Pages

21 August 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2D)

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2D)

“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen” 
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 2C

Paragraf 2 tertulis demikian:
Pertama harus dipahami bahwa keselamatan bagi orang percaya atau yang menerima Tuhan Yesus yang disebut sebagai umat pilihan, tidaklah sama dengan keselamatan bagi mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus atau yang tidak menerima Tuhan Yesus yang disebut sebagai bukan umat pilihan. Keselamatan bagi orang percaya membawakan mereka kepada kesempurnaan seperti Bapa (Mat 5:48; Rom 8:28-29). Orang percaya dituntut untuk memiliki karakter seperti Bapa sendiri. Untuk itu Tuhan memberikan fasilitas yang memadai guna mencapai kesempurnaan tersebut (Yoh 1:12-13).

Ini adalah paragraf yang berupa pernyataan terbuka dari apa yang disebutnya sebagai “ pola keselamatan berbeda atau lain” [yang sudah sejak bagian pertama dikemukakannya, untuk melihatnya secara cepat, bacalah “Risalah Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” Bagian1A-1U].

Apakah benar, Yesus Kristus mengajarkan demikian? Apakah benar agama Kristen  yang diberitakan oleh para rasul secara akbar mengajarkan ada keselamatan bagi orang yang tak percaya? Apakah  Alkitabmu bersabda padamu bahwa Yesus bukan penentu global keselamatan umat manusia, sehingga tak perlu memberitakan Injil kepada yang belum pernah mendengarkan?

Mari kita dengarkan lebih dulu, sabda Sang Hakim [Yohanes 5:22] Yesus Kristus:

Matius  24:14 Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."

Ini adalah nubuat  yang diucapkan oleh Yesus sendiri, bagian dari serangkaian peristiwa-peristiwa akan datang, tanda mendahului kedatangan Dia dan Kesudahan Dunia yang telah dipredestinasikannya akan terjadi dalam sebuah kepastian [Matius 24:13]. Tanda-tanda kedatangan Dia yang kedua kali, ditautkan dengan pemberitaan Injil ke seluruh dunia, kepada seluruh bangsa. Bahkan, itu merupakan keharusan yang absolut agar kesudahan dunia ini tiba: “sesudah itu [sesudah Injil Kerajaan diberitakan ke seluruh dunia] barulah tiba kesudahannya.”


Ketika kita membaca Roma 10:17-18
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi."

Kita harus diingatkan pada nubuat Yesus sendiri mengenai pemberitaan  Injil hingga kepada segenap bangsa yang ada di dunia ini.

Selanjutnya, Injil Markus memberikan catatan yang penting juga mengenai hal ini:

Markus 13:10  Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa.

Ketika kita membaca Roma 16:26-27, kitapun akan diingatkan akan sabda Yesus itu
tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman--bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

Demikian juga kala membaca Kolose 1:6
yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.

Kolose 1:23
Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.


Dan Kisah Para Rasul memiliki catatan sabda Yesus yang berisikan perintah memberitakan Injil yang tak kalah istimewanya:
Kisah Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Membaca Roma 10:8, kita pun akan diingatkan dengan sabda Yesus itu
Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.


Injil Lukas memiliki catatan  yang sangat unik, Yesus memberikan sabda perintah pemberitaan Injil saat  Ia menampakan dirinya kepada para murid setelah kebangkitannya:

Lukas 24:46-47 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."

Teks Injil Lukas ini memiliki poin-poin begitu mulia dan ilahi terkait pemberitaan Injil kepada segala bangsa:
1. Yesus tampil secara tiba-tiba di tengah-tengah mereka  dan menyampaikan Salam Damai Sejahtera [ Lukas 24:36]

2. Para  murid mengira Yesus adalah hantu sehingga mereka takut [Lukas 24:37]

3. Yesus membuktikan bahwa dirinya bukan hantu, dengan menunjukan tangan dan kakinya, sambil berkata: “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” [Lukas 24:39-40]

4.Yesus menanyakan kepada para murid apakah ada makanan, dan  diberikan kepadanya sepotong ikan goreng yang disantap oleh Yesus tepat di depan mata mereka [Lukas 24:41-43]. Yesus yang sungguh-sungguh berdaging dan bertulang itu memang benar bukan hantu, dia makan yang dapat dinikmatinya sebagaimana tubuh manusia dapat menikmatinya,

5.Yesus kemudian bersabda: Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." [ayat 44]

Semua poin ini memperlihatkan satu hal, bahwa pemberitaan Injil  ke seluruh bangsa adalah hal yang melibatkan Anak, Bapa dan Roh Kudus.  Pemberitaan Injil sebagai hal yang tertulis atau telah ditetapkan sebelumnya oleh Bapa, hanya dapat berlangsung jika apa yang Bapa janjikan untuk diberikan, dikirimkan oleh Anak,  yaitu Roh Kudus kepada para murid. Bahwa pemberitaan Injil bukan perkara daging, bukan perkara doktrinal, bukan perkara superioritas kebenaran, namun kehendak Bapa  atas bola dunia ini, sehingga pemberitaan Injil harus membawa kehendak Bapa yang menyertai para pemberita, berupa: “diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” Pemberitaan Injil adalah misi sorga bukan misi duniawi, sehingga para  pemberita injil adalah orang-orang yang diperlengkapi dengan kekuasaan dari  tempat tinggi di dalam memberitakan kebenaran siapakah Yesus Kristus dan mengapa hanya di dalam dia tersedia keselamatan yang dari Allah.


Pemberitaan Injil kepada seluruh bangsa harus dipandang dari sudut pandang Bapa, sebab Dialah yang menetapkan hal itu, pemberitaan kabar baik yaitu  diri Kristus yang telah disalibkan, mati dan telah bangkit kembali, itulah kabar baik itu, dan itulah yang telah ditetapkan oleh Bapa :“Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga [ayat 46],” dan datangnya Yesus kepada para murid setelah kebangkitan dengan menunjukan tangan dan kakinya, meminta mereka untuk merabanya, menyatakan dirinya berdaging dan bertulang, adalah hal terindah untuk dialami sebab itu adalah hal termahal dan termulia, berdiri di hadapannya dan merabanya secara langsung untuk merasakan  dalam sentuhan bagaimana sebuah nubuat tergenapi. Menjadikan pemberitaan Injil kepada segala bangsa memiliki dasar terkokoh dan termulia.


Pemberitaan Injil kepada seluruh bangsa, dengan demikian, tidak dapat dipandang dalam konteks pemahaman “seluruh bangsa” yang dikenal oleh dunia saat itu, oleh sebab pemberitaan Injil  bahwa Kristus yang telah menderita dan mati disalibkan itu, kemudian telah bangkit pada hari ketiga, sebagai satu-satunya keselamatan,adalah  ketetapan dan kehendak Bapa di sorga. Pemberitaan  injil dilakukan dengan memperlengkapi mereka dengan Kuasa  Dari Tempat Tinggi,  dalam hal itu ada pelibatan total Roh Kudus di dalam diri para pemberita injil. Sementara kita mengetahui  pada bagian sebelumnya, Roh Kudus bekerja dalam skala  bola dunia ini, bukan dalam skala dunia yang dikenali kala itu.


Tentu saja Allah  di tempat kekekalannya sebagai pencipta  alam semesta tak mengenal apa itu dunia era saat itu, bagi Allah segalanya adalah ciptaan-Nya dan bagi-Nya segala bangsa harus menjadi target pemberitaan Injil. Dalam Allah tak ada fragmentasi apapun menyangkut ruang dan waktu. Ia mengatasi itu semua. Dia dapat di dalam waktu dan ruang sebagaimana Ia berada di  atas waktu dan ruang itu sendiri. Fokus dan sentralnya adalah Allah kala memandang segenap aspek pemberitaan Injil, bukan hal-hal sejarah, ruang dan waktu. Bahwa sampai kini, saat saya menulis dan anda membaca, Roh Kudus masih bekerja mengarsiteki pemberitaan Injil bagi seluruh bangsa, bahkan hingga segala sesuatunya genap seperti  yang dikehendaki Bapa.


Sehingga bagi Bapa, Anak dan Roh Kudus, tak ada sama sekali keselamatan bagi mereka yang tak percaya, yang berbeda. Dan ingat, pemberitaan Injil bagi seluruh bangsa adalah penentu bagi  tibanya kesudahan  segala sesuatu!


Apa yang diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, dengan demikian, secara vulgar menista apa yang menjadi ketetapan Bapa. Ia melupakan atau meremehkan bahwa pemberitaan Injil adalah ketetapan Bapa dan Bapa sendiri berjanji kepada Anak akan Roh Kudus yang memperlengkapi para murid untuk pemberitaan Injil kepada seluruh bangsa. Para murid utama boleh berlalu  dan telah menjadi sejarah, namun Roh Kudus tak akan pernah menjadi sejarah dan Ia akan terus bekerja sesuai dengan kehendak Bapa, memperlengkapi orang-orang percaya yang dipanggil untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa. Pemberitaan Injil yang kita baca dalam Kisah Para Rasul memiliki nilai kekekalan  oleh karena penyelenggaraannya melibatkan Bapa, Anak dan Roh Kudus. Anak yang diberitakan itu, kini berada di dalam  kerajaan Sorganya:

Lukas 24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.

Dan setelah itu Roh Kudus turun atau datang kepada para murid sebagaimana dikatakan oleh Yesus:

Kisah Para Rasul 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."


Kisah Para Rasul 2:1-11
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."

Roh Kudus adalah aktor utama pemberitaan Injil di dalam diri setiap para murid untuk menjangkau segala bangsa. Generasi pencurahan Roh Kudus ini boleh berlalu, namun Roh Kudus Sang Aktor Pemberitaan Injil tinggal tetap dalam mengarsiteki pemberitaan Injil agar sampai ke segenap bangsa, dalam artian  segala bangsa dalam bola dunia ini. Roh Kuduslah aktor utama sehingga genapnya pemberitaan Injil itu memiliki kepastian sebelum kesudahan itu tiba. Bukan pada manusia-manusia Kristennya atau para misionaris Injil itu.


Sehingga sekalipun  memang pada konteks dunia itu, dapat dikatakan pemberitaan injil  telah berlangsung dan menjangkau dunia bahkan  sekitar tahun 70 Masehi – pada dunia yang dikenali kala itu, namun  segala bangsa dan ke ujung dunia harus dipahami dalam perspektif Bapa yang tak dikurung oleh sejarah, tempat dan waktu. Dia mahahadir, dan dimana Dia mahahadir di dunia ini, disitulah kehendaknya harus genap!


Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono“Keselamatan Diluar Kristen” (2E):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”

                                                                  AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


No comments:

Post a Comment