Pages

11 May 2015

MATIUS 1:18-25





Sabtu, tgl 20 Desember 2014, pk 18.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.


Mat 1:18-25 - “(18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibuNya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’ (22) Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: (23) ‘Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’ - yang berarti: Allah menyertai kita. (24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, (25) tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.”.

I) Tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia.

Sebetulnya ada banyak tujuan dari kedatangan Yesus, seperti:

1)   Memberitakan Injil (Mark 1:38).
Mark 1:38 - “JawabNya: ‘Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.’”.


2)   Memberi kesaksian tentang kebenaran (Yoh 18:37).
Yoh 18:37 - “Maka kata Pilatus kepadaNya: ‘Jadi Engkau adalah raja?’ Jawab Yesus: ‘Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.’”.


3)   Supaya Ia bisa menjadi teladan bagi manusia (Mat 11:29  Yoh 13:14-15  Fil 2:5-8  Ibr 12:2-4  1Pet 2:21).

Mat 11:29 - “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”.

Yoh 13:14-15 - “(14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; (15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”.

Fil 2:5-8 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”.

Ibr 12:2-4 - “(2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. (4) Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.”.

1Pet 2:21 - “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya.”.

Kalau Ia tetap sebagai Allah, maka bagaimanapun sucinya Ia hidup, Ia tidak bisa menjadi teladan bagi manusia, karena manusia tidak bisa melihat Dia. Tetapi dengan Ia sudah menjadi manusia, maka manusia bisa melihat kehidupanNya yang suci dan meneladaniNya.

4)  Supaya Ia bisa merasakan pencobaan dan penderitaan yang dialami oleh manusia. Dengan demikian Ia bisa bersimpati terhadap manusia yang menderita dan dicobai dan bisa meno­long mereka (Ibr 2:17-18  Ibr 4:15).

Ibr 2:17-18 - “(17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”.

Ibr 4:15 - “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”.



II) Tujuan UTAMA kedatangan Yesus ke dalam dunia ini.

Tujuan utama kedatangan Yesus ke dalam dunia ini dinyatakan dalam ay 21: “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”.

1)   Nama ‘Yesus’.
Firman Tuhan menyuruh Yusuf menamai Anak itu ‘Yesus’, karena ‘Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka’ (ay 21).

‘Yesus’ artinya sama dengan ‘Yosua’, yang berarti ‘Yahweh adalah keselamatan’.

William Barclay: “Jesus is the Greek form of the Jewish name Joshua, and Joshua means Jehovah is salvation.” [= Yesus adalah bentuk Yunani dari nama Yahudi Yosua, dan Yosua berarti ‘Yehovah adalah keselamatan’.] - hal 19.

Pulpit Commentary: “‘Jesus.’ It is the Greek form of the familiar ‘Joshua;’ but it has a significance and a history. It is really Hoshea, or Hoshua, ‘the Helper,’ with the name of God added as a prefix, Je-hoshua, shortened to Joshua.” [= ‘Yesus’. Ini merupakan bentuk Yunani dari nama ‘Yosua’ yang begitu dikenal; tetapi nama itu mempunyai arti dan sejarah. Sebetulnya itu adalah Hosea, atau Hosua, ‘sang Penolong’, dengan nama Allah ditambahkan sebagai awalan, Ye-hosua, disingkat / dipendekkan menjadi Yosua.] - hal 28.

Matthew Henry: “Jesus is the same name with Joshua, the termination only being changed, for the sake of conforming it to the Greek. Joshua is called Jesus (Acts 7:45; Heb 4:8), [= Yesus adalah nama yang sama dengan Yosua, hanya akhirannya diganti, untuk menyesuaikannya dengan bahasa Yunani. Yosua disebut Yesus (Kis 7:45; Ibr 4:8),].

Kis 7:45 - “Kemah itu yang diterima nenek moyang kita dan yang dengan pimpinan Yosua dibawa masuk ke tanah ini, yaitu waktu tanah ini direbut dari bangsa-bangsa lain yang dihalau Allah dari depan nenek moyang kita; demikianlah sampai kepada zaman Daud.”.
KJV: ‘Jesus’ [= Yesus].
RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV: ‘Joshua’ [= Yosua].

Ibr 4:8 - “Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.”.
KJV: ‘Jesus’ [= Yesus].
RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV: ‘Joshua’ [= Yosua].

Easton’s Bible Dictionary: “Jesus, ... This is the Greek form of the Hebrew name Joshua, which was originally Hoshea (Num 13:8,16), but changed by Moses into Jehoshua (Num 13:16; 1 Chron 7:27), or Joshua. After the Exile it assumed the form Jeshua, whence the Greek form Jesus. It was given to our Lord to denote the object of his mission, to save (Matt 1:21).” [= Yesus, ... Ini adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani ‘Yosua’, yang aslinya adalah ‘Hosea’ (Bil 13:8,16), tetapi diganti oleh Musa menjadi Yehosua (Bil 13:16; 1Taw 7:27), atau ‘Yosua’. Setelah Pembuangan itu mengambil bentuk ‘Yeshua’, dari mana muncul bentuk Yunani ‘Yesus’. Itu diberikan kepada Tuhan kita untuk menunjukkan tujuan dari missiNya, untuk menyelamatkan (Mat 1:21).].

Bil 13:8,16 - “(8) dari suku Efraim: Hosea bin Nun; ... (16) Itulah nama orang-orang yang disuruh Musa untuk mengintai negeri itu; dan Musa menamai Hosea bin Nun itu Yosua [KJV/Ibrani: ‘Jehoshua’].”.
1Taw 7:27 - “dan anak orang ini ialah Nun, dan anak orang ini ialah Yosua.”.

Neh 8:18 - “Seluruh jemaah yang pulang dari pembuangan itu membuat pondok-pondok dan tinggal di situ. Memang sejak zaman Yosua bin Nun sampai hari itu orang Israel tidak pernah berbuat demikian. Maka diadakanlah pesta ria yang amat besar.”.
KJV/RSV/ASV: ‘Jeshua the son of Nun’ [= Yeshua bin Nun].
NIV/NASB/NKJV: ‘Joshua the son of Nun’ [= Yosua bin Nun].
Ibrani: Yeshua.
Jadi memang nama ‘Yosua’ bisa dibaca ‘Yeshua’.

Hitchcock’s Bible Names Dictionary (dengan entry ‘Jeshua’): “Jeshua ... same as Joshua” [= Yeshua ... sama dengan Yosua].

William Hendriksen (tentang Mat 1:1): Our English word ‘Jesus’ is really Latin from the closely resembling Greek Iesous. This, in turn, is the hellenized form of the late Hebrew Jeshua, the contracted form of Jehoshua (Josh. 1:1; Zech. 3:1). The latter means ‘Jehovah is salvation.’ In the shorter form Jeshua the stress is on the verb; hence, ‘he will certainly save.’ This reminds us of Matt. 1:21, ‘You shall call his name Jesus, for he will save his people from their sins.’ [= Kata bahasa Inggris kita ‘Jesus’ sesungguhnya adalah kata Latin dari kata Yunani yang sangat mirip IESOUS. Ini, selanjutnya, adalah bentuk yang diYunanikan dari kata Ibrani baru-baru ini Yeshua, bentuk singkat dari Yehosua (Yos 1:1; Zakh 3:1). Yang terakhir ini berarti ‘Yehovah adalah keselamatan’. Dalam bentuk yang lebih pendek Yeshua penekanan ada pada kata kerja; jadi, ‘Ia pasti akan menyelamatkan’. Ini mengingatkan kita tentang Mat 1:21, ‘engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”].

Lalu dari mana nama ‘Yahshua’???
Nama ini merupakan nama ciptaan / khayalan orang-orang dari kelompok Yahweh-isme, dan SEBETULNYA TIDAK PERNAH ADA DALAM ALKITAB (Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru) MAUPUN SEJARAH.

2)   Kata ‘Dia’ yang saya garis bawahi dalam bahasa Yunaninya ditekankan. Mengapa perlu ditekankan? Mungkin karena Tuhan tahu bahwa orang sering mengganti Yesus dengan hal-hal yang berhubungan dengan Yesus, seperti gereja, baptisan, perbuatan baik, dan sebagainya. Tidak, semua itu tidak bisa menyelamatkan! Hanya Dia, Yesus, yang bisa menyelamatkan kita dari dosa / hukuman dosa! Secara tidak langsung ini juga menunjukkan bahwa kalau Yesus tidak datang, maka umat manusia tidak akan bisa selamat.

3)   Sekarang perhatikan kata-kata “yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.”.

a)‘UmatNya’.
Ini tidak bisa diartikan orang Yahudi saja, tetapi harus diartikan ‘orang pilihan Allah dari semua bangsa’. Yesus memang tidak datang hanya untuk bangsa Yahudi saja. Ini terlihat dengan jelas dari ayat-ayat seperti Kej 12:3  Mat 28:19  Kis 1:8  Kis 10:34-35  Roma 11:11-24.

Calvin (tentang Mat 1:21): “By Christ’s ‘people’ the angel unquestionably means the Jews, to whom he was appointed as Head and King; but as the Gentiles were shortly afterwards to be ingrafted into the stock of Abraham, (Romans 11:17,) this promise of salvation is extended indiscriminately to all who are incorporated by faith in the ‘one body’ (1 Corinthians 12:20) of the Church.” [= Dengan ‘umat’ Kristus sang malaikat tak diragukan memaksudkan orang-orang Yahudi, bagi siapa Ia ditetapkan sebagai Kepala dan Raja; tetapi karena orang-orang non Yahudi segera setelahnya dicangkokkan ke dalam tunggul Abraham, (Ro 11:17), janji keselamatan ini diperluas secara tanpa pandang bulu kepada semua orang yang dipersatukan oleh iman ke dalam ‘satu tubuh’ (1Kor 12:20) dari Gereja.].
Ro 11:17 - “Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,”.
1Kor 12:20 - “Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.”.

b)   ‘menyelamatkan dari dosa’.
Ini mencakup 2 hal:

1.   Menebus dari dosa, mengampuni dosa, membebaskan dari hukuman.

William Hendriksen (tentang 1Tim 1:15): It was to save sinners that Christ Jesus came into the world. He did not come to help them save themselves, nor to induce them to save themselves, nor even to enable them to save themselves. He came to save them! [= Adalah untuk menyelamatkan orang-orang berdosa maka Kristus Yesus datang ke dalam dunia. Ia tidak datang untuk menolong mereka menyelamatkan diri mereka sendiri, atau untuk mendorong / mendesak mereka untuk menyelamatkan diri mereka sendiri, atau bahkan tidak untuk memampukan mereka untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Ia datang untuk menyelamatkan mereka!].

Kata-kata ‘dari dosa mereka’, menunjukkan bahwa dalam beriman kepada Yesus, saudara harus percaya kepadaNya sebagai Juruselamat dosa, bukan sekedar sebagai pelaku mujijat, teladan, pemberi berkat, penyembuh penyakit dsb.

Pulpit Commentary (tentang Mat 1:21): “‘Jesus.’ ... in the dream, a very full translation of the name was given. It was said to declare Messiah’s mission to be ‘saving the people from their sins,’ and ‘from their sins’ is designedly set in contrast with ‘from their troubles,’ so that the moral and spiritual character of the mission should be made quite plain. ... It is the fact that our supreme need arises out of our sins that decides the sphere of the Divine helping.” [= ‘Yesus’. ... dalam mimpi, diberikan suatu terjemahan yang sangat lengkap / penuh dari nama itu. Diucapkan untuk menyatakan missi Mesias sebagai ‘menyelamatkan umatNya dari dosa mereka’, dan kata-kata ‘dari dosa mereka’ secara sengaja dikontraskan dengan ‘dari kesukaran mereka’, sehingga sifat moral dan rohani dari missi itu dibuat jadi jelas. ... Fakta bahwa kebutuhan kita yang tertinggi muncul dari dosa-dosa kita yang menentukan ruang lingkup / bidang dari pertolongan Ilahi.] - hal 28.

Bdk. 1Kor 15:19 - “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.”.

Kalau saudara percaya kepada Yesus hanya supaya sembuh dari penyakit, atau lepas / bebas dari problem duniawi, atau supaya diberkati secara jasmani / menjadi kaya, dsb, maka saudara termasuk orang-orang yang dimaksudkan oleh Paulus dalam ayat di atas ini!

Saudara harus percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa saudara, supaya saudara masuk surga setelah kematian!!!

Demikian juga dalam penginjilan, hal inilah yang harus saudara tekankan! Kalau dalam penginjilan saudara terus berbicara tentang kesembuhan ilahi / mujijat, maka saudara akan menghasilkan ‘petobat’ yang hanya percaya kepada Yesus sebagai dokter / penyembuh / pelaku mujijat. Itu tidak menyelamatkan dia! Tetapi kalau dalam penginjilan saudara menceritakan kematian Kristus untuk menebus dosa, maka saudara akan menghasilkan petobat sejati yang betul-betul percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dosa.

2.   Membebaskan dari perhambaan dosa (Yoh 8:34-36  1Pet 2:24).
Yoh 8:34-36 - “(34) Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. (35) Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. (36) Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.’”.
1Pet 2:24 - “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh.”.

Dengan demikian kita yang tadinya tidak bisa berbuat baik, sekarang bisa berbuat baik. Dengan kata lain, kita mengalami pengudusan.

Matthew Henry: “Christ came to save his people, not in their sins, but from their sins; to purchase for them, not a liberty to sin, but a liberty from sins, to redeem them from all iniquity (Titus 2:14); and so to redeem them from among men (Rev. 14:4) to himself, who is separate from sinners.” [= Kristus datang untuk menyelamatkan umatNya, bukan dalam dosa mereka, tetapi dari dosa mereka; untuk membeli bagi mereka, bukan suatu kebebasan untuk berbuat dosa, tetapi suatu kebebasan dari dosa, untuk menebus mereka dari semua kejahatan (Titus 2:14); dan dengan demikian menebus mereka dari antara manusia (Wah 14:4) bagi diriNya sendiri, yang terpisah dari orang-orang berdosa.].


Tit 2:13b-14 - “(13b) ... Yesus Kristus, (14) yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik.”.

Orang Kristen yang sejati harus mengalami kedua hal di atas ini.

Calvin (tentang Mat 1:21): “Hence, too, we learn in what way or manner Christ saves; he delivers us from sins. This deliverance consists of two parts. Having made a complete atonement, he brings us a free pardon, which delivers us from condemnation to death, and reconciles us to God. Again, by the sanctifying influences of his Spirit, he frees us from the tyranny of Satan, that we may live ‘unto righteousness,’ (1 Peter 2:24.) Christ is not truly acknowledged as a Savior, till, on the one hand, we learn to receive a free pardon of our sins, and know that we are accounted righteous before God, because we are free from guilt; and till, on the other hand, we ask from him the Spirit of righteousness and holiness, having no confidence whatever in our own works or power.” [= Maka / karena itu, kita juga belajar dengan jalan atau cara apa Kristus menyelamatkan; Ia membebaskan kita dari dosa-dosa. Pembebasan ini terdiri dari dua bagian. Setelah membuat penebusan yang lengkap / sempurna, Ia membawa bagi kita pengampunan yang cuma-cuma, yang membebaskan kita dari hukuman pada kematian, dan mendamaikan kita dengan Allah. Selanjutnya, oleh pengaruh-pengaruh pengudusan dari RohNya, Ia membebaskan kita dari tirani Iblis, sehingga kita bisa hidup ‘untuk kebenaran’, (1Pet 2:24). Kristus tidak sungguh-sungguh diakui sebagai Juruselamat, sampai, pada satu sisi, kita belajar untuk menerima pengampunan dosa-dosa kita, dan tahu bahwa kita diperhitungkan benar di hadapan Allah, karena kita bebas dari kesalahan; dan sampai, pada sisi yang lain, kita meminta dari Dia Roh kebenaran dan kekudusan, dan tak mempunyai keyakinan apapun dalam pekerjaan atau kekuatan kita sendiri.].


Tetapi jaman sekarang banyak orang kristen yang yakin kalau dosanya sudah diampuni, tetapi hidupnya sama sekali tidak berubah. Kalau saudara adalah orang seperti itu ingatlah bahwa Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17,26)! Juga perhatikan kutipan-kutipan kata-kata J. C. Ryle dalam bukunya yang berjudul ‘Holiness’ [= Kekudusan] di bawah ini:
1.    “A ‘saint’, in whom nothing can be seen but worldliness or sin, is a kind of monster not recognized in the Bible!” [= Se‘orang kudus’, dalam diri siapa tidak terlihat apapun kecuali keduniawian atau dosa, adalah sejenis monster yang tidak dikenal dalam Alkitab!] - hal 19.

2.   “I do not understand how a man can be a true believer unto whom sin is not the greatest burden, sorrow and trouble.” [= Aku tidak mengerti bagaimana seseorang bisa adalah orang percaya yang sejati kalau bagi dia dosa bukanlah beban, kesedihan dan kesukaran yang terbesar.] - hal 38, kata-kata ini dikutip J. C. Ryle dari John Owen.

3.   “I fear it is sometimes forgotten that God has married together justification and sanctification. They are distinct and different things, beyond question, but one is never found without the other. All justified people are sanctified, and all sanctified are justified. What God has joined together let no man dare to put asunder.” [= Aku takut bahwa kadang-kadang dilupakan kalau Allah telah mengawinkan pembenaran dan pengudusan. Tidak usah diragukan bahwa mereka memang adalah 2 hal yang berbeda, tetapi yang satu tidak pernah ada tanpa yang lain. Semua orang yang dibenarkan juga dikuduskan, dan semua yang dikuduskan juga dibenarkan. Apa yang telah dipersatukan Allah jangan ada yang berani menceraikannya.] - hal 46.
4.   “He and sin must quarrel, if he and God are to be friends.” [= Ia dan dosa harus bertengkar, kalau ia mau berteman dengan Allah.] - hal 68.

c)Cara Kristus menyelamatkan.
Ia menyelamatkan kita dari dosa dengan jalan mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita. Karena Ia mau mati inilah maka Ia harus dilahirkan / berinkarnasi sebagai manusia.


“YESUS MATI SUPAYA KITA BISA HIDUP”.
“ANAK ALLAH MENJADI MANUSIA SUPAYA MANUSIA BISA MENJADI ANAK ALLAH”.


-o0o-

 




No comments:

Post a Comment