yang baik atau tak membahayakan dirinya], maka terlebih lagi Bapamu di sorga. Ini adalah relasi tertutup. Tak semua manusia dapat memiliki relasi dengan Allah adalah Bapanya yang disorga dan tak semua manusia dapat secara faktual mendapatkan kehidupan semacam ini.


Kemuliaan seorang ayah di dunia ini adalah ini: “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?”  


Tak ada ayah di dunia ini yang akan memberikan batu kepada anaknya yang meminta roti. Ini hal yang berbeda secara amat tajam dari hakikat Iblis  atau Bapa segala dusta yang memberikan batu kepada Yesus yang sudah begitu lama tak makan, dan kemudian menyuruhnya  untuk mengubahnya menjadi roti [Lukas 4:3]. Hanya iblis yang memberikan batu kepada manusia yang kelaparan, sementara Yesus memberikan makanan  yang cukup dan mengenyangkan [Matius 15:14-21], Yesus bukan iblis yang mempermainkan jawaban  atas sebuah kebutuhan, apalagi yang mendesak [Matius 14:14-18]. Berbeda dengan iblis, Yesus menjawab problem para murid-Nya pada dirinya sendiri; saat para murid menyampaikan  atau mengajukan problem dalam memenuhi kebutuhan hidup ini, maka Yesus  mengambil alih masalah itu dan menaklukannya pada dirinya sendiri dan menjawabnya dengan sebuah penaklukan masalah yang kongkrit:

“Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."-Matius 14:15-16


Sementara  para murid memiliki  ide [bagaimana seharusnya Yesus menjawab sebuah masalah yang sedang diajukan atau dimohonkan untuk diatasi] agar Yesus memerintahkan orang banyak untuk mengatasi dan berjuang mengatasi masalahnya sendirian [“Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa], Yesus berkata: Tidak perlu mereka pergi, kamu harus member mereka makan. Bukan hanya orang banyak itu yang memiliki masalah dengan “tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.” Jika sebuah tempat  adalah sunyi, maka sebuah bencana yang mengerikan untuk memberi makan ribuan orang.  Para murid datang kepada Yesus dengan membawa masalah didalam kehidupan [pelayanan mereka bersama Yesus], namun bukannya berserah penuh kepada Yesus sebagai sumber jawaban atas masalah yang disampaikan, sebaliknya menginstruksikan Yesus akan apa yang harus dilakukannya. Ini memang bukan sebuah doa, pada kasus ini, namun harus dicamkan bahwa inilah substansi doa para anak-anak Allah di dalam kehidupan dunia ini. Tetapi Yesus bukan memberikan dirinya untuk melayani hasrat-hasrat manusia seolah ia adalah obyek pemerintahan manusia-manusia tebusannya di dalam permohonan atau permintaan mereka, ia tak pernah menjawab permohonan atas masalah yang harus ditanggulangi berdasarkan kemauan si pemohon, si pengetuk, si pencari jawaban atau solusi masalah, tetapi berdasarkan kehendak dirinya akan bagaimana Ia mau menjawab atau mewujudkan sebuah doa dijawab! Bagaimana Ia menunjukan kasih-Nya atau mewujudkan sebuah doa, adalah keputusan kedaulatannya sendiri, bukan pada tuntutan manusia agar dilayani-Nya.


Bersama Yesus segala masalah dapat kuatasi,” begitulah deklamasi iman yang kerap kita dengarkan. Itu benar, tetapi, bukan anda yang menjadi pendikte Yesus. Itu, tak akan pernah terjadi, sebab kasih Allah yang begitu besar kepadamu (Yohanes 3:16; Yohanes 15:9] bukan sebuah penyerahan Anak Tunggalnya untuk menjadi pelayan berbagai hasratmu, namun menjadi pelayan kehendak Allah untuk mewujudkan kehendak Bapa atas keselamatan dirimu sebagaimana kehendak Bapa. Beginilah Yesus menjawab kehendak para murid yang datang membawa masalah untuk dipecahkan/dijawab: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.”  Para murid tidak perlu pergi ke manapun. Tempat itu boleh sunyi dan gelap, tetapi, bukankah Yesus adalah  Sang Roti Hidup yang datang dari sorga?


Ketika Yesus bersabda: Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya –Matius 7” secara demikian, maka, ini bukan belaka soal semua manusia pada hakikatnya jahat [jika kamu yang jahat] sekalipun berbudi luhur, tetapi juga menunjukan  Bapa Sang Pemberi Jawaban, sungguh amat  berbeda dengan ayah-ayah dunia yang memberikan atau menjawab permohonan atau permintaan atau menanggulangi kegentingan pada anak-anak terkasih mereka. Bapa ada di sorga! Jika Bapa hanya sekedar berhakikat tak berdosa namun juga berasal dari bumi ini, maka pengajaran Yesus ini sungguh menyedihkan, karena sebagai sesama  kebenaran yang dilahirkan oleh dunia ini, tak ada dasar sama sekali untuk berkata “apalagi Bapamu…. .” Di sorga, bukan sekedar menunjukan  bahwa Ia ada di sana dan tak ada di sini, bukan! Tetapi, menunjukan pemerintahan dan kekuasaan-Nya yang mengatasi segenap dunia ciptaan-Nya. Yesus menunjukan atau menyingkapkan  perihal ini kala ia mengajarkan para muridnya sebuah teladan dalam berdoa:“Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” – Matius 6:9-10 [bandingkanlah dengan Markus 1:15; Matius 3:2; Matius 4:17]. Sorga mengatasi dunia sebab pemerintahan sorga mencakup dan menundukan dunia dengan segala kemauannya, namun, sebaliknya, pemerintahan dunia tidak mencakup  sorga-tidak dapat mempengaruhi/menyudutkan/mendesak/mengekang/mengambat/ melumpuhkan segenap maksud Allah pada setiap kehendak yang diwujudkan-Nya di dunia ini.


Perhatikan pernyataan nabi Yohanes Pembaptis terkait hal ini:
Yohanes 3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.


Yesus menegaskan pernyataan  nabi Yohanes ini:
Matius 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi


Ketika Yesus  berkata “Bapamu di sorga” maka itu bukan soal doktrinal belaka atau soal tertulis saja. Terkait ini, ia secara  vulgar mengucapkan hal yang tak akan sanggup untuk diucapkan oleh seorang manusia tanpa penyertaan kuasa yang memang merefleksikan secara sempurna pada [ Yohanes 5:25,36; Markus 10:51-52] perkataan dan tindakannya:

Yohanes 3:12-13 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.


Hakikat pemerintahan Yesus adalah Ia yang telah turun dari [Ibrani 10:5] sorga. Dengan kata lain, ia telah dikatakan datang dari sorga bukan karena ia pernah naik ke sorga dan kemudian turun ke dunia ini, namun memang pada hakikatnya yang memerintah di sorga bersama-sama dengan Allah, dan bersama-sama dengan Allah menciptakan Langit – Bumi [Yohanes 1:1-2]. Pemerintahan-Nya di sorga adalah pemerintahan yang menaklukan segala dunia ciptaan diri-Nya [ Kolose 1:15-16].


Ketika seorang murid Kristus atau orang yang beriman kepada Kristus datang kepada Bapa : minta, cari dan ketok, maka ia datang kepada Allah sang Pemerintah langit dan bumi yang telah Ia serahkan sepenuhnya di dalam Yesus Kristus. Itu sebabnya terkait hal ini, terkait pemerintahan Allah di sorga dan di bumi maka Yesus adalah satu-satunya nama yang kepadanya, Allah berkenan untuk menjawab sebab  segala kuasa di sorga dan di bumi telah diserahkan kepada Yesus. Perhatikan hal  berikut ini:

Yohanes 16:23-24 Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.


Yohanes 16:26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa,

Semua  tebusan Kristus akan berdoa atau meminta atau memohon kepada Yesus Kristus sebagai  Sang Kristus yang telah menerima segala kuasa di bumi dan di sorga, sehingga di dalam hal inilah, Yesus di dalam menjawab dan di dalam menentukan bagaimana Ia menjawab, tidak dalam  caraAku meminta bagimu kepada Bapa,” namun pada Yesus sendiri, pada dirinya sendiri, pada pertimbangannya sendiri ia menjawab, sebab itu adalah bagian dari “segala kuasa di sorga dan di bumi” yang telah diserahkan kepada Yesus Kristus. Ini adalah perwujudan paling otentik dan faktual dan bernilai abadi di sepanjang kasih karunia Allah yang dapat dinikmati setiap  anak-anak manusia tebusan Kristus di sepanjang masa.


Yesus, juga  mengajarkan, bahwa Bapa yang di sorga lebih baik daripada ayah-ayah di bumi ini dalam menjawab dan bagaimana menjawab permohonan dan permintaan, dengan demikian. Sebab Ia adalah Allah yang memerintah atas segenap alam semesta. Bukan hanya itu, Ia adalah Allah yang memerintah dan berdaulat. Ini penting! Sebab ini adalah hakikat relasi antara anak-anak Allah yang meminta  atau memohon kepada Allah, Bapanya.


Bahwa setiap diri orang beriman kepada Yesus, datang kepada Allah yang mendengarkan permohonan dan menjawab doa saya dan anda ,dalam sebuah cara pewujudan yang bisa jadi bukan seperti yang kita harapkan atau yang kita kehendaki bagaimana itu seharusnya dijawab. Dalam hal ini, bisa berarti negatif atau positif pada pengertian anak-anak Bapa yang berdoa atau sedang memohonkan sesuatu. Namun ini, bukan dasar apapun untuk mencurigai Allah sedang tak berhasrat untuk menjawab doaku, sedang malas untuk menanggapimu, sebab pada dasarnya anda badung dan bebal, atau Ia sedang kerepotan menanggapi jawaban-jawaban beratus juta permohonan anak-anak-Nya di dunia ini. Pandanganmu semacam ini telah diremukan,ketika Yesus bersabda:

Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Mat7.

[Pada Lukas 11:11- 12 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?]

yang hendak ditekankan oleh Yesus adalah, kemahatahuan Allah dan kedaulatan pemerintahan Allah di  dalam kehidupanmu-doamu untuk menentukan apa yang terbaik bagi anak-anak-Nya, termasuk saya dan anda yang senantiasa meminta dan memohon-Nya untuk menjawab. Ingat Ia, tak bisa didikte sekalipun kita meminta, mencari dan mengetok bahkan didalam relasi  orang percaya adalah anak dengan Bapa di sorga.


Setiap anak-anak Bapa di sorga, sangat didorong oleh Yesus untuk meminta, mencari dan mengetok. Anda tak perlu ragu untuk apapun yang anda minta dan mohonkan; anda tak perlu begitu doktrinalnya dalam berdoa sampai-sampai doa anda begitu teologisnya sehingga anda bahkan tak mengalami sebuah relasi penuh kasih dan kehangatan sebagai anak dengan bapaknya sendiri.  Karena setiap anak-anak Allah dilahirkan dari kehendak Allah, bukan dari kehendak daging atau manusia maka pemeliharan Allah atau penjagaan Allah itu mencakup bagaimana sebuah permohonan oleh anak-anak-Nya tak berujung malapetaka atau tragedi. Tak akan terjadi seperti seorang ayah di dunia ini yang hanya dapat memberikan apa yang dapat diberikannya dan menjamin kebahagiaan anaknya, walau untuk beberapa saat saja, sebab pada Yesus, jawaban atas doa akan melibatkan pertimbangan-pertimbangan kekal Allah yang kekal penuh kasih dan kekudusan yang terlampau bijaksana dan mulia untuk dipahami manusia atas tindakan  penjawaban doa-doa atas masing-masing anak-anak-Nya. Anda tak perlu menjadi galau atau  cemas dengan pertanyaan-pertanyaan: “mengapa Allah menjawabnya dengan begitu membahagiakan, sementara padaku tidak demikian bahagianya,” atau “mengapa ia menerima jawaban doa yang begitu cepat, sementara padaku memerlukan satu dekade untuk menerima jawaban yang sama, sementara kami bersama-sama berdoa.” Dan banyak lainnya lagi.


Bapa di sorga  lebih baik daripada para bapak di dunia ini, bukan saja pada hakikat para bapak yang baik itu adalah tetap saja manusia-manusia yang jahat, namun karena Allah telah lebih dahulu mengetahui apa yang dimintakan atau dimohonkan jauh sebelum mulut berucap:  

Matius 6:7-8 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Jangan kamu seperti mereka.” Tahukah anda bahwa dengan demikian tak ada kebenaran yang bagaimanapun di luar kebenaran yang disabdakan oleh Kristus. Sabda Kristus terkait pengajaran doa atau meminta kepada Allah  ini, merupakan satu-satunya kehendak Bapa yang harus anda lakukan.


Tahukah anda, bahwa kala anda berdoa kepada  Allah di dalam Kristus, anda bukan sedang menghadap Allah yang akan tahu apakah kebutuhan anda setelah anda berucap. Sederhananya anda datang kepada Allah di dalam doa sebagai seorang anak yang berjumpa dengan Bapa Sang Pemerintah dan Penyelenggara kehidupanmu sejak permulaan hingga kesudahannya! Sekaligus ini adalah dasar yang teguh bahwa tak ada satu saja doa anak-anak Allah yang tak berada didalam kedaulatan pemerintahan-Nya itu: “Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta  kepada-Nya.


Sementara Ia maha tahu, Ia tetap memerintahkanmu: minta, cari dan ketoklah. Jangan tanya mengapa ini harus terjadi sedemikian rupa. Jangan tanyakan  kalau ia mahatahu, mengapa masih perlu perintah berdoalah. Ini sama dengan mengapa  Yesus masih melakukan pemberitaan injil dan mengapa Yesus masih memerintahkan para murid memberitakan injil, sementara itu juga Ia bersabda tak akan ada satu saja manusia yang dapat datang beriman kepadanya, jika bukan Bapa yang mengaruniakannya [Yohanes 6:65]. Ia pada hakikatnya adalah Bapa yang menjawabmu sebagai yang berdaulat dan memerintah penuh di dalam dunia dan didalam perjalanan hidupmu, dan Ia menghendakimu menjadi anak-anak yang mengenali Bapa di dalam segenap kehendak-Nya dalam meminta. Tak akan pernah kita mengenali apakah sesungguhnya kehendak Bapa jika tidak kita berjumpa dengan kehendak-Nya. Bagaimanakah kehendakmu didalam doamu kala berjumpa dengan kehendak Bapamu. Apakah jika tak sesuai maka anda katakana: “Ia memberikan batu, padahal aku meminta roti!”


Satu kepastian Yesus bagi saya dan anda: Allah adalah Bapa yang baik, lebih baik daripada segala kebaikan yang dapat diberikan oleh dunia yang telah divonis Allah sebagai jahat.  Ia menjawabmu dengan takaran-Nya, bukan takaranmu; Ia menjawabmu dengan cara-Nya, bukan dengan caramu. Ia memerintahkanmu untuk minta, cari dan ketok maka lakukanlah, sebab dalam hal itulah anda dan saya akan berjumpa dengan kehendak-kehendak Bapa atas hidupmu, belajar membangun kepercayaan dari hari ke hari bahwa Ia jauh lebih sempurna dalam memandang apa yang harus saya miliki dalam mengatasi apapun yang saya dan anda panjatkan dalam doa, daripada apapun dan bagaimanapun menurutmu yang seharusnya dialami dan dipanjatkan pada-Nya agar Ia melakukan sesuai kehendak dirimu sendiri di dunia ini. Ingat, sekali lagi, kalau anda meminta roti, pasti roti yang anda terima. Ini prinsip hakiki! Namun bagaimana itu terwujud dan bagaimana anda menikmati roti itu, berlangsung didalam kehendak dan pemerintahan-Nya, bukan berlangsung di dalam kehendakku dan pemerintahanku yang harus dilayani Bapa! Sang Penjawab Doa  menjawab dalam kemurahan atau kerelaan-Nya bagimu sesuai dengan pemerintahan-Nya atas dirimu yang dikasihi-Nya dan atas dunia yang berada dalam kedaulatan pemerintahan-Nya.


Inilah penghakiman Pohon Yesus Kristus atas pohon-pohon kebijakan anak-anak Tuhan didalam doanya kepada Bapa; inilah penghakiman  Pohon Yesus Kristus atas pohon-pohon kebajikan luhur manusia, yang digambarkan dengan kasih seorang ayah kepada anak-anaknya: “memberikan roti kepada anak yang meminta roti, bukan  batu.”


Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3Q-3g5):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”


AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN







The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross


[oleh seorang teolog yang saya lupa namanya]


No comments:

Post a Comment