Pages

07 September 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2M)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora


Bacalah  lebuh dulu bagian 2L

Paragraf ini  secara umum sudah saya sanggah dan jawab, baik pada bagian 1 dan bagian 2 sebelumnya, sehingga  pada paragraf 10 ini, fokus  ditujukan pada bagian yang saya berikan penekanan dengan huruf tebal dan miring:
Itulah sebabnya dalam Alkitab berulang-ulang ditulis bahwa semua orang akan dihakimi menurut perbuatannya, bukan menurut imannya. Orang beriman pasti selamat, tidak ada lagi penghakiman atasnya, tetapi orang yang menolak Injil secara terang-terangan dan sengaja memiliki reaksi menentang Injil walau sudah mendengar Injil, pasti binasa, sebaik apapun orang itu. Mereka yang menolak Kristus sudah dibawah hukuman (Yoh 3:16-18). Dalam kenyataan hidup ini ada pula orang-orang yang tidak menolak tetapi juga tidak menerima. Untuk mereka Tuhan Yesus berkata: “Siapa yang tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu (Luk 9:50).  Mereka akan dihakimi menurut perbuatannya.”

Apakah Yesus memang sedang membicarakan keberadaan orang-orang tidak menerima [atau tidak beriman pada Yesus] sekaligus tidak menolak, kala ia menjawab Yohanes pada Lukas 9:50? Pendeta Erastus Sabdono, berupaya membangun pembedaan derajat atau  jalan keselamatan lain, bagi golongan manusia ini, dengan  kelompok lainnya, yaitu mereka yang menolak Injil secara terang-terangan dan sengaja memiliki reaksi menentang Injil, walau sudah mendengar. Kelompok yang belakangan dinyatakannya pasti binasa, sementara kelompok yang pertama akan dihakimi menurut perbuatan, artinya masih memiliki peluang untuk tidak binasa. Pendeta Erastus menggunakan Lukas 9:50 sebagai landasan pandangannya ini, yaitu ada keselamatan cara lain, selain harus beriman kepada Yesus Kristus.

Tetapi, pertanyaan  yang sangat mendasar:  apakah Lukas 9:50 sedang membicarakan orang-orang yang  tidak  menolak dan tidak menerima kebenaran keselamatan hanya di dalam Kristus? Apakah konteks ayat tersebut mendukung pengajaran pendeta Erastus?




Orang-Orang Beriman Di  Nun Jauh Sana, Hasil Penginjilan Mereka Yang Tak Bersama Yesus

Mari kita membaca Lukas 9:49-50
Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."
NIV "Master," said John, "we saw someone driving out demons in your name and we tried to stop him, because he is not one of us." "Do not stop him," Jesus said, "for whoever is not against you is for you."


KJV And John answered and said, Master, we saw one casting out devils in thy name; and we forbad him, because he followeth not with us. And Jesus said unto him, Forbid him not: for he that is not against us is for us.
Para pembaca Alkitab, pada umumnya memandang ringan atau sepele kasus yang dicatat begitu ringkas ini. Kecenderungan umum  yang bisa  segera muncul di benak pembaca, adalah: orang yang diceritakan  oleh Yohanes sebagai orang yang  tidak beriman kepada Yesus, sebab Yohanes  mengatakan bahwa ia bukan pengikut kita atau bukan salah satu dari kita atau tidak  mengikuti kita.


Namun,  ada dua hal yang harus dipertimbangkan sangat signifikan di sini:
a. kami melihat seseorang mengusir keluar setan-setan demi namamu
b. dia yang tidak melawan kamu.


Mengusir Keluar Setan Demi Namamu
Siapapun pembaca Alkitab yang setia, pasti mengetahui bahwa mengusir setan  keluar bukan sekedar mengusir  keluar setan dengan mengucapkan namanya begitu saja, bagaikan mantera, atau  sebuah tindakan atau aksi yang berfondasikan pada semacam  prosesi  beserta serangkaian kata-kata yang harus diucapkan berdasarkan tatanan dan reaksi-reaksi pada yang dilayani.

Faktanya, jika anda ingin membicarakan fakta biblikal, bahkan para muridnya pun tak selalu sukses melakukan  pengusiran setan demi nama Yesus.

Sekarang,  saya mengajak anda untuk memperhatikan  dua kasus yang akan menyibakan, apakah sebenarnya yang terjadi dan berlangsung  pada tindakan pengusiran setan dan hubungan antara Yesus dengan si pelaku pengusir setan itu sendiri.

Kasus #1 Murid-Murid Yang Gagal Mengusir Setan
Matius 17:14- (14) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, (15) katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.(16) Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."(17) Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"(18) Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga.(19) Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"(20) Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Tahukah anda, dari peristiwa  yang pasti memalukan [sebab  para murid-murid dikatakan tidak bisa  mengusir setan di depan orang banyak!] yang kemanapun Yesus pergi selalu ikut, Yesus sedang menyibakan sebuah rahasia tunggal perihal pengusiran Setan, yaitu: IMAN. Seperti apakah seharusnya iman  yang dimiliki untuk mengusir setan itu? Iman yang sederhana sekali, tetapi eksis secara otentik didalam diri orang tersebut! Perhatikan pernyataan Yesus ini: “sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja.” Sekiranya atau andaikan saja para murid memiliki iman sederhana namun otentik bukan abu-abu bukan bimbang tetapi punya wujud yang  kongkrit maka itu memiliki kehidupan, sebagaimana biji sesawi yang kecil namun didalam biji itu memiliki kehidupan untuk tumbuh dan berbuah. Faktanya, para murid ketika berhadapan dengan orang yang kerasukan setan,  bahkan tak memiliki iman yang demikian, itu sebabnya Yesus berkata: “karena kamu kurang percaya,” sedikit saja keraguan maka tak akan ada kuasa yang bekerja dari dalam pelayanan itu; sedikit saja ada keraguan…., keraguan akan apa atau kepada siapa dalam hal ini? Tentu pada sumber kuasa yang menjadi dasar  pelayanan semacam ini? Siapakah sumber kuasa yang menjadi landasan pelayanan semacam ini? Perhatikan hal ini baik-baik:

Bawalah anak itu ke mari!"(18) Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga

Bawalah anak itu kemari!; bawalah dia kepadaku; bawalah dia kepadaku yang menjadi sumber kuasa pelayanan murid-muridku! Yesus Sang Sumber Kuasa, Yesus Sang Sumber Pembinasa Kuasa setan.


Dengan keras Yesus menegor dia, yang menegor adalah sumber kuasa sehingga apapun yang diperintahkan Yesus harus terjadi, harus tunduk, tak ada sedikit saja ruang berleha-leha untuk tidak segera berlari meninggalkan, sebab kuasa Yesus bukanlah kuasa yang dapat sedikit saja dipandang remeh oleh si setan, bukan kuasa  yang sedikit saja bisa berkompromi dengan kenajisan yang begitu busuk pada si setan! Sehingga tak dapat dicegah:

Keluarlah setan itu, apa yang terjadi pada murid-murid, gagal mengusir, bukan sama sekali menunjukan ada sebuah masalah pada kuasa Yesus. Jangan pernah berpikir bahwa kuasa Yesus telah susut seiring semakin moderennya dunia ini dan semakin jauhnya era Yesus dengan era kini. Bukan itu masalahnya. Apa yang menjadi masalah, bila ini terjadi, pasti pada diri saya atau anda. Jika saja para murid-murid itu, atau anda memiliki sebuah iman yang sederhana namun otentik, tolong perhatikan baik-baik, saat Yesus mengatakan “sekiranya mempunyai iman sebesar biji sesawi saja” haruslah dipahami  bahwa Yesus sedang membicarakan relasi atau hubungan antara Yesus dengan si murid atau pelayanan.  Relasi antara murid dengan Yesus, bernama iman. Bukan sekedar mengagumi, meneladani, meniru atau mereplikasi Yesus tanpa sebuah keterhubungan yang otentik, yang bertumbuh. Kala Yesus membicarakan relasi dengan biji sesawi maka itu berbicara pertumbuhan selain kehidupan. Mengapa  cukup biji sesawi, mengapa Yesus tidak bicara benih-benih pohon-pohon besar yang dapat berumur puluhan tahun atau ratusan tahun, yang dapat berukuran lingkar besar dan menjulang tinggi? Sebab kunci pelayanan ini, bukan pada bagaimana kehebatan seseorang beriman atau bagaimana seseorang begitu mulianya mengimani Yesus. Kunci pelayanan ini adalah pada siapa anda beriman dan berelasi, siapakah sumber pertumbuhan dan keberbuahanmu? Yesus Kristus, dialah yang harus besar dan perkasa sementara anda sendiri begitu terbatas, namun dalam keterbatasanmu, beban terbesar bukan pada kekohanmu beriman, tetapi Yesus sebagai dasar keberimanan atau relasimu.


Poin inipun disuarakan oleh Yesus kepada orang banyak, perhatikan ini: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat” Yesus tak ingin karena kegagalan para murid, orang-orang meragukan kuasa Yesus. Yesus menuntut mereka beriman kepada Yesus. Yesus tak menginginkan mereka beriman kepada para murid-murid, mereka harus tahu kebenaran sejatinya. Yesus segera mengusir ketakpercayaan atau ketakberimanan mereka dengan mengusir sumber ketakberimanan itu? Apakah sumbernya” Si setan itu sendiri! Sehingga setelah menegor, Ia tanpa banyak basa-basi penuh ketegasan di hadapan orang banyak, berkata : Bawalah anak itu ke mari!"(18) Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga.”


Berapa kerap anda melayani dan telah dipecundangi setan? Sehingga gagal dan mendapat malu dihadapan banyak orang? Lalu pergi begitu saja? Dan orang-orang mulai mencibiri anda dan mulai berpikir, marilah bawa saja ke orang pintar atau ke dukun. Saya berkata sebenar-benarnya, sebab kasus ini pernah terjadi dan ditengah –tengah kebimbangan keluarga tersebut, melalui perwakilan mereka saya diundang untuk menangani kasus pada malam hari tersebut. Kerap, setan sudah lebih dahulu menjadi penggoda sebuah keraguan. Ini semata-mata kasih karunia, bukan hal yang bisa anda bangunkan dari diri anda seperti berkata di depan cermin dan berkata: YES AKU PASTI BISA atau YES, AKU ANAK TUHAN sehingga IBLIS  HARUS KABUR dari hadapanku. Itu takabur, itu menempatkan anda sebagi Tuhan dan sumber kekuasaan itu. Anda tak akan pernah memenangkan sebuah pertarungan yang bukan milikmu, pertarungan semacam ini hanya milik Anak yang berkuasa atas setan dan segenap dunianya! Perhatikan Yesus yang berkata begini:

kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu

ini hanya bisa terjadi atau berlaku, jika saja anda memiliki relasi yang bernama iman dan itu adalah iman yang hidup dan bertumbuh dalam dirimu dan kehidupanmu, itu bukan konsepsi apalagi hanya sebuah  pengakuan yang dilontarkan di udara kosong.  Saya pribadi dan sebenarnya keluarga besar saya, tidaklah asing dengan hal ini. Ompung doli almarhum Gr. Philipus Simamora adalah seorang zending yang berdasarkan catatannya dan kesaksian orang-orang tua dahulu atau bahkan anak dari orang tua dahulu, mengisahkan kisah-kisah pelayanan ompungku saat memberitakan injil dari satu kampun ke kampong lainnya, dan memang sebagaimana Yesus mengajarkan, maka ompung selalu menekankan percaya dan senantiasa percaya kepada Yesus dalam segala hidupmu. Kelihatan sederhana tetapi itu sebuah kehidupan yang akan membawa begitu banyak dampak bagimu kala Yesus adalah jangkar hidupmu, bukan dirimu lagi.


Sembuh seketika itu juga. Apa yang membedakan pelayanan ini dari praktik-praktik  eksorsisme  berbasis non Kristus adalah: Yesus bukan sekedar membinasakan kuasa jahat atau gelap pada korban, tetapi juga menyembuhkan dan memulihkan, sebab dia adalah sumber kehidupan dan pemulihan. Seketika itu juga, tanpa proses karena ini sebuah mujizat kehidupan baru bagi korban yang dipulihkan. Yesus  bukan sekedar sumber kuasa tetapi sumber pemulihan dan sumber kehidupan. Apa yang telah dirusak atau dihancurkan oleh setan, itulah pada keseluruhannya dipulihkan oleh Yesus. Ini sesuatu yang melampaui kerja keberimanan seseorang untuk menjangkau hingga pemulihan jiwa, bukan sekedar pengusirian. Seberapa seringnyakah anda melayani hal ini dan juga melihat sebuah jiwa yang sungguh-sungguh dibaharui bagi Yesus? Jangan sampai target pelayanan semacam ini hanya belaka demonstrasi kuasa dan akhirnya hanya mengharumkan namamu saja. Anda harus memandang pada Yesus agar bukan sekedar korban dilepaskan dari kuasa Setan tetapi juga dipulihkan bagi Yesus.


Pemulihan jiwa bagi Yesus yang spektakuler ada dicatat dalam Alkitab, terkait pengusiran Setan, dapat kita lihat pada kasus orang gila di Gerasa:

Lukas 8:39 "Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." Orang itupun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.
Tak hanya sekedar dilepaskan dari belenggu setan, tetapi menjadi milik Kristus dan bekerja bagi kemuliaan Kristus. Pelayanan ini berdasarkan iman dan memiliki gol sebagaimana kehendak Yesus.  Mantan orang gila itu dilarang oleh Yesus untuk mengikutnya, namun jelas orang percaya. Perhatikan bahwa, orang percaya itu menjadi pemberita injil yang mengeliling seluruh kota. SELURUH KOTA, itulah kehendak Yesus untuk dilakukannya. Dan dalam hal itu pasti ada lahir orang-orang baru percaya sebagaimana dia, sebagai hasil pelaksanaan mandat  yang lahir dari kuasa Yesus atas orang itu, ada otoritas Yesus atas orang itu yang dapat melahirkan orang-orang percaya.

Tentulah Yesus semakin tenar dan tentulah bersamaan dengan tenarnya orang itu aka nada orang-orang yang percaya. Mereka tidak mengikut Yesus namun mereka beriman,dan sangat mungkin mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan ajaib semacam ini.


Kasus #2 70 Murid Pengusir Setan
Lukas 10: 1, 17-20  (1) Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.(2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.(3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala…… (17) Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."(18) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. (19) Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.(20) Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

Ada 70 murid-murid lainnya, selain 12 yang utama, dan mereka adalah 70 murid yang luar biasa. Pengutusan mereka terutama, bukan untuk itu tetapi untuk: memberitakan kabar baik bahwa kerajaan Allah sudah dekat, dan menyembuhkan orang sakit (Lukas 10:9). Jadi selain Yesus, ada 70 orang murid yang menggelar pemberitaan injil yang disertai dengan  pemberian kuasa untuk  menginjak dan menahan. Sebuah kuasa untuk menaklukan dan sebuah kuasa yang menaungi mereka dalam mereka diutus ketengah-tengah serigala, sebagai domba!


Dan sama seperti  pada kasus #1 tadi, sumber penghalang bagi setiap orang untuk beriman, yaitu Iblis tak terelakan akan mengalami konfrontasi dengan siapa? Diri mereka ataukah Yesus? Dengan Yesus! Sebab 70 orang tersebut pergi sebagai utusan-utusan Yesus yang diberi kuasa dan otoritas untuk menaklukan musuh utama iman yaitu  Setan dam diberi kuasa dan otoritas untuk menahan musuh sehingga mereka tak dibahayakan dalam pelayanan seperti ini. Ada 3 dasar yang menunjukan bahwa Yesuslah yang menjadi penghadang  dan pembinasa kekuatan musuh itu dan bukan  70 murid:
-Yesus telah melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit, para murid tidak tahu perihal ini
-Yesus memberi kepada mereka kuasa untuk menaklukan dan menahan
-Yesus menyatakan tidak ada yang membahayakan kamu
-Yesus menyatakan: nama mereka ada terdaftar di sorga

Semua itu terjadi oleh sebab Yesus mengutus mereka, ini menunjukan adanya sebuah hubungan atau relasi yang disebut iman, bahwa para murid beriman kepada Yesus. Yesus memberikan kuasa kepada mereka, ini menunjukan juga sebuah relasi yang amat intim dan sebuah relasi yang mengubah kehidupan mereka menjadi murid-murid dimana kuasa Yesus berdiam dan menyertai mereka sehingga mereka bisa menaklukan sekaligus aman. Yesus berkata bahwa nama mereka ada terdaftar di sorga, ini menujukan sebuah relasi yang sangat kokoh dan sangat aman, bahwa keselamatan mereka tidak dapat dihancurkan oleh apapun di dunia ini, bahkan saat mereka menghadapi pelayanan yang penuh bahaya dan tantangan.

Baik pada kasus 1 dan kasus 2, kita melihat bahwa pengusiran setan adalah sebuah tindakan yang bersumber pada Yesus, manakala nama Yesus disebutkan maka itu berarti bergeraknya kuasa Yesus keluar dari dirinya untuk menaklukan dan melindungi si pelaku. Tak pernah dalam Alkitab tindakan  atau pelayanan ini tanpa memerlukan sebuah keberimanan. Kita sudah melihat bagaimana. Bahkan 12 murid tadi gagal mengusir setan dalam sebuah cara yang memalukan [karena disingkapkan di hadapan orang banyak], Yesus bahkan memberikan prinsip teramat fundamental yang menjadi dasar atau hukum pelayanan kuasa jenis ini, dimana nama Yesus dilibatkan:

sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja-Matius 17:20

Iman atau berelasi dengan Yesus, adalah kucinya. Tanpa ini maka ini bukan saja hal yang memalukan karena gagal, tetapi juga amat membahayakan karena ini adalah sebuah pelayanan yang melibatkan kuasa dari Allah untuk menaklukan kuasa iblis. Sangat mustahil berdasarkan kuasa manusia dapat menghasilkan sebuah penaklukan iblis yang otentik dan aktual, bukan sebuah muslihat. Yesus  memberikan pengutusannya dan otorisasi beserta kuasa-Nya kepada 70 murid-murid, adalah bukti yang begitu sempurna untuk menunjukan pelayanan ini melibatkan kuasa dirinya. Bahkan berlangsung dari kejauhan, sementara  70 murid-murid itu pergi TANPA Yesus secara fisik, mujizat itu terjadi. Bandingkan ini dengan:

Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?- Matius 17:16

Pada kasus pertama tadi. Ini menunjukan hal yang luar biasa pada 70 murid tadi, mereka menggenapi apa yang Yesus katakan, bahwa  ada saatnya bagi mereka yang beriman kepadanya dapat melakukan pelayanan ini tanpa kehadirannya, tanpa perlu Yesus menyertai mereka, asal saja beriman sekalipun sebesar biji sesawi saja. Memang, dengan Yesus pasti mulai dari keyakinan diri dan iman pasti lebih kokoh, ketimbang ditinggal atau diutus pergi sendirian.

Pelayanan 70 murid tadi memperlihatkan hal ini secara sempurna, pada tak perlu mereka bersama dengan 12 murid dan tak perlu bersama dengan Yesus, namun kuasa Yesus menyertai mereka sekalipun mereka di  kejauhan sana, asalkan beriman padanya.

Namun, bagaimana dengan kasus Lukas 5:49-50. Memang dapat dipastikan  bahwa seseorang itu bukan bagian dari 70 murid yang lain. Namun, harus juga diperhitungkan bahwa ia adalah seorang beriman di nun jauh disana. Faktor ini mutlak harus ada sebab, Yesus telah memberikan fondasinya: harus beriman padanya dalam sebuah relasi yang hidup dan bertumbuh: “iman seperti biji sesawi.


Jika ini adalah faktor absolut agar setiap pengusiran dalam nama Yesus bekerja sebagaimana seharusnya, tidak  gagal seperti 12 murid tadi, pertanyaan lanjutannya, bagaimana mungkin ada orang beriman namun tidak mengikut Yesus dan mengiringi mereka?


Jawabannya ada lebih dari satu, yang pasti jatuh pada salah satunya, saya katakan  pasti, sebab Yesus sendiri memastikan bahwa pelayanan semacam ini hanya berlangsung dalam beriman kepadanya dan melibatkan kuasa dirinya! Perhatikan poin-poin berikut ini:

a. kemungkinan ia adalah orang percaya hasil penginjilan masif dan penuh kuasa  oleh 70 murid Kristus.

b.Kemungkinan ia adalah orang percaya hasil penginjilan orang gila Gerasa

c.Kemungkinan ia adalah orang percaya hasil penginjilan perempuan Samaria- Yohanes 4:24-26, 28-30. Perhatikan Yesus mengajar orang-orang Samaria itu (ayat 34-38) dan bahkan pada ayat 38 Yesus mengutus mereka : “Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka." Perhatikan, Yesus mengutus mereka dengn kuasa untuk menuai apa yang tidak mereka usahakan

Pada poin a,b, dan c ini saja sudah dapat menghasilkan orang-orang beriman yang sama sekali tidak terkenal, tidak pernah berjumpa dengan Yesus, tidak pernah berinteraksi dengan 12 murid apalagi Yesus. Sebab dalam hal ini mereka adalah para penginjil dengan otoritas dan kuasa sebagai akibat pengutusan. Dalam hal ini, sebagaimana pada 70 murid, pastilah pengutusan ini menghasilkan karya-karya besar yang memuliakan Yesus sebab mujizat dan pengusiran setan pasti terjadi.


Dan saya harus menambahkan sebagai yang terakhir:

d. kemungkinan  ia adalah orang  yang dihasilkan dari penginjilan Yesus yang begitu intensif dan ekstensif: dari desa ke desa dan dari kota ke kota : “Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia,… Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, ”-Lukas 8:1,4

Sehingga adalah sangat wajar akan dijumpai orang yang beriman kepada Yesus, namun tidak bersama-sama dengan Yesus dan tidak pernah sama sekali berinteraksi dengan 12 muridnya. Namun hasil penginjilan oleh kelompok-kelompok penginjil awam yang diutus oleh Yesus untuk pergi memberitakan kabar baik.


Ini adalah hal yang paling rasional, untuk menjelaskan  bagaimana bisa seseorang tak bersama Yesus dan para murid namun harus dikatakan beriman, sebab Yesus mensyaratkan beriman kepadanya adalah mutlak dalam seseorang melakukan pengusiran setan.



Dia yang tidak melawan kamu

Jadi bagaimana memahami, yang tidak melawan kamu? Perlu diperhatikan bahwa konteks dasarnya adalah relasi antara para murid dengan orang itu, bukan dengan Yesus, pertama-tama, Lihat ini:
Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu

Selama mereka tidak membahayakan kamu, maka mereka bukan lawanmu, bahkan Yesus mengelompokan orang itu sebagai satu kawanan dengan para murid dengan berkata: ia ada di pihak kamu.

Dari mana Yesus dapat berkata bahwa orang tersebut ada dipihak para murid dan itu berarti bukan yang asing bagi Yesus, padahal orang itu di nun jauh sana,  Yesus tidak dapat melihatnya! Bagaimana Yesus mengetahui bahwa pengusiran setan oleh seseorang itu adalah berasal dari dirinya, bukan dari setan, sehingga Yesus dapat menyimpulkan bahwa orang tersebut walau tak bersama-sama dengan 12 murid, tetap berada di pihak mereka?

Tentu anda harus mengingat kembali peristiwa ini:
“Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit”

Sementara Yesus tidak berada bersama mereka, namun Yesus melihat. Faktor ini mutlak harus diperhitungkan dalam memahami apakah makna seseorang yang tidak bersama dengan mereka, tidak mengikut mereka secara jasmani namun memiliki kuasa. Kita tahu bahwa 70 murid itu pun tak senantiasa bersama dengan Yesus, tepatnya, Injil tak memberikan catatan berlimpah bagaimana karakter kepengikutan mereka itu. Kita tahu ada banyak penginjil-penginjil penuh kuasa sebagai akibat pengutusan Yesus, termasuk mantan orang  gila yang diutus Yesus untuk pergi meninggalkan dirinya.

Semua faktor-faktor ini akan membentuk sebuah kebenaran yang menakjubkan, bahwa Yesus ketika berkata “Ia ada dipihak kamu” menunjukan kesebangunan relasi antara murid-murid  dengan seseorang itu, dengan diri Yesus: memiliki keberimanan pada Yesus, namun tidak bersama-sama dengan Yesus SECARA JASMANIAH dalam BERPERGIAN SENANTIASA BERSAMA DENGAN YESUS. Ini juga menjelaskan apa makna tidak melawanmu.

Pengusiran setan DEMI NAMA YESUS, mustahil belaka mantra dalam praktik oleh orang-orang tak beriman:

Kisah Para Rasul 19:13-18
Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus. Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuata seperti itu.

Lihatlah! Tanpa memiliki Kristus sebagai sumber kuasa dan sumber perlindungan dalam sebuah relasi keberimanan, sebagaimana Paulus, maka mustahil setan mau tunduk pada perintah seorang pengusir setan.

Mengapa? Sebab Yesus sudah mengatakan, kunci pelayanan ini adalah: jika saja anda memiliki iman sebesar biji sesawi!

Sehingga, dapat dinyatakan secara definitive bahwa pengajaran pendeta Erastus Sabdono yang mengatakan kasus Lukas 9:50 adalah orang  tak beriman namun tak melawan atau menjadi musuh, ini adalah sebuah teologi yang mustahil, sebab Yesus mensyaratkan keberimanan sebagai sebuah kemutlakan, bahwa hanya orang-orang beriman yang memiliki sumber kuasa.

Tanpa ini, maka nama Yesus adalah sebuah mantra ditangan orang tak beriman namun bersahabat. Apakah pendeta Dr.Erastus Sabdono sedang mengajarkan bahwa nama Yesus dalam eksorsis dapat diperlakukan sebagai mantra, tanpa perlu beriman??

Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2N):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”


                                                                  AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross
[oleh seorang teolog yang  namanya tidak saya ingat]



No comments:

Post a Comment