Pages

29 August 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2H)


 
“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora

Ilutsrasi: Kerusuhan di Baltimore 27/4/2015 - Newsweek

Bacalah lebih dulu bagian 2G

Apa yang jauh lebih buruk lagi pada paragraf 4, adalah pernyataan pendeta Dr. Erastus Sabdono, yaitu: “Orang percaya tidak mengerti dan tidak sadar bahwa mereka memiliki karunia sulung roh, yaitu kemampuan untuk menjadi manusia Allah (Rom 8:23; 1 Tim 6:11).”  Dua kesalahan fatalnya adalah:

a. menyatakan penerima karunia tidak mengerti dan tidak sadar, siapakah  yang salah? Pemberi karunia atau penerimanya? Sebuah kebenaran tunggal mengenai bagaimana seseorang dapat beriman kepada keselamatan yang dari Allah itu dan menjadi anak-anak Allah, harus pertama-tama dipegang kokoh untuk memahami perihal ini:

Yohanes 1: 12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Menyandingkannya dengan Roma, maka kemudian pertanyaannya: apakah Roma 8:23 sedang berbicara mengenai diperlukannya kemampuan pada manusia untuk mengerti dan sadar? Dengan kata lain: darimanakah datangnya mengerti” dan “sadar” itu? Dari manusiakah atau sesuatu yang harus dilakukan oleh Tuhan agar manusia mengerti dan menyadarinya di dalam perjalanan kehidupannya sebagai orang-orang beriman?

Memahami kebenaran ini adalah penting, agar memahami bahwa kuasa yang diberikan kepada orang percaya bekerja secara independen dan tak bergantung pada ketakberdayaan atau mengandalkan kinerja manusia [yang diindikasikan dengan “diperanakan dari dari Allah, bukan dari darah dan daging”] untuk mendatangkan berbagai kebaikan dan kekokohan orang-orang beriman dalam keamanan keselamatan dan pada segenap janji yang menjadi bagian milik orang-orang beriman itu. Mengenai perihal ini, bacalah bagian 2E.  Saya akan mengulas perihal ini, dari perspektif Alkitab, bahwa Allah yang menyelamatkan manusia secara sempurna dan berkesinambungan di sepanjang kehidupan orang percaya, bukan, manusia juga harus menyelamatkan dirinya sendiri agar sempurna keselamatan dari Allah itu.


b.Kemampuan menjadi manusia Allah? Apakah  1 Timotius 6:11 berbicara mengenai kemampuan menjadi  manusia Allah? Apakah Karunia Sulung berbicara mengenai manusia Allah? Mari kita  membaca:
1 Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

Apakah  teks ini berbicara mengenai KEMAMPUAN MENJADI manusia Allah? Dan, apakah maksud sesungguhnya  “manusia Allah” itu; apakah maksud Paulus dalam  suratnya kepada Timotius? Apakah dia sedang membicarakan kemampuan menjadi manusia Allah?


Dua kesalahan fatal ini akan menjadi sorotan utama saya. Mari kita ajukan 2 pertanyaan 


[a] Apakah  Penerima Karunia Sulung Roh Tidak Menyadari Akan Apa Yang Diterimanya?
Pertanyaan  penguji utama, untuk menjawabnya, apakah  karunia sulung Roh  pada Roma 8:23?
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.”

KJV dan NIV menuliskan  karunia sulung sebagai “first fruits of The Spirit” atau buah-buah utama Roh


Apakah penjelasan  rasul Paulus terhadap “karunia sulung” atau “buah-buah utama” Roh, atau dengan kata lain apa sajakah  yang dikerjakan atau dilakukan oleh Roh terhadap orang percaya? 

Beginilah penjelasan Paulus:
1.Pemeliharaan Roh bagi setiap Orang Percaya melalui doa-doa-Nya kepada Allah
Roma 8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Ini luar biasa bahkan fantastis, mengetahui bahwa Roh yang dimiliki oleh orang-orang percaya berdoa  bagi kita? Mengapa? Sebab kita adalah orang-orang yang lemah, orang-orang beriman yang senantiasa memerlukan pemeliharaan Bapa, dan itu secara sempurna dihadirkan oleh karya Roh di dalam diri orang percaya. Kelemahan apa yang sedang dibicarakan oleh Paulus? Bahwa kita tak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa? Tak ada  satu manusiapun yang tahu lebih baik selain Allah itu sendiri. Roh berdoa kepada Allah, untuk kepentingan kita. Ini adalah syafaat yang luar biasa hebatnya bagi orang percaya oleh Roh. Kelemahan-kelemahan kita kerap membuat kita tak dapat memastikan, apakah doa saya dan anda sudah benar atau didengarkan? Ketika Roh yang berdoa bagimu dan saya, semua itu lenyap, dan kita bisa tenang dan damai dalam percaya penuh pada pelayanan doa oleh Roh bagi kita, bersyafaat untuk  menyampaikan segala keluhan-keluhan kita yang tak terucapkan itu.



2.Pemeliharaan Roh bagi  setiap Orang Pecaya, melalui pelayanan syafaat Roh adalah doa yang sempurna sebab selaras dengan kehendak Allah.
Roma 8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

Setiap doa orang percaya, pasti didengarkan Bapa, namun, apakah itu selaras dengan kehendak Bapa?  itu sebuah persoalan teramat serius untuk diabaikan atau dianggap remeh. Problem ini hanya teratasi  jika saja doa orang percaya itu secara sempurna selaras dengan kehendak Bapa, apa yang dimintakan atau dipanjatkan, itu juga yang menjadi kehendak Bapa. Roh mengatasi kelemahan ini secara sempurna:  “Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, bahwa Ia, SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH, berdoa untuk orang-orang kudus.”

Pekerjaan Roh yang berdoa bagi setiap orang percaya adalah buah-buah utama Roh, karena ini adalah karunia yang dikehendaki Allah agar Roh berdoa bagi orang-orang kudus, orang-orang percaya.

Jika anda mempertanyakan penjagaan atau pemeliharaan Allah atas perjalanan kehidupan berimanmu kepada Kristus, didalam dunia yang penuh tantangan dan kelemahan manusia yang cenderung berdoa sesuai apa maunya, bukan apa maunya Bapa, maka kebenaran ini adalah jawaban telak. Tetaplah berdoa dan senantiasalah berdoa [I Tes 5:17; Efesus 6:18], dan semakin lama, kita akan belajar mengenal dan tunduk pada kehendak Bapa, bahkan didalam segala hal yang kita panjatkan kepadanya dalam setiap permohonan, permintaan dan pengucapan syukur kita kepada Bapa. Ketika Roh berdoa bagi kita dihadapan  Bapa, maka itu adalah karya syafaat Roh yang penuh kuasa yang memahami setiap kebutuhan terdalam  dari dalam diri dan apakah yang menjadi kehendak Bapa didalam jawaban-jawaban doa yang kita terima.  Berdoa menjadi begitu hidup dan menjadi wilayah kepastian akan pemeliharaan Allah yang melampaui apa yang kita pikirkan dan  pintakan.


Apakah ada dasar yang sangat kokoh bagi setiap orang percaya untuk mempercayai pernyataan Paulus ini?  Ada dan sangat sempurna dasarnya, sebab yang menjadi dasarnya adalah Kristus dan sabdanya sendiri:
Yohanes 14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

KJ menyebut  Penolong yang lain itu Comforter - Penghibur
NIV menyebut Penolong yang lain itu Advocate – Pembela bagi seseorang yang bertindak demi kepentingan yang dibelanya, Ia mewakili kepentingan yang dibelanya
Untuk Parakleton yang mendampingi orang-orang percaya, selama-lamanya. Parakleton atau Penolong ini juga disebut Roh Kebenaran atau Spirit of Truth. Parakleton ini dinyatakan oleh Yesus:
-tinggal di dalam diri orang percaya
-orang percaya mengenal dia
-menyertai orang percaya
Sebuah penyertaan yang luar biasa, sebab penyertaannya ada dan berlangsung di sepanjang zaman dan di sepanjang generasi orang-orang percaya, selama bumi masih berputar dan langit masih menggantung di atasmu sehingga matahari dapat terbit dari timur dan terbenam di barat!


Ini adalah sebuah garansi penyertaan Allah atas setiap orang percaya setelah nanti, kala itu, Ia meninggalkan dunia ini beserta orang percaya sendirian, dan Yesus memastikan bahwa orang-orang percaya tak ditinggalkannya sendirian: “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu,” sementara menantikan Yesus yang pasti akan datang kembali “[Yohanes 14:18].

Garansi atau penjaminan pemeliharaan dari Yesus oleh Roh Kudus, bukan saja pada pemeliharaan itu sendiri, tetapi, juga mencakup pada hidup  dari Kristus yang pasti atau aman di dalam kepemilikan orang percaya:
Yohanes 14:19 Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup.

Pemeliharaan Bapa atas orang-orang percaya dengan demikian sempurna kepastian dan keamanannya saat ini juga di dunia, bukan baru akan aman setelah berada di Sorga, sebab kepastian dan keamanannya bahkan digaransikan pasti tanpa perlu keraguan, karena Parakleton itu sendiri: tinggal didalam diri orang percaya dan menyertai orang percaya! Seberapa lama? Selama atau sepanjang kehidupan orang beriman itu di muka bumi ini! Sesetia apakah dan sepasti apakah? Sangat sempurna tanpa cela, sebab Parakleton itu atau Roh Kebenaran itu tinggal di dalammu dan menyertaimu dan saya, Ia tidak diluar dirimu dan saya, tetapi didalammu dan saya sebagai sebuah kesatuan yang tak  terpisahkan [Roma 8:35].


Dan, ketika Paulus mengatakan bahwa Roh itu berdoa  untuk kepentingan orang percaya dan dalam kesekehendakan dengan Bapa secara sempurna, maka ini adalah sebuah  karunia sulung yang luar biasa dari Roh dalam rangka memelihara orang percaya dan menjaminkan kepastian keselamatan orang percaya yang dipenuhi ketakberdayaan-ketakberdayaan yang melampaui kemampuan manusia atau mahkluk ciptaan bumi manapun, dalam sebuah kepastian pemeliharaan tanpa cela:
Roma 8:18-19  Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.

Senyata penderitaan yang dialami, maka realita kemuliaan yang akan dinyatakan itu jauh lebih kuat daripada apapun juga penderitaan atau tantangan melelahkan yang harus dihadapi dan  dilalui pada saat ini;  realita kemuliaan yang akan datang itu tidak perlu menjadi meredup dan memupus didalam jiwa yang berpengharapan, sekalipun yang dikecap jiwa dan kulit, pada saat ini, adalah penderitaan-penderitaan atau kesukaran-kesukaran.

Ada penderitaan zaman sekarang yang dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kelak kepada kita. Dalam pembandingan demikian, tak ada kelayakan apapun untuk mengalah pada penderitaan itu dan  meremehkan nilai kemuliaan bagi anak-anak Allah itu, tak sepadan  matamu untuk diburamkan oleh mengalami derita zaman itu. Kemuliaan yang akan DINYATAKAN; ada secara pasti sehingga memang sangat rasional kemuliaan di dalam KE-ANAK-AN kita terhadap Bapa untuk dinantikan dalam ketekunan, itu sendiri adalah yang sudah pasti dimiliki namun belum dinyatakan; dan  dinantikan sebagai sebuah kepastian milik, bukan dalam ketidakpastian. Mengapa sebuah kepastian? Sebab  Parakleton itu sendiri berdiam di dalammu dan menyertaimu selama-lamanya! Parakleton kekal dan berasal dari Allah, apalagi dasar untuk meragukannya, jika Parakleton sendiri berdiam di dalammu sebagaimana Yesus telah menyatakannya!

Orang – orang percaya memiliki kemuliaannya didalam Allah, dan berdiamnya Parakleton didalam diri orang percaya jelas sebuah kemuliaan tersendiri yang telah dimiliki sebagai kepastian. Namun sekalipun demikian, penderitaan adalah keniscayaan selama di bumi ini, apakah dengan demikian kenyataannya, kita sebagai orang percaya tak mempercayainya karena tak sesuai dengan kenyataannya?
Roma 8:24  Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?

Keselamatan yang telah kita miliki adalah dalam pengharapan. Tetapi “pengharapan” muncul didalam teks ini, bukan dalam makna belum dimiliki. Sudah dimiliki, tetapi realitas penuh keselamatan yang  SUDAH dimiliki itu masih dinantikan. Ini, situasi semacam, ini bisa mengakibatkan keputusasaan dan frustasi  penantian untuk penyingkapan pada apa yang sudah dimiliki.


Apa yang dimintakan pada setiap orang percaya untuk dilakukan, dalam situasi menantikan penyingkapan apa yang telah dimilikinya? Harus  bertekun. Sekali lagi, bertekun disini bukan dalam konteks atau makna agar keselamatan itu menjadi dimiliki, namun sama dengan konteks diselamatkan dalam pengharapan, berkait dengan penantian untuk mengalami penyingkapan pada apa [keselamatan] yang sudah dimiliki secara aman, pun, harus ditekankan, pada “bertekun”, bukan agar sah untuk diselamatkan pada akhirnya; perhatikan ini:

Roma 8:25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

Roma 8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya

Tekun menunjukan kepada kesetiaan dalam menantikan apa yang akan disingkapkan pada diri orang percaya, sementara pada kenyataannya penderitaan tetap menjadi bagian dirimu dan saya dalam keseharian. Bahkan pada hal yang teramat natural: menjadi lelah, menjadi tua, mengalami sakit dan  penyakit, mengalami keputusasaan, membutuhkan pertolongan dari orang lain yang juga sama-sama terbatas, dan lain sebagainya:
Roma 8:23 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.

Sebuah penderitaan jiwa dan jasmani yang konstan akan menjadi cirri semua manusia di dunia ini, termasuk pada orang percaya. Sebab tubuh jasmani orang percaya dan orang tak percaya, sama saja.

Apakah dasar bagi saya dan anda untuk dapat bertekun dan sukses hingga kesudahannya? Apakah dasar bagi perjuanganmu didalam hidupmu ini sebagai orang percaya agar  putus asamu tidak  meluncur menjadi putus hubungan dengan Kristus; apakah dasar  kekuatan bagi perjuangan hidupmu yang bisa mengalami kegagalan-kegagalan tidak meluncur menjadi penyerahan pengharapan secara  total selama-lamanya; apakah dasar kekuatanmu agar kebimbangan imanmu tidak meluncur menjadi kehancuran iman yang fatalistik?  Jawaban atas pertanyaan ini, akan menjadi pembeda yang membedakan orang percaya dan tidak  percaya kepada Yesus, didalam sama-sama mengalami penderitaan jiwa dan jasmani, dalam cara yang begitu mulia dan agung!


Apakah? Apa/ Dirimukah? Hikmatmukah? Kehebatanmu untuk berkomitmen berdoa selama sebulan dalam jam-jam tertentu atau doa puasamu dengan segenap  janji-janji yang tak pernah bisa  kamu penuhi  dalam ketakbercelaan? Itukah?  

Pendetamukah, nabimukah, rasulmukah, dedikasimukah? Apakah sumber dan dasar kekuatan bertekun itu ada pada dirimu sendiri dan pada dasar kekuatanmu sendiri?


Begini jawaban dan penjelasan  rasul Paulus:
-Roh membantu kita dalam kelemahan kita
-Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan
- Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus
-Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah
-mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya  [ Roma 8:26-30]


Jadi, apakah dasar bagi setiap orang percaya untuk secara pasti dan aman  melalui perjalanan iman di dalam dunia yang bermasalah ini sehingga secara aman dan pasti, pada akhirnya akan mengalami penyingkapan pada apa yang pasti  telah dimilikinya: dimuliakan? Jawabnya: penjaminan Allah sendiri dalam perjuangan  kehidupan manusia-manusia beriman untuk hidup sebagai orang beriman di dalam dunia yang penuh tantangan dan problem!! Dan itu  merupakan pengalaman yang dapat dirasakan,diketahui, dan  aktual, sebab Roh membantu kita untuk merasakan dan mengetahui atau mengenali bagaimana Allah menyertai dan menolongnya; ini bukan pengalaman yang berdasarkan pengalaman jiwa, tetapi pengalaman bagaimana Tuhan terlibat mejagai orang-orang beriman dalam segala problem, masalah, penderitaan bahkan kemalangan-kemalangan:

Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Sehingga, Paulus dalam Surat Roma menyatakan, bahwa saya dan anda dapat MENGETAHUI. Jadi tak ada dasar sama sekali bagi  pendeta Erastus untuk berkata sebaliknya, sebab Allah sendiri yang menjaminkannya: Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan yang mengasihi Dia. Kunci mengapa saya dan anda dapat mengetahui adalah ; ALLAH YANG TURUT BEKERJA bagi  kita yang percaya!


Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(2i):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”

                                                                  AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


No comments:

Post a Comment