Pages

25 October 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3L)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora

kredit ilustrasi: mitre10.co.nz
Bacalah lebih dulu bagian 3K


Ketika Paulus menuliskan   fasal 5 ayat 19:19-21 pada epistel Galatianya, apakah yang sedang hendak ditunjukannya? Pada dasarnya sebuah pengontrasan yang begitu tajam dan gemilang  pada realita orang-orang percaya sejati yang semata-mata hidup berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan oleh Allah terhadap orang-orang yang tak ditebus Kristus sehingga tak dapat memberi dan memiliki kehidupannya yang dipimpin oleh Roh. Teks firman tersebut bukan sama sekali dapat dijadikan dasar penghakiman berdasarkan perbuatan baik dihadapan Allah ,dan mengajarkan  agar orang-orang beriman harus menjaga kepastian keselamatannya melalui perjuangan gigih untuk menjadi sempurna didalam segala perilakunya. Mari kita melihat pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono  pada paragraf 15 “Keselamatan Di Luar Kristen -03”:

Paulus juga mengatakan bahwa mereka yang menghasilkan buah-buah daging tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Gal 5:19-21). Jadi, walaupun seorang Kristen bahkan pendeta bila masih menghasilkan buah-buah daging dan tidak bertobat, maka berarti tidak selamat. Jangankan dikembalikan pada rancangan Allah semula, masuk dunia yang akan datang saja tidak. Masuk dunia yang akan datang artinya menjadi anggota masyarakat dalam Kerajaan Sorga.

Siapakah  sesungguhnya orang-orang yang menghasilkan buah-buah daging tersebut? Mari kita membuka Alkitab kita dan membaca Galatia 5:19-21:
(19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,(20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,(21)kedengkian, kemabukan,pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Bagian ini  adalah sebuah peringatan yang ditujukan kepada orang-orang tebusan Allah, agar jangan  hidup sebagai manusia-manusia yang dikuasai kehidupan daging selayaknya orang-orang bukan tebusan Allah, yang tak memiliki kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Bagian ini, bukan sama sekali mengajarkan bahwa siapapun yang dapat melakukan atau memenuhi larangan ini dapat mendapatkan bagian dalam  Kerajaan Allah. Bagian ini tidak mengatakan, dengan demikian, Yesus Kristus bukan sebuah kemutlakan  atau satu-satunya keselamatan, sebab faktanya rasul Paulus,dalam hal ini, tidak sedang bermaksud untuk  mengajarkan perihal perbuatan-perbuatan mulia yang dapat membawa orang ke dalam Kerajaan Allah, apalagi dalam definisi yang lebih luas hingga dapat terlepas dari Kristus beserta karyanya. Tidak sama sekali demikian.


Kehidupan Yang Dipimpin Roh Kudus  Akan Menghidupkan Tubuh Yang Fana = Memiliki Kuasa Untuk Menaklukkan  atau MengendalikanHawa Nafsunya
Mengapa tidak sama sekali membukakan sebuah pemikiran atau peluang bagi kasih  karunia yang lebih fleksibel atau luwes dimana kasih karunia itu tak memerlukan peran Yesus Kristus dan karyanya? Sebab,  sebetulnya, Paulus telah lebih dahulu meletakan dasar bagi peringatan Galatia 5:19-21, pada:

Galatia 5:16-17: (16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. (17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.(18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

Maksudku ialah:hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak menuruti keinginan daging. Kalau seseorang itu tak memberikan dirinya dipimpin oleh Roh Kudus [untuk memahami ini secara benar, bacalah “tinjauan bagian 3G”]. Hidup oleh Roh adalah sebuah kontras tajam yag menyilaukan terhadap keinginan daging, dan kehidupan Roh pada diri orang percaya pasti akan senantiasa mengkonfrontasi setiap benih-benih kedagingannya. Sehingga sumber pengudusan dan sumber kekuatan orang beriman untuk hidup didalam  perbuatan-perbuatan yang menguduskannya, sama sekali bukan pada dirinya, namun pada Roh. Hanya Roh Kudus yang dapat menghadirkan kekudusan pada diri orang percaya sementara ia masih mengenakan tubuh daging yang masih memiliki kemauan-kemauan cemarnya.


Keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh” yang berlangsung pada diri orang percaya, jangan pernah dilihat sebagai upaya diri untuk menguduskan diri dan dengan demikian membuat dirinya layak menjadi anak-anak Allah. Mengapa? Sebab  keberadaan Roh Kudus yang memimpin hidup orang percaya itu, bedasarkan  anugerah  keselamatan dari Allah di dalam Yesus Kristus . Juga, jangan pernah dilihat sebagai sebuah  kehidupan yang  tidak mengandalkan kasih karunia dan masih mengejar kesempurnaan demi keselamatan dan keamanan keselamatan itu sendiri. Perhatikan, ini sama sekali bukan mengenai manusia-manusia Kristen yang berupaya menjadi sempurna dan sesuci-sesucinya pada dirinya sendiri, sebab apa yang terjadi  di dalam diri kita ini, adalah “keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh.” Daging memiliki kehidupannya dan Roh Kudus pun pada dirimu memiliki kehidupan-Nya atasmu.  Dan dalam peristiwa perjumpaan keinginan daging dan keinginan Roh didalam diri manusia, maka dampaknya akan sangat kuat pada diri orang beriman itu, yaitu Roh Kudus melakukan perubahan demi perubahan dan penaklukan demi penaklukan atau penundukan demi penundukan, sehingga Roh Kudus  di dalam diri orang percaya akan melahirkan karya-karya-Nya yang suci dan memuliakan Allah:

Galatia 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Anda dan saya memang tak sempurna, itu sebuah realita! Roh Kudus di dalam dirimu memiliki kehendak yang menaklukan kehendak-kehendak dagingmu, itu juga sebuah fakta! Roh Kudus, dan bukan dirimu, yang memiliki kuasa untuk menaklukan keinginan-keinginan daging, itu juga fakta; Roh Kudus dapat melahirkan orang-orang beriman dengan kemuliaan-kemuliaannya tersendiri sesuai dengan karya Roh Kudus itu sendiri, pun adalah fakta!


UKRANIAN BIBLE CHURCH


Sementara kebenaran yang kita miliki adalah berdasarkan iman kepada Yesus Kristus dan karya keselamatan-Nya, harus dicamkan juga, bahwa kasih karunia  Yesus Kristus itu adalah kuasa kehendak Allah di dalam kedaulatan-Nya yang menyelamatkanmu dari kuasa perbelengguan dosa. Jadi, memang kita tidak berbuat apapun didalam mengupayakan keselamatan, namun pasti kita menerima dan mengalami kuasa penaklukan dosa oleh Kristus pada realita kehidupan kita sehari-hari:


Galatia 5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

Perhatikan! Mengapa harus dimulai dengan menjadi milik Kristus Yesus? Karena kepemilikan  Kristus atas dirimu adalah kepemilikan yang berlangsung didalam kuat kuasa Allah yang menaklukan dosa:

Galatia 1:3-4 kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.


Bandingkan dengan:
Ibrani 2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.


Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;


Memahami ini, maka anda  dan saya akan mengerti, apakah  yang sesungguhnya terjadi pada diri kita kala Allah menyelamatkan kita berdasarkan kasih karunia itu. Ada sebuah pembebasan yang mendatangkan keselamatan kekal dan juga kepemilikan kuasa atas Iblis didalam kasih karunia Kristus yang dianugerahkan kepada setiap orang percaya.


Ketika  rasul Paulus berkata “hiduplah oleh Roh,” maka sangat wajar dan mutlak juga berkata maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat [Galatia 5:18]. Hiduplah oleh Roh yang melawan  perbuatan daging yang telah nyata [ Galatia 5:19], terlarang untuk dikatakan sebagai sebuah pengajaran kasih karunia yang bercampur dengan  Taurat! Mengapa? Siapakah yang dapat melarang Roh Kudus untuk membereskan berbagai ketakberesan didalam dirimu? Siapakah yang dapat memerintahkan Roh Kudus untuk  berdiam dan berdamai saja dengan segala kelemahan-kelemahan dan ketaksempurnaanku dan anda, sementara Ia berdiam didalammu? Bukankah Ia yang melakukannya dan bukan anda. Dan bukankah anda  yang  menikmati kuasa-Nya sehingga  dapat hidup sebagai orang-orang beriman yang memiliki kuasa untuk hidup di dunia ini menaklukan hasrat-hasrat dosa yang berupaya memperbudak atau menjadi raja dalam dirimu? Percayakah anda bahwa didalam Kristus anda juga memiliki kuasa untuk hidup sebagai anak-anak Allah dan bukan sebagai anak-anak dunia yang  begitu diperbudakan hawa nafsu dunia ini? Injil Yohanes memberikan realita orang beriman sejati:

Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya


Kalau anda sungguh anak-anak Allah, maka anda memiliki kerinduan dan kekuatan untuk melawan dan menaklukan percabulan, hawa nafsu dan berbagai keinginan daging yang direpresentasikan dalam daftar yang dibuat oleh Paulus tadi. Apakah ini menjadi sebuah kehidupan anugerah yang masih bercampur dengan Taurat? Tidak! Dipimpin Roh Kudus! Roh Kudus yang memimpinmu, bukan rohmu, bukan roh setan, bukan roh tuyul, bukan roh najis, bukan roh-roh dunia ini. Anda…. anda! Jika sungguh memang anda berada didalam perkumpulan orang-orang Kristen, maka anda dimampukan oleh Kristus yang menyelamatkanmu untuk memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus sebagai sumber kekuatanmu untuk dapat hidup sebagai anak-anak Allah. Dipimpin oleh Roh Kudus sebab anda adalah anak-anak Allah; anda sanggup menyalibkan keinginan-keinginan dagingmu sebab anda adalah milik Kristus; milik Kristus sehingga anda adalah anak-anak Allah.


Allah dan karya keselamatan-Nya di dalam  Yesus Kristus, dan Roh Kudus yang datang untuk memimpin kehidupan anak-anak Allah adalah pusat kehidupanmu yang menjadikan anda mampu menyalibkan dagingmu. Tak ada satu sumber lainnya yang terletak pada manusia atau pada hukum lain atau tambahan pada  keselamatan berdasarkan kasih karunia. Sehingga pengajaran Paulus ini, tidak perlu dibingungkan sebagai bercampur dengan Taurat sebagaimana pemahaman hypergrace, sekaligus, tak boleh dipahami sebagai kebenaran orang beriman berdasarkan perbuatan-perbuatan baik atau mulia, dan bahwa orang-orang Kristen itu harus secara gigih memperjuangkan dan mempertahakan keselamatannya melalui kehidupan sempurna pada dirinya sendiri, sebagaimana pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono. Bukankah Yesus sendiri dan pengajaran-Nya telah menjadi dasar pengajaran Paulus ini? Perhatikan pengajaran dan sabda Yesus Kristus ini:

Yohanes 8:34-36 Kata Yesus kepada mereka:"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."


Kalau  rasul Paulus berkata “perbuatan daging tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah,” maka, Yesus telah terlebih dahulu berkata “hamba dosa tidak tinggal di dalam rumah.” Dan, jangan katakan,  ini adalah sabda Yesus sebelum Ia menggenapi karya keselamatan bagi manusia dan bukan ditujukan bagi umat Perjanjian Baru, lagian, Yesus tak begitu banyak bersabda pasca Ia bangkit dari kematian-Nya pada hari yang ketiga sebagaiman Ia telah mengatakan sebelum kematian-Nya [ Matius 16:21]. Perhatikan “tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka,” bukankah kemerdekaan  orang beriman berdasarkan karya Anak adalah dasar kehidupan baru penuh kasih karunia umat Perjanjian Baru?!


Apa yang hendak dikatakan kemudian, jika ini adalah realita keselamatan berdasarkan kasih karunia yang diselenggarakan oleh Allah? Jangan pernah  mengajarkan kasih karunia sebagai sebuah kenyamanan pada ke-apa ada-an kelemahan-kelemahan daging anda dan saya; sunyi dan berdiam pada dosa yang memorak-morandakan kehidupan orang-orang beriman sehingga tak menegor lunak dan keras atas nama kasih dan keselamatan berdasarkan kasih karunia; tak sama sekali menghakimi kesalahan dan dosa sebagai sesuatu yang harus ditegor, dikoreksi dan dilawan atau harus diperbaiki untuk mendatangkan  restorasi dan rekonsiliasi sebagai sebuah dasar kedamaian jiwa yang telah rusak akibat deraan dosa yang mencabik-cabik jiwa, sehingga damai sejahteranya pupus.Jika anda atau ia, sungguh-sungguh orang pilihan Allah, maka Roh Kudus yang memimpin setiap orang percaya akan membawanya pada kebenaran sepenuhnya  untuk hidup sebagai anak-anak Allah:

Roma 8:11-14 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.  Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.


Rom. 8:1,3-4,5: Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh… Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

[Roh Kudus berperan begitu sentral didalam diri orang percaya untuk mendatangkan kemuliaan Allah sekalipun didalam  tubuh fana anak-anak Allah: 1Kor 12:4-7; Yohanes 14:26, 16:13-14; 1Kor 2:12-13; Markus 16:20; 1Kor 12:1-31]

Roh Kudus, juga, pasti berurusan dengan kedagingan kita atau diri kita ini seutuhnya. Allah berurusan dengan setiap anak-anak-Nya sebagai manusia seutuhnya didalam keapadaan anak-anak-Nya yang penuh kelemahan itu. Allah tak berdiam namun melakukan hal-hal besar yang memuliakan nama-Nya sendiri terhadap kedagingan saya dan anda, Ia tak membiarkan tubuh daging ini menjadi penghalang  bagi kemuliaan-Nya untuk bersinar cemerlang [Matius 5:16].


Sehingga kehidupan orang percaya didalam kasih karunia, bukan sekedar bahwa Ia tak lagi berada dibawah penghukuman atau tak mengajarkan kehidupan serampangan, namun lebih kuat lagi, ia memiliki kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Allah dalam  realita yang begitu aktual: Roh Allah menghidupkan tubuh fanamu.  Allah melakukan hal hebat pada tubuhmu yang dapat sakit-sakitan, tua dan akhirnya akan membusuk didalam liang kubur, sementara anda masih hidup , muda, sehat dan kuat [betapa berharganya kesehatan, kemudaan dan kekuatan kemudaanmu itu bagi Tuhan dan dipersembahkan bagi kepentingan dan kemuliaan Tuhan, dan bukannya setelah tua lunglai dan sakit-sakitan baru mempersembahkan diri seutuhnya bagi Tuhan]. Kalau Allah melakukan sesuatu  yang dahsyat pada tubuh fanamu itu, memang karena anda dan saya tak berdaya, tak punya kuasa pada diri sendiri untuk menanggulangi problem-problem kemanusiaan itu. Namun, ketahuilah, Allah tak berdiam, kalau Ia berkata memerdekakanmu dan mengasihimu maka anda akan menerima sebuah totalitas dari sorga. Jika Allah berdasarkan kasih karunia di dalam Yesus Kristus sampai menghidupkan tubuh fana saya dan anda, dapatkah anda membayangkan seberapa jauh atau seberapa mulia  Ia akan membawa dan membentukmu menjadi alat-alat di  tangan-Nya untuk tujuan kemuliaan-Nya?!



Kehidupan keselamatan berdasarkan kasih karunia, demikianlah dahsyatnya, bukan sekedar apa adanya. Saya dan anda memang apa adanya, namun, Ia adalah Allah yang maha dahsyat yang tak hanya memberikan Anak-Nya kepadamu tetapi juga memberikan Roh Kudus yang akan memberikan kehidupan penuh kuasa bahkan tepat pada tubuh fanamu sehingga berdasarkan kasih karunia-Nya anda menerima pertumbuhan dan menjadi  instrumen-instrumen kemuliaan di tangan-Nya.


Manusia seutuhnya anda, dan, Allah berurusan dan memiliki rencana atas dirimu sebagai manusia seutuhya, termasuk tubuh fanamu itu. Sebab, dengan tubuh fanamu juga anda dapat memuliakan Tuhan dan menyatakan kebaikan dan kasih Tuhan kepada segenap manusia :
Matius 22:37- "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.


Bagaimana seseorang itu dapat memiliki kehidupan yang memberikan dirinya dipimpin oleh Roh Kudus? (Perihal ini, juga sudah saya ulas sebelumnya pada “tinjauanbagian 3G”]
Galatia 1:3-4 kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.

Hanya seseorang yang telah menerima kasih karunia dari Tuhan Yesus saja yang dapat memiliki kehidupan yang menyerahkan diri  untuk dipimpin Roh Kudus. Tindakan Kristus menyerahkan diri bagi penebusan dosa-dosa orang beriman tersebut  menjadi dasar  kokoh untuk dapat memiliki kehidupan  yang  dipimpin oleh Roh Kudus.


Sekarang, pada dasarnya, oleh rasul Paulus, kita sedang diperhadapkan dengan realita orang-orang yang  telah ditebus oleh Yesus Kristus dan orang-orang yang tak  ditebus oleh Kristus. Bukan mengenai bagaimana  orang beriman itu harus juga memiliki kebenaran berdasarkan perbuatan dan bagaimana seseorang itu pantas menjadi anak-anak Allah atau manusia-manusia tebusan Allah.


Apakah dasarnya untuk berkata demikian? Perhatikan penjelasan rasul Paulus berikut ini:

Galatia 2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.


Dasar pengajaran Paulus adalah kebenaran berdasarkan kasih karunia. Hanya orang-orang yang dibenarkan berdasarkan iman kepada Yesus Kristus saja yang dapat menerima perintah dan melakukan perintah yang berbunyi : hiduplah oleh Roh! Hidup oleh Roh Kudus dengan demikian hidup dalam pimpinan Dia yang memang pada dasarnya sempurna dan kudus. Hidup oleh Roh adalah sebuah kontras tajam terhadap hidup oleh daging. Manusia tak akan berkuasa untuk membangun kehidupan yang  menaklukan keinginan daging, jika tidak dipimpin oleh keinginan Roh Kudus.


Mengapa Paulus menuliskan “hiduplah oleh Rohmendahuluiperbuatan daging telah nyata yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu dan seterusnya? Karena Paulus hendak menekankan bahwa kehidupan didalam kasih karunia Allah yang telah memberikan Anak-Nya untuk menebus orang-orang beriman itu dari kuasa dosa, adalah kehidupan yang dihidupi oleh Allah yang kudus. Bagaimana mungkin manusia-manusia tebusan yang masih dibaluti tubuh jasmani yang begitu manusiawinya dapat berlaku seperti Bapa-nya yang kudus? Tak mungkin oleh diri orang beriman itu sendiri, tak mungkin dengan kembali hidup memenuhi tuntutan Taurat, dan tak mungkin dengan perjuangan  gigih padamu sendiri untuk dapat menyematkan sendiri pada dirimu kekudusan milik Allah, selain harus dengan pertolongan Allah sendiri, yaitu memberikan dirimu dipimpin oleh Roh Kudus.


Beriman kepada Kristus, akan memiliki kehidupan dalam pimpinan Roh Kudus, itulah fakta beriman! Allah menyelamatkan dan Allah memberikan pertolongan kepada setiap orang yang diselematkan agar mereka memiliki kehidupan yang berasal dari Allah. Allah memberikan Roh Kudus sebagai sumber kehidupan suci bagi saya dan anda. Berbuat baik itu sendiri tidaklah membuat anda suci; tidak  melakukan percabulan, tidak  memenuhi kehendak hawa nafsu dan tidak  bersihir, misalnya, pada perbuatan-perbuatan itu sendiri pada dasarnya tidak membuat  siapapun juga menjadi suci dan terlepas dari perbudakan kuasa dosa. Ini hal yang harus diperhatikan, sebab, perihal ini-pengudusan dan kehidupan didalam pengudusan- hanya terjadi oleh sebab kasih karunia Bapa yang menyerahkan Anak-Nya untuk menebus setiap yang beriman kepadanya  dari kuasa dosa [Galatia 1:3-4].


Mengapa peringatan semacam itu, masih harus diberikan oleh rasul Paulus? Sebab manusia baru itu memang harus mengalami pembaharuan secara terus- menerus dan termasuk melalui tegoran serta pengajaran, orang-orang percaya dijaga oleh kebenaran-kebenaran keselamatan yang telah diterimanya berdasarkan kasih karunia yang telah dianugerahkan [bacalah “tinjauan bagian 3E”]. Bukankah rasul Paulus memang  tekun memberikan peringatan keras semacam ini didalam kehidupan kasih karunia ini? Ia menuliskan “seperti yang telah kubuat dahulu.” Sehingga, di sini kita melihat bahwa kehidupan yang tidak lagi mengharapkan kebenaran berdasarkan Taurat, namun  kebenaran berdasarkan Iman, adalah kehidupan yang dipenuhi dengan pengajaran dan didikan yang mengarahkan jemaat untuk senantiasa memberikan dirinya dipimpin oleh Roh Kudus. Sebuah kehidupan yang penuh dengan tanggung jawab dan dedikasi atas pemberian yang begitu luar biasa dari Allah, yaitu kasih karunia di dalam Yesus Kristus.


Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3M):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”

AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN



The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross

[oleh seorang teolog yang saya lupa namanya]

No comments:

Post a Comment