Pages

13 October 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3E)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3D

Paragraf 10 pun demikian, sebuah tindakan represif yang begitu tajam, tepat pada sabda Yesus sendiri, terkait apa yang dimaksud-Nya sebagai “selamat di dalam Yesus.” Beginilah pendeta Dr. Erastus Sabdono melakukan  tindakan represif  tersebut, sebagaimana pernyataannya berikut ini:
Perbedaan tersebut diatas dijadikan ukuran keselamatan. Mereka yang merasa sudah menjadi umat pilihan ini berkeyakinan bahwa dirinya pasti diselamatkan, terhindar dari api kekal. Padahal. keselamatan bukanlah hanya terhindar dari api kekal dan diperkenankan masuk Sorga tetapi proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk Kerajaan Sorga bisa terwujud dalam kehidupan seseorang bila sudah memasuki proses keselamatan, yaitu menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Tanpa proses dikembalikan kepada rancangan Allah semula sudah bisa dipastikan tidak masuk dalam Kerajaan Sorga atau menjadi anggota Kerajaan. Mereka tidak bisa dikategorikan sebagai menerima Yesus.

Perihal ini,  juga telah saya sentuh sejak bagian pertama tinjauan ini pada “tinjauan bagian1C”. Benarkan Yesus menyatakan bahwa: a. keselamatan bukan hanya terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk ke sorga, tetapi proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula; b. Terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk bergantung pada memasuki proses keselamatan. Penekanan  pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono: proses dikembalikan pada rancangan  Allah semula. Tanpa ini, maka dipastikan tidak masuk dalam kerajaan Sorga atau menjadi anggota Kerajaan. Bukan Yesus dan karyanya, namun manusia yang masuk ke dalam proses dikembalikan pada rancangan Allah semula, adalah sentral keselamatan kekal - pemasti untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.

Benarkah Alkitab mengajarkan hal ini? Ataukah, ini,  pendeta Erastus sedang mengoreksi Yesus Kristus dan pengajaran para rasul sebagaimana epistel-epistel menyatakannya, bagaikan Yesus yang berkata “ tetapi Aku berkata kepadamu” kala Ia mengoreksi dan memulihkan kebenaran yang terkandung di dalam Taurat [ Tinjauan bagian 1A]?



Sabda Yesus Kristus  Adalah Perkataan Yang Penuh Kuasa Untuk Melakukan dan Mewujudkan Keselamatan Manusia Sejak Mulanya Hingga Kesudahannya

Dalam dunia atau urusan manusia, orang dapat berkata: bicara sangatlah mudah, melakukannya adalah perkara bertindak berdasarkan perkataan itu.  Jikalau, manusia itu gagal untuk memenuhi100 persen sebuah tuntutan, maka hal semacam ini tetap memiliki sebuah nilai berarti, sebab dilakukan  dalam upaya yang gigih, sekalipun ia mahkluk terbatas dan penuh kelemahan, manusia tetap menilai dirinya memiliki potensi yang begitu besar terpendam didalam menanti untuk digali secara tekun penuh perjuangan. Apa yang terpenting bagi manusia itu, adalah berupaya keras dalam mencapai apa yang hendak dicapainya. Tak ada target tanpa keringat dan ketekunan dalam mencapai apapun sehingga memenuhit target. Dalam hal ini, manusia percaya akan proses dalam sebuah perjuangan atau kegigihan; bagaimana manusia itu melakukan serangkaian perjuangan terus-menerus tak menyerah pada keputusasaan untuk mencapai setiap target di dalam kehidupannya. Tak ada bicara keinginan tanpa perbuatan; tak ada pencapaian tanpa berupaya mewujudkannya. Apapun  yang ingin dicapai oleh manusia, baik untuk mencapai cita-cita di dalam studi; di dalam karir; di dalam membangun keluarga; di dalam membangun karakter disiplin, tegas, jujur, bertanggung jawab dan lain-lain, manusia melalui serangkaian proses belajar dan kegigihan untuk mencapainya. Manusia tak boleh berhenti dan tak boleh menyerah di tengah jalan. Sebuah perjuangan yang tak main-main.


Dan,Tak ada yang salah dengan semua itu. Bukankah manusia harus berupaya secara total dalam kesegenapan dirinya untuk menghadirkan damai dan bahagia bagi dirinya dan keluarganya sendiri? Bahkan Kitab suci pun demikian?  Misal:
Kolose 3:18-22 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Tetapi, ini bukan sama sekali apa yang  harus dilakukan agar memiliki keselamatan atau memastikan diri masuk ke dalam kerajaan sorga.



Namun Tidak Berlaku Dalam Bagaimana Manusia Dapat Diselamatkan Oleh Allah

Atau, bagaimana kehidupan Ilahi bekerja di dalam seorang tebusan Kristus itu membangun kehidupan berimannya:

Kolose 3:1-5 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,


Kolose 3:7-10 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;


Kolose 3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Membaca Kolose ini, apakah maknanya? Apakah ini bermakna seperti yang pendeta Dr. Erastus Sabdono nyatakan:  Keselamatan adalah “proses dikembalikan pada rancangan  Allah semula, tanpa ini dipastikan tidak masuk ke dalam kerajaan sorga? Tidak sama sekali!


Epistel Kolose ini,  berbicara secara khusus kepada manusia-manusia yang telah mengalami:
-dibangkitkan bersama Kristus
-telah mati dan memiliki hidup yang tersembunyi bersama Kristus
-Hidup yang dimilikinya adalah hidup Kristus
Bukan ditujukan kepada manusia-manusia pada umumnya. Ini adalah  pengajaran yang ditujukan kepada mereka yang telah mengalami kebangkitan  dan memiliki hidup bersama Kristus. Kepada mereka inilah, diajarkan untuk:
-Memiliki kehidupan yang berorientasi kepada perkara yang di atas [ ini bukan spiritualitas  atau hal bernilai rohani umum, sebab] di mana Kristus berada.

-Memikirkan perkara yang di atas, sebab saya dan anda pada dasarnya tidak lagi memiliki kehidupan di dunia ini yang bernilai kekal dan mulia [ bukan yang di bumi], sebab saya dan anda telah mati [kehidupan dirimu sendiri bagimu sendiri yang  fana dan mati telah lenyap] sebab tersembunyi bersama dengan Kristus

-Mematikan segala sesuatu yang duniawi : percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu, Jangan lagi kamu saling mendustai

Apakah tujuan bagi orang-orang percaya untuk: memiliki kehidupan yang berorientasi kepada perkara yang di atasmemikirkan perkara yang  di atas; mematikan segala sesuatu yang duniawi? Rasul Paulus sangat  jitu berkata “mematikan segala sesuatu yang duniawi” sebab ini adalah konsekuensi natural pada sebuah kehidupan yang berorientasi  perkara di atas dan memikirkan perkara yang di atas di mana Kristus berada bersama Allah.

Agar mengalami proses dikembali pada rancangan Allah[bukan rancangan dunia]? Benar!  Hal-hal ini adalah bagian dari bagaimana manusia-manusia tebusan itu mengalami proses seumur hidupnya untuk mengarahkan dirinya pada perkara yang di atas dan  memikirkan perkara yang di atas, sehingga mampu mematikan segala   sesuatu yang duniawi? Agar anak-anak Tuhan hidup sebagai anak-anak Tuhan dalam kehendak Tuhan, bukan sebagai anak-anak dunia dalam kehendak dunia. Anak-anak Tuhan bertumbuh kembang dalam karakter Bapa di Sorga, bukan sebagai anak-anak dunia bertumbuh kembang tanpa mengalami kehidupan dari Bapa, selain kematian. Bandingkan dengan:
Roma 8:28-29 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

TETAPI, semua proses yang dikemukakan Paulus di dalam epistel Kolose itu bukan agar anda DIPASTIKAN  dapat masuk ke dalam kerajaan sorga dan menjadi anggota kerajaan sorga, sebagaimana diisyaratkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono. Pertama-tama, pengajaran ini sendiri ditujukan kepada mereka yang telah memiliki hidup Kristus dan dibangkitkan  bersama Kristus, yang sudah menunjukan bahwa orang-orang ini pasti masuk ke dalam kerajaan sorga:
Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Yohanes 6:37-40 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

Ketika Paulus menujukan pengajaran ini kepada orang-orang yang diindikasikannya sebagai dibangkitkan bersama Kristus dan memiliki hidup Kristus, maka yang dimaksudkannya adalah sebagaimana Yesus memaksudkannya: orang yang beroleh hidup kekal karena percaya  atau beriman kepada Anak.

Pada mulanya adalah KEHENDAK BAPA agar Yesus melakukan sebuah pekerjaan keselamatan yang mana siapapun yang diselamatkan Bapa tidak akan hilang dan saat percaya beroleh hidup kekal, sehingga secara pasti Yesus berkata saat itu juga “AKU MEMBANGKITKANNYA PADA AKHIR ZAMAN.” 

Inilah  kondisi aktual orang-orang percaya itu. Dan, kala Paulus berkata matikanlah segala sesuatu yang duniawi, itu adalah hal yang sangat serius dan tak ada sedikitpun keraguan bagi Paulus untuk memerintahkan dan mengajarkannya bagi orang-orang percaya tersebut.

Dasar perintah atau pengajaran semacam itu sangatlah kokoh:
-mereka telah dibangkitkan Kristus
-memiliki kehidupan Kristus

Perintah yang dapat disalahmengerti ini [matikanlah segala sesuatu yang duniawi di dalam dirimu], sebagai “upaya-upaya  manusia untuk mencapai atau memastikan/mempertahankan keselamatan,” pada  dasarnya, bukan  dan tidak pernah  merupakan upaya-upaya manusia dalam makna demikian:
Kolose 3:14-16 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Kenakanlah dan  hendaklah  pada Kolose 3:14-16 di atas ini, diperintahkan bukan supaya anda dan saya menjadi dipastikan masuk ke dalam kerajaan sorga dan menjadi anggota kerajaan sorga.

Tetapi, secara kuat dan tanpa keraguan sedikitpun, menunjukan bahwa anda dan saya: memiliki kehidupan yang berorientasi kepada Kristus, memikirkan perkara yang di atas, dan mematikan segala sesuatu yag duniawi. Dengan kata lain, itu adalah  REALITA orang-orang yang telah dibangkitkan bersama Kristus dan memiliki kehidupan Kristus [ia  tinggal di dalam Aku, Aku tinggal di dalam dia- Yohanes 6;56]. Pada mulanya, anda dibangkitkan bersama Kristus dan memiliki kehidupan Kristus sehingga karena itulah Paulus dengan penuh  ketegasan berkata “matikanlah segala sesuatu yang duniawi.” Tanpa Kristus di dalammu atau memiliki kehidupan Kristus, mustahil anda mengalami proses menjadi manusia-manusia sesuai dengan  kehendak atau  rancang bangun Allah- rancang bangun Allah yang ada di dalam  manusia Yesus Kristus secara sempurna, sebab Kristus memiliki pada dirinya sendiri hidup Allah yang menghidupkan anda dan saya. Sehingga, dengan demikian, dapat  memiliki kehidupan yang berorientasi pada perkara-perkara di atas dimana Kristus berada dan mematikan segala sesuatu yang duniawi.

Manusia Baru Yang Tak Sempurna Sehingga Terus-Menerus Diperbaharui
Mematikan segala sesuatu yang duniawi,”  sebagaimana juga “memiliki kehidupan yang berorientasi pada perkara yang di atas”  merupakan realita  yang harus berlangsung, sebab ‘untuk itulah kamu telah dipanggil.Bagaimana hal itu terjadi ?

Hal itu terjadi sebagai sebuah proses: “mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui.”

Perhatikan ada MANUSIA BARU yang terus-menerus  diperbaharui. Ini adalah manusia baru yang dihasilkan oleh dibangkitkan bersama Kristus, namun, ia masih harus mengalami pembaharuan terus- menerus. Apakah tujuan dari pembaharuan terus-menerus manusia baru itu? Pembaharuan itu untuk mematikan manusia lama yang bertabiat: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.

Inilah yang diajarkan oleh Paulus sebagai harus menanggalkan manusia lama. Sehingga MANUSIA BARU yang dimiliki oleh orang-orang yang telah dibangkitkan oleh Kristus dan memiliki kehidupan Kristus itu, bukanlah manusia-manusia sempurna atau orang-orang beriman yang sukses menjadi mahasuci, tetapi terus-menerus mengalami pembaharuan. Ini semua tak ada hubungannya agar pantas atau memastikan peluang masuk ke dalam kerajaan sorga. Keselamatan dalam makna lepas dari maut atau api neraka dan berpindah kepada hidup atau dimiliki Kristus, adalah peristiwa yang dikerjakan Allah sebagaimana Kristus membangkitkan orang mati [Yohanes 5:25-28]. Dan memang benar, bahwa manusia baru hasil penebusan Kristus bukanlah manusia sempurna apalagi mahakudus. Itu sebabnya orang-orang percaya sejati sekalipun, dapat jatuh ke dalam berbagai dosa. Itu sebabnya nasihat dan pengajaran dan kehidupan Kristus di dalam-Nya sangat vital, bukan saja penting. Realita semacam ini [bahwa manusia baru itu memang tak sempurna] bukanlah sebuah kealamian yang boleh didiamkan dan juga bukan penggugat kepastian keselamatan di dalam Kristus,bagi Paulus, oleh sebab satu hal: orang-orang tebusan memiliki hidup Kristus! Anda dan saya hidup oleh Kristus sebagai hasil kebangkitan Kristus dari kematian atau  penaklukan Yesus atas kuasa Iblis:

Ibrani 2:14-15 “…maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
Sehingga, memiliki kehidupan Kristus adalah sebuah kehidupan yang tak lagi dapat dihancurkan oleh Iblis. Sebab mustahil Iblis dapat berkuasa menghancurkan hidup Kristus yang telah memusnahkan Iblis. Itulah kuasa kehidupan yang diberikan Kristus bagi saya dan anda.

Sehingga sangat kokoh perintah matikanlah segala sesuatu yang duniawi. Jangan sekali-kali dinilai sebagai kebenaran berdasarkan Taurat sebagaimana ditudingkan oleh beberapa pengikut aliran Hypergrace. Sebaliknya, dalam hal ini Paulus menunjukan: begitulah kesejatian hidup orang-orang yang memiliki kepastian keselamatan, mengarahkan dirinya kepada perkara-perkara yang di atas di mana Kristus berada. Kepastian yang dimiliki oleh sebab Kristus telah membangkitkan dan memberikanmu hidup kekal.

Alkitab tak pernah mengajarkan keselamatan dalam Kristus sebagai sekedar lepas dari api neraka, lalu orang Kristen tersebut hidup suka-sukanya, tak peduli bahwa ia sendiri masih manusia lama ataukah manusia baru. Yang dengan demikian berarti tak pernah sama sekali diselamatkanoleh Kristus.

Namun, Alkitab juga menyatakan bahwa proses menjadi manusia rancangan Allah semula, TAK BISA DILEPASKAN dari  realita: bahwa orang tersebut haruslah terlebih dahulu menjadi manusia baru. Proses menjadi manusia baru adalah hasil penebusan Kristus atau diberi kehidupan oleh Kristus dengan cara melepaskan orang tersebut dari maut dalam kematian Kristus! Kalau, pendeta Dr. Erastus Sabdono melepaskannya dari manusia baru, malah menjadikan poses  menjadi manusia rancangan Allah semula, sebagai cara menuju manusia baru, itu sangat keliru dan menyesatkan. Yesuslah yang menghasilkan manusia baru pada seorang beriman. Manusia baru itu bukanlah manusia SEMPURNA, namun ia terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. Perhatikan! Manusia Baru itu memiliki target untuk memperoleh pengetahuan yang benar MENURUT GAMBAR KHALIKNYA. Berdasarkan tujuan inilah, maka Paulus mengajarkan: arahkanlah dirimu pada perkara yang di atas di mana Kristus berada dan  matikanlah  dalam dirimu segala yang duniawi. Kalau memang Kristus adalah tujuan hidupmu maka pastilah  segala hal yang duniawi tidak lagi menjadi tujuanmu dan dari titik inilah pematian keduniawian itu berlangsung. Pangkal pematian keduniawian dirimu itu pada Kristus yang menjadi sumber kehidupanmu dan tujuan hidupmu. Sehingga tak ada perlu sedikitpun ada  keraguan bagi orang percaya untuk tidak mau menghargai pengajaran ini, berpikir bahwa ini taurat atau masalah memburu “perfection” atau kesempurnaan. Tidak ada pengejaran  yang demikian di sini, seolah-olah, itu bergantung padamu; bukankah ketika anda melakukan pematian  segala hal duniawi dalam dirimu, anda adalah seorang manusia baru yang tak sempurna, namun secara terus menerus mengalami pembaruan.

Saya sudah diselamatkan-Nya, itu pasti karena Kristus sudah memusnahkan Iblis dalam kematian-Nya. Tapi, memang benar, saya adalah manusia baru yang belum sempurna, sebaliknya terus-menerus mengalami pembaruan. Sebuah pembaruan terus-menerus untuk menanggalkan manusia lama bertabiat dan berorientasi dunia. Manusia baru yang tak sempurna ini dan mengalami pembaruan terus-menerus yaitu menanggalkan manusia lama, itulah gaya hidup saya; itulah kehidupan saya, anda dan setiap orang Kristen. Saya memiliki dasar beriman oleh karena anugerah-Nya. Anugerah yang memberikan saya sebuah manusia baru yang terus menerus mengalami pembaharuan di sepanjang kehidupanku.

Tak ada  keberpisahan antara diselamatkan seketika  atau secara ajaib [1Pet 2:9-10] oleh terang-Nya dengan sebuah kehidupan manusia baru yang masih harus terus-menerus mengalami pembaharuan. Tak hanya secara ajaib, tetapi Allah juga menggunakan sarana-sarana natural untuk memastikan orang-orang tebusan-Nya berada didalam alur perjalanan yang dipandukan oleh Bapa:

Kolose 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Orang-orang tebusan atau yang sudah secara pasti diselamatkan oleh Kristus itu mengalami pembaharuan terus-menerus melalui pengajaran dan teguran. Apakah teguran dan ajaran itu berdasarkan hikmat duniawi? Tidak, namun berdasarkan PERKATAAN KRISTUS YANG DIAM didalammu. Bandingkan dengan perkataan Yesus ini: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku”-Yohanes 8:31.

Manusia baru yang tak sempurna sehingga harus terus-menerus mengalami perubahan, adalah manusia yang mengalami perubahan demi perubahan menjauhi manusia lamanya,menuju gambar khaliknya. Itu mutlak terjadi:
Kolose 3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.

Manusia baru itu, walau tak sempurna tetap mengalami penjauhan dari kehidupan lamanya sehingga dapat diperbandingkan. Dasar pembandingan ini, sekali lagi, adalah karena Kristus adalah hidup  bagi saya dan anda [Kolose 3:4]. Mengapa dikatakan manusia baru, sekalipun, ia  tak sempurna? Karena ada Kristus yang sempurna hidup di dalam anda dan saya, dan, didalam Kristus yang sempurna itu anda mengalami pembaharuan terus-menerus.

Sehingga, sungguh keliru dan salah kala pendeta Dr.Erastus Sabdono menyatakan: “keselamatan bukanlah hanya terhindar dari api kekal dan diperkenankan masuk Sorga tetapi proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk Kerajaan Sorga bisa terwujud dalam kehidupan seseorang bila sudah memasuki proses keselamatan, yaitu menjadi manusia seperti rancangan Allah semula.” Alkitab mengajarkan: seseorang harus menjadi manusia baru [dilahirkan oleh karya Kristus] terlebih dahulu dan berdasarkan kehidupan Kristus didalamnya maka orang percaya itu mengalami pembaharuan terus-menerus menuju pengetahuan yang benar menurut  gambar khaliknya.


Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3F):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”

AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross

Baca juga:




No comments:

Post a Comment