Pages

14 March 2015

Penyaliban dan Kristologi Penderitaan Yesus Di Kayu Salib Tidak Nyata - Doketik (3)



Oleh: Edwin Yamauchi, Ph.D (Professor of History)

Penyaliban dan Kristologi Penderitaan  Yesus Di Kayu Salib Tidak Nyata  - Doketik (3)


Bacalah lebih dulu Bagian 2

IV.Perjanjian Baru Yang Bersifat Apokrifa (Yang Diragukan Keotentikannya)
Baik dalam kategori “kelahiran” dan “Gnostik” kitab-kitab Perjanjian Baru yang bersifat apokrifa  telah dijangkiti dengan  ciri-ciri doketik atau hal-hal yang menyerupai doketik[49]. Sebuah Injil Kelahiran berbahasa Latin dalam Manuskrip Arundel memiliki laporan mengenai bidan yang telah membantu Kelahiran:”Dan aku  memberanikan diri dan  membungkuk dan menyentuhnya,...  ... bayi laki-laki itu tidak seperti anak-anak lainya yang dilahirkan. ...Dan sementara aku sangat terheran-heran karena bayi itu tidak menangis sebagaimana bayi-bayi  baru lahir yang lazimnya menangis...”[50].

Kitab Ascension of Isaiah 11:7-14 memiliki kisah kelahiran sang bayi:

Dan setelah 2 bulan, ketika Yusuf telah berada di kediamannya, dan isterinya Maria, namun keduanya sendirian, pada suatu waktu, selagi mereka sendirian, waktu Maria menjuruskan pandangan kedua matanya dan melihat seorang anak kecil, dan dia telah ditakjubkan. Dan ketika ketakjubannya berlalu, kandungannya didapati seolah dalam keadaan masih mengandung anak itu. ... Beberapa telah berkata, “Sang perawan Maria telah melahirkan 2 bulan sebelum menikah,”dan banyak yang berkata,”Dia  belum  melahirkan: sang bidan belum mendatanginya dan kita tidak ada mendengar jeritan-jeritan sakit”[51].


Injil Kelahiran Thomas menghubungkan bagaimana Yesus sebagai seorang  anak kecil tidak seperti anak-anak lainnya dalam kuasa-kuasa mujizat. Selagi dia bertumbuh menjadi pemuda, kitab Acts of Peter (20) memberitahukan kita: “Dia telah makan dan minum untuk kepentingan kita, walaupun dia sendiri tanpa lapar dan haus...”[52]


Ekpresi doketisme paling tajam  ditemukan dalam relasi dengan penderitaan Kristus. Eusebius(H.E.VI.12:2-6) mengatakan kepada kita bagaimana Serapion, bishop Antiokia (pada pertengahan ke dua  abad ke 2), pertama-tama mengizinkan pembacaan Injil Petrus pada bagian saat Kristus disalibkan yang berbunyi “dia telah menggengam damainya, seolah-olah dia tidak merasakan derita apapun,” dan ketika Dia menyudahinya, Dia berteriak, “Kuasa-Ku, O kuasa, engkau telah meninggalkanku”[53].


Kitab Acts of John, yang juga berasal dari akhir abad ke 2, sangat eksplisit dalam doketismenya yang lebih maju[54]. Yohanes menyatakan  Yesus bahwa “dia terkadang telah menampakan diri kepadaku sebagai seorang pria kecil dengan tampilan buruk, dan kembali menampakan diri dengan menengadahkan kepalanya ke langti”[55]. Acts of John juga mengatakan, “Kadang kala dadanya terasa olehku  halus dan lembut, tetapi terkadang keras seperti batu karang,”[56] dan juga diberitakan,”Kadang kala ketika saya bermaksud menjamahnya saya mendapatkan  sebuah material, tubuh  yang keras /kokoh; tetapi pada lain kesempatan kembali kala saya merasakan tubuhnya, substansi tubuhnya ternyata tidak berwujud  jasmaniah dan  tidak berwujud tubuh manusia sepatutnya, dan seolah-olah tidak berwujud sama sekali.”[57]


Pada saat penyaliban, Yohanes melarikan diri ke sebuah goa, dimana  Yesus yang sejati menjelaskan kepadanya misteri salib tersebut:

Yohanes, bagi orang-orang di bawah di Yerusalem, saya sedang disalibkan dan ditikam dengan tombak dan gelagah dan telah diberi minum anggur dan empedu pahit untuk diminum. Tetapi kepadamu, aku sedang memberitahumu, dan dengarkan apa yang aku katakan”[58].



Tetapi ini bukan kayu salib itu yang akan engkau lihat ketika engaku turun dari  sini; atau juga bukan Aku (orang) yang sedang ada di atas salib itu,(Aku) yang sekarang tidak kamu lihat tetapi hanya mendengarkan suara(ku). Aku telah dibuat menjadi aku yang bukan sebenarnya karena bagi bagi kebanyakan yang lainya aku memang adalah yang dilihat mereka; tetapi apa yang akan mereka katakan akanku adalah tak pantas dan menghinaku”[59].



V.Teks-Teks  Nag Hammadi
Sebagaimana terdapat dalam catatan-catatan patristik demikian juga dalam teks-teks Nag Hammadi yang telah dipublikasikan[60], kita berjumpa dengan sebuah variasi pandangan-pandangan doketik yang merentang muldai dari yang murni doketik, memiliki kemungkinan doketik, dan bahkan hingga ekspresi-ekspresi antidoketik[61].



A.Teks-Teks  Yang Secara Nyata Doketik
Ada 2 ilustrasi yang menyolok mengenai “substitusionari”  bersifat doketik dari Basilides(Adv.Haer.I.24.4): “Second Treatise (Logos) of Great Seth (CG VII,2), dan Apocalypse of Peter (CG VII,3), yang mana didalamnya kita memiliki Juruselamat sedang  menertawai kebodohan rakyat banyak yang secara keliru percaya bahwa mereka telah menyalibkan Dia[62]. Dalam catatan sebelumnya (55.9-19, 31-56.19), kita memiliki bagian teks seperti ini:

“Dan aku sedang berada di dalam mulut-mulut singa. ... Tetapi aku tidak  merasa menderita sama sekali. Mereka  di sana yang telah menghukumku. Dan aku tidak mati dalam realita tetapi dalam penampakan. ... Karena kematianku yang mereka sangka telah terjadi, (telah terjadi) bagi mereka dalam kesalahan mereka dan kebutaan, karena mereka telah memaku orang mereka sendiri menuju kematian. ... Ya, mereka telah melihatku; mereka telah menghukumku. Itu adalah orang yang lain, ayah mereka, yang telah meminum empedu pahit dan anggur tersebut; itu bukanlah Aku. Mereka memukuliku dengan gelagah; itu orang lain yang sedang dipukuli, Simon yang telah memikul salib di atas bahunya. Itu adalah orang lain yang mereka yang atasnya  telah dimahkotai dengan mahkota duri. Tetapi aku telah bersukacita di tempat tinggi atas semua kemakmuran para penyelenggara dan  kesalahan mereka yang mengalir, akan kemuliaan mereka yang hampa. Dan aku menertawai ketaktahuan mereka”[63].


Catatan Apocalypse of Peter (81.15-24;82.27-83.8) membuat pernyataan yang secara mencengangkan serupa:

Sang Juruselamat telah berkata padaku,”Dia yang telah kamu lihat pada tiang itu, senang dan tertawa-tawa, ini adalah Yesus yang hidup. Tetapi dia yang satu ini yang kedalam  dua tangan dan kakinya mereka palukan paku-paku adalah bagiannya yang bersifat daging, yang adalah orang pengganti untuk dipermalukan, orang yang telah dibuat menjadi serupa atau dimiripkan dengannya.”


Tetapi dia yang berdiri dekat dengannya adalah Juruselamat yang hidup, yang pertama di dalam dirinyam yang telah mereka tangkap dan bebaskan, yang berdiri penuh sukacita memandang mereka yang telah melakukan kekerasan padanya, sementara mereka berselisih paham diantara mereka sendiri. Karena itu dia tertawa atas pemahaman mereka yang  kurang, mengetahui bahwa mereka dilahirkan buta. Sehingga kemudian  dia yang rapuh akan penderitaan akan datang, karena tubuhnya adalah tubuh pengganti. Tetapi aoa yang mereka telah lepaskan adalah tubuhku yang tak berwujud.”[64]


Dalam  First Apocalypse of James (CG V.3; 31.14-19) kita menemukan pernyataan berikut: : ”Yesus berkata, “Yakobus, janganlah menjadi cemas akan aku atau karena orang ini. Aku adalah dia yang ada didalam diriku. Tak pernah aku menderita dalam cara bagaimanapun”[65]. Dalam  Second Apocalypse of James (CG V,4) kita memiliki  beberapa bagian teks yang mungkin doketik (contoh 57.10-20)[66], tetapi kita tidak memiliki penyangkalan skala besar identitas dia yang disalibkan bersama sang Juruselamat[67].


Dalam Letter of Peter to Philip kita memiliki bagian teks berikut ini(139.9-22):
Dan Petrus telah membuka mulutnya, dia telah berkata kepada murid-muridnya, “[Apakah] Tuan Yesus kita, ketika dia berada di dalam tubuh jasmani, memperlihatkan kepada kita setiap hal?’ ... Dia telah berkata  begini:”Iluminator kita, Yesus[telah datang] turun dan telah disalibkan. Dan Dia telah mengenakan sebuah mahkota berduri. Dan dia telah dikenakan sebuah pakaian ungu. Dan dia telah bangkit dari kematian. Saudara-saudaraku, Yesus adalah orang asing bagi penderitaan ini”[68].

Kita memiliki penyangkalan serupa akan penderitaan sang Juruselamat dalam Zostrianos (CGVIII, 1:48.27-29): “Dia di sana lagi, dia yang menderita walaupun dia tak dapat mengalami derita, karena dia  adalah sebuah kuasa atas sebuah kuasa.”[69]


Dalam  traktat sangat penting, Trimorphic Protennoia (CG XIII,I) kita mendapatkan banyak paralel dengan Prolog Injil  Yohanes—begitu banyak kesamaan sehingga James Robinsion dan anggota-anggota Berliner Arbeitskreis fȕr  koptisch-gnostische Schriften, sebuah kelompok Berlin Timur yang mencakup pakar Berlin Barat, Carsten Colpe, telah mengusungnya sebagai  Vorlage Prolog Yohanin[70]. Pitted telah melawan pandangan ini yang merupakan argumen-argumen Y.Janssens[71] dan R.McL. Wilson[72] yang memiliki analisa-analisa yang menuntun mereka untuk menyimpulkan bahwa Trimorphic Protennoia adalah sekunder.


Mendukung studi mereka adalah studi J.Helderman, yang mendemonstrasikan bahwa penggunaan kata adaptasi Yunani skene sebagai sebuah kata benda dalam 47.16,”Ketiga kali Aku telah menyingkapkan diriku sendiri kepada mereka [dalam] kemah-kemah mereka sebagai sang Firman,”[73] merupakan sebuah transformasi kata kerja eskenosen, “Dia telah ditabernakelkan,” dalam Yohanes 1:14 dalam sebuah pengarahan  yang jelas doketik[74]. Sang Penebus menyingkapkan dirinya sendiri kepada yang dipilih dalam dunia terang, ketimbang tinggal bersama dengan manusia dalam materi dunia.


Bersambung ke Bagian 4


Diterjemahkan dan diedit oleh: Martin Simamora. Dari : The Crucifixion and Docetic Christology- Concordia Theological Quarterly, Volume 46 Number 1 January 1982




Catatan kaki:
49Cf. E.M. Yamauchi. "The Word from Nag Hammadi." Christianity, Today.1. 3 (.Jan. 13. 1978). pp. 19-22.
50E. Hennecke and W. Schneemelcher. eds.. New Tesrament Apocrypha I [hereafter .VTA 4 (Philadelphia: Westminster. 1963). p. 4 14.
51NTA 11. p. 661: cf. AcrsqfPerer24 in ihid.. p. 307. See A. Grillmeier, Christ in Chri~rian Tradirion (Atlanta: John Knox. rev. ed.. 1975). 1. p. 66.
52.NTA 11. p. 302.
53NTA 1. p. 184.
54M.R.. James. Apocrypha anecdota lI(Cambridge: Cambridge University.1897). p. xv. declared of the Acts of John: "It is as important a document for the knowledge of Docetism as can be found . . . primary, because it is a statement of doctrine by a member of the Docetic sect, and not the representation of a hostile critic."
55.NTA 11. p. 225.
56Ibid.. p. 226.
57Ibid.. p. 227.
58Ibid.. p. 232.
59Ibid.. p. 233. For an atypically anti-docetic passage in theapocryphal New Testament. see the purported letter of Paul to the Corinthians embedded in the Acts of Paul. ibid.. pp. 374-76.
60See E.M. Yamauchi, "New Light on Gnosticism," Christianity Today 23 (Oct. 6, 1978), pp. 36-40, 42-43.
61See K.M. Fischer, "Der johanneische Christus und der gnostische Erloser," GNT. pp. 246-66; K.-W. Troger. "Doketistische Christologie in Nag-Hammadi-Texten," Kairos, 19( 1977),45-52; U.Bianchi, "Docetism,” in Myths and Symbols.e d. J. M. Kitagawa and C.H. Long (Chicago University of Chicago, 1969). pp. 265-73. 1 have not seen P. Weigand, Der Doketismus im Urchristentum und in der theolologischen Entwickluricklung des  zweiten Jahrhunderts ('Theol. Diss., Heidelberg, 1961), or K.-W. Troger, Die Passion Jesu Christi der Gnosis nach den Schriften von Nag Hammadi (Berlin, 1977).
62Cf. the striking title of John Dart's book. The Laughing Savior(New York Harper and Row, 1976).
63James M. Robinson, ed ., The Nag Hammadi Library in English [hereafter NHL] (New York: Harper and Row. 1977). p. 332.
64lbid., p. 344. Cf. S.K. Brown and C.W. Briggs, "The Apocalypse of Peter Brigham Young Studies, 15 (1974/75), 131-45. Some Mormon apologist are now claiming that parallels between the Nag Hammadi texts and the  Book Of Mormon and other Mormon documents confirm the latter.
65NHL, p. 245.
66Ibid., p. 253.
67W.- P. Funk, Die zweite Apokalypse des Jakobus aus Nag Hammadi Codex V (TU 119; Berlin: Akademie-Verlag, 1976). pp. 107. 206.
68NHL, p.397
69Ibid., p. 381
70J.M. Robinson in a paper read at the SBL meeting in New Orleans on Nov 19, 1978. Cf.G. Schenke, "Die dreigestaltige Protennoia." TLZ, 99 (1974), cols.731-46
71NHL p.469
72R. McL. Wilson, "The Trimorphic Protennoia." in Gnosicis and Gnocism, ed. M. Krause (Leiden:E.J.Brill, 1977). pp. 50-54. See also E.M. Yamauchi, "Jewish Gnosticism? The Prologue of .John, Mandean: Parallels and the Trimorphic Protennoia," (Gilles Quispell festshrift ed. R.van den Broek (Leiden: E.J. Brill, forthcoming), pp. 264-82.
 73NHL P.469
74J. Helderman, " 'In ihren Zelten . . .' Bemerkungen bei Codex XIII in Miscellanea Neotestamentica I,  T.Baarda. A.F.J. Klijn, and W.C. van Unnik (Ieiden: E.J. Brill, 1978), p. 207.

No comments:

Post a Comment